Jessica mengalihkan pandangannya ke arah Joandra. Dia menatap heran ke arah pria yang kini susah menjadi suaminya itu dengan tatapan herannya. Joandra tidak pernah menceritakan keburukan dan kesalahan Claudia sebelum ini selain menjadi biang kerok menganaiaya dirinya. Dan itu jelas saja membuat Jessica merasa sangat penasaran. Memangnya Joandra sudah mengetahui perselingkuhan yang kala itu sudah sering dilakukan oleh Claudia meski masih saat bersama?! Kenapa bisa Joandra hanya diam saja selama ini? ...Tuan Andi dan Madam Donna saling melemparkan pandangan satu sama lainnya. Tuan Andi memang tidak mengetahui apa yang sebenarnya sedang dikatakan oleh Joandra saat ini, tapi tidak dengan Madam Donna. Dia mengetahui apa yang sedang dimaksudkan oleh Joandra. Dan itu membuatnya merasa ketar-ketir sendiri.“Ayah dan Ibu tak perlu meragukan, Joandra tulus dan sangat mencintai Jessica. Dan saat ini Joandra tidak akan membahas hal yang lainnya lagi, karena kedatangan Joandra hari ini adalah unt
Jessica benar-benar terpana tak bisa menetralkan detak jantungnya yang mulai membahana akibat begitu terkejut melihat pemandangan serta atmosfer yang begitu memukau dan sudah menghipnotisnya sedemikian rupa.Semuanya terlihat begitu jelas. Langit yang bertebaran bintang-bintang di sekitarnya. Sekeliling Alam yang terlihat berkelap-kelip akibat lampu-lampu yang terlihat dari seluruh bagian kota pusat hingga ke bagian pelosok yang tak bisa dipastikan dengan jelas.Sungguh, dalam seumur hidupnya jangankan melihat penampakan seperti itu, bahkan mendengar cerita sesungguhnya saja Jessica tidak pernah sama sekali. Bahkan cerita dongeng yang selama ini pernah dibayangkannya tak seindah kenyataan, yang saat ini sedang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri.“S-sayang ... ini beneran kita b-boleh naik ke sini?!”Jessica mencubit tangannya. Begitu kesadarannya datang dia segera melontarkan pertanyaan sambil melempar pandangannya ke arah sekitar berula
Memang tak mudah melakukan pernyataan seperti itu. Dan bagi Joandra, mengungkapkan isi hatinya seperti ini lebih sulit ribuan kali dari pada dia harus menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi di dalam perusahaannya.Joandra menelan salivanya dan mulai mengumpulkan keberaniannya lagi.“Apa kamu tahu, Honey? Kamu adalah gadis yang paling nakal dan yang paling keras kepala, yang sudah membuat aku menangis berulang kali. Dan aku pastikan, kamu akan menjadi satu-satunya wanita yang aku cintai selama hidup ini. Tidak akan ada wanita lain yang mampu menggantikan posisimu di dalam hatiku. Mulai malam ini ... aku ingin kamu jangan pernah meragukan cintaku lagi, Honey. Ini adalah cincin warisan dari Mama. Cincin ini akan aku sematkan ke jari manis wanita yang akan menjadi pendamping hidupku, dan yang akan menjadi menantu Mama satu-satunya selama hidupku.”Perkataan Joandra yang begitu panjang lebar, membuat Jessica terus terdiam dan fokus menatap manik Joan
“Ya sudah, kalau begitu besok malam saja gimana? Apa Honey setuju?”Joandra tiba-tiba menetapkan waktunya setelah dia berpikir sejenak. Sudah berbulan-bulan dia tak bertemu dengan ayahnya, dan jika ayahnya nanti menentang hubungannya Joandra juga tidak akan menganggap itu penting. Saat ini yang ingin dilakukannya hanya menuruti keinginan gadis pujaan hatinya dan itu menjadi persyaratan yang tampaknya memang tak bisa dilewatinya sama sekali.Bagaimana pun keras ayahnya, Joandra kenal jika ayahnya itu bukan seorang yang kasar apa lagi temperamen. Jika tak menyetujui maka Joandra akan menerimanya dengan lapang dada, dan dengan begitu mungkin hubungannya dengan ayahnya akan berakhir tanpa ikatan lagi sama sekali. Ya, mungkin itu bisa menjadi senjata dan sesuatu alasan yang kuat untuk Joandra menemui ayahnya nanti. Dan tiba-tiba Joandra memutuskan ingin menemui ayahnya tanpa janji sama sekali.“Tentu saja. Ok, kalau begitu besok malam Jessica akan b
