Ica yang sudah bingung harus mencari uang kemana akhirnya hanya bisa meminjam kesana kemari. Ica juga sampai menjual kue agar bisa mendapatkan uang, namun karena bukan keahliannya maka bukannya keuntungan yang didapat malah sebaliknya.Dari beberapa orang yang Ica pinjami uangnya ternyata ada yang datang menemui Arga untuk menagihnya. Dan tagihan itu datangnya ke kantor Arga, tentu saja hal ini membuat Arga malu.Saat kepulangannya dari kantor, dengan langkah sedikit tergesa Arga berteriak memanggil istrinya. "Icaaa..dimana kamu! " Raut wajah Arga penuh dengan kemarahan, Arga benar-benar murka kepada Ica.Arga memang tidak mengetahui jika Ica banyak pinjaman diluar, karena dia pikir selama ini uang yang dia berikan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Disisi lain Ica yang mendengar teriakan suaminya langsung menciut hatinya.Dia sudah hafal dengan kebiasaan suaminya kalau pulang kerja berteriak seperti itu, pasti yang terjadi berikutnya adalah dia akan menjadi sasaran
Dengan langkah perlahan Ica menuju toko sembako milik Intan. "Assalamu alaikuum..! " Intan tersenyum melihat kedatangan Ica, namun tatapan Intan sedikit menyelidik karena belum pernah kenal Ica. Sambil menjawab salam Ica kemudian Intan mengajak masuk ke dalam rumahnya."Silahkan masuk mbak, ada yang bisa saya bantu? " Intan mengajak tamunya masuk dan berbasa-basi sejenak. Kemudian setelah saling memperkenalkan diri, mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.Ternyata perkiraan Ica benar jika Arga punya maksud tertentu kepada Intan. Akhirnya Ica menceritakan jika dia sebenarnya adalah mantan istri Arga yang bercerai karena alasan KDRT dan masalah nafkah dari Arga.Semuanya diceritakan oleh Ica tanpa ada yang dilewati, bahkan sampai tidak terasa Ica mengeluarkan air matanya karena mengingat penderitaannya dulu. "Maaf bu Intan, saya kok jadi curhat begini jadinya. Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan mantan suami saya, namun itulah yang saya alami selama berumah tangga denga
Arga masih merenungi nasibnya, ternyata harapannya selama ini kepada Intan tidak kesampaian. Arga mengira Intan memiliki rasa yang sama padanya, karena selama ini Arga tidak pernah menerima penolakan darinya. Sampai akhirnya siang tadi saat Arga mengunjungi toko Intan setelah menjemput Nino dari sekolahnya. Kini Nino sudah mulai memasuki sekolah TK dan tugas Arga bertambah untuk mengantar dan menjemput anaknya. Arga memang berencana ingin memastikan hubungannya dengan Intan. Selama ini Arga melihat Intan sangat telaten mengurus anak-anak tirinya dari Cipto. Arga juga ingin Nino memiliki ibu seperti Intan, agar saat ditinggalkannya Nino aman bersama Intan. Apalagi Arga kini mulai sering pergi ke luar kota untuk urusan dinasnya. Selain Intan pandai mengurus anak, Intan juga cantik dan ngga malu-maluin kalau diajak pertemuan dengan teman-teman kantornya. Perbedaan itu sangat terlihat jauh antara Intan dan Ica, penampilan mantan istrinya sangat tidak terurus seperti pembantu dan membu
