Share

004 || Bertemu Produser

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 14:37:42

"Aargghhh!"

Anindya berteriak saat rambut panjangnya dijambak oleh Lingga dari belakang.

"Nindy, nggak apa-apa kamu berasal dari keluarga miskin. Tapi seenggaknya, kamu harus tau diri!" Lingga, emosi. "Kamu itu nggak sebanding sama Melani. Dia aktris papan atas, kaya dan bermartabat. Kamu dan dia bagaikan langit dan bumi."

Kata-kata Lingga barusan adalah tamparan bagi Anindya. Hidup tanpa latar belakang keluarga Darendra cukup membuat Anindya kesulitan.

Apalagi, saat menyandang status menantu keluarga Aditama. Setiap hari, Anindya harus bangun lebih awal sebelum semua anggota keluarga Aditama bangun.

Anindya diperlakukan layaknya pembantu oleh keluarga Aditama. Ditambah lagi selama menikah, Lingga tidak pernah memberinya nafkah lahir batin.

"Sekarang, tanda tangan surat cerainya dan nggak usah banyak drama lagi!" seru Lingga dengan nada mengancam.

Anindya memegangi tangan Lingga yang menjambak rambutnya. Selain menahan sakit hati, dia juga menahan sakit fisik yang Lingga berikan.

Anindya berpikir, 'Kayaknya, percuma jelasin semuanya. Karena orang-orang yang benci aku akan tetap benci. Nggak peduli seberapa kerasnya aku jelasin. Mereka akan tetap nilai aku salah. Jadi, biarin aja mereka salah paham.'

Anindya menarik napas. "Lepasin aku dulu! Gimana aku bisa tanda tangan kalo posisinya begini?"

Lingga mengangguk. "Oke. Tapi, kalo kamu mulai drama lagi, aku nggak akan ragu menyeret kamu langsung ke luar!"

Setelah Lingga melepasnya, Anindya langsung meraih pena dan menandatangani surat perceraian. Dia sempat melirik semua orang dan menemukan senyum puas mereka.

"Dengan kamu tanda tangan, hubungan kita sebagai Suami Istri udah berakhir," ujar Lingga tanpa perasaan.

"Pergi kamu dari rumah Aditama!" Marisa berteriak mengusir Anindya. "Kamu dateng ke sini nggak bawa apa-apa. Jadi, kamu pergi juga jangan bawa apapun dari rumah ini!"

Anindya menelan amarahnya. Dia diam saja.

Anindya tersenyum getir. 'Sekarang, hari Jumat tanggal 11 Januari jam 09.28 malam kota Pandora. Statusku resmi menjanda.'

Lingga berkata, "Aku nggak akan kasih kamu harta gono-gini. Karena pengadilan tau kalo masalahnya ada di kamu."

Diam-diam, Melani tersenyum puas. Tujuannya telah tercapai dan dia puas.

"Baik," sahut Anindya. "Aku akan pergi tanpa membawa apapun."

Saat Anindya berdiri dan hendak pergi, Lingga memanggilnya.

Lingga berteriak, "Tunggu!"

Dengan malas, Anindya menoleh ke arah Lingga. "Apa lagi?"

"Lepas cincin itu!" Pandangan mata Lingga mengarah pada cincin berlian yang melingkar di jari manis kanan Anindya. "Aku nggak mau kamu jual cincin itu untuk dapatkan uang."

Dengan menahan isak tangisnya, Anindya melepaskan cicin pernikahan. Lalu, dia meletakkannya di atas meja makan.

"Udah, kan?" Anindya menatap wajah Lingga yang sedang tersenyum. "Suatu saat nanti, kalian akan menyesali hari ini."

Marisa mual mendengar bualan Anindya. "Pergi sana! Nggak usah banyak omong!"

Anindya melangkah keluar dari pekarang rumah keluarga Aditama dengan perasaan campur aduk. Dia memendam segala bentuk amarah dan rasa kecewanya malam ini pada keluarga Aditama.

"Mereka pikir setelah ngusir aku dari bagian keluarga Aditama. Aku bakal jadi gelandangan?"

