Share

003 || Bercerai

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 14:36:57

Bab 3. Kejujuran Lingga

"Nggak! Aku nggak mau kita cerai, Lingga!"

Anindya menggelengkan kepalanya berkali-kali. Dia menatap Lingga penuh permohonan berharap Lingga akan membatalkan keinginannya untuk bercerai.

Lingga melangkah mendekati Anindya. "Udah ada Meylani yang bisa ngasih aku anak! Sedangkan kamu cuma perempuan mandul, Nindy!"

Anindya sakit hati, marah dan kecewa. Dia sudah tidak memiliki harga diri lagi di depan mereka. Perjuangannya selama 3 tahun berakhir sia-sia. Mencintai Lingga adalah kesalahan yang dia sesali seumur hidup.

Melani diam-diam tersenyum senang. Dia menang. Dia akan menjadi Nyonya Aditama selanjutnya menggantikan Anindya.

"Cepat tanda tangan, Nindy! Jangan mengulur-ulur waktu kami!"

Lingga memaksa Anindya untuk menyentuh pena yang dia siapkan ssjak tadi.

Anindya mendongakkan kepala. Menatap Lingga yang menggebu-gebu.

"Sayang, apa kamu sama sekali nggak pernah cinta sama aku?" tanya Anindya, memaksakan sedikit senyum.

Sebenarnya Anindya hanya ingin memastikan perasaan Lingga padanya. Dengan begitu, dia bisa menyakinkan bahwa Lingga bukanlah pria yang tepat untuknya.

Lingga mendekati mulutnya ke daun telinga Anindya. Lalu, berbisik, "Jangan mimpi, Nindy! Bagiku, kamu itu cuma Istri pajangan aja."

Tatapan Anindya hampa. "Kenapa, Sayang? Kenapa kamu tega lakukan ini sama aku?"

Lingga tersenyum tipis. "Dulu, kamu adalah mahasiswi tercantik di kampus. Aku dan teman-teman berjudi. Karena aku kalah, hukumannya adalah nikahin kamu."

Tidak itu saja, Lingga kembali berbisik, "Ditambah lagi, Papa dan Mama desak aku untuk cepat-cepat nikah. Jadi, aku nggak gitu rugi nikahin perempuan cantik."

Anindya berteriak pada dirinya sendiri. 'Bodoh! Kamu bener-bener bodoh, Nindy!'

Anindya kembali menangis. Tidak ada seorang pun yang melihat Anindya mengepalkan tangannya di bawah meja.

"Apa jawabanku udah cukup?" tanya Lingga. Dia kembali berdiri tegak.

Marisa tidak tahan melihat Anindya yang menangis. Dia takut hati anaknya akan luluh.

Marisa berteriak, "Udahlah, Nindy! Nggak usah banyak drama! Cepat tanda tangan dan keluar dari rumah ini sekarang juga!"

Marisa berjalan menghampiri Melani yang berwajah pucat.

"Melani, sini duduk sama Mama!" Marisa menggandeng tangan Melani. "Nggak usah khawatir! Mereka akan cerai malem ini, kok."

"Ta—tapi, aku ngerasa nggak adil sama Nindy, Ma," sahut Melani sambil berpura-pura menangis.

Anindya berdiri, lalu melototi Melani. "Kalo kamu memang tulus, nggak seharusnya kamu muncul malem ini. Tapi apa? Kamu—"

Plak!

Lingga menampar Anindya. Mereka berdua saling adu pandang.

Anindya memegangi pipinya yang terasa panas. "Sayang, apa ini balesan dari kesetiaan aku selama 3 tahun?"

Bukannya minta maaf, senyum Lingga justru melebar. Dia merogoh kantong celana. Lalu, melemparkan beberapa lembar foto.

Foto-foto tersebut jatuh ke lantai dan berhasil membuat semua orang terkejut.

Marisa memungut salah satu foto. "Nindy, apa ini?!"