Akhirnya Intan bisa menyelesaikan urusannya dan kini sudah dirumah bersama Dito dan Dini. Sedangkan Dio baru pulang sore hari, biasanya Dio pulang bersama teman-temannya. Arga hanya melirik rumah Intan saat melewatinya, kini Arga malas berbelanja di toko Intan setelah penolakan yang diterimanya tempo hari. Intan sendiri tidak peduli dengan sikap Arga, karena baginya kini keselamatan dan kenyamanan dirinya dan anak-anak yang utama. Intan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Hidupnya sudah hancur karena perbuatan Cipto dimasa lalu, kini dia akan lebih berhati-hati dalam memilih pendamping lagi. Baginya kini anak-anak adalah prioritas yang tidak bisa ditawar lagi. Cipto melepaskan nafasnya dengan lega karena sampai saat ini tidak terlihat tanda-tanda Intan akan menceraikannya. Cipto berharap Intan akan memaafkannya setelah dirinya dibebaskan. Meskipun saat ini Cipto harus menerima hukuman dipenjara dia rela, asal mendapat maaf dari Intan dan anak-anaknya. Kini rasa rindu mulai
Cipto terhenyak mendengar perintah dari penjaga untuk segera keluar kembali, apakah ada yang terlupa hingga Intan kembali menemuinya. Cipto masih bertanya-tanya dalam benaknya, "mungkin dia berubah pikiran dan ingin kembali padaku? Senyum Cipto langsung mengembang, langkahnya langsung dipercepat agar bisa mendengar kabar baik dari Intan. Sesampainya di depan ternyata bukan Intan, tapi perempuan lain. Perempuan itu yang sudah meninggalkannya dan berselingkuh terang-terangan padanya. Indri ibu dari Dio dan Dito, melihatnya dengan senyum sinisnya. "Ternyata nasibmu berakhir disini Cipto! Tadinya kupikir kamu masih bekerja ditempat itu, kalau aku tadi tidak kesana mungkin aku tidak akan percaya saat teman-temanmu memberitahu kalau kamu sudah mendekam di sel ini berbulan-bulan." Indri terkekeh menelisik penampilan sekujur tubuhnya. Senyum Cipto langsung menghilang apalagi mendapat cercaan dari mantan istrinya. Cipto hanya menatap tajam mendengar kata-kata Indri. "Wah..ada angin apa seo
Indri melangkah perlahan mendekati mereka. Dia ingin sekali memeluk anak-anaknya. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat perempuan itu didatangi laki-laki gagah yang turun dari mobilnya dan mendekatinya. Dibelakang laki-laki itu ada perempuan muda dan cantik mengikutinya. "Apa kabar Intan? " Suara bariton yang sudah lama dirindukannya ternyata kini ada dihadapannya. Intan tercengang, karena terkejut Intan yang sedang memegang motornya hampir oleng. Laki-laki itu segera mengejarnya untuk membantu menahan agar motornya tidak terjatuh. Saat tangan mereka bersentuhan, Intan merasa sengatan seperti listrik menjalari seluruh tubuhnya. Namun laki-laki itu hanya tersenyum menatapnya, debaran di hati Intan semakin terdengar nyata. "Kenapa dengan mbak Intan mas? " Sapaan itu membuat khayalan Intan buyar seketika. Mas katanya, siapa dia? Intan bertanya-tanya dalam hatinya. Reza tersenyum lagi, "Ngga pa-pa tadi hampir jatuh! " Hati Intan seketika mencelos, kecemburuan kini melanda
Ica mulai menjalankan rencananya, dia tidak mau menunda lagi. Setiap malam dia merindukan Nino, namun sampai kini belum bisa memeluknya sama sekali. Kemarin Ica sudah membicarakannya dengan sahabatnya Sharen. Bahkan Sharen berjanji akan mempertemukannya dengan seorang pengacara yang handal. Kebetulan Sharen mempunyai kenalan yang masih terhitung kerabatnya. Ica tentu saja senang mendapat kabar baik dari Sharen. Tidak menunggu lama akhirnya mereka dipertemukan di sebuah restoran, kini Sharen dan Ica masih menunggu kedatangan Aldo pengacara muda yang sering memenangkan perkara yang ditanganinya. Tidak lama kemudian orang yang mereka tunggu akhirnya datang juga. Sesosok tubuh tegap lengkap dengan jasnya melangkah ringan ke arah mereka. Semakin dekat Ica tiba-tiba memicingkan matanya, lalu tiba-tiba membelalak lebar bola matanya. "Rivaldo..!! Apa benar ini Rivaldo teman semasa kecilku? " Ica setengah berteriak senang saat melihat Rivaldo teman kecilnya yang kini sudah menjadi orang su
