Beranda / Pernikahan / Pesona Janda Anak Satu / Bab 13. Bantuan penduduk.

Share

Bab 13. Bantuan penduduk.

Penulis: Ane Rifkoh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Keterlaluan sekali Zidan Yah, sekarang hasil panen kita sudah hancur," ratap Bu Susi menatap sedih sayuran yang sudah hancur tak beraturan.

"Sudahlah Bu. Ikhlaskan saja. Mungkin belum rezeki kita untuk menerima hasil dari panen kali ini," ucap Anton memberi pengertian pada istri tercintanya agar tetap lapang.

Bu Susi hanya diam, matanya masih terus menatap nanar sayuran yang sudah rusak itu. Di saat ia dan suaminya sudah semangat akan menjual hasil dari panennya, orang lain dengan mudahnya menghancurkan.

Mungkin bagi Zidan itu hal kecil yang tak berharga, tapi bagi keluarga Laila, itu sangat berharga. Bahkan, Anton dan Susi sudah memprediksi hasil yang akan mereka dapatkan dari menjual sayur-sayur itu ke pasar. Ya, hasilnya bisa untuk hidup mereka beberapa bulan ke depan. Namun sekarang, semua hanya bisa diikhlaskan begitu saja.

"Bu, kita pulang saja," ajak Anton.

"Tapi Pak," sanggah Bu Susi.

"Sudah. Kita pulang," ajak Anton sekali lagi.

Meraka berjalan bersama, mata para penduduk me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 14. Laila marah.

    "Bagaimana bisa Ibu menjual bakul itu Nak, kamu tahu La, Ibu saja tak punya uang untuk membeli bakul baru," jawab Bu Susi datar. Namun, gurat kesedihan tak bisa hilang dari wajahnya."Lantas?" tanya Laila lagi.Bu Susi tak menjawab langsung, ia terdiam sejenak. Laila tak mau memaksa, ia putuskan mengambil minum untuk kedua orang tuanya dulu. Mungkin dengan minum, mereka mau bicara.Laila berjalan ke arah dapur mengambil dua gelas air putih untuk kedua orang tuanya. Setelah itu, ia letakan di depan mereka. Bu Susi dan pak Anton pun meminum air yang dibawa putrinya. Saat gelas berada tepat di bibir pak Anton, tiba-tiba mata Laila  menangkap sesuatu yang berdarah di ujung sikunya. Ia lantas mengambil tangan kiri ayahnya."Astagfirullah. Siku Ayah kenapa? Kenapa lecet seperti ini Yah?" teriak Laila kaget, pak Anton mengernyit kesakitan kala sikunya disentuh oleh Laila."Aduh, aduh," ringis pak Anton menyingkirkan tangannya menjauhi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 15. Tawaran pekerjaan.

    "Sudah Nak. Jangan datang ke sana! Ayah tidak mau kamu diperlakukan buruk lagi! Cukup Nak. Biarkan saja." Kini pak Anton juga mencegah putrinya, ia berusaha bangkit menahan Laila meski kesakitan."Tapi Yah. Mereka sudah keterlaluan!" jerit Laila."Ayah tahu. Biarkan saja! Ayah tidak mau kamu kesana. Bukannya di ganti, justru mereka menyakitimu! Ayah tak mau melihat kamu di sakiti lagi Nak. Sudah, tolong. Dengarkan Ayah!" pinta Anton memohon.Raut wajah Laila berubah, ia melunak mendengar kalimat yang diucapkan ayahnya. Laila terduduk dan menangis, sungguh manusia tak punya hati. Bahkan, ketika terlepas darinya pun, mereka masih menyakiti hati dan perasaan Laila.Setelah itu keadaan jadi hening. Semua orang duduk dengan pikiran masing-masing. Laila juga tak bicara apapun lagi, hanya air matanya yang masih menetes."Yah, bagaimana makan kita setelah ini, Ibu sudah tak punya uang lagi. Mungkin seminggu ke depan kita masih bisa maka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 16. Tunggakan biaya sekolah Rara.