Anindya tersenyum sinis. Mereka salah besar jika berpikir seperti itu.

"Aku masih punya tabungan hasil menulis novel selama ini. Itu cukup untuk menyewa apartement dan untuk kehidupan sehari-hari!"

Anindya mengeluarkan ponsel untuk memesan taxi online. Meskipun diterpa masalah berkali-kali, Anindya tidak berniat untuk kembali ke keluarga Danendra.

"Mereka nggak tau kalo foto yang mereka gunain buat nuduh aku itu diambil pas aku selesai rapat sama produser film."

2 minggu yang lalu, Anindya bertemu dengan produser film di hotel Imperium. Dia dan produser membahas mengenai novelnya dan langsung tanda tangan kontrak. Anindya sengaja tidak memberitahu Lingga dan Keluarga Aditama bahwa dia seorang penulis.

Alasannya karena Anindya tidak ingin memberitahu identitas aslinya sebagai penulis. Selama ini dia menggunakan nama pena Daizy.

****

"Selamat pagi, Anindya! Bagaimana kabarnya hari ini?"

Faisal Borneo— produser yang menangani novel Anindya yang berjudul Dalam Jejak Cinta. Pria berusia kepala 4 itu tersenyum menyambut kehadiran Anidnya di ruangannya.

"Selamat pagi juga, Pak! Kabar saya baik, Pak." Anindya menarik kursi di depan Faisal dan mendudukinya. "Pak Faisal sendiri kabarnya gimana?"

"Saya juga baik, Anindya!" Faisal meletakan kedua tangannya di atas meja kaca. Menatap Anindya penuh keseriusan. "Saya udah nentuin siapa sutradara dan pemeran utamanya untuk film Dalam Jejak Cinta."

"Siapa, Pak?"

Anindya tampak antusias menatap Faisal. Dia menanti kelanjutan ucapan Faisal dengan tak sabaran.

"Untuk sutradara saya milih Lingga Aditama, melihat hasil film terakhir dia yang begitu menarik perhatian banyak orang. Untuk pemeran utama saya rasa Melani Adisti cocok buat meranin karakter Kinira Arsyla."

Faisal menjelaskannya tak kalah antusias dengan Anindya. Dia sudah memikirkan ini dari setelah rapat bersama Anindya 2 minggu yang lalu di hotel Impremium.

Ekspresi Anindya yang semula antusias mendadak redup. Dia tampak tak setuju dengan keputusan Faisal. Namun, dia tak enak hati untuk protes.

"Pak Faisal, saya boleh minta tolong buat rahasiain identitas saya sebagai penulis novel Dalam Jejak Cinta?"

Anindya menatap Faisal penuh harap.

Meskipun bingung dengan permintaan Anindya, Faisal akhirnya mengangguk menyetujuinya.

"Satu lagi, Pak! Saya boleh ikut syuting buat meranin karakter Ana?"

Anindya mengigit bibir bawahnya gusar. Dia takut jika Faisal akan menolak permintaannya.

Bab terkait

  • Pesona Istri Presdir Posesif   005 || Lokasi Syuting

    "Kenapa kamu ada di sini, Nindy?"Lingga yang melihat Anindya berada di lokasi syuting tampak terkejut. Dia melangkah mendekati Anindya, diikuti oleh Melani di belakangnya. Anindya mengangkat wajahnya menatap Lingga dan Melani dengan datar. "Aku di sini untuk syuting.""Nindy, lebih baik kamu pergi dari sini! Jangan membuat kekacauan!" Lingga menatap sekitar. Faisal dan para kru lainnya menjadikan mereka sebagai pusat perhatian. "Punya hak apa kamu ngusir aku, Lingga? Mau aku di sini juga bukan urusan kamu!"Anindya meletakan script naskah dengan asal. Dia bangkit dari posisi duduknya. "Kamu masih nggak terima kalo aku ngusir kamu? Makanya kamu nekat buat ikutin aku ke lokasi syuting hari ini?" Lingga menggeleng berkali-kali sambil menatap Anindya dengan miris. "Segitunya kamu nggak bisa lepasin aku, Nindy!""Nindy, kamu nggak ada bakat akting. Mending kamu pergi aja sekarang! Jangan mempermalukan diri sendiri!" Melani yang sejak tadi diam membuka suara. Dia menatap Anindya deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   006 || Ivander Alessandro

