Share

Menjadi CEO

Author: Aprilia Choi
last update Last Updated: 2022-11-17 06:20:37

Tak! Tak! Tak!

Suara langkah kaki seorang wanita yang menggunakan sepatu hak tinggi terdengar menggema mengiringi perjalanannya menuju sebuah ruangan bertuliskan “Chief Executive Officer (CEO)”. Sepanjang perjalanan menuju ruangannya di lantai atas, para karyawan menyambut wanita itu dengan ucapan selamat pagi dan dibalas olehnya dengan senyuman ramah yang selalu menghiasi wajah cantiknya.

“Sudah hampir satu tahun aku menjalani semua ini, aku harus bisa bertahan,” gumam wanita itu menyemangati dirinya sendiri.

Sesampainya di dalam ruangan, wanita itu segera melangkah menuju meja kerja yang terletak di sudut ruangan dengan latar belakang jendela besar dan pemandangan indah kota London yang menampakkan jam Big Ben terlihat dari kejauhan. Ia menggantungkan tasnya di stand hanger kemudian menghempaskan tubuhnya di atas kursi empuk kebesarannya.

Tok! Tok! Tok!

Baru saja akan memulai membuka laptop untuk bekerja, suara ketukan di pintu membuat wanita itu terpaksa menghentikan aktivitasnya.

“Silakan masuk!” seru wanita itu.

Pintu pun terbuka menampakkan seorang pria bertubuh jangkung yang berdiri di ambang pintu, menyapanya dengan senyuman manis yang menghiasi wajah tampannya. Senyuman pria itu membuat lesung pipit di wajahnya terlihat dengan jelas.

“Selamat pagi, sudah siap untuk rapat pagi ini Bu CEO?” tanya pria itu kemudian masuk ke dalam ruangan sambil menutup pintu.

“Selamat pagi,” balas sang wanita. “Oh ayolah Kak Andrew tolong jangan panggil aku seperti itu,” protesnya tidak suka dengan panggilan dari kakak iparnya itu.

Pria bernama Andrew itu pun menghampiri sang wanita. “Memang benar bukan? Kamu adalah CEO, Mrs. Aprilia Alexander Dawson,” goda Andrew dengan mengerlingkan sebelah matanya seraya duduk di kursi yang berhadapan dengan meja sang wanita yang bernama April.

“Ini hanya untuk sementara saja Kak, setidaknya sampai Alan kembali,” lirih April.

Mendengar nama Alan disebut membuat Andrew mengambil napas panjang lalu mengembuskannya perlahan. “Sudah satu tahun berlalu, dia belum juga ditemukan dan kamu masih mengharapkannya kembali? Ayolah Pril, tolong jangan egois kamu harus memikirkan perasaan Alana juga. Apa kamu mau kalian terus-terusan hidup dalam harapan semu?” tukasnya.

April menatap Andrew dengan tatapan tajam. “Seumur hidup pun aku tidak akan pernah lelah untuk berharap dan menunggunya kembali Kak. Aku yakin dia pasti selamat dan sedang berjuang di luar sana.”

“April, aku sangat mengerti bagaimana perasanmu. Alan juga adikku, aku pun sama merasakan kehilangannya. Keluarga besar kita pun demikian, tapi kita harus melanjutkan hidup. Kamu tidak bisa seperti ini terus, bergantung pada harapan yang mungkin tidak akan pernah kembali,” tutur Andrew penuh penekanan di akhir kalimat, pria itu meraih jemari April untuk meyakinkan wanita itu.

“Maafkan aku Kak, inilah jalan yang sudah aku pilih. Aku akan selalu menunggunya kembali, karena hati kecilku berkata bahwa dia masih hidup dan sedang berada di suatu tempat di dunia ini,” sahut April dengan tegas kemudian menarik jemarinya dari genggaman Andrew.

Mendengar jawaban April membuat Andrew hanya bisa terdiam, ia tak bisa memaksakan kehendaknya lagi seperti dulu bagaimanapun dirinya sudah memiliki tunangan saat ini meski ia belum bisa mencintai wanita itu sepenuhnya.

“Ya sudah, mari kita ke ruang rapat sekarang. Semuanya sudah menunggu kehadiran kita,” ajak Andrew dengan senyuman untuk menutupi hatinya yang telah kecewa atas penolakan April barusan.

