Joandra yang kembali terkejut dengan penampakan itu segera mengibaskan lengannya, itu membuat wanita itu terhempas dan kembali terduduk di atas kursi.“Maaf Miyogi. Lain kali jangan bawa wanita seperti ini lagi, aku tidak menyukai wanita agresif seperti ini!” Joandra berkata kesal sambil membersihkan bahunya yang tadi sudah digunakan wanita itu untuk meletakkan dagunya di sana.Wanita itu bukan tidak cantik, bukan juga tidak menarik. Kulit wanita itu bahkan terlihat lebih halus dan mulus dari kulit wanita Indonesia pada umumnya. Tapi, Joandra bukanlah pria sembarangan yang bisa disentuh dan bisa ditaklukkan begitu saja oleh siapa pun, kecuali seseorang yang saat ini sedang dalam proses untuk dilupakannya.“Sorry Brother. Temanku ini memang seperti ini saat mabuk. Dasihanbeon joesonghabnida,” kata Miyogi kembali meminta maaf dengan sangat kepada Joandra karena ulah dan tingkah temannya barusan.Joandra yang paham dengan maksud sahabatnya itu hanya mengangguk pelan, lalu segera melangka
Leonal berceloteh panjang lebar dan lalu menepuk lengannya yang terasa gatal.“Huh! Entahlah. Lagian kita juga nggak tau kan kejadian yang sebenarnya itu kayak apa?! Lebih baik besok Gua cari info yang pasti dulu.”“Nah gitu dong. Jadi gini aja, besok Lu alesan aja gak bisa ikut karena Lu ada urusan percintaan kek apa kek. Biar Gua aja yang ke luar kota sama Tuan Presdir. Lu cari tau masalah ini. Oke?! Bisa bahaya kalau tuan presdir jadi Drakula terus.”“Boleh juga sarannya.”“Ya udah, cau dulu. Habis darah Gua di hisap gadis-gadis nakal di sini, huh! Mana gatel lagi, ck!” sungut Leonal tak henti-hentinya menepuk lengan dan tengkuknya yang sudah digerayangi nyamuk.“Ok. Besok Gua kabari.”“Sipp!”Ricko dan Leonal berpisah dan masuk ke dalam mobil mereka masing-masing, mobil yang lumayan mewah yang sudah diberikan oleh Joandra kepada mereka berdua.Malam itu segera bergulir, dan pagi yang menjelang membuat Joandra terjaga dari tidurnya yang tidak lena sepanjang malam. Mimpi-mimpi aneh
'Sial! Aku pikir mereka sudah melupakan itu, bukankah kejadian ini sudah berlalu beberapa waktu!' batin Ervan di dalam hatinya, merasa sangat panik dan pikirannya menjadi kacau seketika."Jadi kamu yang sudah membocorkan rahasia Perusahaan pabrik walet, dan beraninya kamu malah mengambil keuntungan dari kelakuan kamu itu?!” kecam Joandra terlihat menyipitkan matanya menatap sarkas.Ervan terdiam mendengar perkataan Joandra. Jantungnya sudah seperti ingin meloncat ke luar dari tempatnya saat ini, ketika melihat kemarahan Joandra yang baru saja melalui kata-kata dan juga tatapan matanya saja.“Ternyata kamu belum kenal siapa saya, Ervan!”"T—Tuan Presdir, s—saya ... Waktu itu saya terpaksa melakukan hal tersebut, karena saya ...," ucapan Ervan terhenti, tenggorokannya serasa tercekat seketika."Tidak ada alasan! Karena waktu untuk kamu menyatakan alasanmu sudah berakhir sejak awal tadi. Sekarang yang bisa kamu kata
Joandra yang sudah selesai melakukan beberapa tugas pentingnya di The Lion Corp, kembali melajukan mobilnya dan kembali ke gedung pencakar langit yang merupakan pusat dari segala bidang bisnisnya.Joandra yang sudah melakukan janji temu dengan Pengacaranya, langsung melakukan pertemuan tertutup itu begitu dia tiba di perusahaan pusatnya. Pembicaraannya itu begitu rahasia, dan tidak ada satu orang pun yang mengetahui apa yang dibicarakannya selain dirinya dan juga sang Pengacara tersebut.Selesai dengan rapat tertutupnya itu, Joandra yang merasa tubuhnya kelelahan memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum dia pulang ke gedung sultannya.Sudah beberapa hari ini Joandra memang selalu pulang agak malam, dan itu akibat dirinya menghindari waktunya yang terlalu banyak di gedung mewahnya yang akan membuat dia hanya akan memikirkan bayangan seseorang, yang sampai saat ini belum berhasil disingkirkannya dari dalam sana.Sore ini, Ricko dan Leonal yang baru saja menyelesaikan tugas mereka k
