Beranda / Pernikahan / Pesona Janda Anak Satu / Bab 19. Ada apa dengan Fatih?

Share

Bab 19. Ada apa dengan Fatih?

Penulis: Ane Rifkoh
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Ma-af Uda. Tadi ada masalah di jalan," ucap Fitri gugup.

"Benar Uda. Saya minta maaf karena sudah terlambat. Padahal ini kali pertamanya saya bekerja," timpal Laila.

Keduanya tertunduk, tak berani menatap mata pemilik rumah makan Padang itu. Ada getar hebat di dada Laila, pasalnya jika pemilik kedai itu marah. Maka ia pasti tidak jadi diperkerjakan di tempatnya.

Dengan kondisi cemas, Laila terus berdoa dalam hati. Agar sang pemilik tidak mempermasalahkan soal keterlambatannya. Laila sadar, seharusnya tadi ia tidak meladeni Zidan. Jika begini, hanya penyesalan yang ia rasakan.

"Sudah tidak apa-apa. Kalian langsung kerja aja," jawab pemilik warung itu.

"Ya Allah beneran Uda?" tanya Laila tak percaya.

"Iya. Saya sudah kewalahan itu, banyak sekali pelanggan," katanya.

Laila dan Fitri senang bukan main, ia bersyukur pemilik warung itu baik. Ia bisa bernafas lega sekarang karena sang pemilik tidak lagi mempermasalahkan keterlambatannya.

Laila dan Fitri mulai bekerja. Sebaik mungkin Laila be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 20. Fatih sakit

    "Ya Allah Nak. Kenapa badanmu panas," ucap Laila panik. Fatih si bayi merah itu demam."Ibu tidak tau Nak, sejak pagi Fatih tidak mau menyusu, dia nangis terus," terang Susi menatap nanar cucunya."Ayah dimana Bu?" tanya Laila. Sejak dirinya pulang, ia tak melihat keberadaan pak Anton."Ayahmu sedang keluar. Dia mencari bantuan untuk pada penduduk desa, untuk membawa Fatih ke Puskesmas. Kamu tau La, kita tidak punya uang lagi. Tapi, Ayahmu sangat mencemaskan Fatih sejak pagi tadi," ucap Bu Susi sedih.Laila terdiam, ia benar-benar sedih dengan keadaan putranya dan juga kehidupan orang tuanya sekarang. Belum pernah Laila berada di posisi tersulit seperti ini. Meski mereka berasal dari keluarga sederhana, tapi belum pernah Laila mendapati posisi terburuk seperti yang ia rasakan sekarang. Tak punya uang dan bingung."Laila minta maaf Bu. Semua gara-gara Laila. Kalian susah semua itu gara-gara Laila!" ucap Laila tersedu sedan."Jangan bicara seperti itu. Semua sudah takdir. Kami lebih baik

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 21. Masih punya rasa.

    Zidan diam, Laila lantas mengajak kedua orang tuanya untuk kembali berjalan membawa si kecil Fatih untuk berobat.Setelah kepergian Laila. Zidan masih termenung, ia seakan termakan dengan ucapan mantan istrinya itu."Zidan! Apa yang kamu lakukan! Kenapa kamu biarkan wanita gembel itu pergi!" bentak Anggraini kesal."Benar. Kenapa Bang Zidan diam saja," sambung Vallen yang juga kesal dengan sikap kakaknya.Zidan masih diam tak bergeming. Wajahnya seperti tengah berpikir. "Ma, mungkinkah Bang Zidan terpengaruh omongan wanita rendahan itu?" bisik Vallen meminta tanggapan ibunya."Halah. Tidak mungkin!" tolak Anggraini tak percaya. Ia lantas mendekati Zidan dan menepuk pundaknya kencang."Zidan! Bodoh kamu," hardik Anggraini."Ada apa Ma?" tanya Zidan kesal karena ibunya sudah membuatnya kaget."Apa maksudmu membiarkan wanita bodoh itu lolos! Apa?" bentak Anggraini meminta penjelasan."A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 22. Kedatangan keluarga Zidan