    "Yah. Izinkan Laila Yah, Laila mohon," pinta Laila. Matanya tak beranjak sedikit pun dari ayahnya. Ia terus menatap penuh harapan agar sang ayah memberinya izin untuk bekerja."Tidak! Ayah tidak akan pernah setuju kamu bekerja! Lagian Fatih masih kecil La, dia butuh kamu!" Pak Anton begitu tegas menolak permintaan Laila, ia tak mau Laila meninggalkan anaknya demi mencari pekerjaan."Tapi Yah, siapa yang akan mencari uang kalo misal Laila tidak menerima tawaran itu?" tanya Laila."Uang pasti akan ada selama kita tidak mengeluh. Ayah akan cari bagaimana pun caranya," jawab Anton tegas."Bagaimana caranya Yah? Ladang kita sudah tidak punya tanaman. Semuanya sudah panen hari ini, tabungan Ayah juga sudah habis. Ayah juga tidak bisa bekerja diperkebunan lagi," ucap Laila mengelak. Ia harus bisa membujuk ayahnya agar bisa memberinya izin untuk bekerja."Sekali Ayah tidak setuju! Ayah tidak setuju!" teriak Anton tegas yang membuat Laila terdiam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 17. Ayah, Ibu mengizinkan.

    "Baiklah, Ayah izinkan kamu bekerja. Ayah dan Ibu setuju kamu kerja," ucap Anton yang membuat Laila tersenyum mengembang."Terimakasih Yah. Laila janji, bakalan bahagiain Ayah dan Ibu," balas Laila.Anton dan Susi hanya bisa tersenyum, sebenarnya dalam hati kecil Anton sedih. Ia tak bisa melindungi dan menjaga mereka, ia telah gagal mensejahterakan Keluarganya.****Sore hari, Fitri datang ke rumah Laila seperti janjinya di telpon. Fitri ingin memastikan sahabatnya itu, apa ia menerima tawarannya bekerja atau tidak. Jika menerima, ia senang karena bisa pulang pergi bekerja memiliki teman. Tapi jika tidak, Fitri juga tidak mau memaksa. Sejujurnya ia kasian melihat sahabatnya itu, beruntung dirinya tak memiliki rupa secantik Laila, jadi tak jadi pilihan keluarga Fernando.Saat mereka sekolah dulu, Fitri kerap kali iri dengan kecantikan Laila, teman di sekolah sampai pemuda di desanya sangat mengagumi Laila, mereka begitu tergila-gila dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 18. Kejadian tak terduga.

    "Mau apa lagi kamu?" tanya Laila."Sabar Sayang ... Aku hanya rindu," ucap Zidan tidak punya malu."Cuuuih! Rindu katamu? Manusia tak punya hati!""Kamu ..." Tatapan Zidan seakan ingin memangsa Laila, Zidan marah karena sikap dan perkataan Laila yang sudah berani padanya."Apa yang kamu perbuat pada kedua orang tuaku, hah!" teriak Laila. Namun Zidan menanggapi dengan santai."Sabar dong Sayang. Aku cuma memberi mereka pelajaran. Mereka sudah berani padaku soalnya," kata Zidan enteng."Kamu keterlaluan Zidan. Apa salah keluargaku padamu, hah! Seharusnya aku marah padaku dan keluargamu itu. Kalian manusia jahat! Tidak punya rasa kasian, kalian manusia tak punya hati!"Plaaaak!"Lancang kamu berucap!" geramnya menampar Laila.Laila menyentuh pipinya yang kebas karena tamparan Zidan begitu kuat. Laila menatap tajam ke arah Zidan, ia tak akan mau menumpahkan air mata di depan laki-laki yang tidak p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 19. Ada apa dengan Fatih?

