Share

005 || Lokasi Syuting

Penulis: Diva
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 14:38:18

"Kenapa kamu ada di sini, Nindy?"

Lingga yang melihat Anindya berada di lokasi syuting tampak terkejut. Dia melangkah mendekati Anindya, diikuti oleh Melani di belakangnya.

Anindya mengangkat wajahnya  menatap Lingga dan Melani dengan datar. "Aku di sini untuk syuting."

"Nindy, lebih baik kamu pergi dari sini! Jangan membuat kekacauan!"

Lingga menatap sekitar. Faisal dan para kru lainnya menjadikan mereka sebagai pusat perhatian.

"Punya hak apa kamu ngusir aku, Lingga? Mau aku di sini juga bukan urusan kamu!"

Anindya meletakan script naskah dengan asal. Dia bangkit dari posisi duduknya.

"Kamu masih nggak terima kalo aku ngusir kamu? Makanya kamu nekat buat ikutin aku ke lokasi syuting hari ini?" Lingga menggeleng berkali-kali sambil menatap Anindya dengan miris. "Segitunya kamu nggak bisa lepasin aku, Nindy!"

"Nindy, kamu nggak ada bakat akting. Mending kamu pergi aja sekarang! Jangan mempermalukan diri sendiri!"

Melani yang sejak tadi diam membuka suara. Dia menatap Anindya dengan kasihan. Dia mengira jika kehadiran Anindya di lokasi syuting untuk menarik kembali perhatian Lingga.

Anindya memutar kedua matanya malas. Dia begitu muak menghadapi kedua orang di depannya ini. "Aku emang nggak punya bakat, Mela! Tapi, aku bakal buktiin kalo akting aku lebih baik dari kamu!"

Melani ingin sekali tertawa saat ini juga. Namun, dia menahan diri karena masih ada Lingga. Dia harus menjaga sikapnya di depan Lingga.

"Perempuan miskin kaya kamu nggak pantes ada di sini, Nindy! Cepat pergi dari sini!"

Lingga menunjuk Anindya penuh hina. Dia bersiap menyeret Anindya untuk keluar dari lokasi syuting.

"Ada apa ini ribut-ribut?"

Faisal yang sejak tadi memperhatikan dari jauh. Memilih untuk mendekat saat melihat Lingga akan menyeret paksa Anindya.

Lingga dan Melani menoleh pada Faisal. Keduanya tersenyum dengan ramah.

Lingga berdehem pelan. "Mohon maaf sebelumnya, Pak Faisal. Perempuan itu maksa buat ikut syuting, saya nggak tau kenapa dia bisa ada di sini, Pak!"

"Benar, Pak! Lingga udah ngusir dia secara baik-baik, tapi dia masih kekeh nggak pergi-pergi. Makanya tadi Lingga berniat buat nyeret paksa perempuan ini keluar!"

Melani ikut menimpali sambil melirik Anindya dengan sinis.

Faisal menatap Anindya yang hanya diam saja. "Dia Anindya, yang akan memerankan karakter figuran bernama Ana."

Penjelasan Faisal mengejutkan Lingga dan juga Melani. Keduanya ingin mengeluarkan protes, tapi tertahan kembali di tenggorokan.

"Ayo, kita mulai proses syuting hari ini!"

Faisal melirik jam tangan yang menunjukan pukul 09.21 pagi kota Pandora. Dia mulai menginterupsi para kru untuk memulai semuanya. Setelah semuanya sudah siap, Faisal mengambil duduk di samping Lingga.

Melani yang berperan sebagai Kinira. Melangkah mendekati Anindya yang memerankan Ana dengan wajah marah. Dia mengangkat tangannya saat berada di depan Anindya dan melayangkan tamparan keras pada wajah Anindya.

"Aaaakh!"

Anindya berteriak saat wajahnya terlempar ke samping. Rasa panas menjalar pada pipi sebelah kanan Anindya. Dia mengangkat wajahnya menatap Melani sambil memegangi pipinya.

"Apa yang kamu lakukan, Mela?"

Faisal segera mendekati Melani dan juga Anindya. Dia datang bersama Lingga di belakangnya.

"Pak Faisal, saya cuma totalitas aja biar hasilnya bagus!"

Melani menatap Faisal tanpa rasa bersalah. Dia sengaja melakukan itu pada Anindya dengan alasan kalau Melani hanya totalitas dalam akting.

"Harus banget sekeras itu, Mela?"

Anindya menatap Melani dengan tajam. Emosinya sudah berada di ubun-ubun saat ini.