    "La ... Laila!" teriak Fitri dari arah jalan, ia berlari ke arah rumah Laila. Melihat Fitri datang, Laila mendelik tak percaya."Lho, kenapa kesini Fit?" tanya Laila saat sahabatnya itu sampai didepan teras rumahnya."Hos, hos ... Aku, aku dengar Anakmu sakit. Benarkah?" tanyanya dengan tersengal-sengal. Rupanya lari itu membuat nafas Fitri tak beraturan."Iya Fit. Kamu tau dari siapa?" tanya Laila."Dari Ayahku. Tadi Ayahku bilang jika Anakmu tengah sakit," jawab Fitri masih tak beraturan.Laila ingat lagi kala ayahnya bilang jika ia mendapat bantuan dari pak Kasman, ayah Fitri."Iya Fit. Alhamdulillah berkat pertolongan Ayahmu kemarin, aku bisa bawa Anakku berobat Fit," tutur Laila bersyukur."Alhamdulillah kalo gitu, aku sangat cemas sekali La. Anakmu itukan masih sangat kecil, kasian sekali ia sampai sakit," ucap Fitri iba.Mendengar kalimat sahabatnya itu, Laila merasa haru. Masih ada orang yang p

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 23. Perbuatan Keluarga Zidan.

    "Mau makan apa?" tanya Laila lagi."Kamu itu ya ..." "Cukup Zidan," cegah Anggraini. Ia menahan tangan anaknya yang ingin melakukan tindakan kasar pada Laila."Kenapa Mama menahanku!" ucap Zidan penuh emosi."Sabar. Kendalikan dirimu. Ikuti cara Mama," bisik Anggraini agar tidak terdengar oleh Laila."Kami pesan nasi padang pakai rendang saja. Sudah sana buatkan!" perintah Anggraini."Baik." Laila langsung berlalu meninggalkan mereka semua.Selepas Laila pergi, Anggraini kembali mendapat kecaman kesal oleh anak kesayangan itu. Pasalnya, ia sendiri yang menasehatinya untuk tidak lemah dihadapan mantan istrinya itu."Kenapa Mama melepaskan dia!" ucap Zidan kesal."Benar Ma. Ini kesempatan kita mempermalukannya.""Betul sekali Ma. Aku bingung dengan yang Mama pikirkan.""Cukup! Diam semuanya. Mama punya cara yang lebih dari hanya memperlakukan dia!" bisiknya tegas.Ket

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 24. Kebingungan Uda Ridho.

    "Ya Allah. Uda ... Tolong saya Uda. Saya bersumpah tidak mengambil dompet Ibu ini. Saya tidak melakukannya Uda," mohon Laila. Ia terus meminta bosnya untuk membela dan mempercayainya di depan orang-orang.Uda Ridho masih diam mematung, ia sendiri tidak tahu harus bagaimana bersikap. Meski hati kecilnya tidak yakin kalau Laila melakukan perbuatan itu. Ia sangat yakin, Laila wanita yang jujur."Dasar maling!" umpat ibu pemilik warung."Cantik-cantik kok maling.""Iya betul. Jaman sekarang tampang cantik ngga menjalin dia baik.""Udahlah bawa aja ke kantor polisi."Perkataan orang-orang seakan terdengar sesak di dada Laila. Bahkan, air mata sudah membasahi pipinya."Tolong Uda. Percayalah pada saya," mohon Laila. "Uda! Kamu harus bertindak tegas sama pencuri ini. Kalo kamu masih mempertahankan dia kerja disini, warung kecilmu ini bakalan sepi pelanggan karena sudah tau disini ada maling," hasut Anggraini

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 25. Laila dipecat.

    "Kenapa Uda? Uda ... Uda percaya jika aku mencuri?" tanya Laila menatap mata bosnya."Tidak La. Saya yakin kamu bukan pencuri!" jawabnya tegas."Lalu? Kenapa Uda berbicara seperti itu. Saya masih bekerja disini kan?" tanya Laila berharap sangat bosnya tidak menghukumnya."Saya minta maaf La. Saya tidak bisa menahanmu disini. Saya takut La, warung kecil saya ini bermasalah dengan keluarga Bu Anggraini. Kamu tahu bukan bagaimana kekuasaannya besar di daerah ini?" tanya Uda Ridho."Iya Uda," jawab Laila lemas."Itu sebabnya saya tidak bisa mempertahankan kamu disini. Saya harus mengambil sikap tegas untuk kamu, semua ini bukan keinginan saya La. Tapi, saya masih butuh warung ini untuk menghidupi anak istri saya," jawab Uda sedih.Laila terdiam. Ia sadar, Uda Ridho takkan bisa membantunya. Justru Laila kasian karenanya Uda Ridho harus berurusan dengan manusia jahat itu."Baiklah Uda. Saya ikhlas jika memang saya harus dipeca

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 26. Polisi datang!