"Apa ini yang kamu sebut kesetiaan?!" timpal Arjuna.

Tubuh Anindya gemetar. Anindya melihat foto dirinya sedang berjalan bersama seorang pria. Mereka keluar dari Hotel Imperium sambil tersenyum satu sama lain. Anindya terlihat sangat akrab dengan pria asing di semua foto.

"Nggak! Aku nggak pernah selingkuh!"

Anindya membantah tuduhan Lingga dan kedua mertuanya. Dadanya naik turun karena emosi. Dia berjongkok, memungut foto-fotonya yang berceceran.

Tapi di mata Lingga dan kedua mertua, Anindya berbohong dan tidak berniat untuk mengakui kesalahan.

Marisa menatap Anindya penuh kebencian. Dia meremas foto di tangannya menjadi gumpalan sampah.

Marisa melemparkan sampah di tangannya kepada Anindya. "Kamu mau mengelak, Nindy?! Bukti udah di depan mata. Nggak ada gunanya mengelak dan nyari validasi ke sana-sini."

Melani menutup mulutnya pura-pura syok. "Nindy, aーaku nggak nyangka kamu bakal selingkuhin Mas Lingga!"

Mendengar suara Melani, Anindya menoleh dan merasa muak. Melani pandai sekali mencari muka di depan Marisa dan Arjuna.

Lingga menarik paksa lengan Anindya dan mendorongnya duduk kembali ke kursi.

"Sayang, itu cuma foto," ujar Anindya. "Pasti ada seseorang yang sengaja fitnah aku dan hancurin hubungan kita."

Saat mengatakannya, Anindya melirik Melani sinis.

Menyadari posisinya terancam, Melani memasang ekspresi menyedihkan. "Ada apa sama tatapan kamu, Nindy? Kaーkamu nuduh aku?"

Melani mulai menangis. Marisa memeluk Melani dan mencoba menghiburnya.

"Abaikan aja prempuan mandul itu, Melani! Anggap aja dia seonggok kotoran yang sebentar lagi akan dibuang Lingga!" Marisa berkata dengan kejam.

Anindya terkejut. Sehina itukah dirinya di mata Marisa?

Anindya emosi. "Apa?! Mama mengibaratkan aku seperti kotoran?! Apa Mama ini manusia?! Bisa-bisanya Mama menghina orang lain!"

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tanzanite Haflmoon
asli makin bikin penasaran ... Mertuanya juga pengen di bejek bejek
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Presdir Posesif   004 || Bertemu Produser

    "Aargghhh!"Anindya berteriak saat rambut panjangnya dijambak oleh Lingga dari belakang. "Nindy, nggak apa-apa kamu berasal dari keluarga miskin. Tapi seenggaknya, kamu harus tau diri!" Lingga, emosi. "Kamu itu nggak sebanding sama Melani. Dia aktris papan atas, kaya dan bermartabat. Kamu dan dia bagaikan langit dan bumi."Kata-kata Lingga barusan adalah tamparan bagi Anindya. Hidup tanpa latar belakang keluarga Darendra cukup membuat Anindya kesulitan. Apalagi, saat menyandang status menantu keluarga Aditama. Setiap hari, Anindya harus bangun lebih awal sebelum semua anggota keluarga Aditama bangun. Anindya diperlakukan layaknya pembantu oleh keluarga Aditama. Ditambah lagi selama menikah, Lingga tidak pernah memberinya nafkah lahir batin. "Sekarang, tanda tangan surat cerainya dan nggak usah banyak drama lagi!" seru Lingga dengan nada mengancam. Anindya memegangi tangan Lingga yang menjambak rambutnya. Selain menahan sakit hati, dia juga menahan sakit fisik yang Lingga berikan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   005 || Lokasi Syuting