April pun mengangguk, beranjak dari tempatnya lalu pergi ke ruang rapat bersama Andrew.

**

Sudah satu tahun lamanya April memutuskan untuk pindah dan menetap di London bersama Alana putri kecilnya, ia bertekad ingin menemukan suaminya yang hilang karena kecelakaan di sebuah jurang namun sampai saat ini tubuhnya belum pernah ditemukan. Hal itu membuat April semakin yakin bahwa suaminya masih hidup di luar sana.

Andrew yang merupakan kakak ipar sekaligus rekan bisnisnya selalu datang mengunjunginya dengan rutin setiap bulan, untuk rapat perusahaan atau terkadang hanya untuk memastikan bahwa adik iparnya itu baik-baik saja.

Sepeninggal Alan, perusahaan AD93 yang dikelolanya bersama Dafa terus mengalami penurunan terlebih perusahaan cabang mereka yang ada di London. Merasa ekonomi keluarganya akan terancam, April memberanikan diri mengambil alih dan membeli sebagian besar saham dari Dafa terutama yang berada di London untuk ia kelola sendiri.

Akhirnya, setelah semua setuju dan proses pemindahan kekuasaan telah resmi beralih padanya. Kini April memegang jabatan sebagai CEO dan memberi nama untuk perusahaan barunya yaitu ALSON Company yang berpusat di kota London. Nama ALSON ia pilih karena merupakan gabungan dari nama keluarganya dan Alan yaitu Alexander-Dawson.

Pengalaman dan kepiawaiannya dalam memimpin sebuah perusahaan tak perlu diragukan lagi, dalam waktu singkat ia bisa mengembangkan perusahaan baru itu menjadi lebih maju hingga bisa membuka cabang baru di Indonesia yang dipimpin oleh Dafa sebagai wakilnya.

[Hai Daf, bagaimana perusahaan di sana aman kan?] tanya April saat sedang berbicara dengan Dafa melalui sebuah panggilan video call.

[Tentu saja Pril, kamu tenang saja semua yang di sini bisa aku atasi. Bagaimana kabarmu dan Alana di sana?]

[Kami baik, kalian semua di sana juga baik kan? Clara sibuk apa sekarang?]

[Ya, kami semua baik. Clara sekarang sibuk menjadi model dan menjalani pemotretan untuk beberapa majalah, jadilah anak kami dititipkan pada orang tuanya.] Dafa terlihat menarik napas dalam saat bercerita tentang istrinya yang kini sibuk dengan dunia barunya.

[Sabarlah Dafa, aku tahu Clara wanita hebat yang bisa membagi waktunya. Mungkin saat ini dia masih belum terbiasa saja dengan aktivitas barunya, nanti juga dia akan terbiasa lagi dan bisa mengurus anak kalian kembali,] ucap April membesarkan hati Dafa.

[Iya Pril, semoga saja begitu. Oh ya, apa ada perkembangan terbaru tentang Alan?]

[Belum Daf, dia seperti menghilang dan tidak meninggalkan jejak sama sekali.]

[Tenanglah, kamu harus yakin suatu saat Alan pasti akan ditemukan.]

Usai berbincang sekitar tiga puluh menit dengan Dafa dan membahas pekerjaan, akhirnya mereka mengakhiri sambungan video call itu.

**

“Andrew, bisakah kamu tidak pergi ke luar negeri setiap bulannya? Aku lelah selalu menunggumu menyisihkan waktu sebentar saja untukku, sampai kapan aku harus menunggumu dalam ketidak pastian seperti ini?” cecar Luna saat ia dan Andrew sedang makan malam bersama di rumahnya.

“Sabarlah Luna. Aku pergi juga untuk urusan pekerjaan, bukan yang lain,” sahut Andrew santai sambil menyesap kopi setelah menghabiskan makan malamnya.

“Tiga tahun aku menunggu Andrew, kurang sabar apa lagi aku ini,” protes Luna dengan penuh penekanan.

Andrew mengambil napas panjang, lalu mengembuskannya perlahan. “Aku baru saja pulang dari London, tapi kamu malah menyambutku dengan omelan seperti ini,” keluhnya.