    "Sialan! Tolong tahan sebentar saja!"Ivander tampak kualahan menghadapi Anindya yang berada di bawah obat perangsang. Tangan Anindya sejak di mobil tidak bisa diam. Terus bergerak menyentuh beberapa titik sensitif tubuhnya. Seperti saat ini, Anindya terus mengusap rahangnya dengan gerakan sensual. Ivander melangkah lebar saat pintu lift terbuka. Saat ini dia membawa Anindya ke hotel Impremium yang terletak tak jauh dari lokasi syuting. Ivander bukan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja keadaan Anindya sudah tidak memungkinkan. "Kamu sangat tampan!" Anindya menatap Ivander dengan sayu. Tangannya merambat naik mengusap pipi Ivander dengan lembut. Ivander segera membuka pintu hotel dengan kesusahan, karena Anindya masih ada dalam gendongannya. Beruntung ada petugas kebersihan yang lewat di depan Ivander.Ivander memanggil pria itu. "Tolong bantu saya bukakan pintu ini!" Pria itu mengangguk dan mulai membantu Ivander. Ivander mengucapkan terima kasih. Lalu, dia sege

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   007 || Keluarga Danendra

    "Anindya, Papa nggak nyangka kamu bakal dateng ke kantor Papa hari ini!" Ardiaz bangkit dari kursi kebesarannya. Dia menyambut kedatangan Anindya dengan pelukan hangat. Dia begitu merindukan putri satu-satunya yang memilih pergi dari rumah demi lelaki brengsek seperti Lingga. "Apa kabar, sayang?" Ardiaz melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Anindya dengan tatapan haru. Dia terkejut saat Liana, sekertarisnya mengatakan jika Anindya ada di depan ruangannya. Setelah Liana keluar dari ruangannya, tidak lama Anindya memasuki ruangannya. "Aku baik, Pa! Papa sama Mama gimana kabarnya selama ini?" Anindya membalas tatapan Ardiaz dengan kedua mata berkaca-kaca. Melihat tatapan rindu yang ditunjukan oleh Ardiaz padanya saat ini. Membuat rasa bersalah menyerang Anindya detik ini juga. Bohong, kalau Anindya mengatakan tidak menyesal meninggalkan keluarganya demi menikah dengan Lingga. Seharusnya saat itu, Anindya menerima perjodohan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Mungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   008 || Alasan Anindya

    "Anindya, apakah kamu yakin ingin membatalkan kontrak kerja sama dalam pembuatan film ini?" Ardiaz menatap putrinya yang duduk di depannya dengan penuh keraguan. Dia hanya tidak ingin, Anindya menyesali keputusannya yang mendadak ini. Ini adalah impian Anindya sejak dahulu, di mana salah satu novelnya di angkat menjadi film. Hanya karena seorang Lingga dan juga Melani yang menindas Anindya di lokasi syuting. Membuat Anindya melepaskan impiannya itu."Aku sudah memikirkan ini, Pa! Mereka sangat keterlaluan, aku rasa cukup untuk kesabaranku selama ini!"Anindya sudah mempertimbangkan ini sejak keluar dari hotel. Kelakuan Lingga sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Lingga nyaris memperkosanya kemaren. Padahal selama pernikahan mereka, Lingga tampak tak sudi menyentuh Anindya. Lebih baik dia tidur dengan gigolo, daripada tidur dengan Lingga yang sudah mencampakannya selama ini. Lingga pikir, Anindya seorang boneka yang hanya bisa dipermainkan saja? Rasa cintanya yang semula masih tersisa un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pesona Istri Presdir Posesif   009 || Penarikan Investasi