    "Kenapa kamu ada di sini, Nindy?"Lingga yang melihat Anindya berada di lokasi syuting tampak terkejut. Dia melangkah mendekati Anindya, diikuti oleh Melani di belakangnya. Anindya mengangkat wajahnya menatap Lingga dan Melani dengan datar. "Aku di sini untuk syuting.""Nindy, lebih baik kamu pergi dari sini! Jangan membuat kekacauan!" Lingga menatap sekitar. Faisal dan para kru lainnya menjadikan mereka sebagai pusat perhatian. "Punya hak apa kamu ngusir aku, Lingga? Mau aku di sini juga bukan urusan kamu!"Anindya meletakan script naskah dengan asal. Dia bangkit dari posisi duduknya. "Kamu masih nggak terima kalo aku ngusir kamu? Makanya kamu nekat buat ikutin aku ke lokasi syuting hari ini?" Lingga menggeleng berkali-kali sambil menatap Anindya dengan miris. "Segitunya kamu nggak bisa lepasin aku, Nindy!""Nindy, kamu nggak ada bakat akting. Mending kamu pergi aja sekarang! Jangan mempermalukan diri sendiri!" Melani yang sejak tadi diam membuka suara. Dia menatap Anindya deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   006 || Ivander Alessandro

    "Sialan! Tolong tahan sebentar saja!"Ivander tampak kualahan menghadapi Anindya yang berada di bawah obat perangsang. Tangan Anindya sejak di mobil tidak bisa diam. Terus bergerak menyentuh beberapa titik sensitif tubuhnya. Seperti saat ini, Anindya terus mengusap rahangnya dengan gerakan sensual. Ivander melangkah lebar saat pintu lift terbuka. Saat ini dia membawa Anindya ke hotel Impremium yang terletak tak jauh dari lokasi syuting. Ivander bukan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja keadaan Anindya sudah tidak memungkinkan. "Kamu sangat tampan!" Anindya menatap Ivander dengan sayu. Tangannya merambat naik mengusap pipi Ivander dengan lembut. Ivander segera membuka pintu hotel dengan kesusahan, karena Anindya masih ada dalam gendongannya. Beruntung ada petugas kebersihan yang lewat di depan Ivander.Ivander memanggil pria itu. "Tolong bantu saya bukakan pintu ini!" Pria itu mengangguk dan mulai membantu Ivander. Ivander mengucapkan terima kasih. Lalu, dia sege

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   007 || Keluarga Danendra

    "Anindya, Papa nggak nyangka kamu bakal dateng ke kantor Papa hari ini!" Ardiaz bangkit dari kursi kebesarannya. Dia menyambut kedatangan Anindya dengan pelukan hangat. Dia begitu merindukan putri satu-satunya yang memilih pergi dari rumah demi lelaki brengsek seperti Lingga. "Apa kabar, sayang?" Ardiaz melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Anindya dengan tatapan haru. Dia terkejut saat Liana, sekertarisnya mengatakan jika Anindya ada di depan ruangannya. Setelah Liana keluar dari ruangannya, tidak lama Anindya memasuki ruangannya. "Aku baik, Pa! Papa sama Mama gimana kabarnya selama ini?" Anindya membalas tatapan Ardiaz dengan kedua mata berkaca-kaca. Melihat tatapan rindu yang ditunjukan oleh Ardiaz padanya saat ini. Membuat rasa bersalah menyerang Anindya detik ini juga. Bohong, kalau Anindya mengatakan tidak menyesal meninggalkan keluarganya demi menikah dengan Lingga. Seharusnya saat itu, Anindya menerima perjodohan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Mungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   008 || Alasan Anindya

