“Saya yang menjamin!”
Tuan Dinata berkata tegas dan dengan lantangnya. Ya, saat ini dia dan istri mudanya itu sedang berada di kantor polisi, dan tuan Dinata sedang mengurus agar Kenrick bisa keluar dan pulang bersama dengan mereka.
“Maaf, Tuan Dinata. Tapi semua ini harus berdasarkan persetujuan dari Tuan Joandra sendiri,” ujar Iptu Mario dengan sopan.
“Anda itu adalah Polisi yang menangani kasus ini, Pak Mario . Kenapa harus dengan persetujuan dari Joandra?! Memangnya Joandra itu siapa?!”
Terdengar suara lantang nyonya Gempita, dan itu membuat IPTU Mario tercekat sesaat.
‘Apa dia benar-benar belum kenal dengan Joandra? Dia tak tahu Joandra bisa dengan mudahnya memecatku saat ini juga?!’ batin komandan Mario di dalam benaknya.
Bagaimana tidak. Kasus yang rumit ini sudah terendus titik terangnya, dan jalan dari rencana kejahatan ini semuanya juga sudah diketahui dengan sempurna. Dan
Sesungguhnya, Joandra kembali merasa luka tak kasat mata yang kembali mengguris hatinya. Seperti itu ayah kandungnya membela saudara tirinya?! Berbeda sekali dengan apa yang dilakukan untuk dirinya. Segala kasih sayang yang selama ini meluruh dan melimpah untuknya dan adiknya, tak pernah lagi mereka rasakan. Semua kasih sayang dan perhatian itu sekarang sedang berpindah alamat.Joandra sadar jika ayahnya mungkin juga marah akibat dirinya tak pernah respek sedikit pun dengan ibu tirinya. Tapi, bagaimana bisa Joandra memberikan respek baik jika kelakuan ibu tirinya itu selalu menjadi seorang yang sangat pintar dan mengetahui segalanya. Padahal semuanya hanya seperti tong kosong saja. Nyaring bunyinya, tapi kosong melompong!“Itu sih masalah yang sangat simple dan gampang. Asal Kent melakukan klarifikasi dan mengakui segala perbuatan busuknya di depan publik ... Joandra pikir tak akan terlalu mempersulit dalam proses ini.”“Pengakuan apa sih, Joandra? Kamu ini benar-benar keterlaluan ya!
Joandra terlihat mengeraskan rahangnya ketika apa yang didengarnya tak sesuai dengan ekspektasinya.“Lalu harus bagaimana lagi, Joan? Ingat. Kalian itu saudara. Terima atau tak terima, Papa sudah menikah dengan ibunya Kent. Jangan seperti anak kecil lagi.”Darah Joandra terasa berdesir ketika mendengar ayahnya mengatakan dirinya seperti anak kecil. Dia seperti tak mengenal sosok ayah yang begitu dibanggakannya sejak kecil dulu. Jika bisa berteriak, Joandra ingin berteriak dan mengatakan pada Dunia, jika dia begitu merindukan ayahnya yang dulu. Ayahnya yang begitu perhatian dan sayang dengannya, dan tak pernah merendahkan apa lagi meremehkannya seperti ini.“Oke! Kalau memang Papa menginginkan sekali Kent bebas tanpa dipenjarakan sama sekali, lakukan klarifikasi secara live dan dia harus meminta maaf pada Joan serta Jessica!”Joandra berkata dengan lancar tanpa memperlihatkan kelukaan-kelukaan hati dan perasaannya yang terus mengger
‘Kenapa yang menjadi lawanku adalah Papa?!’Joandra membatin sambil berusaha kembali menenangkan dan menyabarkan dirinya.“Papa akan meminta Kent melakukan klarifikasi malam ini juga,” melihat Joandra menghentikan langkahnya, tuan Dinata segera mengutarakan apa yang ingin dikatakannya. Mungkin itu akan menjadi kesempatan terakhirnya sebelum putranya itu benar-benar naik ke atas, dan dia akan semakin sulit menghadapi dan menangani masalah ini.Hening.“Sayang ... turunin. Jessica akan menunggu di atas saja. Sayang bicaralah baik-baik dengan Papa.”Jessica yang tiba-tiba semakin merasa menjadi seseorang yang begitu mengganggu dan menyusahkan segera berbisik sambil berusaha turun dari dalam gendongan Joandra.“Tidak perlu. Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi.”“Tapi Papa menunggumu,” ujar Jessica sambil terus menggoyangkan tubuhnya agar bisa turun.“Kenapa?
