"Jangan sampai tenggorokan kering karena terlalu lama bicara tanpa mencicipi minuman segar," kata pria itu.Tanpa ragu, Violeth mengangkat gelasnya. "Ya, aku juga haus. Ayo Carver, minumlah."Carver mengangkat gelasnya juga.Pria itu menyesap minumannya perlahan sambil tersenyum pada Violeth dan Carver. Keempat sahabat yang berdiri di belakangnya juga ikut tersenyum tanpa menunjukkan apapun yang membuat Carver curiga.Lambat laun Carver hampir membawa minuman ke bibirnya saat Violeth hampir mendekatkan gelas ke bibirnya.Tiba-tiba ....Dua pria berkemeja hitam, tinggi dan besar, mencengkeram gelas Carver dan Violeth erat-erat, agar tidak menempel di bibir."Berhenti! Kuharap kamu tidak meminum minuman ini," kata salah satu pria jangkung.Carver dan Violeth terdiam saat gelas mereka diambil alih oleh pria mengerikan yang datang dari arah yang tidak diketahui.PYAARRR!!!PYAAARRR!!!Seketika semua orang yang ada di pesta itu terkejut ketika dua pria bertubuh besar membanting dua gelas
"Lalu siapa kamu dan keenam rekanmu?" Carver menatap ke arah keenam lelaki berbadan besar yang menangkap para lelaki berpakaian jas yang baru saja akan membunuhnya dengan racun mematikan. "Kami adalah para pengawal yang akan selalu menjaga anda," jawab lelaki berbadan besar. "Siapa yang menyuruh kalian?" Carver hanya memiliki prasangka jika mungkin itu ada kaitannya dengan seorang lelaki CEO perusahaan Leopard Enterprise yang mengaku sebagai ayahnya. "Itu tidak terlalu penting, Tuan Carver." Di samping Carver, Violeth masih mendekap erat lengan Carver dengan ekspresi takut berdasarkan apa yang baru saja terjadi. Jika tidak ada para lelaki bertubuh besar yang mengaku sebagai para pengawal suaminya, Violeth tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi dengan dirinya dan Carver ketika meminum minuman yang mengandung racun mematikan. Di sisi lain, dua lelaki yang sedari tadi mengamati keberadaan Carver, kini mengambil foto Carver yang tengah berdiri dengan seorang wanita yang berna
"Benar sekali, Tuan Carver." Lelaki bertubuh besar sepemikiran."Tapi, jangan kalian lakukan tindak kejahatan terhadap Tuan Thomas, dia adalah orang baik dan kurasa kelima lelaki berpakaian jas hanya memfitnah Tuan Thomas," pinta Carver. Lelaki bertubuh besar merasa kebingungan dengan jalan pemikiran Carver. Karena lelaki bertubuh besar percaya dengan pengakuan lelaki berpakaian jas. "Tapi, Tuan Carver ....""Kalau kalian memang para pengawal, jangan membantah apa yang ku katakan!" Carver berucap dengan tatapan mengkilat tajam. Lelaki bertubuh besar hanya bisa menjawab dengan menganggukkan kepala menuruti semua kemauan Carver. Sesuai dengan perintah seorang lelaki yang memberi tugas mereka sebagai pengawal, dimana para pengawal harus menuruti semua yang diperintahkan Carver tanpa terkecuali. Violeth yang berada di dekat Carver membisikkan sesuatu kepada suaminya. Tapi Carver seperti tidak memperdulikan bisikan istrinya. Lelaki bertubuh besar sesekali menatap Violeth, seorang wan
Tapi lelaki bertubuh besar tidak mendengarkan ucapan itu, tangannya mengepal dengan kencang sampai memperlihatkan otot-ototnya. "Tunggu! Kurasa ini sudah cukup," ucap Carver menghentikan tindakan lelaki bertubuh besar. Carver merasakan ada yang disembunyikan dari kelima lelaki berpakaian jas tentang semua kejadian di pesta ini. Tapi Carver tidak akan memberitahu kepada lelaki bertubuh besar agar tidak memperpanjang kemarahan kepada lelaki berpakaian jas. "Tapi, Tuan Carver, ejahatan tidak bisa dibiarkan." Lelaki bertubuh besar kembali menghantamkan kepalan tangannya ke arah lelaki berpakaian jas. "Baiklah. Aku mengucapkan terima kasih karena kalian telah menyelamatkanku," ucap Carver kepada para lelaki bertubuh besar yang mengaku sebagai seorang pengawal. "Itu sudah menjadi tanggung jawab kami, Tuan Carver." Violeth hanya diam saja sembari menatap satu persatu para lelaki bertubuh besar yang diketahui sebagai pengawal penjaga Carver. Para lelaki bertubuh besar tampak sangat men