    "Anindya, apakah kamu yakin ingin membatalkan kontrak kerja sama dalam pembuatan film ini?" Ardiaz menatap putrinya yang duduk di depannya dengan penuh keraguan. Dia hanya tidak ingin, Anindya menyesali keputusannya yang mendadak ini. Ini adalah impian Anindya sejak dahulu, di mana salah satu novelnya di angkat menjadi film. Hanya karena seorang Lingga dan juga Melani yang menindas Anindya di lokasi syuting. Membuat Anindya melepaskan impiannya itu."Aku sudah memikirkan ini, Pa! Mereka sangat keterlaluan, aku rasa cukup untuk kesabaranku selama ini!"Anindya sudah mempertimbangkan ini sejak keluar dari hotel. Kelakuan Lingga sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Lingga nyaris memperkosanya kemaren. Padahal selama pernikahan mereka, Lingga tampak tak sudi menyentuh Anindya. Lebih baik dia tidur dengan gigolo, daripada tidur dengan Lingga yang sudah mencampakannya selama ini. Lingga pikir, Anindya seorang boneka yang hanya bisa dipermainkan saja? Rasa cintanya yang semula masih tersisa un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pesona Istri Presdir Posesif   009 || Penarikan Investasi

    "Anindya, jangan tinggalin Mama sama Papa lagi, ya!" Kanaya mengusap air matanya dengan kasar. Perasaan sedih, sakit hati dan juga senang menjadi satu. Sedih, karena melihat kehidupan Anindya yang begitu berantakan. Sakit hati sebagai seorang Ibu, dia tentu tidak terima mengenai apa yang terjadi pada Anindya. Sudah sejak lama dia ingin mendatangi keluarga Aditama dan menjemput Anindya dari sana. Namun, Ardiaz selalu menahannya dan memasihatinya agar Anindya tidak ssmakin membenci mereka. Senang? Dia begitu bahagia bisa bertemu dengan Anindya lagi. Anindya datang ke keluarga Danendra untuk meminta bantuan. Itu yang dia dan Ardiaz nantikan sejak lama."Ma—" Anindya mengatup kembali bibirnya saat deeing ponsel miliknya yang baru dia hidupkan setelah daya baterai terisi penuh. Tangannya terulur mengambil ponselnya di atas meja. Panggilan masuk dari Faisal Borneo, dengan cepat Anindya mengangkatnya. Ardiaz dan Kanaya saling pandang. Keduanya memilih diam sambil mendengarkan saat Anindy

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   010 || Menolak Meminta Maaf

    "Ini semua karena kalian berdua!" Faisal memghampiri Melani dan Lingga dengan riak kemarahan yang tergambar jelas pada wajahnya. Dia menyalahkan semua kekacauan yang terjadi pada project film Dalam Jejak Cinta pada Lingga dan Melani. Kedua pasangan suami istri itu yang menjadi penyebab Anindya menarik investasi dan berakhir produksi film tertunda. Lingga yang terkejut segera bangkit dari duduknya. "Pak Faisal? Ada apa ini?" Keadaan lokasi syuting kacau balau sejak berita penarikan investasi keluar. Melani yang sedang melakukan beberapa kali adegan terpaksa dihentikan. Mereka semua yang ada di lokasi syuting begitu panik."Kalian berdua yang menyebabkan kekacauan ini!" Faisal menunjuk Melani dan Lingga dengan marah. "Perusahaan Darendra Investment menarik investasi itu karena kelakuan kalian yang sudah merundung Anindya."Perkataan Faisal semakin mengejutkan mereka. Apa hubungannya dengan Anindya? Melani menyela ucapan Faisal. "Maksud, Pak Faisal apa, ya? Kenapa jadi nyalahin saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   011 || Ingatan Ivander

    "Kak, kamu tau berita tentang perusahaan Darendra Investment dengan project film milik Faisal Borneo?" Ivander mengangkat wajahnya saat mendengar suara Daren Alessandro, adik kandungnya membuka pintu ruangannya. Dia secara reflek menyembunyikan foto-foto Anindya yang dia dapat dari anak buahnya. Ivander mengangguk singkat. Dia menatap Daren yang mengambil duduk di depannya. "Memangnya ada apa?" Daren menunjukan foto yang terpampang pada layar ponselnya pada Ivander. Itu foto Anindya yang sedang melakukan beberapa adegan saat syutung kemarin. Dia mendapatkan itu dari asisten Faisal Borneo, yaitu Bagas. "Bukankah dia istri Lingga Aditama?" tanya Daren menyerahkan ponselnya pada Ivander.Ivander terdiam menatap foto Anindya tersebut. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana dia dan Anindya untuk kedua kalinya bertemu di pesta launching film di bawah perusahaan Alodias Group milik Ivander. Untuk pertama kalinya, Ivander tertarik dengan seorang wanita yaitu A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Pesona Istri Presdir Posesif   014 || Keributan Di Lokasi Syuting