    "Ma-af Uda. Tadi ada masalah di jalan," ucap Fitri gugup."Benar Uda. Saya minta maaf karena sudah terlambat. Padahal ini kali pertamanya saya bekerja," timpal Laila.Keduanya tertunduk, tak berani menatap mata pemilik rumah makan Padang itu. Ada getar hebat di dada Laila, pasalnya jika pemilik kedai itu marah. Maka ia pasti tidak jadi diperkerjakan di tempatnya.Dengan kondisi cemas, Laila terus berdoa dalam hati. Agar sang pemilik tidak mempermasalahkan soal keterlambatannya. Laila sadar, seharusnya tadi ia tidak meladeni Zidan. Jika begini, hanya penyesalan yang ia rasakan."Sudah tidak apa-apa. Kalian langsung kerja aja," jawab pemilik warung itu."Ya Allah beneran Uda?" tanya Laila tak percaya."Iya. Saya sudah kewalahan itu, banyak sekali pelanggan," katanya.Laila dan Fitri senang bukan main, ia bersyukur pemilik warung itu baik. Ia bisa bernafas lega sekarang karena sang pemilik tidak lagi mempermasalahkan keterlambatannya.Laila dan Fitri mulai bekerja. Sebaik mungkin Laila be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 20. Fatih sakit

    "Ya Allah Nak. Kenapa badanmu panas," ucap Laila panik. Fatih si bayi merah itu demam."Ibu tidak tau Nak, sejak pagi Fatih tidak mau menyusu, dia nangis terus," terang Susi menatap nanar cucunya."Ayah dimana Bu?" tanya Laila. Sejak dirinya pulang, ia tak melihat keberadaan pak Anton."Ayahmu sedang keluar. Dia mencari bantuan untuk pada penduduk desa, untuk membawa Fatih ke Puskesmas. Kamu tau La, kita tidak punya uang lagi. Tapi, Ayahmu sangat mencemaskan Fatih sejak pagi tadi," ucap Bu Susi sedih.Laila terdiam, ia benar-benar sedih dengan keadaan putranya dan juga kehidupan orang tuanya sekarang. Belum pernah Laila berada di posisi tersulit seperti ini. Meski mereka berasal dari keluarga sederhana, tapi belum pernah Laila mendapati posisi terburuk seperti yang ia rasakan sekarang. Tak punya uang dan bingung."Laila minta maaf Bu. Semua gara-gara Laila. Kalian susah semua itu gara-gara Laila!" ucap Laila tersedu sedan."Jangan bicara seperti itu. Semua sudah takdir. Kami lebih baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 21. Masih punya rasa.

    Zidan diam, Laila lantas mengajak kedua orang tuanya untuk kembali berjalan membawa si kecil Fatih untuk berobat.Setelah kepergian Laila. Zidan masih termenung, ia seakan termakan dengan ucapan mantan istrinya itu."Zidan! Apa yang kamu lakukan! Kenapa kamu biarkan wanita gembel itu pergi!" bentak Anggraini kesal."Benar. Kenapa Bang Zidan diam saja," sambung Vallen yang juga kesal dengan sikap kakaknya.Zidan masih diam tak bergeming. Wajahnya seperti tengah berpikir. "Ma, mungkinkah Bang Zidan terpengaruh omongan wanita rendahan itu?" bisik Vallen meminta tanggapan ibunya."Halah. Tidak mungkin!" tolak Anggraini tak percaya. Ia lantas mendekati Zidan dan menepuk pundaknya kencang."Zidan! Bodoh kamu," hardik Anggraini."Ada apa Ma?" tanya Zidan kesal karena ibunya sudah membuatnya kaget."Apa maksudmu membiarkan wanita bodoh itu lolos! Apa?" bentak Anggraini meminta penjelasan."A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. ending

    "Mbak kenapa ada disini?" tanya Laila bingung."Aku bekerja di sini La," jawab Vallen menunduk."Bekerja? Maksudnya bekerja bagaimana Mbak?" tanya Laila tak paham.Vallen pun menjelaskan semuanya pada Laila, bagaimana ia diusir oleh Anggraini karena tidak suka dengan sikap keluarganya yang masih tunduk dengan sebuah tradisi. Laila syok, begitu juga Malik ia juga tak menyangka jika keluarga mantan suami Laila memiliki tradisi yang mengerikan."La, aku Minta maaf atas semua kesalahanku dulu. Aku menyesal dulu ikut campur rumah tangga kamu dan Zidan! Bahkan, aku ikut-ikutan mengusirmu juga dari rumah," ucap Vallen."Sudahlah Mbak, lupakan saja. Mungkin aku dan Bang Zidan sudah tidak berjodoh. Aku tidak menyalahkan siapapun. Ini semua takdir, aku sudah berdamai dengan takdir itu," ucap Laila legowo.Mendengar kelapangan dan keikhlasan Laila, membuat Malik kembali kagum. Tak salah dirinya masih mencintai Laila. Karena sifat Laila selalu membuatnya takjub. Malik berjanji tidak akan melepas