“Bagaimana aku tidak mengomel, kamu bisa pergi ke London menemui April setiap bulannya. Tapi untuk sekedar makan malam denganku saja kamu selalu banyak alasan,” sindir Luna seraya beranjak dari duduknya.

Andrew menahan lengan Luna. “Lalu mau kamu apa?”

**

Related chapters

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Mencari cinta

    Andrew menahan lengan Luna. “Lalu mau kamu apa?”“Kita menikah.”“Kalau itu aku belum bisa.”“Kenapa?”“Karena Alan belum ditemukan, bagaimana pun dia adikku. Mana mungkin kita menggelar pesta pernikahan sementara adik iparku masih berduka karena kehilangan suaminya.”“Sudahlah Andrew, kamu selalu saja memiliki alasan untuk mengulur waktu pernikahan kita.” Luna menarik lengannya dengan kasar lalu melangkah ke kamarnya dan menutup pintu dengan sedikit kencang.Di dalam kamar, wanita itu hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang tak kunjung mendapat kepastian dari Andrew. Tiga tahun lamanya ia bersabar menanti kekasihnya itu untuk segera menikahinya, hingga saat ini adiknya menghilang membuatnya semakin mengulur waktu untuk segera meresmikan hubungan mereka.“Entah apa yang ada di hatimu Andrew, kenapa aku selalu merasa kamu tidak pernah mencintaiku,” batin Luna menangis.“Maafkan aku Luna, meski kita telah bertunangan tapi aku belum siap untuk menikah denganmu,” gumam Andrew k

    Last Updated : 2022-11-17
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Rasa ini

    Sementara itu di Indonesia...Kantor Alexander-Dawson (Merger Grup)“Luna, tolong kamu siapkan semua dokumen yang perlu tanda tangan saya sekarang. Karena besok saya akan pergi ke London untuk rapat dengan para klien di sana,” perintah Andrew pada sekretaris sekaligus tunangannya itu.“Ke sana lagi? Haruskah setiap bulan? Apa tidak bisa yang lain saja mewakili kamu, sekali ini saja?” cecar Luna dengan nada tidak suka seraya melipat kedua tangan di depan dada.“Luna, meski pun kamu tunangan saya tolong bersikap profesional. Jalankan saja perintah saya barusan,” ucap Andrew penuh penekanan.Luna menurunkan tangannya seraya menundukkan kepala. “Maaf ... akan segera saya kerjakan. Permisi,” pamitnya, kemudian dengan langkah gontai berjalan kembali ke ruangan kerjanya dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.Andrew hanya bisa menggelengkan kepala dengan sikap tunangannya itu, menurutnya Luna menjadi sering cemburu padanya akhir-akhir ini. Terutama jika ia pergi ke Londo

    Last Updated : 2022-11-17
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Kedatangan para tamu

    “Kak Zac? Dafa? Kalian sudah di sini?” April tampak sedikit terkejut dengan kehadiran dua orang pria yang tiba-tiba sudah berada di kantornya itu.Zac mengangguk, melepas kaca mata hitamnya lalu melangkah mendekat sambil merentangkan kedua tangannya. “Apa kamu tidak merindukan kakakmu yang tampan ini?” April segera menghambur ke dalam pelukan Zac dengan senyuman yang mengembang di bibirnya. “Tentu saja aku sangat merindukanmu, Kak. Kenapa tidak bilang kalau datang hari ini? Kan aku bisa meminta sopir untuk menjemput kalian di bandara.”Zac pun mengeratkan pelukan April seraya mengusap dengan sayang, punggung adik tercintanya itu. “Tenang saja, kami sengaja tidak bilang karena ingin memberimu kejutan. Sudah lama sekali rasanya sejak kita berpisah sebulan lalu. Bagaimana kabarmu dan Alana? Kalian baik-baik saja kan di sini?” April mengurai pelukan mereka. “Tentu saja Kak, kami baik,” balasnya dengan senyuman canggung lalu beralih menatap Dafa yang sedari tadi memperhatikan mereka

    Last Updated : 2022-12-21
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Wajah yang mirip