    "Pak Faisal, nggak usah maksa orang arogan kaya mereka buat minta maaf sama saya!"Faisal menoleh ke belakang mendengar suara Anindya. Dia terkejut Anindya datang ke lokasi syuting hari ini. "Percuma, nggak bisa ngerubah apa yang udah terjadi!" Anindya melirik Melani dan Lingga yang menatapnya terkejut. Dia segera mengalihkan pandang menatap Faisal. "Bu Anindya, saya ak—""Kedatangan saya ke sini ingin meminta surat resmi pembatalan kontrak, Pak Faisal!" Anindya memotong ucapan Faisak dengan cepat. Wanita dengan dress berwarna maroon dengan panjang selutut. Dress yang digunakan Anindya kali ini tampak elegan dan mewah. Membuat Melani dan Lingga menatapnya tak berkedip. Penampilan Anindya tampak berbeda dari biasanya. Rambut Anindya yang biasanya terikat rapi dibiarkan tergerai begitu saja. Bahkan Anindya menggunakan make up hari ini, semakin menambah kecantikannya. "Bu Anindya, kita bisa bicarakan masalah ini secara baik-baik! Saya minta maaf untuk kesalahan Lingga dan Melani!"

  • Pesona Istri Presdir Posesif   013 || Penyesalan Ivander

    "Bajingan!" Ardiaz bangkit, menggebrak meja dengan tatapan berkilat penuh amarah. Emosinya naik mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ivander. "Sayang, tenang ini di restoran!"Kanaya segera bangkit, dia tak kalah terkejut dengan Ardiaz. Namun, emosi bukanlah solusi. Sehingga, dia menenangkan Ardiaz saat beberapa pelanggan restorant memperhatikan ke arah meja mereka. Kanaya menatap sekitar sambil tersenyum tak enak sebagai isyarat meminta maaf karena sudah membuat keributan. "Sial!" umpat Ardiaz kembali duduk di tempatnya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dengan napas yang memburu. Kanaya menarik napas menciba untuk tenang di tengah rasa emosi yang menggebu-gebu. "Saya tau kamu nggak terima atas keputusan keluarga kami tiga tahun yang lalu. Tapi, saya mohon jangan sakitin Anindya, hidup dia udah berantakan jangan buat dia hancur lagi!" Kanaya menatap penuh permohonan pada Ivander yang begitu tenang. Perasaannya sangat campur aduk saat ini antara marah dan juga takut. Dia mar

  • Pesona Istri Presdir Posesif   012 || Pernyataan Ivander

    "Selamat siang, Pak Ardiaz!" Ivander mengulurkan sebuah tangan pada Ardiaz. Saat jam makan siang, dia memgajak Ardiaz bertemu di restoran Savory Tales milik keluarga Aditama. "Selamat siang juga, Pak Ivander!" Ardiaz menerima uluran tangan Ivander dengan ramah. Dia begitu terkejut saat Ivander tiba-tiba mengajaknya makan siang bersama. Dia tanpa pikir panjang segera menerimanya dan mengajak Kanaya untuk ikut. "Bagaimana kabarnya, Pak Ardiaz dan Bu Kanaya?" Ivander kembali duduk di sebuah kursi yang dia tempati tadi setelah mempersilahkan Ardiaz dan Kanaya untuk duduk. "Saya dan istri saya baik. Pak Ivander, sendiri bagaimana?" Ardiaz mulai duduk di samping Kanaya yang sejak tadi diam. Dia melirik Kanaya yang terlihat tampak canggung bertemu Ivander. Bukan hanya Kanaya saja, Ardiaz pun sama. Namun, Ardiaz tidak begitu menunjukan secara nyata. Dia mencoba santai di hadapan Ivander yang sudah lama tidak dia temui. Ivander mengangguk sambil meneguk cappucino miiknya yang dia pesan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   011 || Ingatan Ivander

