Pernikahan Syena telah usai beberapa hari yang lalu. Kami masih cukup lelah, masih banyak barang-barang yang berserakan disana-sini. Kami mulai membereskannya satu persatu.Aku melirik kamar Syena masih tertutup rapat, yang aku tahu dari pagi Syena sudah berangkat kerja. Aku memang sengaja ke rumah Mama untuk membantu Mama membersihkan sampah yang masih terlihat dibeberapa tempat.Sambil membawa Alea aku duduk merapikan beberapa barang yang ada didekatku. Tanpa sengaja aku mendengar Mama menggerutu, "Enak betul jadi suami pengangguran, jam segini masih molor. Nggak punya malu pisan. Istrinya dari pagi sudah berangkat kerja. Kamu salah milih suami Syena! "Aku terdiam beberapa saat sambil kembali melirik kamar Syena. Aku khawatir tiba-tiba Ridwan nongol mendengar omelan Mamaku. Tapi iya juga sih, seorang laki-laki kalau sudah jadi imam atau pemimpin dalam rumah tangga seharusnya sudah paham tanggungjawab yang ada dipundaknya.Ridwan memang keterlaluan, aku juga jadi merasa iba kepada a
Arsya menjemput Dyara dengan Alea dari rumah mertuanya. Kami tiba dirumah dan segera membersihkan diri. Sedangkan Alea terlelap sepanjang perjalanan tadi.Aku masih dalam mode diam, rasanya malas untuk bicara. Dari pada kata-kataku membuat sakit hati, aku lebih baik diam. Arsya berusaha membuka percakapan lebih dulu, dan menganggap kami baik-baik saja.Aku hanya menoleh sekilas sambil membaringkan Alea ke tempat tidur. Arsya menanyakan kabar Mama yang mendapat anggota baru dirumahnya yaitu Ridwan. Aku tidak menjawab banyak, namun kesempatan itu aku gunakan untuk meminta ijin padanya agar aku diperbolehkan bekerja lagi.Arsya terdiam sesaat kemudian menganggukkan kepalanya. Dalam hati aku bersorak, jika aku bekerja maka otomatis frekuensi pertemuanku dengan suamiku lebih sedikit. Entah sampai kini masih belum ada rasa cinta untuknya.Aku melayaninya hanya menggugurkan kewajibanku sebagai istri. Tidak ada unsur pendukung lainnya. Arsya memang bukan laki-laki yang taat beragama, sholatny
Setelah menempati rumah baru rasanya lebih plong bisa bernafas dengan lega, karena tidak memikirkan lagi bayar kontrakan rumah. Tidak lama kemudian ditahun ke lima pernikahanku dengan Arsya, aku kembali diberi kepercayaan mendapat momongan kembali.Aku merasa kehamilanku kali ini tidak menyusahkan dibanding dengan yang pertama. Karena memang tidak terasa seperti hamil, aku melakukan aktifitas seperti biasa. Bahkan aku menerima tawaran bekerja di tempat lain.Jam mengajarku sebenarnya sudah banyak namun aku masih bisa membagi waktuku. Aku tidak merasakan gejala apapun, bahkan seperti tidak sedang berbadan dua.Saat kami periksa ke dokter kandungan, beliau sudah bilang kalau janinnya masih belum berkembang, jadi aku pikir kondisi tubuhku masih baik-baik saja. Sehingga tidak ada sedikitpun kekhawatiran dariku.Ternyata menginjak dibulan ke tiga, aku mengalami pendarahan. Namun karena kondisi tersebut dialami saat dirumah, aku masih bisa melakukan aktifitas seperti biasanya. Hanya terasa
Ketika dalam perjalanan pulang ternyata ada seorang perempuan hamil menyebrang tanpa melihat ke kanan dan kiri. Dia nyelonong tanpa dosa, Arsya yang sedang lewat tentu saja langsung ngerem mendadak.Yang menyebrang tetap berjalan melenggang sedangkan motor Arsya langsung terlempar dimana posisi Arsya tertindih oleh motornya. Motor yang dinaiki Arsya memang motor besar sehingga jika menimpa tubuhnya pasti akan sakit.Arsya langsung dibantu warga setempat, sedangkan perempuan yang menyebrang tadi tidak merasa kalau dia yang menyebabkan suamiku terjatuh. Malah setelah itu, perempuan ini meminta ganti rugi.Padahal dia tidak apa-apa, malah tidak ada luka sedikitpun. Tentu saja Arsya merasa geram, sedangkan kakaknya masih menunggu di motor bersama ibunya. Mereka tidak membantu Arsya sama sekali.Aku yang mendengar cerita Arsya saja sudah mulai geregetan. Apalagi setelah mendengar ceritanya seperti itu, dan gilanya lagi ibu Arsya tetap memaksa kakak Arsya untuk mengantarkannya ke rumah mbak