Cristal melangkahkan kakinya menuju tempat mobilnya diparkir. "Brakk..! " Pintu mobil ditutup Cristal dengan kasar, air matanya kini turun. Sambil tangannya memegang setir, kepalanya dia tundukkan. Bahunya terguncang perlahan, dan isak tangisnyapun kini terdengar.Mengapa kini terasa semakin jelas jika Aldo tidak memiliki rasa yang dalam padanya. Selama ini Cristal mencoba menutup matanya saat melihat tidak ada sedikitpun binar cinta untuknya. Seolah Aldo mau dekat dengannya hanya karena keinginan kedua orangtua mereka semata.Cristal kemudian menjalankan mobilnya dengan berurai air mata, rasa yang dulu selalu ditahannya kini akhirnya pecah sudah. Selama ini Cristal masih berprasangka baik pada Aldo karena Aldo masih berusaha untuk menerimanya.Bahkan Aldo juga masih berusaha mengikuti kemauannya, tapi kini semuanya terbukti jika Aldo hanya mencoba bertahan demi janji pada orangtuanya. Kesedihan kini membuatnya semakin meratapi dirinya yang hanya bertepuk sebelah tangan cintanya.Cris
Kegigihan Irgi mendekati Cristal patut diacungi jempol. Oscar senang melihat adiknya kini mulai merespon kehadiran Irgi. Mendapat sambutan yang cukup baik dari Cristal tentu saja membuat Irgi semakin semangat membuat Cristal jatuh cinta padanya.Akhirnya setelah sekian lama berjuang Irgi mendapatkan apa yang dia inginkan. Cristal menerima cintanya dan mau dijadikan kekasihnya. Bahkan mereka juga akhirnya menjalani hubungan dengan serius.Perjalanan cinta mereka diakhiri dengan pernikahan, rupanya jodoh Cristal akhirnya dengan Irgi. Cristal juga mencoba untuk melepas bayangan masa lalunya. Dia juga tidak akan mengganggu lagi rumah tangga Aldo yang sudah bahagia bersama keluarganya.Sedangkan Arga kini mulai menata hidupnya bersama Lisda meskipun ternyata Lisda mengalami masalah di rahimnya. Bagi Arga tidak menjadi masalah karena dia juga sudah memiliki Nino.Dyara sahabat Arga akhirnya terus hidup bersama Arsya dan Alea putrinya. Dia tidak bisa meninggalkan Alea meskipun tidak mencinta
Ica merasa lega setelah kepergian Cristal, begitu juga dengan Aldo. Sedangkan Cristal pulang dengan wajah ditekuk, dia benar-benar geram karena semua rencananya digagalkan oleh Nino.Cristal tidak menyangka kalau Nino ternyata ada di situ, awalnya Cristal pikir Nino sedang bersama Arga. "Kamu sudah pulang Cristal? " Suara Bariton Oscar terdengar menyapanya. Mata Cristal membelalak melihat Oscar ada di rumah."Sejak kapan kakak ada di sini? " Oscar tersenyum mendengar pertanyaan yang menurutnya aneh dari Cristal. "Bukankah sebentar lagi kamu akan menikah? Tentu saja aku tidak akan melewatkan momen bahagia adikku! "Cristal terhenyak, tubuhnya langsung luruh di kursi. "Aku ngga tau kak, pernikahanku dengan Aldo sepertinya belum bisa dilaksanakan dalam waktu dekat ini. "Kini Oscar yang melotot tidak terima, "Memangnya kenapa lagi si Aldo itu? Bikin ulah lagi ya. Sekarang apa dia mundur lagi membatalkan pernikahan karena alasan perempuan itu lagi? "Cristal mengangguk tegas, "Aku benci d