    "Anindya, jangan tinggalin Mama sama Papa lagi, ya!" Kanaya mengusap air matanya dengan kasar. Perasaan sedih, sakit hati dan juga senang menjadi satu. Sedih, karena melihat kehidupan Anindya yang begitu berantakan. Sakit hati sebagai seorang Ibu, dia tentu tidak terima mengenai apa yang terjadi pada Anindya. Sudah sejak lama dia ingin mendatangi keluarga Aditama dan menjemput Anindya dari sana. Namun, Ardiaz selalu menahannya dan memasihatinya agar Anindya tidak ssmakin membenci mereka. Senang? Dia begitu bahagia bisa bertemu dengan Anindya lagi. Anindya datang ke keluarga Danendra untuk meminta bantuan. Itu yang dia dan Ardiaz nantikan sejak lama."Ma—" Anindya mengatup kembali bibirnya saat deeing ponsel miliknya yang baru dia hidupkan setelah daya baterai terisi penuh. Tangannya terulur mengambil ponselnya di atas meja. Panggilan masuk dari Faisal Borneo, dengan cepat Anindya mengangkatnya. Ardiaz dan Kanaya saling pandang. Keduanya memilih diam sambil mendengarkan saat Anindy

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   010 || Menolak Meminta Maaf

    "Ini semua karena kalian berdua!" Faisal memghampiri Melani dan Lingga dengan riak kemarahan yang tergambar jelas pada wajahnya. Dia menyalahkan semua kekacauan yang terjadi pada project film Dalam Jejak Cinta pada Lingga dan Melani. Kedua pasangan suami istri itu yang menjadi penyebab Anindya menarik investasi dan berakhir produksi film tertunda. Lingga yang terkejut segera bangkit dari duduknya. "Pak Faisal? Ada apa ini?" Keadaan lokasi syuting kacau balau sejak berita penarikan investasi keluar. Melani yang sedang melakukan beberapa kali adegan terpaksa dihentikan. Mereka semua yang ada di lokasi syuting begitu panik."Kalian berdua yang menyebabkan kekacauan ini!" Faisal menunjuk Melani dan Lingga dengan marah. "Perusahaan Darendra Investment menarik investasi itu karena kelakuan kalian yang sudah merundung Anindya."Perkataan Faisal semakin mengejutkan mereka. Apa hubungannya dengan Anindya? Melani menyela ucapan Faisal. "Maksud, Pak Faisal apa, ya? Kenapa jadi nyalahin saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   011 || Ingatan Ivander

    "Kak, kamu tau berita tentang perusahaan Darendra Investment dengan project film milik Faisal Borneo?" Ivander mengangkat wajahnya saat mendengar suara Daren Alessandro, adik kandungnya membuka pintu ruangannya. Dia secara reflek menyembunyikan foto-foto Anindya yang dia dapat dari anak buahnya. Ivander mengangguk singkat. Dia menatap Daren yang mengambil duduk di depannya. "Memangnya ada apa?" Daren menunjukan foto yang terpampang pada layar ponselnya pada Ivander. Itu foto Anindya yang sedang melakukan beberapa adegan saat syutung kemarin. Dia mendapatkan itu dari asisten Faisal Borneo, yaitu Bagas. "Bukankah dia istri Lingga Aditama?" tanya Daren menyerahkan ponselnya pada Ivander.Ivander terdiam menatap foto Anindya tersebut. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana dia dan Anindya untuk kedua kalinya bertemu di pesta launching film di bawah perusahaan Alodias Group milik Ivander. Untuk pertama kalinya, Ivander tertarik dengan seorang wanita yaitu A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri Presdir Posesif   012 || Pernyataan Ivander