"Awas kamu kalau sampai makanan nanti tidak enak," ancam Violeth yang sedari tadi sudah menahan lapar. Andai saja ke restoran, Violeth beranggapan laparnya akan segera hilang seiring dengan makanan dan minuman yang masuk ke dalam perutnya. "Kalau enak, kamu harus memberiku hadiah," ucap Carver. "Oke. Kalau makanan kamu enak, kamu boleh meminta permintaan apa saja sebagai hadiahnya." Violeth yakin dengan tawarannya. "Tapi kalau tidak enak, bersiap-siaplah aku akan meminta sesuatu darimu." "Setuju!" Carver mengacungkan jari kelingkingnya. Violeth langsung mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Carver sebagai tanpa persetujuan. "Jika masakan kamu tidak enak, aku akan memberimu hukuman dengan memintamu untuk bertelanjang di dalam kamarku selama satu bulan lamanya." Violeth berucap sembari memincingkan mata. "Tapi jika masakan kamu enak, kamu boleh meminta dariku apa saja.""Satu bulan? Lalu bagaimana aku bisa keluar rumah?" Carver terkejut. "Kamu takut?" "Tidak," bal
"Kenapa dilempar?" Violeth menghentikan kunyahan makanan di mulutnya. "Seseorang yang memberikan kotak itu hanya iseng dengan kita." Carver mengambil kotak yang sempat dibuang ke lantai. "Cobalah lihat apa isi didalamnya."Tampak di bagian dalam kotak yang terbuat dari bahan kardus murahan berlapis semacam kertas kado, sama sekali tidak ditemukan benda sekecil atom yang mengisi kotak berukuran 20 sentimeter kubik. Violeth mengambil kotak itu dan menghentakkan ke meja berharap ada sesuatu yang berada di kotak itu jatuh dan terlihat di pandangan matanya. Kotak itu adalah sebuah kotak hadiah yang diberikan oleh seseorang yang mengaku sebagai pengagum Violeth selaku putri CEO perusahaan Fletcher Company. Seseorang itu memberikan ketika Violeth akan melahap makanan yang dihidangkan oleh pelayan restoran. "Pantas saja ketika kuterima tadi sangat ringan, ternyata kosong," ucap Violeth. "Aku sejak tadi memang mencurigai kotak itu. Bahkan sebelum kotak itu diberikan kepadamu, kotak itu se
"Sudahlah, tidak perlu ke rumah sakit itu." Carver berbalik menuju masuk ke dalam restoran tempat Violeth terduduk di tempat itu. Namun langkahnya terhenti ketika merasakan seperti ada ikatan tertentu pada lelaki yang mengaku sebagai ayahnya. "Tapi sepertinya aku perlu ke sana." Carver meninggalkan sendiri Violeth di restoran tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada Violeth. Carver menancapkan sebuah kunci ke mobil Supercar Lamborghini yang dibawanya ke restoran itu. "Setidaknya Violeth bisa pulang sendiri dengan tenang kalau dia membawa mobil ini." Di depan restoran sama sekali tidak ditemukan taksi maupun ojek yang bisa mengantarkan dirinya ke rumah sakit. Carver berjalan puluhan kaki untuk mendapatkan tumpangan. Tidak mungkin berjalan menuju ke tempat yang jaraknya cukup jauh dan memakan waktu yang tidaklah sebentar. "Kalau tidak ada tumpangan, aku harus naik apa?" Beberapa menit kemudian, Carver hanya berdiri di pinggiran trotoar untuk menunggu taksi yang biasa lewat. Beber
"Tidak, Carver ... uhukk! uhukk! ...hanya ingin kamu hidup dalam kecukupan dan menikmati semua kekayaan yang kumiliki," ucap Jackson dengan iringan batuk yang tiada usainya. "Apa ayah tetap ingin menjodohkan aku dengan Clara?" tanya Carver. Jackson menganggukkan kepala. "Aku sudah memikirkan yang terbaik untukmu. Harta kekayaanku, semua untukmu. Dan jika kamu sudah menikah dengan Clara, wanita itu pasti akan membantumu mengurus perusahaan," balas Jackson. "Aku masih ingin sendiri tanpa memiliki pasangan lebih dulu," tolak Carver. "Tapi kenapa, Carver?" Carver tidak bisa menjawab untuk pertanyaan yang kedua kalinya jika dirinya telah memiliki pasangan hidup untuk selama-lamanya. Wanita yang akan dijodohkan untuk Carver memang sangat cantik, tapi tidak mungkin Carver melalukan pertunangan sekalipun dengan Clara, dan pada akhirnya pasti akan dinikahkan dengan wanita itu padahal Carver telah memiliki seorang istri yang sangat mustahil untuk ditinggalkan. "Carver, apa kamu sudah
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.