    Di kantor ALSON Company...Menjelang siang, rapat yang dihadiri oleh perwakilan para petinggi masing-masing perusahaan setiap bulannya itu telah selesai digelar. Kini Andrew, Zac, dan Dafa tengah berkumpul di ruangan April sambil berbincang-bincang menunggu waktu makan siang tiba. Sementara Luna yang kelelahan karena perjalanan jauh, terpaksa tinggal di apartemen sekaligus menjaga Alana.“Dafa, kamu bilang akan memberikan data asisten yang akan bekerja padaku. Apakah sudah ada?” tagih April sesuai yang Dafa janjikan padanya semalam.“Tentu saja, tunggu aku akan kirim datanya padamu.” Kali ini Dafa terlihat lebih tenang, tak lagi gelisah seperti semalam. Lalu ia mengotak-atik ponselnya untuk mengirim data yang April minta. “Oke sudah ya, silakan kamu cek. Jika ada pertanyaan lebih lanjut silakan hubungi bapak Dafa Fabian,” ujarnya diiringi kekehan pelan.April membuka pesan dari Dafa untuk memastikan data yang dikirim pria itu sudah masuk. “Oke, sudah aku terima. Akan aku periksa d

    Last Updated : 2022-12-21
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Sebuah keyakinan

    Setelah berbincang beberapa saat, April sepakat untuk mencoba memperkerjakan Andra terlebih dahulu sebelum memutuskan akan terus memakai jasanya atau tidak.“Baik Pak Andra, besok Anda sudah bisa mulai bekerja ya. Saya akan memberi waktu percobaan selama tiga bulan, setelah itu akan saya putuskan bagaimana selanjutnya.”Andra mengangguk pelan. “Terima kasih banyak Bu Aprilia atas kesempatan yang Ibu berikan kepada saya. Saya akan bekerja sebaik mungkin dan tidak akan mengecewakan Ibu,” sahutnya sambil tersenyum dan membetulkan kaca matanya.“Boleh saya bertanya sesuatu?”“Silakan, Bu.”“Anda asli orang sini? Pernah ke Indonesia sebelumnya? Apa Anda mempunyai saudara kembar?” cecar April membuat Andra menautkan alisnya. Merasa bingung dengan rentetan pertanyaan yang diajukan oleh atasan barunya itu.“Maaf sebelumnya Bu, tapi di data yang saya berikan pada perusahaan ini semuanya sudah lengkap dan Anda bisa membacanya di sana,” tolak Andra sesopan mungkin.“Hmm maaf ya, saya hany

    Last Updated : 2022-12-21
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Menikmati kesendirian

    Keesokan paginya, Zac dan Dafa telah kembali pulang ke Indonesia. Tinggallah Andrew dan Luna yang masih akan menginap selama satu minggu ke depan. April sedang memasak di dapur dengan dibantu oleh Luna, sedangkan Andrew menemani Alana bermain di ruang tengah.“Jadi kapan rencananya pernikahan kalian akan digelar?” tanya April sambil mengaduk sup yang ia masak lalu memberinya sedikit taburan garam.“Entahlah Pril, sepertinya masih lama,” sahut Luna yang sedang menata piring.“Kenapa memangnya? Apa masih belum menemukan gedung yang sesuai?” “Bukan tentang itu, masalahnya ada di Andrew sendiri,” terang Luna, akhirnya ia bercerita pada April bagaimana sikap Andrew terhadapnya selama ini.April mematikan kompor karena supnya telah matang, kemudian mengambil duduk di samping Luna untuk mendengarkan cerita wanita itu.“Aku pikir kak Andrew sudah berubah dan mulai mencintaimu, apa iya dia seperti itu?” tanya April ingin memastikan karena tak percaya dengan cerita Luna bahwa Andrew masi

    Last Updated : 2022-12-21
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Asisten pribadi

    April menatap asisten pribadinya itu dengan pandangan yang tajam. “Menyebalkan sekali dia, sama seperti Alan di awal pertemuan kami. Ah, kenapa aku jadi menyamakan mereka. Dia sama sekali tidak sama dengan suamiku yang tampan dan begitu mencintaiku,” batinnya dengan pandangan yang tak lepas dari Andra.“Anda kenapa menatap saya seperti itu?” tanya Andra seraya menautkan alisnya.April mengalihkan pandangannya lalu mengusap wajah dengan kasar. “Tolong belikan saya es krim di kantin, ini uangnya,” pintanya seraya berbalik kembali dan memberikan selembar uang.Andra menerima uang itu dengan sedikit ragu. “Hanya itu, Bu?” tanyanya memastikan.“Ya, sudah sana cepatlah,” usir April karena merasa tak tahan dengan kehadiran asisten pribadinya itu yang semakin membuatnya pusing.Andra pun mengangguk paham dan segera keluar ruangan menuju kantin untuk membelikan April es krim sesuai permintaan wanita itu.**“Dafa, aku menjadi artis bukan hanya untuk uang. Tapi ini cita-citaku sejak dulu