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. bertemu Vallen

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 65. POV Malik

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 64. POV Malik

    Melihat Laila lagi membuatku merasa ingin segera mengatakan padanya, bahwa aku masih mencintainya. Entah kenapa sulit sekali melupakan Laila, mungkin Laila bisa begitu mudah melupakan aku. Tapi tidak denganku, justru aku ingin memberitahu ia bahwa rasa ini masih sama."Permisi Pak." Senyuman itu masih sama, tatapan dan pesonanya masih berhasil membuat dada ini berdetak lebih cepat. Laila tak bisa membuatku melupakan apapun yang ada padanya. Laila bagiku gadis yang tak pernah bosan dipandang. Aku merasa selalu terhipnotis dengan tatapannya.Padahal sudah bertahun-tahun lamanya kami tidak bertemu. Tapi kenapa aku masih saja gugup melihatnya, Laila selalu berhasil membuatku salah tingkah."Aku mau memperjuangkan Laila lagi, Wan.""Apa? Lo gila?" teriak Ridwan terkejut."Memang kenapa? Kamu kan tahu bagaimana perasaanku pada Laila sejak dulu, kenapa harus kaget?" tanyaku tak paham dengan sikapnya.Setahuku Ridwan selalu memintaku mencari Laila dan memperjuangkan dia lagi, tapi kenapa sek

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 63. Merasa punya kesempatan.

    Sudah beberapa bulan berlalu, Laila dan Malik kembali dekat. Mereka sering bertemu di restoran, Malik bahkan tidak pernah absen mengunjungi restoran miliknya semenjak tahu Laila bekerja disana."Kalian sadar ngga sih kalo Pak Malik sering ke restoran," celetuk Windi. Gadis satu itu memang suka menjadi pemicu untuk mereka membicarakan orang lain."Huss. Kamu tuh Windi, sering banget ngomong asal, dia itu Bos kita," selah Ayu."Seriusan. Kamu ngerasa ngga sih sikap Pak Malik itu beda, apalagi kalo udah ketemu Laila. Aku jadi curiga," balas Windi ."Curiga apa?" tanya Ayu penasaran."Jangan-jangan Pak Malik dan Laila pacaran." Justru Sindi yang menjawab tanpa ragu."Apa?" teriak Windi begitu syok."Ngga mungkin lah Pak Malik pacaran sama Laila," sanggah Ayu tidak percaya."Iya bener, aku juga ngga yakin kalo Pak Malik suka sama Laila. Perbedaan mereka aja bagai langit dan bumi," timpal Windi."Tapi aku bisa lihat perbedaan pandangan Pak Malik saat menatap Laila. Mungkin juga Pak Malik suk

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 62. Zidan marah.

    "Apa yang Mama lakukan pada Oliv! Aku ngga terima Ma!" teriak Zidan marah."Mama tidak melakukan apa-apa. Bukannya Istrimu sendiri yang ingin pergi dari sini?" sanggah Anggraini tidak merasa bersalah."Tapi semua itu karna perkataan Mama! Mama yang buat Istriku pergi!""Cukup Zidan! Jangan kurang ajar sama Mama!""Mama yang ngga pernah mengerti aku!" selah Zidan matanya merah menyala, dadanya bergemuruh karena terlalu kesal dengan sikap Anggraini.Sebelumnya Zidan selalu bersikap hormat pada mamanya, tapi tidak dengan sekarang. Menurut Zidan, sang ibu sudah sangat keterlaluan dalam mencampuri urusan rumah tangganya. Mungkin saat dirinya menjalin hubungan dengan Laila, Zidan masih mampu menurut dan menerima perlakuan mamanya terhadap istirnya. Tapi tidak dengan sekarang, Zidan merasa benar-benar mencintai Oliv. Ia merasakan kebahagiaan atas pernikahannya yang sekarang.Ia tidak mau kehilangan Oliv begitu saja karena bagi Zidan Oliv kebahagiaan yang tak akan bisa digantikan oleh apapun.