    "Selamat siang, Pak Ardiaz!" Ivander mengulurkan sebuah tangan pada Ardiaz. Saat jam makan siang, dia memgajak Ardiaz bertemu di restoran Savory Tales milik keluarga Aditama. "Selamat siang juga, Pak Ivander!" Ardiaz menerima uluran tangan Ivander dengan ramah. Dia begitu terkejut saat Ivander tiba-tiba mengajaknya makan siang bersama. Dia tanpa pikir panjang segera menerimanya dan mengajak Kanaya untuk ikut. "Bagaimana kabarnya, Pak Ardiaz dan Bu Kanaya?" Ivander kembali duduk di sebuah kursi yang dia tempati tadi setelah mempersilahkan Ardiaz dan Kanaya untuk duduk. "Saya dan istri saya baik. Pak Ivander, sendiri bagaimana?" Ardiaz mulai duduk di samping Kanaya yang sejak tadi diam. Dia melirik Kanaya yang terlihat tampak canggung bertemu Ivander. Bukan hanya Kanaya saja, Ardiaz pun sama. Namun, Ardiaz tidak begitu menunjukan secara nyata. Dia mencoba santai di hadapan Ivander yang sudah lama tidak dia temui. Ivander mengangguk sambil meneguk cappucino miiknya yang dia pesan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Pesona Istri Presdir Posesif   014 || Keributan Di Lokasi Syuting

    "Pak Faisal, nggak usah maksa orang arogan kaya mereka buat minta maaf sama saya!"Faisal menoleh ke belakang mendengar suara Anindya. Dia terkejut Anindya datang ke lokasi syuting hari ini. "Percuma, nggak bisa ngerubah apa yang udah terjadi!" Anindya melirik Melani dan Lingga yang menatapnya terkejut. Dia segera mengalihkan pandang menatap Faisal. "Bu Anindya, saya ak—""Kedatangan saya ke sini ingin meminta surat resmi pembatalan kontrak, Pak Faisal!" Anindya memotong ucapan Faisak dengan cepat. Wanita dengan dress berwarna maroon dengan panjang selutut. Dress yang digunakan Anindya kali ini tampak elegan dan mewah. Membuat Melani dan Lingga menatapnya tak berkedip. Penampilan Anindya tampak berbeda dari biasanya. Rambut Anindya yang biasanya terikat rapi dibiarkan tergerai begitu saja. Bahkan Anindya menggunakan make up hari ini, semakin menambah kecantikannya. "Bu Anindya, kita bisa bicarakan masalah ini secara baik-baik! Saya minta maaf untuk kesalahan Lingga dan Melani!"

  • Pesona Istri Presdir Posesif   013 || Penyesalan Ivander

    "Bajingan!" Ardiaz bangkit, menggebrak meja dengan tatapan berkilat penuh amarah. Emosinya naik mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ivander. "Sayang, tenang ini di restoran!"Kanaya segera bangkit, dia tak kalah terkejut dengan Ardiaz. Namun, emosi bukanlah solusi. Sehingga, dia menenangkan Ardiaz saat beberapa pelanggan restorant memperhatikan ke arah meja mereka. Kanaya menatap sekitar sambil tersenyum tak enak sebagai isyarat meminta maaf karena sudah membuat keributan. "Sial!" umpat Ardiaz kembali duduk di tempatnya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dengan napas yang memburu. Kanaya menarik napas menciba untuk tenang di tengah rasa emosi yang menggebu-gebu. "Saya tau kamu nggak terima atas keputusan keluarga kami tiga tahun yang lalu. Tapi, saya mohon jangan sakitin Anindya, hidup dia udah berantakan jangan buat dia hancur lagi!" Kanaya menatap penuh permohonan pada Ivander yang begitu tenang. Perasaannya sangat campur aduk saat ini antara marah dan juga takut. Dia mar

