Kini Vasco harus menerima ganjaran atas perbuatannya kepada Rasya selama ini. Rasya dan keluarganya menarik nafas lega karena Vasco akhirnya ditangkap juga.Hukuman Vasco tidak ringan apalagi terlibat dalam pengedaran barang haram tersebut. Kedua orangtua Vasco sudah datang dan memohon kepada Rasya dan keluarganya agar membebaskan Vasco dari berbagai tuduhan yang dialamatkan kepadanya.Vasco kini hanya bisa meratapi nasibnya didalam penjara. Dia juga tidak bisa mengelak saat melihat bukti-bukti yang diajukan Rasya kepada Polisi. Selain bukti visumnya ke dokter, Rasya juga memiliki rekaman ancaman dari Vasco saat dirinya dianiaya.Tangis haru Rasya dan ucapan terima kasih kepada Reza membuat Reza semakin tumbuh rasa sayangnya kepada Rasya. Reza ingin sekali melindungi Rasya selamanya dari semua kejahatan yang dilakukan Vasco selama ini.Dari cerita Rasya kemarin ternyata Rasya masih beruntung karena bisa menjaga kesuciannya selama menjadi tunangan Vasco. Kini Rasya bisa menjalani hidup
Darel terkesiap setelah menyadari kata-kata terakhir Intan dulu, pandangan matanya menatap tajam manik netra milik Intan. Darel baru menyadari jika kini bukan lagi berhadapan dengan Intan yang dulu, cupu dan pemalu.Bahkan Darel pernah mengatakannya bodoh karena tidak minum obat anti hamil saat berhubungan intim dengannya. Darel kini melihat perbedaan yang sangat jauh dari penampilan Intan.Kini terlihat jika Intan sudah pandai bersolek dan mengurus dirinya. Darel langsung teringat gadis kecil yang tadi bersama Intan. "Dini..siapa anak itu? " Darel tergagap saat ingat dengan Dini, sedangkan Intan enggan mengatakan kebenarannya kepada Darel.Dalam hatinya Intan khawatir jika suatu saat nanti Darel akan mengambil Dini darinya. Wajah Dini memang jiplakan Darel versi perempuannya, sehingga seharusnya Intan tidak bisa menipu orang lain perihal putrinya apalagi kepada Darel ayah biologisnya.Mereka hanya saling bertatapan sekian lama hingga akhirnya sama-sama menghela nafas panjangnya. "Kat
Setelah pembicaraannya selesai dan mendapat titik temu dengan Intan, akhirnya Darel berinisiatif untuk mengantarkan Intan dan anak-anaknya pulang ke rumah. Namun Darel juga sempat mengajak mereka untuk makan siang bersama dulu direstoran cepat saji kesukaan anak-anak.Darel menatap bahagia melihat anak-anaknya dan Intan makan dengan lahap. Mereka benar-benar kelaparan setelah beratifitas di sekolah. Intan benar-benar telaten menghadapi ulah Dio dan Dini saat sempat merengek karena kesulitan untuk menyantap makanan mereka.Darel menatap kagum melihat Intan sangat cekatan menghadapi mereka. Darel mulai mengingat bagaimana Intan yang dulu dia kenal, Intan yang kalem dan tidak banyak tingkah. Intan yang diam-diam juga menyukainya, namun Darel tidak tahu jika saat itu juga Intan sudah lebih dulu menyukai Reza.Setelah mengantarkan Intan dan anak-anaknya pulang, dalam perjalanan Darel kembali mengulang memorinya bersama Intan. Semakin lama Intan semakin menarik dimatanya. Meskipun diawal pe
Ica yang sudah bingung harus mencari uang kemana akhirnya hanya bisa meminjam kesana kemari. Ica juga sampai menjual kue agar bisa mendapatkan uang, namun karena bukan keahliannya maka bukannya keuntungan yang didapat malah sebaliknya.Dari beberapa orang yang Ica pinjami uangnya ternyata ada yang datang menemui Arga untuk menagihnya. Dan tagihan itu datangnya ke kantor Arga, tentu saja hal ini membuat Arga malu.Saat kepulangannya dari kantor, dengan langkah sedikit tergesa Arga berteriak memanggil istrinya. "Icaaa..dimana kamu! " Raut wajah Arga penuh dengan kemarahan, Arga benar-benar murka kepada Ica.Arga memang tidak mengetahui jika Ica banyak pinjaman diluar, karena dia pikir selama ini uang yang dia berikan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Disisi lain Ica yang mendengar teriakan suaminya langsung menciut hatinya.Dia sudah hafal dengan kebiasaan suaminya kalau pulang kerja berteriak seperti itu, pasti yang terjadi berikutnya adalah dia akan menjadi sasaran