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 61. Belum ada hasil.

    "Terus gimana Dokter?" tanya Oliv. Ia tidak menyangka jika dirinya akan mengalami hal seperti ini. Keinginan memiliki anak tidak semudah bayangannya, Oliv sedih karena ternyata dialah penyebab sulitnya mendapat keturunan."Kita obati dulu penyakitnya, baru bisa program hamil lagi," tutur dokter."Apa yang harus saya lakukan agar sembuh!" Oliv begitu menggebu-gebu ingin tahu. Ia tidak mau selamanya begini tanpa melakukan tindakan."Sabar Sayang! Sabar," pinta Zidan berusaha menenangkan istrinya."Bagaimana aku bisa sabar Mas. Aku ... Aku ..." Oliv menangis sejadi di depan Zidan. Melihat itu, Zidan tak kuasa langsung memeluk tubuh Oliv, memberinya ketenangan."Ibu, Bapak sabar ya. Ibu bisa hamil kok, mungkin prosesnya memang panjang. Untuk kali ini, kita harus melakukan tindakan operasi untuk mengangkat benjolan di rahim Ibu, kista itu benar-benar besar. Kalo tidak segera di tangani, bukan hanya menyulitkan ibu hamil, tapi bisa juga memperparah kondisi Ibu," tuturnya."Baik Dok. Lakukan

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 60. Frustasi

    "Sudah empat bulan menikah kenapa Istrimu belum hamil juga, Zidan?" cecar Anggraini menatap kesal putranya."Mama gimana sih? Wajar dong, kita nikah juga belum lama," balas Zidan santai."Jangan terhanyut Zidan! Mama tahu banget kalo pernikahan ini tuh sangat berbeda dengan yang pertama. Tapi, Mama tidak bisa menunggu! Gimanapun kita harus cepat melahirkan keturunan!" desak Anggraini."Tapi Ma ...""Cukup! Mama ngga mau tahu, secepatnya kamu dan Oliv promil. Mama ngga mau kamu terlalu lelet kaya gini!" gerutu Anggraini benar-benar kesal. Selepas ia mengungkapkan kekesalannya, Anggraini pergi meninggalkan Zidan yang masih duduk di sofa ruang tamu dengan kebingungan. Zidan tidak tahu bagaimana cara membujuk Oliv untuk tindakan program hamil, Oliv pasti curiga dengan desakan dia yang ingin hamil. Tapi tidak ada cara lain, Zidan akan mencoba bicara dengan Oliv nanti. ****Zidan memutuskan pulang ke rumah, membicarakan soal ini pada istrinya Oliv. Zidan harus mengatakan ini, daripada ia m

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 59. Suara hati Malik.

    Malik tak menyangka jika ia akan kembali bertemu dengan mantan kekasihnya dulu. Ya Laila gadis yang berhasil membuatnya terbelenggu dengan masa lalu. Sejak lulus sekolah, Malik berhasil menjaga hati ini tetap kosong. Malik tidak menjalin hubungan dengan siapapun setelahnya. Hanya Laila, wanita yang berhasil membuatnya luluh, dan tidak ingin mencari yang lain.Entah apa maksud Tuhan mempertemukan mereka lagi, setelah sekian lama mereka terpisah oleh jarak dan waktu. Sekarang, mereka dipertemukan dengan cara yang berbeda, yaitu, Laila bekerja di restoran miliknya sendiri. Yang artinya, ia akan mudah bertemu dan melihatnya setiap hari.Bayangan tiga tahun lalu terlintas dipikiran Malik, ia ingat betul bagaimana saat mereka menjalin hubungan dulu, Laila berhasil membuatnya takluk, dan mati-matian mengejar cinta Laila. Padahal sebelumnya Malik tak pernah serius dalam hubungan asmara, ia sering gonta-ganti pacar dan tidak benar-benar cinta. Hubungan itu hanya sebatas mainan masa sekolah. Tet

DMCA.com Protection Status