Rasya juga tertegun melihat bosnya, rasanya seperti de javu. Sepertinya Rasya pernah mengalami kejadian ini dan bertemu dengan bosnya, tapi dimana?Reza yang masih terpesona dengan Rasya juga pernah merasakan pesona ini dulu namun Reza sudah lupa kapan itu kejadiannya.Rasya menundukkan pandangannya, jika berlama-lama rasanya dia tidak akan kuat menahan debaran didadanya. Rasya masih sibuk menetralkan debaran dijantungnya.Rasya juga tidak mau terlihat konyol didepan CEO gantengnya. Rasya harus bisa menjaga sikap. Namun Reza masih saja terpaku dengan pesona Rasya, "Kamu yang melamar untuk menjadi sekretarisku? "Akhirnya keluar juga kata-kata dari bibirnya setelah terdiam cukup lama. "Iya pak, saya Rasya Andita yang akan menggantikan sekretaris bapak yang lama menurut HRD kemarin. "Reza mengangguk senang, sesaat kemudian dia mengingat jika Rasya pernah bertemu dengannya dipesawat menuju Banjarmasin."Apa kamu ingat pernah bertemu denganku? Reza masih penasaran, karena saat itu dia me
Hendrik masih menatap kosong laptopnya, setelah Rasya resign dari perusahaannya kini rasanya kantor semakin sepi. Tidak bisa dipungkiri oleh Hendrik jika saat ini dia sedang merindukan Rasya.Sekretarisnya ini memang cekatan dan cantik, selain enak dipandang Rasya juga enak diajak bicara. Hendrik sering sekali curhat pada Rasya masalah rumah tangganya, termasuk hubungan suami istrinya yang juga bermasalah.Meskipun bergelimang harta, Hendrik sering mendapat tekanan baik dari istrinya Ranti maupun keluarganya. Perkawinan mereka sebenarnya sangat ditentang oleh keluarga Ranti.Keluarga Ranti sebenarnya sudah menjodohkan putrinya dengan anak pengusaha juga yang lebih baik segalanya dari Hendrik secara fisik maupun materi.Namun rupanya perjodohan itu ditolak oleh Ranti karena sudah menjalin hubungan dengan Hendrik cukup lama. Ranti memang bukan tipe wanita yang gila harta, dia hanya ingin memiliki pasangan yang menyayangi dan mencintainya setulus hati.Kriteria laki-laki idaman itu pilih
Hendrik mengambil ponselnya dan akan menghubungi Rasya. Namun saat akan menelfon ternyata istrinya Ranti sedang menghubunginya. "Ya hallo sayang, ada apa? " Jawaban dingin yang diterima Ranti membuatnya bertanya-tanya."Kamu sehat mas, kenapa nada bicaramu sepertinya tidak suka aku hubungi ya!" Tebakan Ranti memang tepat. Hendrik memang sedang malas bicara dengan Ranti, yang dia inginkan saat ini bicara dengan Rasya kalau perlu mengajaknya pergi makan diluar sekalian.Ranti hanya berdehem, "Mas, aku hanya ingin menanyakan bagaimana kinerja Viola sekretaris barumu." Hendrik hanya menjawab sekenanya saja, kemudian menutup telfonnya dengan alasan kesibukan pekerjaannya.Setelah menutup telfon istrinya, kemudian Hendrik menghubungi Rasya. Hendrik ingin mengetahui kabar Rasya sekarang, apakah dia kerasan ditempat barunya.Hendrik memang merindukan Rasya, saat terdengar jawaban Rasya ditelfonpun Hendrik banyak tersenyum. Hendrik bahagia karena ternyata Reza memperlakukan mantan sekretarisny
Kini Vasco harus menerima ganjaran atas perbuatannya kepada Rasya selama ini. Rasya dan keluarganya menarik nafas lega karena Vasco akhirnya ditangkap juga.Hukuman Vasco tidak ringan apalagi terlibat dalam pengedaran barang haram tersebut. Kedua orangtua Vasco sudah datang dan memohon kepada Rasya dan keluarganya agar membebaskan Vasco dari berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya.Vasco kini hanya bisa meratapi nasibnya didalam penjara. Dia juga tidak bisa mengelak saat melihat bukti-bukti yang diajukan Rasya kepada Polisi. Selain bukti visumnya ke dokter, Rasya juga memiliki rekaman ancaman dari Vasco saat dirinya dianiaya.Tangis haru Rasya dan ucapan terima kasih kepada Reza membuat Reza semakin tumbuh rasa sayangnya kepada Rasya. Reza ingin sekali melindungi Rasya selamanya dari semua kejahatan yang dilakukan Vasco selama ini.Dari cerita Rasya kemarin ternyata Rasya masih beruntung karena bisa menjaga kesuciannya selama menjadi tunangan Vasco. Kini Rasya bisa menjalani hidup
