"Kenapa dilempar?" Violeth menghentikan kunyahan makanan di mulutnya. "Seseorang yang memberikan kotak itu hanya iseng dengan kita." Carver mengambil kotak yang sempat dibuang ke lantai. "Cobalah lihat apa isi didalamnya."Tampak di bagian dalam kotak yang terbuat dari bahan kardus murahan berlapis semacam kertas kado, sama sekali tidak ditemukan benda sekecil atom yang mengisi kotak berukuran 20 sentimeter kubik. Violeth mengambil kotak itu dan menghentakkan ke meja berharap ada sesuatu yang berada di kotak itu jatuh dan terlihat di pandangan matanya. Kotak itu adalah sebuah kotak hadiah yang diberikan oleh seseorang yang mengaku sebagai pengagum Violeth selaku putri CEO perusahaan Fletcher Company. Seseorang itu memberikan ketika Violeth akan melahap makanan yang dihidangkan oleh pelayan restoran. "Pantas saja ketika kuterima tadi sangat ringan, ternyata kosong," ucap Violeth. "Aku sejak tadi memang mencurigai kotak itu. Bahkan sebelum kotak itu diberikan kepadamu, kotak itu se
"Sudahlah, tidak perlu ke rumah sakit itu." Carver berbalik menuju masuk ke dalam restoran tempat Violeth terduduk di tempat itu. Namun langkahnya terhenti ketika merasakan seperti ada ikatan tertentu pada lelaki yang mengaku sebagai ayahnya. "Tapi sepertinya aku perlu ke sana." Carver meninggalkan sendiri Violeth di restoran tanpa memberitahu terlebih dahulu kepada Violeth. Carver menancapkan sebuah kunci ke mobil Supercar Lamborghini yang dibawanya ke restoran itu. "Setidaknya Violeth bisa pulang sendiri dengan tenang kalau dia membawa mobil ini." Di depan restoran sama sekali tidak ditemukan taksi maupun ojek yang bisa mengantarkan dirinya ke rumah sakit. Carver berjalan puluhan kaki untuk mendapatkan tumpangan. Tidak mungkin berjalan menuju ke tempat yang jaraknya cukup jauh dan memakan waktu yang tidaklah sebentar. "Kalau tidak ada tumpangan, aku harus naik apa?" Beberapa menit kemudian, Carver hanya berdiri di pinggiran trotoar untuk menunggu taksi yang biasa lewat. Beber
"Tidak, Carver ... uhukk! uhukk! ...hanya ingin kamu hidup dalam kecukupan dan menikmati semua kekayaan yang kumiliki," ucap Jackson dengan iringan batuk yang tiada usainya. "Apa ayah tetap ingin menjodohkan aku dengan Clara?" tanya Carver. Jackson menganggukkan kepala. "Aku sudah memikirkan yang terbaik untukmu. Harta kekayaanku, semua untukmu. Dan jika kamu sudah menikah dengan Clara, wanita itu pasti akan membantumu mengurus perusahaan," balas Jackson. "Aku masih ingin sendiri tanpa memiliki pasangan lebih dulu," tolak Carver. "Tapi kenapa, Carver?" Carver tidak bisa menjawab untuk pertanyaan yang kedua kalinya jika dirinya telah memiliki pasangan hidup untuk selama-lamanya. Wanita yang akan dijodohkan untuk Carver memang sangat cantik, tapi tidak mungkin Carver melalukan pertunangan sekalipun dengan Clara, dan pada akhirnya pasti akan dinikahkan dengan wanita itu padahal Carver telah memiliki seorang istri yang sangat mustahil untuk ditinggalkan. "Carver, apa kamu sudah
Ternyata Richard tidak hanya memberikan satu lembar saja yang perlu di tanda tangani sebagai persetujuan Carver menerima harta kekayaan itu, melainkan tiga lembar. Satu lembar berisi uang seratus juta dolar di dalam MasterCard Diamond dan yang kedua adalah tentang pewarisan perusahaan dan semua aset kekayaan Jackson yang bernilai miliaran dolar, lebih dari seorang miliarderAku tidak mungkin bisa menerima ini semua. Dan bagaimana caraku memimpin perusahaan dengan diriku yang tidak memiliki pengalaman sedikitpun?" Carver kebingungan, dirinya di pastikan akan jarang bertemu dengan istrinya karena sibuk mengurus perusahaan Leopard Enterprise. "Sepertinya aku akan tenang dan sehat kembali setelah kamu mau menerima semua harta kekayaan dan menandatangani persetujuan warisan ini. Kalau aku sudah sehat, aku pasti akan membantumu mengurus perusahaan," ucap Jackson. "Aku mulai besok menjadi CEO Leopard Enterprise? Memimpin perusahaan sebesar itu?" Carver menatap ke arah ayahnya, dimana jik