    Last Updated : 2022-12-23
  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Bukan dia

    “Apa Bu April lapar?” tanya Andra yang sedang duduk menyetir di kursi pengemudi.April yang sedang duduk di kursi belakang hanya memutar bola matanya malas. “Sedikit,” sahutnya singkat.“Sudah lama saya tidak memakan masakan Indonesia, apa Ibu keberatan menemani saya untuk makan bersama?” tanya Andra seraya melirik April dari kaca spion depan.“Hmm ... terserah kamu saja.”“Baiklah,” sahut Andra dengan membetulkan kaca matanya seraya mengulum senyum.Akhirnya mereka pun berhenti di sebuah rumah makan khas Indonesia yang bertuliskan ‘Mie Ayam Lezat’, segera Andra turun dari kursi kemudi lalu membukakan pintu untuk April turun.April menautkan alisnya menatap nama rumah makan di hadapannya, “Mie ayam lezat?” “Mari Bu,” ujar Andra mempersilakan April untuk masuk ke dalam lebih dahulu.Dengan langkah gontai April pun masuk ke dalam rumah makan itu, diikuti oleh Andra di belakangnya. Mereka memilih tempat duduk di sebelah jendela yang menghadap langsung keluar, lalu memesan dua po

    Last Updated : 2022-12-27

Latest chapter

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Epilog

    “Cla—Clara ....”Panggilan dari Luna membuat semua mata tertuju pada dirinya dan Clara yang mau tak mau menoleh padanya. Clara menatap Luna dengan pandangan datar dan sorot mata yang begitu menyimpan luka. Luna sangat tahu hal itu, untuk itu ia ingin meminta maaf dan memperbaiki hubungan mereka.“Clara aku ingin ... meminta maaf padamu,” ucap Luna hati-hati dengan pandangan sendunya pada Clara.Clara hanya menghela napas dalam lalu mengangguk perlahan. “Kamu ... mau memaafkanku?” tanya Luna lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Clara. “Aku tahu semua ini tak mudah untukmu dan juga aku, tapi aku harap ... kamu mau berbesar hati memaafkan aku dan kita bisa bersahabat seperti dulu lagi,” ucapnya penuh harap.Clara berdiri berhadapan dengan Luna, lalu dengan sedikit canggung memeluk wanita itu membuat semua dalam ruangan tersenyum melihat mereka.“Aku bukan malaikat, tapi aku juga bukan makhluk yang tak berperasaan. Aku sudah memaafkanmu, aku juga ingin hubungan kita bisa m

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Sebuah akhir

    Lima tahun berlalu...Ada yang pernah mengatakan bahwa waktu dapat menyembuhkan luka. Hal itu ternyata benar adanya, seiring berjalannya waktu Clara dapat menerima kenyataan bahwa suaminya memiliki anak dari perempuan lain. Kini, ia telah memaafkan dan menerima kembali Dafa untuk menjadi suaminya.Waktu benar-benar mengubah segalanya, perlahan namun pasti Luna diterima dengan tangan terbuka oleh ibu mertuanya. Bu Amelia sadar, dirinya tak bisa egois karena kekuatan cinta Andrew dan Luna dapat meruntuhkan kerasnya hati wanita paruh baya itu. Kini, mereka hidup bersama saling menyayangi satu sama lain. Ditambah dengan kehadiran buah hati Luna dan Andrew, meski bukan keturunan langsung dari keluarga mereka. Namun tetap tak mengurangi kasih sayang untuk gadis kecil yang diberi nama Anna Dawson tersebut.Sekali lagi waktu telah membuktikan bahwa dengan kesabaran dan keikhlasan untuk menerima segala ujian, dapat membuat Emily terbebas dari penyakitnya dan kini dirinya tengah mengandung a

