Share

29. Kemana Kita?

Penulis: Yuli F. Riyadi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-08 11:56:26

GPS mobil menunjukkan saat ini Ola dan Bumi memasuki wilayah Bandung Barat. Sepagi ini keduanya sudah memasuki kawasan Kota Lembang. Ola yang sejak tadi tertidur agak kaget saat membuka mata. Jika bukan karena perutnya yang keroncongan mungkin dia akan lanjut tidur sampai tidak sadar Bumi memboyongnya ke tempat yang berbeda.

"Kita mau ke mana, Kak?" tanya Ola menatap pria di sisinya, lalu kembali menatap jalanan di sekitarnya. Kendaraan yang mereka tumpangi melaju turun. Beberapa kali Ola juga melewati tempat wisata kota.

"Ke tempat yang kamu mau."

"Lembang. Kita mau ke vila yang waktu itu?" tanya Ola tampak antusias. Mata mengantuknya hilang tak berbekas saat melihat senyum penuh arti pria di sebelahnya. "Katanya nggak mau ke vila. Bilangnya : Kita mau merayakan ultah kamu, bukan bulan madu," ujar Ola lagi sambil menirukan gaya bicara Bumi waktu itu.

Tapi Bumi di sebelahnya malah makin tersenyum bukannya membalas sindiran Ola. Dia memutar kemudi dan menepikan kendaraannya di pingg
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Ratna Ningsih
huu bakalan ada yg cemburu ni,, sabar2
goodnovel comment avatar
Anies
haiiiish kedatangan Rean bakalan jadi perkara gak ya? Bumi sabar ya Ola cuma milik kamu. makasih thor lanjut..
goodnovel comment avatar
Cut Zanah
rean... tantangan cinta kalian... selain mami papi.... ............
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   30. Jodoh

    Kemunculan Rean dan ayahnya sama sekali tidak terlintas di kepala Bumi. Dan itu memang tidak ada dalam agenda rencana yang lelaki itu buat. Jadi dia agak terkejut dengan kemunculan keduanya. Namun yang menyebalkan, Ola sepertinya bahagia dengan kedatangan lelaki itu. Gadis itu tertawa senang sambil melambaikan tangan penuh semangat ketika melihat Rean. Bumi belum memastikan lagi apakah Ola sudah putus dari salah satu mahasiswa jebolan perguruan tinggi di NYC itu."Kok kamu bisa ke sini?" tanya Ola heran begitu Rean menghampirinya."Kenapa nggak bisa?" sahut Rean sambil melirik Daniel yang ternyata tengah senyum-senyum sendiri melihat mereka."Jangan heran ya, Ola. Om dan Rean kemarin bertemu papi kamu. Lalu papi kamu mengundang Om dan Rean buat ikut acara family camp kalian dalam rangka rayain ultah kamu."Ucapan Danudirja barusan membuat Ola paham. Gadis itu membulatkan mulut seraya mengangguk."Kamu seneng kan ada Rean di sini?" goda Daniel sambil menggerak-gerakan kedua alisnya. "B

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   31. Sungai

    Senyum Ola terbit ketika akhirnya dia menemukan Bumi. Pria itu tengah duduk sendirian di pinggiran sungai jernih di dekat tenda. Di saat yang lain tengah berkumpul di kebun stroberi, pria itu malah memisahkan diri. Dengan pelan Ola jalan mengendap-ngendap, melipir ke pinggir tenda. Dan ketika tepat berada di belakang Bumi, dua lengannya langsung merangkul leher pria itu. Serta-merta tindakan itu membuat Bumi terkejut bukan main. Hampir saja pria itu jatuh ke sungai kalau kaki panjangnya tidak segera menyangga bobot tubuhnya. "Ola!" Tanpa merasa bersalah gadis itu malah tersenyum lebar. "Kak Bumi lagi mikirin apa? Kok nggak ikut berkebun?" Tidak seperti Ola yang terlihat santai, raut terkejut Bumi berubah panik. Dengan enggan dia mencoba melepaskan rangkulan lengan Ola. "Ola, jaga sikap. Nanti ada yang lihat," bisik Bumi sembari celingukan, takut ada yang memergoki mereka. "Mereka jauh, Kak. Ada di ujung sana. Nggak mungkin tiba-tiba langsung ke sini." "Iya, tapi jangan begini."

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   32. Syal

    "Jadi, kalian dari tadi main berdua aja di sungai?" Bumi dan Ola kompak mengangguk sambil memaksakan tersenyum. Degup jantung keduanya yang menggila belum sempat mereda. Keduanya bahkan masih susah payah mengatur napas. "Kalian lagi nangkap ikan ya?" Wajah penuh tanda tanya Gyan kontan berbinar-binar. "Kenapa nggak ngajak-ngajak sih?" Sekonyong-konyong Gyan ikut menceburkan kakinya ke sungai berair jernih itu. "Kan seru kalau nangkap ikan rame-rame." Bumi dan Ola tertawa kaku melihat reaksi Gyan yang tidak terduga itu. Dalam hati, mereka merasa lega karena Gyan tidak curiga. Ola sampai memukul-mukul punggung Bumi untuk meyakinkan tawa terpaksanya itu. "Iya, gimana sih Kak Bumi kok nggak ngajak-ngajak Mas Gy nyari ikan," seru Ola lantas tertawa lagi dengan ekspresi aneh. Dengan gerakan mata dia memberi isyarat agar Bumi menimpali ucapannya. Bumi mengusap belakang kepala sambil meringis kaku. "Sori, Gy. Lupa." "Aduh ayo kita berburu lagi. Lumayan kan buat acara ntar malam kalau dap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   33. Happy Birthday, My World

    Senyum lebar Gyan kontan buyar ketika suapan ketiga cake yang Ola potong mampir ke mulut Bumi lebih dulu alih-alih dirinya. Dua alis tebalnya tertaut seketika. Baru saja lelaki itu hendak melayangkan protes, adik bungsunya langsung menyumpal mulutnya dengan potongan cake. "Nggak usah protes. Mas Gy sama Kak Bumi kedudukannya sama." Gyan kontan manyun sambil mengunyah. Tapi sejurus kemudian dia tersenyum lebar. "Kue buatan May kok bisa selezat ini ya?" Mayrosa, alias pacar Gyan yang baru sempat menyusul, tersenyum. Dia terlalu sibuk dengan kegiatan syuting acaranya sehingga baru datang satu jam sebelum puncak acara camping ground ini dimulai. "Itu bukan buatan aku, Gy. Tapi buatan tanteku," sahut wanita itu. Setengah tahun tidak bertemu membuat wanita itu terus menempeli Gyan. "By the way happy birthday, Ola. I hope that whatever you want will come true soon.""Makasih, Mbak." Ola tersenyum tipis. Tatapnya melirik Bumi sesaat. Ola yakin pria itu tadi tersenyum juga, tapi kenapa men

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   34. HOT

    Setelah acara ultah yang mendebarkan bagi Ola, keesokan harinya dia terpaksa harus berpisah sementara dari Bumi. Sejujurnya Ola lebih suka menghabiskan liburan bersama Bumi di Bandung, tapi pria itu ngotot memaksanya agar ikut mami dan papi pulang ke Jakarta."Setiap liburan semester kamu pulang. Mami sama papi pasti bertanya-tanya kalau kamu menolak pulang," ujar Bumi ketika membujuk Ola agar ikut Daniel. "Tapi kan aku mau habisin liburan sama kamu, Kak. Kita baru jadian masa udah pisahan." "Nggak pisahan, Ola. Weekend aku ke Jakarta kok. Nikmati liburan kamu, oke?" Bibir tipis Ola mencebik, sementara tangannya yang menggenggam tangan Bumi terayun. "Pasti ngebosenin di rumah nggak ada kamu." Mata Bumi menyipit saat tersenyum, meningkahi ucapan gadis itu. Diusapnya puncak kepala Ola dengan lembut. "Kalau mami denger kamu ngomong gitu, mami bakal sedih loh." Mata kelam Ola kontan melirik maminya yang tampak masih sibuk mengobrol dengan Nani Luna. Gadis itu akhirnya terpaksa menyetu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   35. Jodoh

    Jari-jari Ola mengetuk-ngetuk meja dengan gerakan tak sabar. Sesekali matanya juga melirik jam dinding besar yang terlihat jelas dari arah dapur. Lalu menatap ponsel yang tergeletak di meja dan menyentuh hingga layarnya menyala. Tidak ada notif apa pun lagi. Bahkan pesan yang dia kirim belum Bumi balas. Pagi tadi Bumi memberitahu bahwa dia akan pulang ke Jakarta. Sudah dua Minggu Ola tidak melihat lelaki itu. Rasa kangennya sudah menumpuk karena weekend lalu Bumi tidak pulang. "Maaf Ola, dosenku bilang hanya punya waktu weekend ini buat bahas revisian." Kalau sudah begitu memang Ola bisa berbuat apa? Meski rasa kangennya sudah mencapai ubun-ubun, tidak mungkin dia menghalangi aktivitas penting satu itu. Di depan Ola sekarang, satu potong cake yang Delotta sajikan baru dia sentuh secuil. Sebelum batang hidung kekasihnya muncul, rasanya dia belum bisa berselera makan. "Loh kok kuenya masih utuh?" tanya Delotta ketika berjalan melewati putrinya. "Nunggu Kak Bumi, Mam." Delotta terk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   36. Galon

    Bumi baru muncul ketika sore menjelang. Itu pun langsung dikonter Daniel untuk mengenalkan Kanina padanya. Pria itu agak terkejut melihat kehadiran wanita asing itu. Jadi kata-kata Gyan waktu itu benar bahwa sang papi mau mengenalkan seseorang padanya? Ola pasti sudah tahu tentang ini. Dan biasanya gadis itu akan menyambutnya, tapi kali ini Ola tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali sejak Bumi menginjakkan kaki di rumah besar orang tua asuhnya ini. "Kuliah sambil kerja?" Mata besar berbulu lentik itu melebar. "Keren banget itu sih. Tapi apa nggak pusing bagi waktu antara kuliah dan kerja?" tanya Kanina yang belum apa-apa sudah terkagum-kagum dengan anak asuh Daniel itu. "Itu udah biasa buat Bumi. Sejak pertama kuliah dia sudah mulai bekerja membantu di perusahaan," sahut Daniel. Sementara Bumi di sisinya hanya tersenyum tipis. Bumi tidak banyak bicara. Hanya sesekali menjawab pertanyaan yang Kanina ajukan. Sementara dia tidak berselera untuk tahu lebih banyak tentang wanita

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   37. Don't Be Bad

    Ola bukan anak bawang di sini! Dia terpaksa meredam kekesalan ketika harus menempati kursi penumpang bagian belakang. Poninya berkibar beberapa kali tersapu embusan napasnya yang kasar. Matanya mengerling tak senang mendengar wanita yang duduk di sebelah kursi kemudi terus menyerocos, berusaha mengakrabkan diri dengan Bumi yang tengah konsentrasi menyetir. Ola bukannya tak tahu kalau Bumi di belakang kemudi terus memantaunya dari kaca spion depan. Tapi Ola tak peduli dan hanya memasang wajah cemberut. Gimana tidak? Kursi yang Kanina duduki itu tempatnya! Bumi itu pacarnya bisa-bisanya dia malah jadi obat nyamuk begini. Ola geram minta ampun, tapi dia tetap berusaha menutupi emosinya. "Gebetan kamu kating atau temen sekelas, Ola?" Pertanyaan Kanina membuat Ola segera mengubah eskpresi wajah. Dia memasang senyum palsunya yang dibuat selebar mungkin. "Bukan kating atau teman sekelas kok, Mbak. Dia itu lelaki dewasa yang udah kerja." "Beneran?" Kanina takjub sampai harus memutar bad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12

Bab terbaru

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Bintang

    "Kamu nggak bosan seumur hidup bareng aku terus? Dari kecil, dari kamu umur lima tahun." Ola menggeleng dan tersenyum kecil mendapat pertanyaan dari suaminya. Dia makin merapatkan diri. "Meski hubungan kita nggak mulus, tapi aku bahagia seumur hidup sama kamu. Justru yang harusnya tanya itu aku. Emang kamu nggak capek ngadepin sifat childish aku dari dulu sampai sekarang?""Sebenarnya sih capek." Jawaban Bumi sontak membuat Ola menjauhkan kepala dan menatap lelaki ituu dengan alis tertaut. "kok gitu?!" Reaksi Ola membuat Bumi terkekeh. Pria itu kembali meraih kepala Ola untuk bersandar di pundaknya lagi. "Nggak dong, Sayang. Kalau capek mana mungkin bisa bertahan sampai anak tiga." Mendengar itu Ola ikut terkekeh dan makin merapatkan diri. Matanya terpejam saat tangan Bumi menyentuh perutnya yang sudah makin besar. "Nggak nyangka anak manja seperti kamu bisa melahirkan anak-anak hebat seperti mereka." "Sekarang aku udah nggak manja lagi loh, Kak." "Iya, sekarang Ola si manja da

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Pelan-pelan

    Jika biasanya Ola liburan ke Eropa bersama keluarganya, kali ini dia memilih destinasi New Zealand. Sesuatu yang tidak dia rencanakan karena terlintas begitu saja. Bumi bilang itu kado kehamilan ketiganya. Ola membuang napas, rasanya jahitan di perut baru saja kering. Membayangkan perutnya akan dibedah ketiga kalinya membuat Ola merinding. "Kamu ibu yang kuat, kamu pasti bisa," ucap Bumi menyemangati dan menenangkan saat Ola gelisah dengan segala pikiran buruk yang ada. "Tapi janji ini yang terakhir ya." "Hu-üm." Kehamilan Ola kali ini tidak seperti kehamilan sebelumnya. Dia menjadi gampang lelah, dan haus. Bahkan morning sick tidak bisa dihindari. Jadi, selama seminggu liburan dia tidak bisa menikmati dengan maksimal. Lebih banyak tinggal di hotel daripada berwisata musim semi. "Aku nggak mau tau, setelah anak ini lahir kamu harus mengajakku ke sini lagi," rengek Ola saat baru keluar dari kamar mandi memuntahkan isi perutnya. Wajahnya memucat, keringat dingin keluar begitu deras

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Dua Garis Merah

    Bumi menyentak tangan Ola yang berdiri di dekatnya hingga wanita itu jatuh di pangkuannya. Niat Ola menghampiri anak-anaknya yang sedang asyik main pasir pantai pun urung lantaran Bumi memeluknya begitu erat. Terlebih dengan iseng pria itu mulai mengendus pundaknya yang terbuka. "Kak, nanti anak-anak liat," tegur Ola ketika tangan Bumi menyelinap ke balik kain pantai yang dia pakai. "Anak-anak lagi sibuk sendiri," sahut Bumi, lantas mengecup lembut punggung Ola. Dia terkekeh ketika tubuh istrinya berjengit. Ola masih begitu sensitif dengan sentuhannya. "Kak, udah. Aku harus temeni anak-anak main." Ola berusaha menyingkirkan tangan Bumi yang masih bergerak naik turun di atas pahanya. Alih-alih berhenti pria itu makin menjadi. Ola sampai melebarkan mata saat merasakan tangan Bumi merambat ke dadanya. Buru-buru dia menjauhkan tangan nakal itu dari sana dan menggeram. "Ada Gyan dan Javas, mereka aman. Kita kembali ke cottage dulu, ya," bujuk Bumi saat Ola berusaha lepas dari kungkung

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   Extra Part - Kaki Kecil

    Kaki-kaki kecil berlarian di lantai rumah besar milik Daniel. Suara celotehan anak-anak terdengar meriah di setiap penjuru ruangan. Sesekali suara tangisan saling bersahutan saat mereka saling berebut mainan. Sebentar kemudian tawa-tawa lucu mereka bersusulan. Pemandangan itu-lah yang Daniel inginkan. Menghabiskan masa tua dengan cucu-cucunya yang melimpah ruah. Daniel sedang menikmati teh hangat yang sudah Delotta sajikan saat suara tangisan Vyora--anak kedua Ola--melengking. Hampir saja dia menyemburkan isi mulutnya sebelum bergegas meletakkan cangkirnya kembali. Dengan cepat pria tua itu melangkah mendekati sang cucu yang mukanya sudah memerah. "Hei, hei, cucu kesayangan Opa kenapa?" tanya pria itu sambil menggendong anak perempuan berusia satu tahun itu. "Adek digigit semut, Opa," jawab Vion--anak pertama Ola--seraya sibuk dengan mainan di tangannya. "Digigit semut? Mana coba Opa liat." Vion langsung meninggalkan mainannya lalu menunjuk paha chubbi Vyora yang memerah. "Tuh li

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   136. Dua Kebahagiaan

    Tepuk tangan bersahutan ketika Bumi berhasil memotong pita, tanda dibukanya bengkel baru di Kota Surabaya. Senyum lebar serta ucapan terima kasih dia layangkan. Jabatan tangan bersama pemilik perusahaan otomotif yang bekerjasama dengannya pun terayun erat. Setelah pemotongan pita para tamu yang hadir lantas berkeliling untuk melihat area bengkel. Area bengkel yang luas serta peralatan yang lengkap membuat bengkel ini bisa menampung lebih banyak mobil yang akan diservis. Fasilitas juga ditambah, seperti ruang tunggu yang nyaman juga area play ground. Selain memperkenalkan bengkel baru, mereka juga memperkenalkan tipe mobil keluaran terbaru yang beberapa bulan lalu launching. Banyak promo yang ditawarkan baik dari showroom mau pun bengkel di acara grand opening ini. Ola memilih duduk di sofa lantaran merasa kelelahan. Sejak bangun pagi tadi, sebenarnya dia merasa kurang enak badan. Namun karena ini hari penting bagi Bumi, dia bersikap seolah tidak ada masalah. Sejauh ini dia bisa men

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   135. Terlanjur

    Ola meletakkan satu gelas susu hangat di meja kerja Daniel ketika pria tua itu tengah fokus membaca sebuah dokumen. Daniel mengangkat wajah, dan sontak tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Langkah Ola lantas bergerak ke belakang kursi sang papi dan melihat apa yang yang tengah pria itu baca. "Apa nggak sebaiknya papi istirahat aja?" tanya Ola saat tahu apa yang papinya baca itu sebuah proposal pendirian perusahaan baru milik Bumi. "Papi akan istirahat setelah baca proposal milik suamimu ini. Kenapa kamu nggak tidur?" "Sebenarnya aku sudah tidur. Aku tadi haus jadi kebangun. Terus liat ruang kerja papi lampunya masih nyala." Ola menunduk, lantas mengambil alih proposal itu dari tangan Daniel. "Papi minum susu itu terus pergi tidur." Kepalanya menggeleng ketika mulut Daniel terbuka dan terlihat ingin mengambil kembali proposal tersebut. Ola tidak memberi kesempatan papinya untuk protes. Dia tersenyum menang ketika Daniel tampak menyerah. "Oke, papi akan minum susu buatan my

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   134. Nikmati Prosesnya

    "Ada opening bengkel baru di Surabaya, kamu mau ikut?" Enam bulan belakangan, selain sibuk mengurus tetek bengek pembukaan pabrik, Bumi juga sibuk mengurus pembukaan cabang bengkelnya yang baru di Surabaya. Satu per satu bengkel miliknya didirikan secara berkala di kota-kota besar bergabung dengan sebuah showroom perusahaan mobil yang bekerjasama dengannya. "Kapan?" "Pekan depan. Sekalian berkunjung ke rumah Kakek Gunadi.""Boleh, tapi aku nggak bisa lama. Kamu kan tahu aku masih belum diizinin Mas Gyan buat ambil cuti."Bumi terkekeh kecil lantas menekan kakinya agar ayunan yang dirinya tempati bersama Ola bergoyang. Saat ini keduanya memang tengah bersantai menikmati sore di taman belakang yang berdampingan dengan kolam renang. Biasanya tempat ini dikuasai Daniel dan Delotta jika sore menjelang. Namun kali ini sepasang suami istri itu sedang tidak ada di rumah. "Gyan itu masih pelit banget kalau ngasih cuti. Harus ada alasan yang urgent banget baru bisa dikabulin permohonan cuti

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   133. Istri Rasa Pacar

    "Aku tau akhirnya pasti begini." Kekehan Bumi terdengar lirih saat mendengar kalimat itu. Sekarang ini dirinya masih merebah di atas kasur dengan Ola yang memeluknya seperti guling. Salah satu paha wanita itu menindih perutnya. Sehingga Bumi bisa dengan bebas mengusap paha terbuka itu dengan mudah. "Nggak sabaran," ucap Ola lagi. Dia bergerak menarik kakinya, tapi dengan cepat Bumi menahannya. "Kak!" "Sebentar, kamu mau ke mana sih?" "Sebentar lagi pasti Bibi nyuruh kita turun buat makan malam. Terus kita mau selimutan terus begini?" Ola menyingkir karena dia merasakan milik Bumi sudah kembali menegang. Kalau harus tambah satu permainan lagi, dia akan lebih lama terkurung di kamar. Akibatnya papi pasti ngomel karena mereka tidak ikut makan malam lagi. Lagi? Ya, karena kejadian seperti itu tidak cuma sekali dua kali sejak mereka pulang dari Raja Ampat. Bumi memiliki hobi baru yaitu mengurung Ola di kamar setelah wanita itu pulang kerja. Dengan gemas Bumi mencium pipi Ola. "Ngga

  • Pesona Kekasih Rahasia Anak Asuh Presdir   132. Yang Belum Move On

    "Memang kalian nggak bosan ke Raja Ampat? Atau suami lo nggak mampu biayain honeymoon? Ola, kalau lo butuh sponsor, bilang dong!" Kalimat itu terlontar dari mulut seorang Galen. Pria itu memasang wajah meremehkan saat Ola bilang baru balik dari Raja Ampat. Terang saja hal itu membuat Ola jengkel dan rasanya ingin menyiram muka sohibnya itu dengan air kobokan. "Bukannya laki gue nggak mampu, ya. Tapi kami emang udah janji mau balik ke sana kalau kami dapat izin nikah. Jadi ini tuh semacam utang yang wajib kami penuhi," ujar Ola dengan nada gemas. Dengan kesal dia menyambar jus jeruknya. Langit Jakarta mulai gelap lantaran mau hujan, tapi dada Ola malah kepanasan. "Poinnya itu, bukan ke mana kita pergi. Tapi dengan siapa kita pergi," timpal Yara. "Meski perginya ke surga, tapi kalau ke sananya sama lo, jelas nggak bakal bikin happy si Ola." "Nah!" Merasa dapat pembelaan, Ola kembali bersemangat. Dia kembali tersenyum puas ketika melihat wajah Galen memberengut. "Asyik enggak kemari

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status