Dengan langkah perlahan Ica menuju toko sembako milik Intan. "Assalamu alaikuum..! " Intan tersenyum melihat kedatangan Ica, namun tatapan Intan sedikit menyelidik karena belum pernah kenal Ica. Sambil menjawab salam Ica kemudian Intan mengajak masuk ke dalam rumahnya."Silahkan masuk mbak, ada yang bisa saya bantu? " Intan mengajak tamunya masuk dan berbasa-basi sejenak. Kemudian setelah saling memperkenalkan diri, mereka terlibat dalam pembicaraan yang cukup serius.Ternyata perkiraan Ica benar jika Arga punya maksud tertentu kepada Intan. Akhirnya Ica menceritakan jika dia sebenarnya adalah mantan istri Arga yang bercerai karena alasan KDRT dan masalah nafkah dari Arga.Semuanya diceritakan oleh Ica tanpa ada yang dilewati, bahkan sampai tidak terasa Ica mengeluarkan air matanya karena mengingat penderitaannya dulu. "Maaf bu Intan, saya kok jadi curhat begini jadinya. Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan mantan suami saya, namun itulah yang saya alami selama berumah tangga denga
Arga masih merenungi nasibnya, ternyata harapannya selama ini kepada Intan tidak kesampaian. Arga mengira Intan memiliki rasa yang sama padanya, karena selama ini Arga tidak pernah menerima penolakan darinya. Sampai akhirnya siang tadi saat Arga mengunjungi toko Intan setelah menjemput Nino dari sekolahnya. Kini Nino sudah mulai memasuki sekolah TK dan tugas Arga bertambah untuk mengantar dan menjemput anaknya. Arga memang berencana ingin memastikan hubungannya dengan Intan. Selama ini Arga melihat Intan sangat telaten mengurus anak-anak tirinya dari Cipto. Arga juga ingin Nino memiliki ibu seperti Intan, agar saat ditinggalkannya Nino aman bersama Intan. Apalagi Arga kini mulai sering pergi ke luar kota untuk urusan dinasnya. Selain Intan pandai mengurus anak, Intan juga cantik dan ngga malu-maluin kalau diajak pertemuan dengan teman-teman kantornya. Perbedaan itu sangat terlihat jauh antara Intan dan Ica, penampilan mantan istrinya sangat tidak terurus seperti pembantu dan membu
Akhirnya Intan bisa menyelesaikan urusannya dan kini sudah dirumah bersama Dito dan Dini. Sedangkan Dio baru pulang sore hari, biasanya Dio pulang bersama teman-temannya. Arga hanya melirik rumah Intan saat melewatinya, kini Arga malas berbelanja di toko Intan setelah penolakan yang diterimanya tempo hari. Intan sendiri tidak peduli dengan sikap Arga, karena baginya kini keselamatan dan kenyamanan dirinya dan anak-anak yang utama. Intan tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Hidupnya sudah hancur karena perbuatan Cipto dimasa lalu, kini dia akan lebih berhati-hati dalam memilih pendamping lagi. Baginya kini anak-anak adalah prioritas yang tidak bisa ditawar lagi. Cipto melepaskan nafasnya dengan lega karena sampai saat ini tidak terlihat tanda-tanda Intan akan menceraikannya. Cipto berharap Intan akan memaafkannya setelah dirinya dibebaskan. Meskipun saat ini Cipto harus menerima hukuman dipenjara dia rela, asal mendapat maaf dari Intan dan anak-anaknya. Kini rasa rindu mulai
Cipto terhenyak mendengar perintah dari penjaga untuk segera keluar kembali, apakah ada yang terlupa hingga Intan kembali menemuinya. Cipto masih bertanya-tanya dalam benaknya, "mungkin dia berubah pikiran dan ingin kembali padaku? Senyum Cipto langsung mengembang, langkahnya langsung dipercepat agar bisa mendengar kabar baik dari Intan. Sesampainya di depan ternyata bukan Intan, tapi perempuan lain. Perempuan itu yang sudah meninggalkannya dan berselingkuh terang-terangan padanya. Indri ibu dari Dio dan Dito, melihatnya dengan senyum sinisnya. "Ternyata nasibmu berakhir disini Cipto! Tadinya kupikir kamu masih bekerja ditempat itu, kalau aku tadi tidak kesana mungkin aku tidak akan percaya saat teman-temanmu memberitahu kalau kamu sudah mendekam di sel ini berbulan-bulan." Indri terkekeh menelisik penampilan sekujur tubuhnya. Senyum Cipto langsung menghilang apalagi mendapat cercaan dari mantan istrinya. Cipto hanya menatap tajam mendengar kata-kata Indri. "Wah..ada angin apa seo