Dua tubuh manusia berlainan jenis kelamin yang terlihat sedang duduk saling mendekap tampak sedang berciuman membelakangi bagian depan rumah, sama-sama tersentak kaget dan langsung melepas kecupan itu. Keduanya langsung menoleh ke arah belakang dengan mata sang wanita yang terlihat membelalak. Wanita itu lalu terlonjak dan berdiri dari duduknya barusan.Ya, itu adalah wanita yang saat itu melontarkan pertanyaan pada tuan presdirnya Joandra, saat terjadinya pengumuman 3 poin penting tambahan peraturan yang tidak boleh dilanggar dalam perusahaan raksasa tempat kerja mereka.“R-Ricko?!” kaget Febriyana tak percaya jika saat ini kekasihnya sudah berada di depan matanya dengan ketiga orang yang semuanya tentu saja sudah dikenal baik oleh Febriyana.Ricko terdiam. Kedua matanya terasa memanas ketika melihat jika wanita yang diduga kekasihnya ternyata memang benar adanya. Wanitanya itu tertangkap basah oleh mata kepalanya sendiri, sedang duduk berdekapan da
“Selamat malam, Tuan Presdir,” sapa Ricko dan Leonal hampir bersamaan.“Kalian dari mana saja?! Kenapa rapi begini?” tanya Joandra santai, sambil memasukkan kedua belah jari jempolnya ke dalam saku celana jeans hitam sebelah kanan dan kirinya.“Huh?!”Ricko dan Leonal terlihat sama-sama kaget dan langsung melihat ke bawah. Mencermati penampilan mereka berdua malam ini.Ya, jika biasanya mereka berdua selalu memakai kemeja yang dipadukan dengan jas serta celana kain stelan kerjanya, hari ini mereka berdua memang terlihat sama-sama memakai celana jeans yang dipadukan dengan kemeja lengan panjang. Kemeja itu juga dimasukkan dengan rapi ke dalam celana jeans mereka, dan mereka juga sama-sama terlihat memakai sepatu berwarna putih yang terlihat sangat menonjolkan karakteristik anak muda jaman now yang sedang begitu trending.“Oh, t-tidak ada. Penampilan ini biasa saja, bukankah saat ini Tuan Presdir juga berpena
“Tuan Presdir. Ayo kita pulang, ini sudah pukul 2 dini hari,” ujar Leonal mulai berdiri dari duduknya.“Ayo.”Meski kepalanya sudah terasa begitu sakit dan dadanya yang terasa panas mulai menjalar ke area perutnya, Joandra masih terlihat biasa-biasa saja meski wajahnya terlihat sudah mulai memerah. Ya, kulit putih bersih yang dimiliki oleh Joandra mungkin membuat dirinya saat ini terlihat bagai sedang menahan amarah yang sangat.Joandra bangkit dari duduknya, dan ingin mulai melangkah keluar dari Bar yang masih terus beroperasi itu. Tapi, baru saja kakinya mulai melangkah, seseorang menahan langkahnya dengan mendorong pundak kekarnya secara kasar.Deg!Joandra langsung menatap tajam ke arah orang tersebut.“Ada urusan apa Anda menghadang saya?!”Joandra bertanya sarkas dengan pandangan membunuh menatap pria yang tadi sudah begitu berani mendorong sebelah pundaknya.Dua orang
“Benar yang Lu bilang. Gua memang terlalu bodoh. Kenapa Gua nggak menyadari itu sama sekali. Sejak kapan dia bermain api di belakang? Gua sungguh membenci wanita itu! Gua gak akan memaafkan dan menyesali keputusan Gua ini sampai kapan pun!” kesal Ricko lagi meracau tak tentu arah setelah tubuhnya di baringkan Leonal di atas sofa.“Lu gak usah ngomong kayak gitu dulu. Lu itu gak tau ... cinta dan benci itu bedanya tipis Bro! Jangan sampai ntar Lu jilat ludah sendiri ketika Lu memafkannya dan memutuskan balik dengannya. Lu bucin sih.”Kini Leonal menyambar sebuah bantal sofa dan langsung meletakkannya di atas lantai. Pria itu lalu langsung merebahkan tubuhnya di atas lantai keramik yang dingin itu dengan santainya.“Sial! Benar-benar sial! Gua gak terima diperlakukan seperti ini, Leonal! Lu harus bantu Gua untuk balas dendam! Gimana pun caranya, wanita itu harus merasakan sakit yang sama seperti yang sudah Gua rasakan saat ini!&