Darel terkesiap setelah menyadari kata-kata terakhir Intan dulu, pandangan matanya menatap tajam manik netra milik Intan. Darel baru menyadari jika kini bukan lagi berhadapan dengan Intan yang dulu, cupu dan pemalu.Bahkan Darel pernah mengatakannya bodoh karena tidak minum obat anti hamil saat berhubungan intim dengannya. Darel kini melihat perbedaan yang sangat jauh dari penampilan Intan.Kini terlihat jika Intan sudah pandai bersolek dan mengurus dirinya. Darel langsung teringat gadis kecil yang tadi bersama Intan. "Dini..siapa anak itu? " Darel tergagap saat ingat dengan Dini, sedangkan Intan enggan mengatakan kebenarannya kepada Darel.Dalam hatinya Intan khawatir jika suatu saat nanti Darel akan mengambil Dini darinya. Wajah Dini memang jiplakan Darel versi perempuannya, sehingga seharusnya Intan tidak bisa menipu orang lain perihal putrinya apalagi kepada Darel ayah biologisnya.Mereka hanya saling bertatapan sekian lama hingga akhirnya sama-sama menghela nafas panjangnya. "Kat
Setelah pembicaraannya selesai dan mendapat titik temu dengan Intan, akhirnya Darel berinisiatif untuk mengantarkan Intan dan anak-anaknya pulang ke rumah. Namun Darel juga sempat mengajak mereka untuk makan siang bersama dulu direstoran cepat saji kesukaan anak-anak.Darel menatap bahagia melihat anak-anaknya dan Intan makan dengan lahap. Mereka benar-benar kelaparan setelah beratifitas di sekolah. Intan benar-benar telaten menghadapi ulah Dio dan Dini saat sempat merengek karena kesulitan untuk menyantap makanan mereka.Darel menatap kagum melihat Intan sangat cekatan menghadapi mereka. Darel mulai mengingat bagaimana Intan yang dulu dia kenal, Intan yang kalem dan tidak banyak tingkah. Intan yang diam-diam juga menyukainya, namun Darel tidak tahu jika saat itu juga Intan sudah lebih dulu menyukai Reza.Setelah mengantarkan Intan dan anak-anaknya pulang, dalam perjalanan Darel kembali mengulang memorinya bersama Intan. Semakin lama Intan semakin menarik dimatanya. Meskipun diawal pe
Ica yang sudah bingung harus mencari uang kemana akhirnya hanya bisa meminjam kesana kemari. Ica juga sampai menjual kue agar bisa mendapatkan uang, namun karena bukan keahliannya maka bukannya keuntungan yang didapat malah sebaliknya.Dari beberapa orang yang Ica pinjami uangnya ternyata ada yang datang menemui Arga untuk menagihnya. Dan tagihan itu datangnya ke kantor Arga, tentu saja hal ini membuat Arga malu.Saat kepulangannya dari kantor, dengan langkah sedikit tergesa Arga berteriak memanggil istrinya. "Icaaa..dimana kamu! " Raut wajah Arga penuh dengan kemarahan, Arga benar-benar murka kepada Ica.Arga memang tidak mengetahui jika Ica banyak pinjaman diluar, karena dia pikir selama ini uang yang dia berikan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Disisi lain Ica yang mendengar teriakan suaminya langsung menciut hatinya.Dia sudah hafal dengan kebiasaan suaminya kalau pulang kerja berteriak seperti itu, pasti yang terjadi berikutnya adalah dia akan menjadi sasaran
Dengan langkah perlahan Ica menuju toko sembako milik Intan. "Assalamu alaikuum..! " Intan tersenyum melihat kedatangan Ica, namun tatapan Intan sedikit menyelidik karena belum pernah kenal Ica. Sambil menjawab salam Ica kemudian Intan mengajak masuk ke dalam rumahnya."Silahkan masuk mbak, ada yang bisa saya bantu? " Intan mengajak tamunya masuk dan berbasa-basi sejenak. Kemudian setelah saling memperkenalkan diri, mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.Ternyata perkiraan Ica benar jika Arga punya maksud tertentu kepada Intan. Akhirnya Ica menceritakan jika dia sebenarnya adalah mantan istri Arga yang bercerai karena alasan KDRT dan masalah nafkah dari Arga.Semuanya diceritakan oleh Ica tanpa ada yang dilewati, bahkan sampai tidak terasa Ica mengeluarkan air matanya karena mengingat penderitaannya dulu. "Maaf bu Intan, saya kok jadi curhat begini jadinya. Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan mantan suami saya, namun itulah yang saya alami selama berumah tangga denga