"Tapi kenapa, Carver?" Jackson bertanya semakin penasaran karena lagi-lagi putra semata wayangnya selalu menolak untuk tinggal di rumah yang sangat mewah. "Apa kamu masih tidak percaya jika aku adalah ayah kandungmu?" Carver membuang napas kasar. "Iya." Sebenarnya bukan itu alasan Carver. Menolak karena telah beristri dan tidak mungkin tidak tidur serumah dengan Violeth. "Richard, ambilkan sekarang," perintah Jackson. "Baik, Tuan." Richard beranjak dari duduknya, membuka sebuah tas ransel yang diletakkan di lantai untuk mengambil sesuatu yang akan membuat Carver percaya jika Jackson adalah benar ayah kandung Carver yang sebenarnya. Sebuah foto anak kecil digendong oleh seorang wanita muda yang tidak asing di mata Carver. Itu adalah foto ibu dari Carver saat masih muda dulu, sedangkan foto lelaki di samping wanita itu adalah Jackson. Carver memegangi foto itu dan mengusap foto ibunya yang telah tiada beberapa tahun yang lalu. "Ibu sudah meninggalkanku untuk selamanya." "Tidak pe
"Baik, Pak. Terima kasih banyak." Seorang pegawai rumah sakit keluar dari ruangan itu setelah mendengar ucapan Richard. Pintu kaca ruangan ICU tertutup.Jackson melepas selang oksigen dan selang infus yang menempel di punggung tangannya. Selang infus yang berada di punggung tangannya bukanlah memakai jarum, melainkan hanya selang saja yang diberi perban tebal sehingga terlihat seperti kenyataan. "Setidaknya dengan uang seratus juta dolar untuk Carver, akan tercukupi hidupnya untuk hari esok dan seterusnya," ucap Jackson. "Apa perlu tindakan lain lagi?" tanya Richard. "Iya." jackson mengambil kertas yang telah ditandatangani oleh Carver. "Para pengawal harus tetap menjaga dan mengawasi putraku kemanapun dia pergi dan pastikan Carver dalam keadaan aman." "Baik, Tuan." Richard mengiyakan perintah itu. "Oh, ternyata Carver hanya menandatangani uang seratus juta dolar saja." Jackson menatap selembar kertas yang telah tertanda tangani. Di dekat pintu keluar rumah sakit ... "Tuan
Bab 47. Mencari Carver Edward menoleh ke arah seseorang yang berada di belakangnya. "Violeth? Sejak kapan kamu kesini?" Edward merapikan beberapa kertas yang berada di meja pegawai di luar ruangan khusus. "Apa Carver tadi kesini?" tanya Violeth. "Kesini? Untuk apa juga Carver kesini, Violeth? Ayah sudah memberikan berkas yang perlu di pelajarinya dari kemarin," balas Edward. Violeth berbalik membelakangi ayahnya yang masih tampak sibuk memberesi kertas-kertas penting. "Carver tidak ada disini? Lalu kemana dia?" gumam Violeth. "Untuk apa juga Carver kesini tanpa ku suruh, yang ada dia hanya akan seperti orang hilang," ucap Edward. Violeth berbalik ke arah ayahnya. "Tapi, ayah, Carver pergi meninggalkanku ketika kita makan di restoran tadi. Dia bahkan pergi tanpa membawa mobil yang dipakai untuk pergi ke restoran tadi." "Mungkin Carver ingin membeli sesuatu dan lupa memberitahukan terlebih dahulu denganmu," balas Edward dengan santainya. Violeth menggebu-gebukan kepala
Carver merasa seperti orang hilang yang duduk di depan restoran sendirian tanpa ada yang menemani. Kalaupun dia langsung pulang ke rumah, Violeth dapat dipastikan menganggap Carver meninggalkan dirinya di restoran lagi dan malah pulang sendiri. Beberapa mobil terlihat di jalanan berlalu lalang dengan cepat. Bahkan lama-lama beberapa orang yang masuk ke dalam restoran mulai semakin banyak. Carver berdecak kesal dengan apa yang telah dialaminya. Mendapatkan harta yang begitu besar tersimpan di bank, tapi nanti dirinya pasti akan mendapatkan kemarahan dari Violeth. Dari arah jalanan, terdengar suara raungan mobil yang tidak lain adalah supercar milik Violeth. Mobil itu pun memotong jalan menuju area parkir kendaraan mobil di depan restoran. Setelah mobil itu berhenti di area parkir, Carver meraih sebuah pembungkus berbentuk kotak yang dibelinya sebelum duduk di tempat itu. Violeth menutup pintu dengan cepat sampai terdengar seperti membanting. "Kamu kemana saja? Aku mencarimu sam
Carver meninggalkan beberapa tanda kepemilikannya di tubuh istrinya. "Buka pakaianmu sekarang! Aku ingin kamu melayaniku saat ini juga," ucap Carver sembari menyentil dan menarik lembut salah satu puncak bukit kembar Violeth yang menjumbul sangat padat. "Carver, jangan nakal." Violeth merasakan geli dan terangsang di bagian puncak dadanya yang tersentuh Carver. "Mana bisa aku ...." Dengan keadaan tubuh masih diperban, Violeth tak bisa bermain ranjang sebentarpun. Tapi kedua matanya melebar ketika Carver menurunkan rok panjang sampai bagian kain dalamnya. "Jangan, Carver! Jangan!" Carver tersenyum dan kembali men
"Nah, seperti itu, Bibi. Tapi maaf, aku tetap memanggil Bibi dengan Bibi Pearly saja." Ketika berbicara, Carver menghentikan mengaduk bahan makanannya. "Tidak apa-apa, Bibi memang seharusnya dipanggil dengan sebutan itu," ucap bibi Pearly. Wanita itu pun membantu Carver membuat makanan. Bibi Pearly sangat pandai menciptakan makanan lezat, dengan bahan apapun jika dimasak oleh wanita itu, akan menghasilkan makanan yang sangat lezat. Di dalam kamarnya, Violeth membuka kedua matanya setelah memejam beberapa menit menikmati empuknya ranjang di kamarnya. Dia membuka mata karena mencium aroma masakan selezat ini. "Ternyata Carver pintar memasak? Kukira dia hanya bisa membuat udang tepung saja," g
Carver menurunkan Violeth di atas tempat tidur, tak lupa memberikan kecupan hangat di wajah wanita yang memiliki wajah cantik paripurna. Tapi ada satu hal yang membuat Carver terdiam sesaat. Violeth adalah anak dari rahim seorang wanita yang kini bekerja sebagai pembantu di keluarga Fletcher, dari benih Tuan rumah keluarga Fletcher, yaitu Edward Fletcher. Carver mengetahui jika Violeth adalah anak dari hubungan tanpa pernikahan, tapi Violeth sendiri tak mengetahui tentang itu. Bahkan Edward sendiri sudah memberitahu kepada Carver untuk tidak mengatakan kepada Violeth tentang identitas itu, bahkan Edward memberitahunya untuk tidak mengatakan siapa pemberi donoran darah yang golongan da
Seketika adu tinju perkelahian antara dua pihak berhenti. Semua menatap ke arah petugas keamanan yang tampak tegas namun juga lemah dengan tubuh yang hanya sebesar para lelaki suruhan Jones. Melihat para pengawal berhadapan dengan petugas keamanan, Carver mendekat karena tak ingin kedua pengawalnya masuk ke dalam masalah besar jika sampai menyangkut ke pihak keamanan kota. "Apa yang kalian lakukan? Kenapa berkelahi di area rumah sakit? Apa yang kalian lakukan sangat membayahakan orang-orang yang beraktivitas di area rumah sakit!" Petugas keamanan memelototkan mata memberanikan diri memarahi beberapa orang yang telah melanggar aturan ketertiban. "Maaf, Pak. Tapi ini bukanlah perkelahian sungguhan, hanya berlatih karena mereka adalah para anak buahnya," ucap