    "Ya Allah kenapa aku melakukan itu!" sesal Laila.Didalam gubuk kehidupannya, Laila mondar-mandir kesana-kemari tak tenang, pasalnya ia baru saja melakukan tindakan kejahatan kepada Zidan. Sebenarnya Laila belum tahu pasti apakah keluarga Zidan yang membuat ia dipecat? Atau hanya kebetulan saja, semua itu diluar pikirannya. Bagi Laila, keluarga Zidan sering menyakiti hatinya, maka dari itu ia berpikir mungkin semua yang terjadi oleh tangan keluarga itu. Laila menyesal seharusnya ia bisa mengendalikan diri untuk tidak melukai Zidan."Laaaa, kamu kenapa?" tanya Bu Susi. Sejak tadi ia memperhatikan putrinya mondar-mandir tak tentu arah, ada gurat kecemasan yang terpancar dari wajah cantik itu. Namun tidak bisa dibohongi olehnya.Sejak kedatangan putrinya pulang, Laila diam saja. Bahkan, ia tak tenang seperti tengah memikirkan sesuatu. Bu Susi mencoba mendekati putrinya, menanyakan apa yang terjadi."Ibuuuuu. Tolong Laila Bu," luruh air mata Laila di pelukan sang ibu. Ia tak kuasa menaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 27. Dipenjara.

    Seketika itu, kedua anggota polisi itu mendekati Laila."Anda harus ikut kami. Mempertanggung jawabkan perbuatan Anda!" ucap salah satu anggota polisi dengan tegas."Jangan Pak! Anak saya tidak mungkin melakukan itu!""Jangan Pak. Putri saya tidak mungkin melakukan itu, huhuhu," isak tangis Bu Susi terdengar pilu."Bawa dia Pak!" teriak Jonathan lagi. Menyuruh kedua polisi itu membawa Laila.Tanpa basa-basi, keduanya langsung memborgol Laila dan membawanya ke kantor polisi. Kedua orang tua Laila terus memohon agar putrinya tidak dibawa. Namun, kedua polisi itu seakan tak memperdulikan. Laila terus digiring sampai ke mobilnya."YaAllah itu si Laila kenapa?""Kasian anak itu, hidupnya tambah susah.""Iya. Kasian sekali."Warga penduduk memandang iba pada kejadian sore ini, ada yang mendekati Bu Susi dan pak Anton untuk menenangkan. Ada juga yang hanya memandang iba tanpa melakukan apapun.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. ending

    "Mbak kenapa ada disini?" tanya Laila bingung."Aku bekerja di sini La," jawab Vallen menunduk."Bekerja? Maksudnya bekerja bagaimana Mbak?" tanya Laila tak paham.Vallen pun menjelaskan semuanya pada Laila, bagaimana ia diusir oleh Anggraini karena tidak suka dengan sikap keluarganya yang masih tunduk dengan sebuah tradisi. Laila syok, begitu juga Malik ia juga tak menyangka jika keluarga mantan suami Laila memiliki tradisi yang mengerikan."La, aku Minta maaf atas semua kesalahanku dulu. Aku menyesal dulu ikut campur rumah tangga kamu dan Zidan! Bahkan, aku ikut-ikutan mengusirmu juga dari rumah," ucap Vallen."Sudahlah Mbak, lupakan saja. Mungkin aku dan Bang Zidan sudah tidak berjodoh. Aku tidak menyalahkan siapapun. Ini semua takdir, aku sudah berdamai dengan takdir itu," ucap Laila legowo.Mendengar kelapangan dan keikhlasan Laila, membuat Malik kembali kagum. Tak salah dirinya masih mencintai Laila. Karena sifat Laila selalu membuatnya takjub. Malik berjanji tidak akan melepas

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 66. bertemu Vallen

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 65. POV Malik

    "Saya serius," jawabku mantap."Tapi saya bawa motor Pak," balasnya mencari alasan."Titipkan saja disini, restoran saya aman. Sekalian saya juga mau ajak kamu ngobrol," ucapku lagi.Laila nampak berpikir, entah apa yang dia pikirkan. Aku berharap Laila mau menerima ajakan ini, aku akan mengatakan sejujurnya bahwa aku masih mencintainya, cintaku padanya belum berubah dari dulu."Baik Pak, lagian ada yang mau saya tanya juga."DeghKira-kira apa yang akan ditanyakan Laila? Kenapa dada ini langsung berdebar kencang. Aku harus bisa mengendalikan diri, jangan sampai Laila mendengar suaranya."Kalo gitu ayo kita berangkat," ajakku.Kami lalu berjalan bersama menuju mobil. Setelah sama-sama di dalam mobil, aku langsung melajukan kendaraan memecah keramaian kota. Di perjalanan, Laila diam saja. Aku pun bingung harus memulai percakapan seperti apa. Kenapa kedekatan kami sekarang membuatku canggung, mungkin karena status kami yang sudah berubah."La, bagaimana kabar keluargamu? Aku dengar kamu

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 64. POV Malik

    Melihat Laila lagi membuatku merasa ingin segera mengatakan padanya, bahwa aku masih mencintainya. Entah kenapa sulit sekali melupakan Laila, mungkin Laila bisa begitu mudah melupakan aku. Tapi tidak denganku, justru aku ingin memberitahu ia bahwa rasa ini masih sama."Permisi Pak." Senyuman itu masih sama, tatapan dan pesonanya masih berhasil membuat dada ini berdetak lebih cepat. Laila tak bisa membuatku melupakan apapun yang ada padanya. Laila bagiku gadis yang tak pernah bosan dipandang. Aku merasa selalu terhipnotis dengan tatapannya.Padahal sudah bertahun-tahun lamanya kami tidak bertemu. Tapi kenapa aku masih saja gugup melihatnya, Laila selalu berhasil membuatku salah tingkah."Aku mau memperjuangkan Laila lagi, Wan.""Apa? Lo gila?" teriak Ridwan terkejut."Memang kenapa? Kamu kan tahu bagaimana perasaanku pada Laila sejak dulu, kenapa harus kaget?" tanyaku tak paham dengan sikapnya.Setahuku Ridwan selalu memintaku mencari Laila dan memperjuangkan dia lagi, tapi kenapa sek

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 63. Merasa punya kesempatan.

    Sudah beberapa bulan berlalu, Laila dan Malik kembali dekat. Mereka sering bertemu di restoran, Malik bahkan tidak pernah absen mengunjungi restoran miliknya semenjak tahu Laila bekerja disana."Kalian sadar ngga sih kalo Pak Malik sering ke restoran," celetuk Windi. Gadis satu itu memang suka menjadi pemicu untuk mereka membicarakan orang lain."Huss. Kamu tuh Windi, sering banget ngomong asal, dia itu Bos kita," selah Ayu."Seriusan. Kamu ngerasa ngga sih sikap Pak Malik itu beda, apalagi kalo udah ketemu Laila. Aku jadi curiga," balas Windi ."Curiga apa?" tanya Ayu penasaran."Jangan-jangan Pak Malik dan Laila pacaran." Justru Sindi yang menjawab tanpa ragu."Apa?" teriak Windi begitu syok."Ngga mungkin lah Pak Malik pacaran sama Laila," sanggah Ayu tidak percaya."Iya bener, aku juga ngga yakin kalo Pak Malik suka sama Laila. Perbedaan mereka aja bagai langit dan bumi," timpal Windi."Tapi aku bisa lihat perbedaan pandangan Pak Malik saat menatap Laila. Mungkin juga Pak Malik suk

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 62. Zidan marah.

    "Apa yang Mama lakukan pada Oliv! Aku ngga terima Ma!" teriak Zidan marah."Mama tidak melakukan apa-apa. Bukannya Istrimu sendiri yang ingin pergi dari sini?" sanggah Anggraini tidak merasa bersalah."Tapi semua itu karna perkataan Mama! Mama yang buat Istriku pergi!""Cukup Zidan! Jangan kurang ajar sama Mama!""Mama yang ngga pernah mengerti aku!" selah Zidan matanya merah menyala, dadanya bergemuruh karena terlalu kesal dengan sikap Anggraini.Sebelumnya Zidan selalu bersikap hormat pada mamanya, tapi tidak dengan sekarang. Menurut Zidan, sang ibu sudah sangat keterlaluan dalam mencampuri urusan rumah tangganya. Mungkin saat dirinya menjalin hubungan dengan Laila, Zidan masih mampu menurut dan menerima perlakuan mamanya terhadap istirnya. Tapi tidak dengan sekarang, Zidan merasa benar-benar mencintai Oliv. Ia merasakan kebahagiaan atas pernikahannya yang sekarang.Ia tidak mau kehilangan Oliv begitu saja karena bagi Zidan Oliv kebahagiaan yang tak akan bisa digantikan oleh apapun.