Tiba-tiba Jessica membuka matanya. Jessica juga berusaha melepaskan pagutan Joandra dengan paksa.“Sayang ...?”“Hmm?”“Jessica mau mandi,” kata Jessica dengan suaranya yang terdengar tertatih dan dengan wajahnya yang terlihat sedang menepis halusinasinya saat ini.“Sebentar lagi,” bisik Joandra kembali melanjutkan pagutannya.“Emmh! Sayang lagi ngapain?” lirih Jessica mulai meracau.“Nggak ada. Abang hanya sedang merindukanmu saja, cintaku.”“Emhhh,” protes Jessica dengan suara alunan desahan tertahannya.Tak ingin, tapi juga tak kuasa melawan. Bahkan ada sesuatu di dalam sana yang terus membuatnya menginginkan hal yang lebih, dan dengan kesadaran setengahnya saat ini membuat Jessica mulai bimbang tak tentu arah.“Rilek’s Honey. Abang tidak akan melakukan yang lain. Abang hanya sedang berusaha melakukan terapi cinta untuk menghilangkan rasa tidak nyaman pada tubuhmu saat ini.”Joandra berbisik begitu pelan sambil menatap mata sayu gadis pujaan hatinya, yang kini sedang menatap matany
Tidak ada sesuatu yang terjadi. Terlebih ketika Joandra terus melihat mata Jessica yang tak berhenti terpejam. Tampaknya gadisnya itu sudah tak sanggup menahan rasa kantuknya, padahal saat ini tubuh itu masih terendam di dalam air.Jessica menguap tak berhenti, dan melihat itu kembali membuat Joandra tak mampu meneruskan rencana awalnya.Begitu selesai mengeringkan tubuh mereka berdua, Joandra segera memakaikan piyama pada tubuh sintal Jessica. Tubuh itu memang sangat menggodanya, tapi Joandra masih bisa mewaraskan pikirannya ketika melihat Jessica sudah hampir tertidur saat berdiri.Dengan cepat Joandra membopong tubuh gadisnya itu keluar dari dalam kamar mandi, dan segera membaringkannya di atas tempat tidur. Begitu sudah terbaring di sana, mata indah itu langsung terpejam dan napas yang berhembus pelan mulai terdengar beraturan.‘Astaga?! Jessica sudah langsung tidur?!’Joandra membatin kaget ketika melihat penampakan yang selama ini belum pernah dilihatnya.Joandra tersenyum dan m
Selesai makan malam, Joandra dan Jessica langsung berjalan ke arah pintu luar dengan tangan yang saling bertautan.“Apa kita tidak perlu membawa oleh-oleh atau sesuatu yang lainnya untuk mengunjungi Papa, Sayang?”Begitu Joandra membuka pintu mobil untuknya, Jessica langsung melontarkan pertanyaannya.“Tidak perlu, Honey.”“Ohh, ok.”Jessica masuk dan duduk di dalam sana dengan perasaannya yang terasa mulai deg-degan.Joandra masuk ke dalam mobilnya dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.Joandra melajukan mobilnya ke arah Residence baru milik ayahnya, yang tentu saja sama sekali belum pernah Jessica kunjungi selama ini. Sudah beberapa waktu pula Joandra tak pernah bertemu dengan ayahnya. Terlebih saat itu ayahnya menelepon hanya untuk menceramahinya. Entahlah. Ada perasaan bimbang yang membuat Joandra merasa sedikit tegang.Ketika mobil Joandra memasuki halaman luas di kediaman mewah ayahnya itu, Jessica mengernyitkan keningnya seketika. Keterkejutan begitu terlihat dar
“Iya, iya. Honey jangan ketus gitu dong. Abang minta maaf.”Jessica hanya diam dan langsung melangkah naik ke atas teras rumah mewah yang sungguh megah luar biasa itu.Joandra berjalan cepat dan langsung menarik tangan gadisnya yang sedang marah besar.“Istriku,” panggil Joandra dengan detak jantungnya yang terasa sudah berguncang hebat di dalam sana.Jessica diam.Ada perasaan tak sedap yang kembali membuat Joandra merasa ragu.“Honey marah?”Hening.Perasaan tak sedap yang dirasakan oleh Joandra semakin menyebar dan membuatnya bimbang. Dia tidak ingin ada sesuatu hal yang tidak diinginkan yang mungkin akan lebih parah kejadiannya dari pada saat ini.“Ya sudah. Ayo kita pulang saja.”Akhirnya Joandra melontarkan perkataannya saat melihat Jessica hanya diam tak menjawabnya sama sekali.Joandra ingin berbalik. Namun, saat itu pula pintu rumah besar itu terbuka
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl