“Jadilah kekasihku!”
Ariel mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merasa ada yang aneh dengan pria di depannya ini. Laki-laki tampan itu tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja menyatakan cinta kepadaya. Mereka bahkan tak saling mengenal sebelumnya.“Maaf ... apa saat ini anda sedang ingin berlatih menyatakan cinta dengan saya?” tanya Ariel. Hanya hal itu yang masuk dalam logikanya saat ini, karena tak sedikit anak-anak muda yang menjadikan cafenya ini tempat untuk menyatakan cinta.Bukannya menjawab kini laki-laki itu malah mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ariel. Melihat Arie yang hanya menatap tangannya, laki-laki tersebut langsung meraih tangan Ariel untuk menerima jabatan tangannya.“Perkenalkan, namaku Samuel! Kamu bisa memanggilku Sam,” terang laki-laki yang mengaku bernama Samuel tersebut.Ariel hanya tersenyum kaku mendengar apa yang dikatakan oleh Samuel. Entah dari mana laki-laki itu bisa mengenalnya dan berakhir menyatakan cinta kepadanya.“Aahh ... dan aku tidak sedang berlatih menyatakan cinta. Aku benar-benar menyatakan cinta kepadamu!” kata Samuel seolah tak punya dosa.Uhuk ....Uhuk ....Bimo—sahabat baik seka;ligus sepupu Arie, seketika terbatuk saat mendengar pernyataan yang diutarakan oleh Samuel. Menurutnya hanya Samuel lah laki-laki yang berani menyatakan cinta kepada Ariel secara langsung tanpa pendekatan.“Ssttt ....” Ketus Ariel saat Bimo terbatuk. Dia tahu jika sahabatnya ini sedang mentertawakan dirinya dalam hati.Samuel yang melihat interaksi di antara ke dua orang di hadapannya ini, seketika mengerenyit heran.“Apa kalian sepasang kekasih?” tanya Samuel penasaran.Bukan tanpa alsan dia menanyakan hal tersebut, karena sepengetahuannya laki-laki yang ada di samping Ariel saat ini adalah spesies laki-laki yang sangat berbeda jauh dengannya. Laki-laki-laki itu terkesan kemayu dan lebih terlihat feminim.“Eeuumm ... apa kamu juga mencintai wanita?” Kini Samuel giliran bertanya kepada Bimo. Dia tak sabar untuk menunggu Ariel membuka mulutnya.“Auuhh ... astaga! Katakan kepadaku kenapa kamu bisa menanyakan hal seperti itu?” timpal Bimo.Kini giliran Arie yang dibuat tertawa oleh pertanyaan Samuel. Memang tak sedikit orang yang memiliki prasangka sama seperti Samuel.“Maaf ...,” kata Samuel sambil menggaruk tengkuknya.Ariel kembali mengerjapkan matanya saat Samuel secaratiba-tiba saja menatapnya dengan jarak yang begitu dekat. Laki-laki itu menopang dagunya di atas etalase pembatas anatara mereka.“Jadi katakan padaku, apa dia kekasihmu?” tanya Samuel sambil melirik ke arah Bimo.“Tidak! Dia bukan kekasihku dan aku tidak memiliki kekasih!” jawab Ariel dengan jujur.Samuel tersenyum penuh makana sambil terus menatap Ariel. Namun, kali ini dia tak lagi menopang dagunya.“Jadi ... apa kamu menerimaku?” tandas Samuel.Ariel mengerenyit heran mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Samuel saat ini.“Pernyataan cintaku tadi. Apa kamu menerimanya?” ulang Samuel.“Ma—maaf ... tapi kita tidak saling mengenal sebelumnya. Jadi aku rasa ini terlalu ....”“Tidak! Siapa bilang kita tidak saling mengenal. Aku sering ke mari dan melihatmu, jadi kamu tidak bisa mengatakan jika kita tak saling mengenal!” jelas Samuel.Ha ha ha ha ....Ariel langsung menyikut perut Bimo, ketika laki-laki itu dengan tidak sopannya tertawa begitu keras.“Apa ada yang salah dengan kata-kataku?” tanya Samuel.“Tidak, bukan seperti itu. Maafkan sahabatku,” ucap Ariel sambil menundukkan kepalanya.“Eeuumm ... tapi ....” Ariel terlihat mengingat kembali nama pemuda yang saat ini berdiri di depannya. Bukan dia tak mengingat nama laki-laki tersebut, memang terkadang otaknya tak dapat merekam dengan baik nama seseorang jika orang tersebut tak begitu penting untuknya.“Samuel!” Tunjuk Samuel sambil kembali bersalaman dengan Ariel. “Namaku Samuel!” ulang Samuel.Ariel menganggukkan kepalanya sambil mengulas senyum kepada Samuel yang terlihat begitu menggebu-ngebu untuk menjadikannya seorang kekasih.“Aahh ... Samuel, aku rasa kamu terlalu cepat mengartikan apa yang kamu rasakan saat ini kepadaku. Mungkin kamu memang sering bertemu denganku, tapi aku sama sekali tidak mengenalmu!” ucap Ariel kemudian. Dia sedang mencoba untuk menolak Samuel secara halus.“Tidak! Aku sama sekali tak merasa salah dengan apa yang aku rasakan kepadamu. Aku benar-benar jatuh cinta kepadamu, Ariel!” terang Samuel yang mampu membuat Ariel terkejut karena ternyata laki-laki itu mengetahui namanya.“Dari mana kamu tahu namaku?” tanya Ariel penasaran.Samuel tersenyum menatap Ariel. Rupanya wanita yang saat ini disukainya ini tengah meragukan rasa cintanya.“Bukankah aku sudah mengatakan jika aku sering berkunjung ke mari. Dan untuk mengetahui namamu itu bukanlah sesuatu hal yang sulit,” jawab Samuel penuh percaya diri.Ariel tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh Samuel. Ia lantas melipat ke dua tangannya di atas dada.“Samuel, apa kamu tahu hanya mengetahui namaku dan bertemu setiap hari bukanlah jaminan atas perasaan yang kamu miliki. Cinta tidak semudah dan sesederhana itu,” jelas Ariel. Sebagai wanita yang pernah gagal, dia tak ingin mengulang lagi ke salahannya untuk yang ke dua kalinya. Apalagi banyak dari orag tua laki-laki yang menyukainya memandang remeh mengenai status janda yang dia miliki.“Apa saat ini kamu sedang menolakku?” tanya Samuel tanpa basa-basi.Ariel menganggukkan kepalanya. Ia bersyukur karena Samuel bisa dengan cepat memahami ucapannya.“Kenapa? Apa aku kurang tampan?” tanya Samuel kemudian.“Aku rasa kamu salah paham tentang itu,” jawab Ariel.“Lalu?”Ariel mengehembuskan nafasnya dalam-dalam. Sebenarnya dia tak ingin menjelaskan dan membuka ststusnya sebagai seorang janda. Ia sudah muak dengan setiap pandangan orang maupun rekasi mereka ketika tahu tentang statusnya.“Apa karena kamu seorang janda?” timpal Samuel ketika Ariel tak juga menjawab pertanyaannya.Ariel membelalakkan matanya ketika Samuel mengetahui tetang statusnya.“Terkejut karena aku tahu tentang statusmu?” kelekar Samuel.“Ariel, percayalah jika aku benar-benar mencintaimu. Aku sama sekali tak memperdulikan statusmu. Janda atau bukan itu tidaklah masalah bagiku. Aku ingin menjalin hubungan denganmu, bukan statusmu!” tegas Samuel.Ariel dibuat tak bisa berkata-kata dengan apa yang dapat oleh Samuel. Mata laki-laki itu terlihat begitu tulus dan serius dengan semua yang dikatakannya saat ini."Ariel, aku mohon percayalah padaku. Aku benar-benar tulus mencintaimu. Sejak pertama aku melihatmu, aku sudah ....""Cukup Samuel! Kamu mungkin mengetahui tentang statusku, tapi kamu sama sekali tak mengerti bagaimana rasanya menjadi aku. Lebih baik kamu mencari wanita lain untuk kamu jadikan sebagai kekasih! Aku tak memiliki waktu untuk merajut tali kasih yang hanya berujung dengan perpisahan!" terang Ariel.Samuel tersenyum getir mendengar penolakan dari Ariel. Dia tak menyangka jika wanita itu tetap ngotot tak ingin menjadi kekasihnya saat ini."Baiklah kalau begitu. Kamu boleh menolakku hari ini, tapi besok aku akan datang kembali dan memastikan jika kamu akan menerima cintaku, karena aku sama sekali tak berniat untuk menjalin hubungan yang sekedar untuk main-main denganmu!" jelas Samuel yang kemudian pergi meninggalkan cafe miliki Ariel."Good Morning ...."Ariel dikejutkan dengan penampakan setangkai bunga yang ada di hadapannya. Ia kemudian menoleh dan mendapati pemuda yang kemarin menembaknya sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum lebar."Bunga cantik untuk wanita paling cantik!" kata Samuel. Ia menyodorkan setangkai bunga mawar kepada Ariel.Ariel menghembuskan nafas panjang. Ia kira ucapan uang dikatakan oleh laki-laki itu kemarin hanyalah sebuah bualan belakan. Namun, nyatanya laki-laki itu datang kembali membuktikan ucapannya."Kenapa? Tidak suka?" tanya Samuel ketika Ariel hanya diam menatap bunga pemberiannya tanpa berniat untuk mengambilnya."Baiklah, aku akan memberikan yang paling bagus untukmu, besok pagi. Sekarang terima ini dulu!" kata Samuel sambil menyodorkan bunga yang dibawanya.Ariel mengerenyitkan kening. Ia menatap Samuel dengan tatapan penuh tanya."Apa kamu selalu ke mari di pagi hari?" tanya Ariel.Samuel menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tak lupa ia membuka mulutnya lebar-lebar da
"Loh ... kamu tidak ke cafe, Ril?" tanya Dina–mamah Ariel.Ariel tersenyum menatap mamahnya. Hari ini dia sedang tak ingin pergi ke cafe. Entah kenapa hari-harinya terasa sepi sejak beberapa minggu ini. Lebih tepatnya sejak Samuel tak lagi berkunjung ke cafenya, setelah memberikan janji manis. "Ariel sedang malas, Mah! Lelah juga setiap hari ke cafe," terang Ariel.Dina mengulas senyum mendengar jawaban dari putrinya. Ia cukup senang karena sekarang Ariel tak lagi murung seperti 5 tahun yang lalu. Putrinya itu juga lebih banyak memiliki teman saat ini, dari pada dulu."Bagaimana kalau kamu ikut Mamah?" ajak Dina."Ke mana?" sahut Ariel yang masih asik menikmati senja di sore ini. Seharian tadi dia hanya rebahan di atas ranjang sambil memikirkan sesuatu yang tidak penting."Acara pertunangan anaknya teman, Mamah!" terang Dina. Dia berharap jika putrinya bisa ikut bersamanya. "Kamu mau ya ...?" imbuh Dina saat putrinya hanya diam saja."Siapa tahu nanti kamu bisa bertemu dengan panger
"Ariel!"Ariel memutar bola matanya jengah. Ia malas melihat laki-laki penipu seperti Samuel. Mengucap kata-kata manis nan memabukkan tapi nyatanya kosong dan tak bertanggung jawab.Ya ....Laki-laki memang sama, suka menuai janji indah tapi pada akhirnya menyakitkan hati. "Ril, kita perlu bicara!" kata Samuel.Ariel menatap tak suka tangan Samuel yang saat ini mengenggam pergelangan tangannya. Setelah berminggu-minggu hilang dan ditemukan bertunangan dengan wanita lain, kini dia kembali seolah tanpa dosa."Bicara? Bicara apa, Sam? Apa kita saling mengenal sebelumnya. Jangan membuatku tertawa dengan sikapmu saat ini." Ketus Ariel.Samuel menghela nafasnya. Entah apa yang terjadi pada wanita di depannya saat ini. Semalaman ia dibuat tak bisa tidur hanya karena kata-kata menusuk yang diucapkannya tadi malam. "Apa kamu marah karena aku tak datang ke mari hampir 2 minggu ini?" tanya Samuel yang mencoba menebak penyebab kemarahan Ariel.Ariel menarik sudut bibirnya. Merasa lucu dengan ap
"Loh ... tumben Ril, jam segini sudah pulang."Uhuk .... Uhuk ....Ariel yang sedang menenggak air mineral seketika tersedak saat mendengar suara sang mamah yang tiba-tiba saja muncul seperti hantu.Dengan mata menyipit Ariel, menatap mamahnya yang membawa barang belanjaan di tangan kanan dan kirinya."Mah, Ariel carikan pembantu ya?" tawar Ariel yang saat ini sudah mengambil alih barang belanjaan mamahnya lalu mengeluarkan segala isi yang ada di dalam kantong plastik merah besar itu."Kamu ini mirip sama papah kamu. Dengar ya, Mamah ini masih kuat jalanin semua tugas ini. Buat apa ada pembantu kalau tidak benar-benar dibutuhkan!" sahut Dina. Ia juga mulai mengeluarkan semua belanjaan yang dia beli dari pasar. Dipisah-pisahkannya barang yang perlu dicuci dan tidak.Ariel hanya mendesah pasrah mendengar jawaban dari sang mamah. Wanita berusia 56 tahun itu memang selalu menolak keinginannya untuk mencarikan pembantu. "Kemarin kamu ke mana? Mamah cariin muter-muter kamu tidak ada." Dina
"Loh ... tumben Ril, jam segini sudah pulang."Uhuk .... Uhuk ....Ariel yang sedang menenggak air mineral seketika tersedak saat mendengar suara sang mamah yang tiba-tiba saja muncul seperti hantu.Dengan mata menyipit Ariel, menatap mamahnya yang membawa barang belanjaan di tangan kanan dan kirinya."Mah, Ariel carikan pembantu ya?" tawar Ariel yang saat ini sudah mengambil alih barang belanjaan mamahnya lalu mengeluarkan segala isi yang ada di dalam kantong plastik merah besar itu."Kamu ini mirip sama papah kamu. Dengar ya, Mamah ini masih kuat jalanin semua tugas ini. Buat apa ada pembantu kalau tidak benar-benar dibutuhkan!" sahut Dina. Ia juga mulai mengeluarkan semua belanjaan yang dia beli dari pasar. Dipisah-pisahkannya barang yang perlu dicuci dan tidak.Ariel hanya mendesah pasrah mendengar jawaban dari sang mamah. Wanita berusia 56 tahun itu memang selalu menolak keinginannya untuk mencarikan pembantu. "Kemarin kamu ke mana? Mamah cariin muter-muter kamu tidak ada." Dina
"Ariel!"Ariel memutar bola matanya jengah. Ia malas melihat laki-laki penipu seperti Samuel. Mengucap kata-kata manis nan memabukkan tapi nyatanya kosong dan tak bertanggung jawab.Ya ....Laki-laki memang sama, suka menuai janji indah tapi pada akhirnya menyakitkan hati. "Ril, kita perlu bicara!" kata Samuel.Ariel menatap tak suka tangan Samuel yang saat ini mengenggam pergelangan tangannya. Setelah berminggu-minggu hilang dan ditemukan bertunangan dengan wanita lain, kini dia kembali seolah tanpa dosa."Bicara? Bicara apa, Sam? Apa kita saling mengenal sebelumnya. Jangan membuatku tertawa dengan sikapmu saat ini." Ketus Ariel.Samuel menghela nafasnya. Entah apa yang terjadi pada wanita di depannya saat ini. Semalaman ia dibuat tak bisa tidur hanya karena kata-kata menusuk yang diucapkannya tadi malam. "Apa kamu marah karena aku tak datang ke mari hampir 2 minggu ini?" tanya Samuel yang mencoba menebak penyebab kemarahan Ariel.Ariel menarik sudut bibirnya. Merasa lucu dengan ap
"Loh ... kamu tidak ke cafe, Ril?" tanya Dina–mamah Ariel.Ariel tersenyum menatap mamahnya. Hari ini dia sedang tak ingin pergi ke cafe. Entah kenapa hari-harinya terasa sepi sejak beberapa minggu ini. Lebih tepatnya sejak Samuel tak lagi berkunjung ke cafenya, setelah memberikan janji manis. "Ariel sedang malas, Mah! Lelah juga setiap hari ke cafe," terang Ariel.Dina mengulas senyum mendengar jawaban dari putrinya. Ia cukup senang karena sekarang Ariel tak lagi murung seperti 5 tahun yang lalu. Putrinya itu juga lebih banyak memiliki teman saat ini, dari pada dulu."Bagaimana kalau kamu ikut Mamah?" ajak Dina."Ke mana?" sahut Ariel yang masih asik menikmati senja di sore ini. Seharian tadi dia hanya rebahan di atas ranjang sambil memikirkan sesuatu yang tidak penting."Acara pertunangan anaknya teman, Mamah!" terang Dina. Dia berharap jika putrinya bisa ikut bersamanya. "Kamu mau ya ...?" imbuh Dina saat putrinya hanya diam saja."Siapa tahu nanti kamu bisa bertemu dengan panger
"Good Morning ...."Ariel dikejutkan dengan penampakan setangkai bunga yang ada di hadapannya. Ia kemudian menoleh dan mendapati pemuda yang kemarin menembaknya sudah berdiri di belakangnya sambil tersenyum lebar."Bunga cantik untuk wanita paling cantik!" kata Samuel. Ia menyodorkan setangkai bunga mawar kepada Ariel.Ariel menghembuskan nafas panjang. Ia kira ucapan uang dikatakan oleh laki-laki itu kemarin hanyalah sebuah bualan belakan. Namun, nyatanya laki-laki itu datang kembali membuktikan ucapannya."Kenapa? Tidak suka?" tanya Samuel ketika Ariel hanya diam menatap bunga pemberiannya tanpa berniat untuk mengambilnya."Baiklah, aku akan memberikan yang paling bagus untukmu, besok pagi. Sekarang terima ini dulu!" kata Samuel sambil menyodorkan bunga yang dibawanya.Ariel mengerenyitkan kening. Ia menatap Samuel dengan tatapan penuh tanya."Apa kamu selalu ke mari di pagi hari?" tanya Ariel.Samuel menganggukkan kepalanya dengan cepat. Tak lupa ia membuka mulutnya lebar-lebar da
“Jadilah kekasihku!”Ariel mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merasa ada yang aneh dengan pria di depannya ini. Laki-laki tampan itu tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba saja menyatakan cinta kepadaya. Mereka bahkan tak saling mengenal sebelumnya.“Maaf ... apa saat ini anda sedang ingin berlatih menyatakan cinta dengan saya?” tanya Ariel. Hanya hal itu yang masuk dalam logikanya saat ini, karena tak sedikit anak-anak muda yang menjadikan cafenya ini tempat untuk menyatakan cinta.Bukannya menjawab kini laki-laki itu malah mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Ariel. Melihat Arie yang hanya menatap tangannya, laki-laki tersebut langsung meraih tangan Ariel untuk menerima jabatan tangannya.“Perkenalkan, namaku Samuel! Kamu bisa memanggilku Sam,” terang laki-laki yang mengaku bernama Samuel tersebut.Ariel hanya tersenyum kaku mendengar apa yang dikatakan oleh Samuel. Entah dari mana laki-laki itu bisa mengenalnya dan berakhir menyatakan cinta kepadanya.“Aahh ... da