Aku pergi ke rumah Mama bersama Alea, karena rumahku sekarang lebih dekat dengan rumah Mama. Aku ingin berbagi cerita dengan Mamaku. Aku juga ingin Mama tahu kejengkelanku pada keluarga Arsya.Kutinggalkan Arsya bersama ibunya, dari pada aku muak melihat tingkah mereka yang penuh drama. Apalagi ibu mertua berniat menginap dirumahku. Biarlah dia yang mengurus Arsya selama kutinggalkan.Pekerjaanku sudah selesai, aku dan Alea makan dulu baru ke rumah Mama. Sesampainya disana Mama menyambutku dan langsung menggendong Alea. Berbeda sekali dengan perlakuan ibu Arsya, melihat Alea mungkin seperti melihat orang lain bukan seperti perlakuan nenek ke cucunya.Boro-boro mau menggendong, memeluk saja tidak, jadi jangan salahkan Alea jika sampai sekarangpun Alea enggan mendekati ibu mertuaku. Aku merasa miris dengan sikap ibu mertuaku, kasih sayang untuk anaknya saja dia bedakan. Ehh ternyata begitu juga dengan cucu-cucunya.Kini aku sedang menikmati kebersamaanku dengan keluargaku, biarlah Arsya
Ternyata Winda diam-diam mengetahui pernikahan Yuna dan Darel di KUA kemarin. Namun dia terlambat mendapatkan informasi tersebut. Winda merasa kesal karena tidak bisa menggagalkan pernikahan mereka lagi.Winda benar- benar tidak suka melihat Yuna sudah bahagia bersama Darel. Usahanya kini sia-sia saja, namun Winda masih berusaha meracuni pikiran istrinya Darel. Winda yakin kali ini Sarah pasti tidak akan tinggal diam setelah mengetahui suaminya sudah resmi menikahi keponakannya.Wina merasa terluka dengan perbuatan adiknya, padahal dirinya selalu sayang dan memperhatikannya. Apalagi setelah bapak mereka tiada, Wina selalu ingat dan berbagi dengan adiknya.Mendapat balasan seperti ini hatinya seperti tercabik, Wina tidak terima putrinya diperlakukan seperti itu oleh tantenya sendiri. Namun memang seperti itu karakter adiknya selalu tidak mau tersaingi meskipun dengan keponakannya sendiri.Yuna termenung dikamar pengantinnya, kini Darel suaminya dan juga suami orang lain telah dia milik
Wina menatap miris kelakuan anak perempuannya. Terlihat tanpa merasa bersalah Yuna malah memperlihatkan kemesraannya bersama Darel. Hati perempuan mana yang rela suaminya diambil oleh perempuan lain.Wina tidak pernah bermimpi memiliki anak yang punya kemampuan merusak rumah tangga orang lain. Ayahnya Yuna sebenarnya dari dulu sudah berusaha mati-matian memisahkan Yuna dari Darel.Namun usahanya menjadi sia-sia saat Om Tris melihat sendiri bagaimana Yuna sangat bergantung pada Darel. Yuna yang selalu menempel pada Darel, bahkan Wina sebagai ibunya sudah sering menasehati anak perempuannya agar tidak salah dalam melangkah.Tidak ada yang menyangka sama sekali keputusan mereka sebagai orangtua menyekolahkan anaknya keluar kota dengan harapan bisa menjauhkan Yuna dari Darel malah mempermudah pertemuan mereka.Justru dengan Yuna hidup sendiri di Bandung maka pengawasan dari orangtuanya semakin melemah. Mereka jadi bisa lebih sering bertemu dan memadu kasih setiap saat tanpa ada yang bisa
Sarah kini sudah menikah lagi, dia tidak mau terpuruk gara-gara kelakuan mantan suaminya. Jodohnya ternyata mantan pacarnya semasa SMA dulu. Dia juga tidak menyangka akan bertemu kembali dengan Dirga cinta pertamanya.Dirga banyak membantu Sarah untuk melupakan trauma pasca perceraiannya dengan Darel. Sedikitpun Sarah tidak diberi harta gono-gini oleh Darel, dia hanya menyanggupi memenuhi kebutuhan sehari-hari anaknya dan itupun tidak seberapa.$Flash back$Saat sedang dipersidangan tanpa sengaja dia bertemu dengan Dirga yang juga sama-sama sedang mengurus perceraiannya dengan istrinya. Ternyata Dirga juga diselingkuhi oleh istrinya. Istrinya yang bernama Lia, kedapatan sedang bermesraan dengan teman satu kantornya.Dirga mengajak Sarah ke kantin saat setelah selesai memasukkan berkasnya di Pengadilan Agama. Dirga benar-benar tidak menduga sama sekali jika kepedihannya karena ulah istrinya malah membuatnya kembali berbunga-bunga.Sarah adalah cinta pertamanya, namun orangtua Sarah mel