Lingga berdecak kesal pada Anindya. "Yang dilakukan Melani benar, Nindy! Kamu mending diem, soalnya kamu nggak ngerti apa-apa!"

****

"Nindy! Ini minuman buat kamu!"

Salah seorang kru beranama Andi memberikan satu kaleng minuman dingin pada Anindya.

Anindya yang sedang bersiap untuk pulang menerima minuman pemberian Andi. Kebetulan sekali, dia merasa haus karena terik matahari yang begitu panas.

"Makasih, Pak!"

Andi mengangguk. Lalu, segera beranjak pergi meninggalkan Anindya seorang diri.

Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Anindya mulai menenggak minuman kaleng tersebut. Setelah itu dia beranjak menuju parkiran untuk pulang.

Saat berada di dekat mobil, dari arah belakang mulut Anindya di bekap. Lingga sang pelaku itu membuka pintu belakang mobil Anindya dan mendorong paksa Anindya untuk masuk. Dia mulai menindih tubuh Anindya detik itu juga.

"Brengsek! Siapapun tolong aku!"

Keadaan parkiran yang sepi membuat teriakan Anindya tidak ada yang mendengarnya.

"Diam, Nindy! Nggak ada yang bakal nolongin kamu! Sekarang kamu mending diem aja, nikmatin apa yang aku lakuin setelah ini!"

Lingga menatap tubuh Anindya penuh damba. Hari ini Anindya tampil begitu cantik, dengan gaun putih elegannya. Tidak seperti saat masih menjadi istrinya, Anindya hanya menggunakan gaun rumahan setiap harinya. Dia menyesal kenapa dulu tidak pernah melakukan hubungan intim dengan Anindya yang cantik dan menawan.

Anindya terus memberontak saat tangan Lingga mulai menyentuh beberapa titik tubuhnya. Sentuhan Lingga berhasil membuat Anindya menderita karena obat perangsang mulai bereaksi.

"Jangan, Lingga!"

Anindya berteriak saat Lingga mulai merobek dress bagian atasnya.

Lingga yang sudah dipenuhi kabut gairah. Dia tidak menyadari jika pintu mobil belum terkunci.

"Bajingan!"

Pintu mobil itu dibuka secara paksa. Tubuh Lingga ditarik paksa menjauh dari Anindya yang sudah tak berdaya.

Ivander Alessandro— pria gagah yang merupakan seorang CEO perusahaan Industri hiburan bernama Alodias Group. Dia menyerahkan Lingga pada anak buahnya yang mengikutinya di belakangnya.

"Maaf, saya datang terlambat!"

Ivander mulai mengangkat tubuh Anindya, membawanya menuju mobil miliknya.

Bab terkait

  • Pesona Istri Presdir Posesif   006 || Ivander Alessandro

    "Sialan! Tolong tahan sebentar saja!"Ivander tampak kualahan menghadapi Anindya yang berada di bawah obat perangsang. Tangan Anindya sejak di mobil tidak bisa diam. Terus bergerak menyentuh beberapa titik sensitif tubuhnya. Seperti saat ini, Anindya terus mengusap rahangnya dengan gerakan sensual. Ivander melangkah lebar saat pintu lift terbuka. Saat ini dia membawa Anindya ke hotel Impremium yang terletak tak jauh dari lokasi syuting. Ivander bukan memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Hanya saja keadaan Anindya sudah tidak memungkinkan. "Kamu sangat tampan!" Anindya menatap Ivander dengan sayu. Tangannya merambat naik mengusap pipi Ivander dengan lembut. Ivander segera membuka pintu hotel dengan kesusahan, karena Anindya masih ada dalam gendongannya. Beruntung ada petugas kebersihan yang lewat di depan Ivander.Ivander memanggil pria itu. "Tolong bantu saya bukakan pintu ini!" Pria itu mengangguk dan mulai membantu Ivander. Ivander mengucapkan terima kasih. Lalu, dia sege

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   007 || Keluarga Danendra

    "Anindya, Papa nggak nyangka kamu bakal dateng ke kantor Papa hari ini!" Ardiaz bangkit dari kursi kebesarannya. Dia menyambut kedatangan Anindya dengan pelukan hangat. Dia begitu merindukan putri satu-satunya yang memilih pergi dari rumah demi lelaki brengsek seperti Lingga. "Apa kabar, sayang?" Ardiaz melepaskan pelukannya. Dia menatap wajah Anindya dengan tatapan haru. Dia terkejut saat Liana, sekertarisnya mengatakan jika Anindya ada di depan ruangannya. Setelah Liana keluar dari ruangannya, tidak lama Anindya memasuki ruangannya. "Aku baik, Pa! Papa sama Mama gimana kabarnya selama ini?" Anindya membalas tatapan Ardiaz dengan kedua mata berkaca-kaca. Melihat tatapan rindu yang ditunjukan oleh Ardiaz padanya saat ini. Membuat rasa bersalah menyerang Anindya detik ini juga. Bohong, kalau Anindya mengatakan tidak menyesal meninggalkan keluarganya demi menikah dengan Lingga. Seharusnya saat itu, Anindya menerima perjodohan yang diberikan oleh kedua orang tuanya. Mungk