Ketika mobil yang dikemudikan oleh mertua Carver berjalan memotong jalan dan berlalu menuju ke kediaman rumahnya, keempat lelaki itu keluar dari persembunyiannya. Keempat lelaki itu berlari menuju ke motor cross mereka yang terparkir sekitar dua puluh meter dadi parkiran mobil. "Mau kemana kalian?" Tiba-tiba muncul dua lelaki berperawakan tinggi besar dengan tubuh yang dipenuhi otot kekar, salah satu dari kedua lelaki bertubuh besar itu bertanya sampai membuat keempat lelaki yang memakai masker setengah wajah tampak terkejut. "Bukan urusanmu, dasar gendut!" balas salah satu lelaki yang memakai masker setengah wajah. "Jika kalian akan berbuat ulah, itu adalah urusanku!" Dengan ma
"Tidak perlu khawatir, bukankah semasa muda kita begitu dekat? Sampai membuahkan anak yang begitu cantik jelita." Edward memandang ke depan dengan ucapan yang tampak berkharismatik. "Kuharap Tuan tidak membicarakan hal itu lagi, aku sangat malu karena memiliki anak tanpa ikatan pernikahan," ucap bibi Pearly penuh penyesalan. "Tak perlu disesali, Pearly. Bukankah aku sudah menawarimu untuk menikah denganku? Tapi kamu menolak permintaanku," ucap Edward. "Iya, Tuan." Bibi Pearly menganggukkan kepala. "Baiklah, aku akan mengantarmu kembali ke rumah. Tapi kurasa selama beberapa hari ke depan kamu istirahat saja, Pearly. Tak perlu memasak atau membersihkan rumah. Biarkan Sophie saja yang me
Carver kembali ke rumah sakit, entah berapa lama Carver meninggalkan Violeth sendirian di kamar rawat. Padahal Edward meminta dirinya untuk tetap disana dan menjaga Violeth yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Aku sudah membalaskan rasa sakit yang kamu terima Violeth. Meski Sophie hanya merasakan sedikit sakit, tapi suatu saat mungkin rasa sakit yang jauh lebih mengerikan akan ku berikan pada wanita tua itu," ucap Carver sambil mengepalkan kedua tangannya. Disaat berada di rumah tadi, Carver ingin sekali memukul Sophie, tapi itu tidak bisa dia lakukan karena Sophie adalah ibu mertuanya, sekali seorang wanita. Tapi untuk Jones, Carver sempat memukul karena lelaki itu ingin bertindak dari belakang. Andai saja Carver lupa pada rencana awal untuk memb
Disaat jantung Sophie hampir berhenti berdetak, Carver menghentikan Jones untuk menusukkan pisau itu ke tubuh Sophie. "Aku tidak suka teriakanmu, Sophie! Bisakah kamu diam?" Sophie hanya diam, tubuh wanita itu berlumuran keringat dingin. "Apa kamu takut ditusuk menggunakan pisau?" tanya Carver. "Apa apa kamu sudah tidak waras? Semua orang pasti tidak akan mau dilukai dengan benda tajam seperti ini!" balas Sophie dengan nada agak tinggi. "Baiklah, aku akan memberi keringanan hukuman untukmu," ucap Sophie. Pisau yang berada di tangan Jones diambil kembali ole
"Lakukan seperti apa yang kamu lakukan terjadi istriku!" perintah Carver. Jones hanya diam saja sambil memegangi pisau lipat itu, dia tak mampu melawan karena nasibnya saat ini dipegang oleh Carver. "Tapi, ini sama saja pembunuhan," jeda Jones. "Terserah kamu, bukankah apa yang kamu lakukan terhadap istriku juga sebuah pembunuhan?" ucap Carver yang sudah tidak mau tahu. "Tapi, bagaimana jika Sophie sampai tewas? Rumah kamupun akan menjadi terdakwa, dan rumah ini akan dipenuhi polisi yang membuat nama baik Fletcher menjadi buruk akibat adanya pembunuhan di kediaman keluarga Fletcher." Jones terus mengatakan berbagai alasan.