Cristal benar-benar terkejut dengan perubahan Aldo. Dia masih shock setelah menerima jawaban dari Aldo. Cristal segera menyambar kunci mobilnya, dia tau pasti ada yang tidak beres dengan pekerjaan paranormal yang dia percaya untuk mengganggu ketenangan keluarga Aldo."Loh Cristal, kamu mau kemana sore-sore begini sebentar lagi mau magrib, pamali anak gadis keluar rumah. Apalagi kamu sebentar lagi mau menikah! " Mama Cristal setengah berteriak untuk melarang anaknya pergi.Tapi Cristal tidak menjawabnya, dia terus melangkah mengabaikan permintaan mamanya. Dia langsung masuk ke mobilnya untuk mendatangi paranormal tersebut. Dia tidak mau Aldo lepas darinya untuk yang kedua kalinya.Kali ini dia tidak akan diam saja. Dia ingin kembali membuat Aldo tergila-gila padanya. Namun sesampainya di sana yang terlihat adalah bendera kuning di ujung gang tempat tinggal paranormal itu.Cristal melihat anak paranormal yang pernah dikenalkan padanya sedang sibuk mengeluarkan kursi bersama seorang tet
Ica menatap tajam suaminya, dia ingin mendengar jawaban Aldo. Baginya tiada maaf jika berurusan dengan pengkhianatan. "Maafkan aku sayang, aku tidak akan mengulanginya lagi."Ica tersenyum sinis, "Aku hanya memberikan kesempatan satu kali saja mas. Jika mas tidak memanfaatkan kesempatan itu maka aku yang akan mundur." Kata-kata tegas Ica membuat Aldo tersentak."Sayang, apa maksudmu? Kita sudah memiliki dua anak lalu kamu akan meninggalkan aku? " Ica terkekeh pelan, "Kamu pikir aku tidak berani melakukannya mas, bagiku seorang laki-laki yang sudah berselingkuh dia tidak akan melakukannya hanya sekali, jika dia memiliki kesempatan pasti dia akan melakukannya lagi."Aldo lagi-lagi terhenyak, "Aku sendiri bingung sayang, kenapa aku melakukannya. Padahal aku sangat mencintaimu. " Kini Ica yang curiga dengan kata-kata Aldo. "Apa maksudmu mas? "Aldo kini terlihat bingung, " Aku tidak mencintai Cristal dari dulu. Tapi sekarang aku bingung karena mulai ingin didekatnya terus. Sampai akhirnya
Kania mulai disibukkan dengan acara pernikahan ayahnya dengan ibu Suci. Dia mulai bisa menerima Edy kembali secara perlahan. Meskipun belum bisa sepenuhnya namun Kania berusaha demi Ghania.Tidak disangka Feri juga akhirnya bisa menerima kenyataan kalau Kania sekarang sudah menjadi istri Edy dan kembali bersatu setelah rumah tangga mereka sempat diganggu oleh Arum.Kini Arum dan Pardi harus menjalani hukuman mereka karena perbuatan mereka sendiri. Sedangkan Arga masih mencoba mempertahankan pernikahannya dengan Lisda agar tidak bercerai kembali.Nino hanya bisa mendukung keputusan ayahnya. Dia juga tidak mau ikut campur karena khawatir ayahnya terluka lagi. Meskipun akhirnya Lisda kembali ke rumah namun dia masih curiga dengan hubungan Arga dengan Mona.Hingga suatu saat Lisda bertemu dengan Mona yang sedang menggandeng laki-laki lain di sebuah restoran saat dia sedang makan dengan Nino. Netranya menatap lekat ke arah Mona, hingga Nino curiga dengan pandangan ibu sambungnya.Nino hany
Edy menatap lekat wajah Kania, berkali-kali dia mengutuk dirinya. Bagaimana bisa dia mengkhianati rumah tangganya hanya demi seorang Arum?"Kania, maafkan aku? Maaf kalau selama ini aku menyakitimu dengan menikahi Arum. Maaf karena aku sudah mengabaikanmu dan Ghania. Bolehkah aku memintamu dengan sangat agar kita bisa kembali lagi bersama seperti dulu? "Kania hanya menatap Edy dengan keraguan. "Tidak ada yang perlu dimaafkan, karena semua ini mungkin takdir yang harus kujalani. Meskipun aku tak mau tapi aku harus menerimanya. Aku masih belum bisa memberikan jawaban atas permintaanmu, karena hatiku masih belum sembuh mas! "Edy hanya termangu mendengar jawaban dari Kania. Tutur kata yang disampaikan Kania benar-benar menyentuh hatinya yang terdalam, bahkan dia merasa seperti ditampar oleh kenyataan. Kali ini dia harus menerima keputusan Kania, meskipun hatinya tidak rela.Demi menyatukan kembali keutuhan rumah tangganya, Edy lagi-lagi harus menekan egonya. Dia tidak mau dijauhi oleh K