    "Kak, kamu tau berita tentang perusahaan Darendra Investment dengan project film milik Faisal Borneo?" Ivander mengangkat wajahnya saat mendengar suara Daren Alessandro, adik kandungnya membuka pintu ruangannya. Dia secara reflek menyembunyikan foto-foto Anindya yang dia dapat dari anak buahnya. Ivander mengangguk singkat. Dia menatap Daren yang mengambil duduk di depannya. "Memangnya ada apa?" Daren menunjukan foto yang terpampang pada layar ponselnya pada Ivander. Itu foto Anindya yang sedang melakukan beberapa adegan saat syutung kemarin. Dia mendapatkan itu dari asisten Faisal Borneo, yaitu Bagas. "Bukankah dia istri Lingga Aditama?" tanya Daren menyerahkan ponselnya pada Ivander.Ivander terdiam menatap foto Anindya tersebut. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana dia dan Anindya untuk kedua kalinya bertemu di pesta launching film di bawah perusahaan Alodias Group milik Ivander. Untuk pertama kalinya, Ivander tertarik dengan seorang wanita yaitu A

  • Pesona Istri Presdir Posesif   010 || Menolak Meminta Maaf

    "Ini semua karena kalian berdua!" Faisal memghampiri Melani dan Lingga dengan riak kemarahan yang tergambar jelas pada wajahnya. Dia menyalahkan semua kekacauan yang terjadi pada project film Dalam Jejak Cinta pada Lingga dan Melani. Kedua pasangan suami istri itu yang menjadi penyebab Anindya menarik investasi dan berakhir produksi film tertunda. Lingga yang terkejut segera bangkit dari duduknya. "Pak Faisal? Ada apa ini?" Keadaan lokasi syuting kacau balau sejak berita penarikan investasi keluar. Melani yang sedang melakukan beberapa kali adegan terpaksa dihentikan. Mereka semua yang ada di lokasi syuting begitu panik."Kalian berdua yang menyebabkan kekacauan ini!" Faisal menunjuk Melani dan Lingga dengan marah. "Perusahaan Darendra Investment menarik investasi itu karena kelakuan kalian yang sudah merundung Anindya."Perkataan Faisal semakin mengejutkan mereka. Apa hubungannya dengan Anindya? Melani menyela ucapan Faisal. "Maksud, Pak Faisal apa, ya? Kenapa jadi nyalahin saya

  • Pesona Istri Presdir Posesif   009 || Penarikan Investasi

    "Anindya, jangan tinggalin Mama sama Papa lagi, ya!" Kanaya mengusap air matanya dengan kasar. Perasaan sedih, sakit hati dan juga senang menjadi satu. Sedih, karena melihat kehidupan Anindya yang begitu berantakan. Sakit hati sebagai seorang Ibu, dia tentu tidak terima mengenai apa yang terjadi pada Anindya. Sudah sejak lama dia ingin mendatangi keluarga Aditama dan menjemput Anindya dari sana. Namun, Ardiaz selalu menahannya dan memasihatinya agar Anindya tidak ssmakin membenci mereka. Senang? Dia begitu bahagia bisa bertemu dengan Anindya lagi. Anindya datang ke keluarga Danendra untuk meminta bantuan. Itu yang dia dan Ardiaz nantikan sejak lama."Ma—" Anindya mengatup kembali bibirnya saat deeing ponsel miliknya yang baru dia hidupkan setelah daya baterai terisi penuh. Tangannya terulur mengambil ponselnya di atas meja. Panggilan masuk dari Faisal Borneo, dengan cepat Anindya mengangkatnya. Ardiaz dan Kanaya saling pandang. Keduanya memilih diam sambil mendengarkan saat Anindy