Wanita paruh baya itu menjawab gugup dan langsung melangkah cepat masuk ke dalam ruang kerja Joandra yang ada di lantai bawah sana, tak jauh dari tempatnya berdiri.Joandra terlihat berbalik dan langsung menyambar tangan Jessica. Menggenggamnya erat dan mulai berjalan ke arah sofa di sana.“Ayo,” Joandra berkata ringan sambil melangkah.Jessica hanya menurut. Tak ada bantahan dan tak terdengar keberatan yang sangat ditakuti oleh Joandra sejak mengambil keputusan gilanya tadi. Barter yang dilakukannya kali ini benar-benar membuat hatinya cenat-cenut sendiri. Terlalu khawatir jika sang gadis pujaan hatinya akan menentang apa yang dilakukannya saat ini.Begitu sudah duduk di atas sofa, bibi Inah datang dengan tas kerja kulit hitam yang setiap hari dibawa oleh Joandra.Joandra membuka tas kerjanya dan langsung mengambil sebuah dokumen dari dalam.Kening tuan Dinata tampak mengkerut. Sejak tadi dia diam dan terlihat terus memperhatika
Pertanyaan itu kembali membuat Joandra merenggangkan dekapannya dan kembali menatap wajah gadis impiannya.“Tak ada hubungannya. Kita tak tinggal dan menumpang di rumah Papa. Tak ada yang Abang takutkan sama sekali. Abang janji ... Abang janji akan membahagiakanmu, Honey.”“Tak akan menyesal?”“Untuk apa Abang seperti ini jika nanti akan menyesal?”Jessica kembali terdiam. Benar apa yang dikatakan oleh prianya itu. Segalanya sudah dilakukannya hanya demi dirinya yang biasa saja dan juga tak memiliki masa depan yang cerah. Keluarganya sendiri saja seperti tak menginginkannya, dan selama ini dia hidup begitu memprihatinkan, bahkan mungkin sangat memalukan.“Kapan kita akan Akad?”Deg!Kali ini Joandra yang terdiam. Terlihat kaget dan syok langsung ditodong pertanyaan itu. Pertanyaan yang sebenarnya cukup singkat, tapi begitu membuatnya kaget luar biasa. Dan Joandra benar-benar tak menyangk
“Honey belum tidur?” tanya Joandra sambil mengangkat kepala itu, dan mulai meletakkan di atas lengan kekarnya. Kembali mendekap sayang tubuh sintal yang selalu memabukkannya.“Tentu saja belum. Kenapa gak jawab?”“Abang sebenarnya sangat malas jika membahas tentang kakakmu itu. Ya memang dia, siapa lagi? Abang heran, kenapa sikap kakakmu itu seperti itu, Honey? Berbeda jauh sekali denganmu. Bagaikan Langit dan Bumi. Kakakmu itu sepertinya terlahir tanpa hati dan pikiran,” ujar Joandra pelan dengan nada kesalnya.“Namanya juga manusia. Rambut sama hitam hati siapa yang tahu, kan?”“Kamu semakin pintar ngomong sekarang, Honey. Setelah kita menikah nanti, Abang ingin kamu ikut ke mana pun Abang pergi. Mendampingi Abang selama 24 jam. Apa Honey bersedia?” tanya Joandra yang tak ingin membahas masalah Claudia lagi.“Tentu saja. Jessica akan ikut ke mana pun kamu pergi, Sayang. Jessica tak
Selesai berkata Jessica langsung berlalu dan berjalan keluar dengan langkah ringannya. Dia tak tahu ada sesuatu bahaya yang sudah mengintai sejak dia melangkah keluar dari pintu kediaman mewah milik Joandra.Berjalan sekitar 5 menit dan belum begitu jauh dari kediaman mewah Joandra, Jessica berhenti sejenak. Wanita itu terlihat tercenung sejenak.“Aku tidak pamit dengan Abang. Apa Abang akan kehilangan dan mencari Jessica ya?” bingung Jessica bergumam pelan dan berbicara sendiri. Biasanya dia selalu pamit pada Joandra jika akan ke mana-mana atau pun akan melakukan apa pun itu. termasuk lari pagi seperti yang dilakukannya saat ini.Jessica berbalik. Kembali berjalan ke arah kediaman mewah itu yang di depannya berbaris beberapa orang penjaga seperti biasanya. Namun, baru beberapa langkah berjalan untuk kembali, Jessica kembali berbalik dan berjalan pergi.Entah apa yang membuat pikiran wanita itu terlihat kacau, dan bahkan dirinya sendiri