  • Pesona Istri Presdir Posesif   012 || Pernyataan Ivander

    "Selamat siang, Pak Ardiaz!" Ivander mengulurkan sebuah tangan pada Ardiaz. Saat jam makan siang, dia memgajak Ardiaz bertemu di restoran Savory Tales milik keluarga Aditama. "Selamat siang juga, Pak Ivander!" Ardiaz menerima uluran tangan Ivander dengan ramah. Dia begitu terkejut saat Ivander tiba-tiba mengajaknya makan siang bersama. Dia tanpa pikir panjang segera menerimanya dan mengajak Kanaya untuk ikut. "Bagaimana kabarnya, Pak Ardiaz dan Bu Kanaya?" Ivander kembali duduk di sebuah kursi yang dia tempati tadi setelah mempersilahkan Ardiaz dan Kanaya untuk duduk. "Saya dan istri saya baik. Pak Ivander, sendiri bagaimana?" Ardiaz mulai duduk di samping Kanaya yang sejak tadi diam. Dia melirik Kanaya yang terlihat tampak canggung bertemu Ivander. Bukan hanya Kanaya saja, Ardiaz pun sama. Namun, Ardiaz tidak begitu menunjukan secara nyata. Dia mencoba santai di hadapan Ivander yang sudah lama tidak dia temui. Ivander mengangguk sambil meneguk cappucino miiknya yang dia pesan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   011 || Ingatan Ivander

    "Kak, kamu tau berita tentang perusahaan Darendra Investment dengan project film milik Faisal Borneo?" Ivander mengangkat wajahnya saat mendengar suara Daren Alessandro, adik kandungnya membuka pintu ruangannya. Dia secara reflek menyembunyikan foto-foto Anindya yang dia dapat dari anak buahnya. Ivander mengangguk singkat. Dia menatap Daren yang mengambil duduk di depannya. "Memangnya ada apa?" Daren menunjukan foto yang terpampang pada layar ponselnya pada Ivander. Itu foto Anindya yang sedang melakukan beberapa adegan saat syutung kemarin. Dia mendapatkan itu dari asisten Faisal Borneo, yaitu Bagas. "Bukankah dia istri Lingga Aditama?" tanya Daren menyerahkan ponselnya pada Ivander.Ivander terdiam menatap foto Anindya tersebut. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana dia dan Anindya untuk kedua kalinya bertemu di pesta launching film di bawah perusahaan Alodias Group milik Ivander. Untuk pertama kalinya, Ivander tertarik dengan seorang wanita yaitu A

  • Pesona Istri Presdir Posesif   010 || Menolak Meminta Maaf

    "Ini semua karena kalian berdua!" Faisal memghampiri Melani dan Lingga dengan riak kemarahan yang tergambar jelas pada wajahnya. Dia menyalahkan semua kekacauan yang terjadi pada project film Dalam Jejak Cinta pada Lingga dan Melani. Kedua pasangan suami istri itu yang menjadi penyebab Anindya menarik investasi dan berakhir produksi film tertunda. Lingga yang terkejut segera bangkit dari duduknya. "Pak Faisal? Ada apa ini?" Keadaan lokasi syuting kacau balau sejak berita penarikan investasi keluar. Melani yang sedang melakukan beberapa kali adegan terpaksa dihentikan. Mereka semua yang ada di lokasi syuting begitu panik."Kalian berdua yang menyebabkan kekacauan ini!" Faisal menunjuk Melani dan Lingga dengan marah. "Perusahaan Darendra Investment menarik investasi itu karena kelakuan kalian yang sudah merundung Anindya."Perkataan Faisal semakin mengejutkan mereka. Apa hubungannya dengan Anindya? Melani menyela ucapan Faisal. "Maksud, Pak Faisal apa, ya? Kenapa jadi nyalahin saya

  • Pesona Istri Presdir Posesif   009 || Penarikan Investasi

    "Anindya, jangan tinggalin Mama sama Papa lagi, ya!" Kanaya mengusap air matanya dengan kasar. Perasaan sedih, sakit hati dan juga senang menjadi satu. Sedih, karena melihat kehidupan Anindya yang begitu berantakan. Sakit hati sebagai seorang Ibu, dia tentu tidak terima mengenai apa yang terjadi pada Anindya. Sudah sejak lama dia ingin mendatangi keluarga Aditama dan menjemput Anindya dari sana. Namun, Ardiaz selalu menahannya dan memasihatinya agar Anindya tidak ssmakin membenci mereka. Senang? Dia begitu bahagia bisa bertemu dengan Anindya lagi. Anindya datang ke keluarga Danendra untuk meminta bantuan. Itu yang dia dan Ardiaz nantikan sejak lama."Ma—" Anindya mengatup kembali bibirnya saat deeing ponsel miliknya yang baru dia hidupkan setelah daya baterai terisi penuh. Tangannya terulur mengambil ponselnya di atas meja. Panggilan masuk dari Faisal Borneo, dengan cepat Anindya mengangkatnya. Ardiaz dan Kanaya saling pandang. Keduanya memilih diam sambil mendengarkan saat Anindy

  • Pesona Istri Presdir Posesif   008 || Alasan Anindya

    "Anindya, apakah kamu yakin ingin membatalkan kontrak kerja sama dalam pembuatan film ini?" Ardiaz menatap putrinya yang duduk di depannya dengan penuh keraguan. Dia hanya tidak ingin, Anindya menyesali keputusannya yang mendadak ini. Ini adalah impian Anindya sejak dahulu, di mana salah satu novelnya di angkat menjadi film. Hanya karena seorang Lingga dan juga Melani yang menindas Anindya di lokasi syuting. Membuat Anindya melepaskan impiannya itu."Aku sudah memikirkan ini, Pa! Mereka sangat keterlaluan, aku rasa cukup untuk kesabaranku selama ini!"Anindya sudah mempertimbangkan ini sejak keluar dari hotel. Kelakuan Lingga sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Lingga nyaris memperkosanya kemaren. Padahal selama pernikahan mereka, Lingga tampak tak sudi menyentuh Anindya. Lebih baik dia tidur dengan gigolo, daripada tidur dengan Lingga yang sudah mencampakannya selama ini. Lingga pikir, Anindya seorang boneka yang hanya bisa dipermainkan saja? Rasa cintanya yang semula masih tersisa un

  • Pesona Istri Presdir Posesif   007 || Keluarga Danendra

    "Anindya, Papa nggak nyangka kamu bakal dateng ke kantor Papa hari ini!" Ardiaz bangkit dari kursi kebesarannya. Dia menyambut kedatangan Anindya dengan pelukan hangat. Dia begitu merindukan putri satu-satunya yang memilih pergi dari rumah demi lelaki brengsek seperti Lingga. "Apa kabar, sayang?" Ardiaz melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Anindya dengan tatapan haru. Dia terkejut saat Liana, sekertarisnya mengatakan jika Anindya ada di depan ruangannya. Setelah Liana keluar dari ruangannya, tidak lama Anindya memasuki ruangannya. "Aku baik, Pa! Papa sama Mama gimana kabarnya selama ini?" Anindya membalas tatapan Ardiaz dengan kedua mata berkaca-kaca. Melihat tatapan rindu yang ditunjukan oleh Ardiaz padanya saat ini. Membuat rasa bersalah menyerang Anindya detik ini juga. Bohong, kalau Anindya mengatakan tidak menyesal meninggalkan keluarganya demi menikah dengan Lingga. Seharusnya saat itu, Anindya menerima perjodohan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Mungk

  • Pesona Istri Presdir Posesif   006 || Ivander Alessandro

    "Sialan! Tolong tahan sebentar saja!"Ivander tampak kualahan menghadapi Anindya yang berada di bawah obat perangsang. Tangan Anindya sejak di mobil tidak bisa diam. Terus bergerak menyentuh beberapa titik sensitif tubuhnya. Seperti saat ini, Anindya terus mengusap rahangnya dengan gerakan sensual. Ivander melangkah lebar saat pintu lift terbuka. Saat ini dia membawa Anindya ke hotel Impremium yang terletak tak jauh dari lokasi syuting. Ivander bukan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja keadaan Anindya sudah tidak memungkinkan. "Kamu sangat tampan!" Anindya menatap Ivander dengan sayu. Tangannya merambat naik mengusap pipi Ivander dengan lembut. Ivander segera membuka pintu hotel dengan kesusahan, karena Anindya masih ada dalam gendongannya. Beruntung ada petugas kebersihan yang lewat di depan Ivander.Ivander memanggil pria itu. "Tolong bantu saya bukakan pintu ini!" Pria itu mengangguk dan mulai membantu Ivander. Ivander mengucapkan terima kasih. Lalu, dia sege

DMCA.com Protection Status