  • Pesona Istri Presdir Posesif   008 || Alasan Anindya

    "Anindya, apakah kamu yakin ingin membatalkan kontrak kerja sama dalam pembuatan film ini?" Ardiaz menatap putrinya yang duduk di depannya dengan penuh keraguan. Dia hanya tidak ingin, Anindya menyesali keputusannya yang mendadak ini. Ini adalah impian Anindya sejak dahulu, di mana salah satu novelnya di angkat menjadi film. Hanya karena seorang Lingga dan juga Melani yang menindas Anindya di lokasi syuting. Membuat Anindya melepaskan impiannya itu."Aku sudah memikirkan ini, Pa! Mereka sangat keterlaluan, aku rasa cukup untuk kesabaranku selama ini!"Anindya sudah mempertimbangkan ini sejak keluar dari hotel. Kelakuan Lingga sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Lingga nyaris memperkosanya kemaren. Padahal selama pernikahan mereka, Lingga tampak tak sudi menyentuh Anindya. Lebih baik dia tidur dengan gigolo, daripada tidur dengan Lingga yang sudah mencampakannya selama ini. Lingga pikir, Anindya seorang boneka yang hanya bisa dipermainkan saja? Rasa cintanya yang semula masih tersisa un

  • Pesona Istri Presdir Posesif   007 || Keluarga Danendra

    "Anindya, Papa nggak nyangka kamu bakal dateng ke kantor Papa hari ini!" Ardiaz bangkit dari kursi kebesarannya. Dia menyambut kedatangan Anindya dengan pelukan hangat. Dia begitu merindukan putri satu-satunya yang memilih pergi dari rumah demi lelaki brengsek seperti Lingga. "Apa kabar, sayang?" Ardiaz melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Anindya dengan tatapan haru. Dia terkejut saat Liana, sekertarisnya mengatakan jika Anindya ada di depan ruangannya. Setelah Liana keluar dari ruangannya, tidak lama Anindya memasuki ruangannya. "Aku baik, Pa! Papa sama Mama gimana kabarnya selama ini?" Anindya membalas tatapan Ardiaz dengan kedua mata berkaca-kaca. Melihat tatapan rindu yang ditunjukan oleh Ardiaz padanya saat ini. Membuat rasa bersalah menyerang Anindya detik ini juga. Bohong, kalau Anindya mengatakan tidak menyesal meninggalkan keluarganya demi menikah dengan Lingga. Seharusnya saat itu, Anindya menerima perjodohan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Mungk

  • Pesona Istri Presdir Posesif   006 || Ivander Alessandro

    "Sialan! Tolong tahan sebentar saja!"Ivander tampak kualahan menghadapi Anindya yang berada di bawah obat perangsang. Tangan Anindya sejak di mobil tidak bisa diam. Terus bergerak menyentuh beberapa titik sensitif tubuhnya. Seperti saat ini, Anindya terus mengusap rahangnya dengan gerakan sensual. Ivander melangkah lebar saat pintu lift terbuka. Saat ini dia membawa Anindya ke hotel Impremium yang terletak tak jauh dari lokasi syuting. Ivander bukan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja keadaan Anindya sudah tidak memungkinkan. "Kamu sangat tampan!" Anindya menatap Ivander dengan sayu. Tangannya merambat naik mengusap pipi Ivander dengan lembut. Ivander segera membuka pintu hotel dengan kesusahan, karena Anindya masih ada dalam gendongannya. Beruntung ada petugas kebersihan yang lewat di depan Ivander.Ivander memanggil pria itu. "Tolong bantu saya bukakan pintu ini!" Pria itu mengangguk dan mulai membantu Ivander. Ivander mengucapkan terima kasih. Lalu, dia sege

DMCA.com Protection Status