Beranda / Pernikahan / Pesona Istri Yang Kuabaikan / Seratus Empat Puluh Enam

Share

Seratus Empat Puluh Enam

Pesona Istri Season 3

"Abang ayo sarapan," ajakku pada Abang Nata yang masih saja bercermin di depan kaca.

Dari aku keluar kamar hingga balik lagi ke kamar untuk memanggilnya, dia masih saja bercermin. Apa sejak tadi dia masih saja melakukan itu, atau sudah melakukan hal yang lain dan kembali lagi bercermin. Memangnya jika tanda itu terus dipandangi di depan cermin akan segera menghilang. Lama-lama kulihat kasihan juga dia.

"Bagaimana dengan ini?" tanyanya, dengan jari menunjuk ke arah lehernya sendiri.

"Estetik," jawabku sambil tertawa.

Terlihat suamiku malah tambah frustasi mendengar jawabanku. Tangan kanannya mengacak rambutnya dengan kesal. Namun rambut yang pendek itu tentu saja tak akan menjadi berantakan hanya karena diacak seperti itu.

"Ayo sarapan dulu, sudah ditunggu sama Papa dan Mama." Lagi, aku mengajaknya.

Dengan enggan Abang Natal mengikutiku menuju ke ruang makan. Pembantu rumah tangga yang kebetulan berpapasan dengan kami saat menuju ruang makan, juga terlihat mena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status