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Hukuman yang setimpal

    “Terima dan akui saja kesalahan Anda, mungkin dengan begitu Anda bisa mendapat sedikit keringanan hukuman. Bukan begitu Bapak ... Stefan?” sindir Alan dengan tersenyum sinis.“Kurang ajar kamu! Kamu pasti sengaja menjebakku kan!” tuding Stefan pada Alan yang kini sedang merangkul April. “Tolong percaya padaku Pril ... ini semua tidak benar, aku tidak bersalah. Ini hanya jebakannya saja,” pintanya dengan memelas.April menggeleng pelan. “Maaf Stefan, awalnya memang aku tidak percaya kamu sejahat itu. Tapi suamiku telah menunjukkan semua buktinya, selamat menikmati masa hukuman kamu yang sudah membuatku berpisah dari suamiku selama ini,” balasnya dengan wajah datar.“Tidak Pril, kumohon tolong bebaskan aku ...” pinta Stefan dengan tatapan sendunya.“Segera bawa dia, Pak,” pinta Alan dan petugas segera memasukkan Stefan ke dalam mobil polisi.“Tidak, saya tidak bersalah! April tolong ....”Mobil pun berlalu, April dan Alan saling berpelukan. Akhirnya kejahatan Stefan telah berakhir

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Merindukanmu

    “Maksud kamu apa?” tanya Andrew yang tidak sengaja lewat dan mendengar pembicaraan April dengan Stefan.“Kak Andrew?” “A—Andrew?”April dan Stefan sama-sama terkejut dengan kedatangan Andrew yang tiba-tiba. Namun April merasa beruntung karena kakak iparnya itu selalu datang di waktu yang tepat. Andrew berjalan menghampiri mereka lalu mengulangi kembali pertanyaan yang ia ajukan sebelumnya pada Stefan.“Ti—tidak ada maksud apa pun hanya bercanda,” kilah Stefan dengan gugup diiringi senyuman yang dipaksakan.“Jangan kamu kira bisa seenaknya bercanda di sini ya, terlebih dengan April. Berani kamu menggodanya lagi, kamu akan berurusan denganku,” tutur Andrew dengan tatapan tajamnya.Stefan hanya bisa mengangguk tanpa membantah, kemudian pria itu pun berpamitan untuk kembali ke kamarnya.“Sudah Kak, aku rasa ini hanya salah paham. Tapi ... terima kasih sudah membelaku,” ucap April tulus.“Ingat kataku dulu? Jangan pernah ucapkan terima kasih padaku, sudah seharusnya aku melakukan

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Seandainya

    “Aku sangat merindukan istri dan putriku, apa kabar mereka sekarang ya,” gumam Alan yang baru saja pulang dari kantor polisi untuk memberikan bukti tentang kejahatan Stefan.Merasa tak mampu lagi membendung rindunya, Alan memutuskan untuk menghubungi sang istri terlebih dahulu.[Sayang ... aku sangat merindukanmu. Kapan kamu akan kembali?][Dia tidak merindukanmu, jadi teruslah saja berharap karena dia tidak akan kembali.][Apa maksudmu? Kenapa ponsel April bisa berada padamu. Ke mana dia?][Sabar, tenanglah ... dia aman bersamaku, aku dan April akan segera meresmikan hubungan kami. Jadi mulai sekarang jangan pernah ganggu April atau pun Alana lagi.]Tut!Panggilan telah dimatikan sepihak oleh Stefan begitu saja. Membuat Alan merasa geram dan khawatir tentang apa yang sedang terjadi pada istri dan anaknya.“Apa yang sebenarnya terjadi di sana? Mengapa perasaanku jadi gelisah seperti ini?” gumam Alan sambil berjalan mondar-mandir di ruang tamu apartemennya.**“Apa yang kamu

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Rapat keluarga

    Kini anggota keluarga Dawson dan Alexander tengah berkumpul di ruang tamu—rumah milik keluarga Dawson. Semua mata tertuju pada Luna yang hanya bisa menunduk sambil menangis dengan tersedu, sementara April duduk di samping wanita itu sambil berusaha menenangkannya.“Sudah tidak perlu berakting lagi, cepat mengaku saja kepada kami. Benarkan yang diucapkan lelaki itu tadi?” tukas bu Amelia dengan pandangan yang sinis pada Luna, kedua tangannya bersedekap di depan dada.“Sabarlah Ma ... tenang dulu,” tutur pak George berusaha meredam emosi istrinya.Sementara Andrew memilih duduk di samping April, matanya enggan menatap pada Luna yang tengah diadili oleh keluarga besarnya. Pria itu juga sedang berusaha meredam amarahnya, hatinya terasa hancur saat mengetahui kekasih hatinya telah hamil dengan lelaki yang tak lain adalah teman dekatnya yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri.Luna berusaha menjawab, dengan bibir bergetar menahan agar isak tangisnya tak semakin menjadi. “Maaf ..