Setelah pulang, Joandra segera naik ke atas untuk membersihkan tubuhnya. Jessica terlihat menunggunya di bawah untuk melakukan sarapan bersama seperti biasanya.Selesai sarapan Joandra langsung berangkat ke perusahaan pusatnya. Mengurus semua urusannya di sana, sebelum dia mengecek persiapan pernikahannya pada hotel mewah miliknya yang sudah dihias dan diatur sedemikian rupa, karena acara besar yang akan menjadi acara pernikahan termeriah itu akan diadakan di lantai paling atas. Pada ruangan terbuka yang memiliki fasilitas tutup kaca jika hujan akan terjadi nantinya. Joandra yang sangat teliti menginginkan semua acaranya berjalan dengan perfect dan tidak boleh ada kesalahan sama sekali.Sejak kemarin Jessica memang hanya berdiam diri di rumah. Joandra ingin Jessica istirahat dan menenangkan diri untuk acara besar mereka nanti.Memang, setelah klarifikasi yang dilakukan oleh Kenrick yang dilakukan malam itu, pemberitaan panas itu langsung lengser. Para Netizen be
“Aku kebelet pipis. Aku ke toilet dulu bentar ya Honey,” Joandra mulai berjalan ke arah toilet yang ada di dalam kamar mewah itu, meninggalkan Jessica yang berbaring di atas pembaringan king size super mewah itu.Jessica bangkit dan duduk di sisi ranjang. Menurunkan kedua kakinya ke bawah, dan kembali melihat ke sekeliling kamar itu. Kamar yang sangat luar biasa, yang pastinya sangat disukai oleh anak-anak mereka satu saat nanti, karena kamar itu terlihat begitu indah degan nuansa yang sangat menyejukkan jiwa.Melihat ada dipenser dan kulkas di sana, Jessica mulai melangkah ke arah dispenser tersebut. Jessica yang merasa kehausan mulai menuangkan air ke dalam gelas dan menenggaknya untuk menghilangkan dahaga yang menyerangnya.Setelah menghabiskan segelas air, Jessica kembali mengisi gelasnya dan lalu berjalan ke arah ranjang.“Honey. Kamu ngapain?” tanya Joandra yang terlihat buru-buru menutup pintu toilet, dan segera menyusul Jessica.“Nggak. Aku hanya ingin minum saja Sayang. Haus
“Hehee. Sayang bisa saja. Ya sudah, Sayang hati-hati ya. Jangan kenceng-kenceng nyetirnya.”“Siap Bidadari hatiku. Muahh!” Joandra ikut meluahkan rasa di dalam benaknya saat ini, dan itu membuat Jessica terkekeh di seberang saja.“Byee.”Joandra yang merasa tersemangati segera melajukan mobilnya dengan hatinya yang merasa begitu bahagia dan berbunga-bunga.Selama hidupnya, hanya 2 wanita yang pernah membuat hatinya bahagia menggebu-gebu seperti ini, dan itu adalah ibu dan juga istri kecil kesayangannya yang begitu dicintainya.-Beberapa hari sudah terlewati, dan saat ini Joandra sedang membimbing Jessica dengan matanya yang di tutupi dengan kain.“Kita mau ngapain Sayang?”“Ada deh.”“Jangan main-main ah. Jessica jangan dikagetin pakai binatang ya. Nanti Jessica bisa pingsan loh Sayang,” sungut Jessica yang sangat takut dikerjai, apa lagi dia memang sangat takut dengan beberapa binatang.“Nggak kok Honey, tenang saja. Sebentar lagi kita sampai,” ujar Joandra hanya tersenyum mendengar
Joandra kembali mengutarakan pertanyaan pada pria itu, karena saat ini Joandra sudah mulai menguasai keadaan yang sebenarnya.Hening.Tampaknya pria itu sulit sekali menentukan keputusannya.“Jika kau mengatakan yang sebenarnya dan menceritakan seluruh kronologinya dengan jelas, aku yakin aku bisa membantu meringankan masa tahananmu. Tapi kamu harus bisa bekerja sama dengan pihak Kepolisian. Aku akan menjamin keamananmu. Setidaknya kamu masih sedikit berguna untuk keluargamu, dari pada kamu mati sia-sia oleh ancaman dari orang yang sudah memerintahkanmu.”Mendengar perkataan Joandra yang panjang lebar itu membuat pria itu kembali menangis.“Terima kasih Tuan Presdir. Terima kasih. Saya tak takut mati sama sekali. Saya akan bekerja sama dengan pihak kepolisan untuk Tuan Presdir. Saya akan menceritakan segalanya secara detail. Tapi, tolong lindungi keluarga saya,” ujar pria itu akhirnya, dan perkataannya itu membuat Joandra mengembangkan sebelah ujung bibirnya.“Tentu saja. Kamu tak per
“Iya suamiku. Baiklah,” Jessica langsung mengiyakan agar Joandra tak mengkhawatirkan keadaannya.Joandra terkekeh pelan dan langsung mengecup sayang bibir Jessica beberapa kali.“Aku pergi sekarang ya, Honey. Hati-hati. Ayah juga ada di rumah, Ayah tak ke mana-mana hari ini,” pesan Joandra lagi agar istrinya itu tak merasa sendiri akibat ditinggalkannya sebentar.“Oke.”Akhirnya Joandra melangkah pergi setelah dia mengecup berulang kali wanita yang begitu dicintai dan amat disayanginya.Mobil melaju membelah jalanan siang ke arah Jakarta Timur dengan tujuan Joandra yang sudah terencana sejak pagi tadi.Joandra yang sudah tiba di kantor kepolisian Jakarta Utara langsung menemui Inspektur Jenderal Mahes untuk berbincang sejenak, sebelum dia menemui anggotanya yang sudah menghianatinya dan sudah membuat masalah besar kali ini. Tentu tak ada api kalau tak ada pemantik. Dan saat ini Joandra ingin mencari tahu s
“Maaf Tuan Presdir. Saya hanya ingin mengabari jika yang menjadi dugaan Tuan Presdir semalam benar adanya. Ada orang luar yang sudah membayar orang dalam kita melakukan kecurangan. Bahkan dengan sengaja menciptakan kecelakaan besar ini.”“Maksudnya?”Joandra terlihat menajamkan pendengarannya dan memicingkan matanya.“Ada saingan bisnis kita yang sengaja menciptakan kecelakaan ini. Dia memanfaatkan orang kita untuk niatnya itu. Dengan menggunakan cairan khusus penghancur beton, kejadian semalam menjadi sangat fatal dan melibatkan begitu banyak pekerja kita.”Joandra terlihat begitu tegang. Sebenarnya Joandra sangat kaget mendengar kabar itu. Bagaimana bisa saingan bisnisnya melakukan kecurangan sefatal itu hanya untuk menghancurkan nama baik perusahaan konstruksinya?! Apakah orang itu tak punya hati dan tega hingga menghilangkan beberapa nyawa sekaligus?!Joandra yang terkejut besar menelan salivanya kasar. Rasa
“Semua itu kenyataan dan Faktanya, Claudia! Kamu jangan lupa dengan apa semuanya yang sudah kamu lakukan selama ini. Tunggu saja tanggal mainnya!” desis Joandra begitu geram dan langsung melangkah pergi.Panas! Joandra benar-benar merasa sangat panas dengan keadaan yang menghimpitnya saat ini. Urusannya tentang bisnisnya dan juga hal-hal yang sudah terjadi di luar sudah sangat meguras pikirannya. Kenapa saat ini ibu mertuanya dan Claudia kembali datang mengacaukan suasana hatinya! Joandra benar-benar merasa geram!Tapi, Joandra tetap berusaha sabar. Dan itu semuanya dilakukannya demi Jessica.‘Licik dan gila! Wanita ular itu memang benar-benar sudah tak waras! Kasihan anaknya nanti memiliki ibu gila seperti dia!’Joandra membatin kesal dan segera berjalan pergi mengurus segala sesuatu agar istrinya bisa keluar malam ini juga.Selesai mengurus semuanya, Joandra segera naik ke atas menuju ke ruangan Jessica. Ternyata Joandra d
“Apa yang Ibu bicarakan?! Tentu saja Joan menyayangi Jessica. Kalau tidak, untuk apa Joandra menikahinya?” jawab Joandra gusar mulai terpancing emosi, bahkan kini rahangnya sudah terlihat mengeras akibat menahan amarahnya.‘Ada hak apa Ibu bicara seperti itu?! Apa yang mereka rencanakan, kenapa sekarang keadaan seakan berbalik. Padahal selama ini mereka yang selalu membuat Jessica menderita dan menangis! Bukankah mereka hanya menganggap Jessika anak pungut,’ kesal Joandra tak lagi meladeni ibu mertuanya, dan segera melangkah ke arah ranjang bed di mana Jessica terlihat sedang terbaring lemah.“Lalu, ngapain aja kamu? Sampai istri sendiri masuk Rumah Sakit saja kamu sampai nggak tahu! Lucu!”Kembali terdengar cicitan Madam Donna yang begitu menyakitkan pendengaran Joandra.Joandra terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Meski itu memang benar adanya, tapi mendengar semua perkataan ibu mertuanya saat ini membuat Joandra merasa sangat bingung sekaligus was-was.“Sudahlah. Jangan membahas
Joandra merasa begitu penasaran dengan apa yang terjadi, dan ingin mencari tahu bagaimana kronologinya hingga kejadian perdana ini bisa terjadi pada Perusahaan Kontruksi raksasanya yang menjadi Konstruksi ternama dan nomor satu di kota Metropolitan.Joandra tak menuju ke lokasi konstruksi Mall Twenty yang sedang dibangun itu, dia langsung menuju ke kantor polisi agar bisa menangani masalahnya dengan cepat. Padahal dia sudah memutuskan ingin pulang ke kontrakan untuk mengabarkan istri kecilnya, tapi kejadian ini membuat semua rencananya gagal dan menjadi tertunda.Joandra mulai sibuk berurusan di kantor kepolisian dengan pembicaraan dan pembahasannya bersama kepala kepolisian daerah Jakarta Utara. Bahkan setelah selesai membahas segalanya, mereka bersama-sama menuju lokasi kejadian untuk melakukan peninjauan ulang dan untuk memastikan kalau memang ada sesuatu yang dirasakan mengganjal di sana.Kesibukan Joandra hari ini benar-benar menguras waktunya hingga malam hampir tiba, bahkan dia
“Kamu sudah datang Mas Joan. Ayo duduk di sini,” Claudia berkata santai dengan tak tahu malunya.Glukk!Joandra menelan salivanya kasar. Namun, Joandra tak memperdulikan sapaan Claudia.“Selamat siang Dok,” sapa Joandra melihat ke arah Dokter Denata.“Siang Tuan Joandra. Silakan duduk Tuan, saya akan menjelaskannya di sini, karena kalian sudah sama-sama berada di sini,” ujar Dokter Denada tampak serius.Perasaan Joandra seketika menjadi tidak karuan. Entah mengapa melihat wajah Claudia yang berseri-seri, membuat Joandra menjadi resah dan pikirannya menjadi kacau setengah mati.Joandra duduk di samping Claudia, di hadapan dokter Denata dengan dipisahkan oleh sebuah meja kerja dokter Denata.Dokter Denata mengeluarkan sebuah amplop putih dan meletakkannya di atas meja.“Ini adalah hasil dari tes DNA yang dilakukan kemarin. Dan saya akan menjelaskan hasilnya agar Tuan Joandra dan nyonya Cl