Kania terlihat melirik sinis ke arah Edy. Sedangkan Edy benar-benar tidak menyangka kalau Arum yang selama ini selalu menunjukkan dirinya lemah dan tidak berdaya ternyata sekejam itu pada Kania.Arum benar-benar tidak bisa lagi berpura-pura selalu menjadi korban Kania. Selama ini Edy percaya kalau dia adalah orang yang selalu teraniaya oleh keluarga Broto. Kini dia melihat sendiri kenyataan di depan matanya."Maafkan aku Kania, maafkan karena selama ini mataku tidak bisa melihat kebenaran." Arum yang tadinya sudah menyangka kalau Edy akan memilihnya dari pada Kania, kini menunggu dengan dada berdebar penuh kecemasan."Hari ini aku sudah mendengar dan melihat permasalahannya. Aku hanya bisa berharap kamu memaafkan kebodohanku selama ini yang mau saja percaya dengan semua yang dikatakan Arum padaku. "Kedua mata Arum kini membola, dia yang awalnya sangat percaya diri kalau Edy akan memilihnya kini mulai kebingungan. Dihadapan Kania dan mertuanya Subroto akhirnya Edy menjatuhkan talak un
Pardi mulai tidak nyaman hidupnya, tatapan sinis menantunya kini dia dapatkan tanpa ampun. "Sebenarnya apa sih yang ada di otak ayah saat itu? Apakah ayah tidak memikirkan reputasi pekerjaanku? " Edy benar-benar geram mengetahui perbuatan ayah Arum yang membuatnya malu di kantor. "Edy, lihat mertuamu? Apa kamu sedang menuai apa yang kamu tanam Ed?" Rio meledeknya saat mereka bertemu kembali di tempat mereka biasa berkumpul. Edy merasa malu dan tidak punya muka untuk bertemu dengan teman-teman satu kantornya juga mereka yang tinggal didekat rumahnya. Pardi hanya terdiam mendengar pertanyaan Edy menantunya. Dia merasa bersalah telah mencoreng nama baik menantunya, bahkan Edy tidak sudi untuk membantunya mengeluarkan dirinya dari penjara. Dan akhirnya berita itu juga sampai ke telinga Arum. Bahkan Arum yang awalnya tidak percaya, kini ayahnya sudah ditemuinya di penjara membuat dia harus menerima kenyataan menyakitkan ini. "Ayah, ternyata ada sisi lain didiri ayah yang tidak pernah
Arga masih bingung menghadapi sikap Lisda yang menurutnya terlalu berlebihan. Apakah ini dikarenakan dia belum juga memiliki momongan setelah menikah dengannya? Mungkin dia khawatir dengan kondisi tubuhnya yang sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ke arah itu.Nino memperhatikan ayahnya yang sedang nonton TV tapi terlihat tidak fokus. Nino sebenarnya tidak mau mengganggu ayahnya, tapi karena rasa penasarannya yang tinggi akhirnya dia memberanikan diri menegur ayahnya."Apa ayah menyesal membiarkan mama Lisda pergi dari rumah?" Terlihat tatapan menyelidik dari Nino kepadanya, membuat dia jadi kikuk. "Ngga, ayah ngga mikirin itu. Memangnya kenapa No?""Nino ngga suka liat mama Lisda merajuk kaya gitu. Padahal kan, seharusnya itu tidak perlu terjadi. Dan semuanya bisa dibicarakan tanpa perlu menggunakan drama seperti tadi. "Arga hanya tersenyum menanggapi kata-kata Nino, dia tidak bisa menjelaskannya untuk saat ini. Dia hanya tidak ingin mengalami kegagalan kembali dalam rumah ta