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Terbongkar

    Hari yang ditunggu akhirnya tiba, Alan dan timnya telah berhasil mengumpulkan bukti untuk dapat menghukum Stefan. Segera Alan memberi tahu kabar bahagia itu pada sang istri, mereka pun berencana untuk membongkar semuanya setelah acara pernikahan Andrew dan Luna selesai dilaksanakan esok hari.“Akhirnya, akan tiba hari di mana semuanya akan terbongkar. Terima kasih Tuhan, aku sangat tidak sabar untuk dapat segera bersatu kembali dengan istriku,” batin Alan tersenyum bahagia sambil menatap layar ponselnya yang menampilkan fotonya bersama dengan April dan juga putri tercinta mereka—Alana.**Keesokan paginya, acara pernikahan Andrew dan Luna akan segera berlangsung. Semuanya telah menempati tempat masing-masing, termasuk kedua calon pengantin yang tampak begitu serasi bak pasangan raja dan ratu yang akan menggelar pesta.Andrew terlihat sedikit gugup apalagi saat melihat Luna yang sedang duduk di sampingnya dengan gaun pengantin yang membuat wanita itu terlihat sangat cantik meski de

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Kembali pulang

    Seperti pembicaraan mereka kemarin, akhirnya April dan Alana kembali pulang ke Jakarta bersama dengan Stefan. Sementara itu, Alan memilih tetap tinggal di London untuk mencari bukti kejahatan Stefan. Diam-diam, Alan juga meminta anak buahnya agar selalu mengikuti serta menjaga April dan Alana dari kejauhan.Hampir setengah hari penuh waktu yang dibutuhkan untuk dapat sampai kembali ke tanah air. Begitu tiba di bandara, Zac telah menyambut kedatangan mereka untuk selanjutnya diantar menuju rumah keluarga Andrew.“Kita langsung berangkat ya, semuanya sudah menunggu kedatangan kalian. Kita akan menginap di kediaman keluarga Dawson untuk membantu persiapan pernikahan Andrew,” terang Zac saat mereka semua sudah berada di dalam mobil.Semuanya mengangguk setuju, terutama si kecil Alana yang sangat antusias karena tak sabar untuk segera bertemu seluruh keluarga yang sangat dirindukannya.Tak butuh waktu lama, dua puluh menit kemudian mobil mereka telah sampai di halaman rumah keluarga Da

  • Pesona Janda Kembang Sang CEO   Merasa bahagia

    April dan Alan telah mengambil keputusan bahwa mereka harus merahasiakan penyamaran Alan termasuk pada Alana, mereka khawatir gadis kecil itu akan kelepasan bicara nantinya. Untuk itu, keduanya sudah sepakat akan merahasiakan semua ini untuk sementara waktu.“Mami cama Om papi jangan tinggalkan aku lagi ya,” celoteh Alana sambil menyuap nasi goreng buatan April ke dalam mulut mungilnya. Gadis kecil itu makan dengan sangat lahap, pertanda ia sangat menyukai masakan maminya.Begitu pun dengan Alan yang sedang menikmati porsi kedua dalam piringnya, pria itu sangat merindukan masakan istrinya yang membuatnya ketagihan untuk selalu menambah tiap kali makan. “Iya Sayang, maaf ya kemarin mami dan pap— ehm ... maksudnya om papi sedang ada urusan pekerjaan, jadi Alana ditinggal sebentar. Maafkan kami ya,” ucapnya seraya tersenyum sambil mengusap kepala putri kecilnya itu dengan sayang.Alana hanya menjawabnya dengan anggukan kecil, lalu kembali menikmati makanan dalam piringnya. April menya

DMCA.com Protection Status