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 61. Belum ada hasil.

    "Terus gimana Dokter?" tanya Oliv. Ia tidak menyangka jika dirinya akan mengalami hal seperti ini. Keinginan memiliki anak tidak semudah bayangannya, Oliv sedih karena ternyata dialah penyebab sulitnya mendapat keturunan."Kita obati dulu penyakitnya, baru bisa program hamil lagi," tutur dokter."Apa yang harus saya lakukan agar sembuh!" Oliv begitu menggebu-gebu ingin tahu. Ia tidak mau selamanya begini tanpa melakukan tindakan."Sabar Sayang! Sabar," pinta Zidan berusaha menenangkan istrinya."Bagaimana aku bisa sabar Mas. Aku ... Aku ..." Oliv menangis sejadi di depan Zidan. Melihat itu, Zidan tak kuasa langsung memeluk tubuh Oliv, memberinya ketenangan."Ibu, Bapak sabar ya. Ibu bisa hamil kok, mungkin prosesnya memang panjang. Untuk kali ini, kita harus melakukan tindakan operasi untuk mengangkat benjolan di rahim Ibu, kista itu benar-benar besar. Kalo tidak segera di tangani, bukan hanya menyulitkan ibu hamil, tapi bisa juga memperparah kondisi Ibu," tuturnya."Baik Dok. Lakukan

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 60. Frustasi

    "Sudah empat bulan menikah kenapa Istrimu belum hamil juga, Zidan?" cecar Anggraini menatap kesal putranya."Mama gimana sih? Wajar dong, kita nikah juga belum lama," balas Zidan santai."Jangan terhanyut Zidan! Mama tahu banget kalo pernikahan ini tuh sangat berbeda dengan yang pertama. Tapi, Mama tidak bisa menunggu! Gimanapun kita harus cepat melahirkan keturunan!" desak Anggraini."Tapi Ma ...""Cukup! Mama ngga mau tahu, secepatnya kamu dan Oliv promil. Mama ngga mau kamu terlalu lelet kaya gini!" gerutu Anggraini benar-benar kesal. Selepas ia mengungkapkan kekesalannya, Anggraini pergi meninggalkan Zidan yang masih duduk di sofa ruang tamu dengan kebingungan. Zidan tidak tahu bagaimana cara membujuk Oliv untuk tindakan program hamil, Oliv pasti curiga dengan desakan dia yang ingin hamil. Tapi tidak ada cara lain, Zidan akan mencoba bicara dengan Oliv nanti. ****Zidan memutuskan pulang ke rumah, membicarakan soal ini pada istrinya Oliv. Zidan harus mengatakan ini, daripada ia m

  • Pesona Janda Anak Satu    Bab 59. Suara hati Malik.

    Malik tak menyangka jika ia akan kembali bertemu dengan mantan kekasihnya dulu. Ya Laila gadis yang berhasil membuatnya terbelenggu dengan masa lalu. Sejak lulus sekolah, Malik berhasil menjaga hati ini tetap kosong. Malik tidak menjalin hubungan dengan siapapun setelahnya. Hanya Laila, wanita yang berhasil membuatnya luluh, dan tidak ingin mencari yang lain.Entah apa maksud Tuhan mempertemukan mereka lagi, setelah sekian lama mereka terpisah oleh jarak dan waktu. Sekarang, mereka dipertemukan dengan cara yang berbeda, yaitu, Laila bekerja di restoran miliknya sendiri. Yang artinya, ia akan mudah bertemu dan melihatnya setiap hari.Bayangan tiga tahun lalu terlintas dipikiran Malik, ia ingat betul bagaimana saat mereka menjalin hubungan dulu, Laila berhasil membuatnya takluk, dan mati-matian mengejar cinta Laila. Padahal sebelumnya Malik tak pernah serius dalam hubungan asmara, ia sering gonta-ganti pacar dan tidak benar-benar cinta. Hubungan itu hanya sebatas mainan masa sekolah. Tet

DMCA.com Protection Status