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-19
  • Pesona Istri Presdir Posesif   008 || Alasan Anindya

    "Anindya, apakah kamu yakin ingin membatalkan kontrak kerja sama dalam pembuatan film ini?" Ardiaz menatap putrinya yang duduk di depannya dengan penuh keraguan. Dia hanya tidak ingin, Anindya menyesali keputusannya yang mendadak ini. Ini adalah impian Anindya sejak dahulu, di mana salah satu novelnya di angkat menjadi film. Hanya karena seorang Lingga dan juga Melani yang menindas Anindya di lokasi syuting. Membuat Anindya melepaskan impiannya itu."Aku sudah memikirkan ini, Pa! Mereka sangat keterlaluan, aku rasa cukup untuk kesabaranku selama ini!"Anindya sudah mempertimbangkan ini sejak keluar dari hotel. Kelakuan Lingga sudah tidak bisa dimaafkan lagi. Lingga nyaris memperkosanya kemaren. Padahal selama pernikahan mereka, Lingga tampak tak sudi menyentuh Anindya. Lebih baik dia tidur dengan gigolo, daripada tidur dengan Lingga yang sudah mencampakannya selama ini. Lingga pikir, Anindya seorang boneka yang hanya bisa dipermainkan saja? Rasa cintanya yang semula masih tersisa un

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Pesona Istri Presdir Posesif   009 || Penarikan Investasi

    "Anindya, jangan tinggalin Mama sama Papa lagi, ya!" Kanaya mengusap air matanya dengan kasar. Perasaan sedih, sakit hati dan juga senang menjadi satu. Sedih, karena melihat kehidupan Anindya yang begitu berantakan. Sakit hati sebagai seorang Ibu, dia tentu tidak terima mengenai apa yang terjadi pada Anindya. Sudah sejak lama dia ingin mendatangi keluarga Aditama dan menjemput Anindya dari sana. Namun, Ardiaz selalu menahannya dan memasihatinya agar Anindya tidak ssmakin membenci mereka. Senang? Dia begitu bahagia bisa bertemu dengan Anindya lagi. Anindya datang ke keluarga Danendra untuk meminta bantuan. Itu yang dia dan Ardiaz nantikan sejak lama."Ma—" Anindya mengatup kembali bibirnya saat deeing ponsel miliknya yang baru dia hidupkan setelah daya baterai terisi penuh. Tangannya terulur mengambil ponselnya di atas meja. Panggilan masuk dari Faisal Borneo, dengan cepat Anindya mengangkatnya. Ardiaz dan Kanaya saling pandang. Keduanya memilih diam sambil mendengarkan saat Anindy

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   010 || Menolak Meminta Maaf

    "Ini semua karena kalian berdua!" Faisal memghampiri Melani dan Lingga dengan riak kemarahan yang tergambar jelas pada wajahnya. Dia menyalahkan semua kekacauan yang terjadi pada project film Dalam Jejak Cinta pada Lingga dan Melani. Kedua pasangan suami istri itu yang menjadi penyebab Anindya menarik investasi dan berakhir produksi film tertunda. Lingga yang terkejut segera bangkit dari duduknya. "Pak Faisal? Ada apa ini?" Keadaan lokasi syuting kacau balau sejak berita penarikan investasi keluar. Melani yang sedang melakukan beberapa kali adegan terpaksa dihentikan. Mereka semua yang ada di lokasi syuting begitu panik."Kalian berdua yang menyebabkan kekacauan ini!" Faisal menunjuk Melani dan Lingga dengan marah. "Perusahaan Darendra Investment menarik investasi itu karena kelakuan kalian yang sudah merundung Anindya."Perkataan Faisal semakin mengejutkan mereka. Apa hubungannya dengan Anindya? Melani menyela ucapan Faisal. "Maksud, Pak Faisal apa, ya? Kenapa jadi nyalahin saya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Pesona Istri Presdir Posesif   011 || Ingatan Ivander

    "Kak, kamu tau berita tentang perusahaan Darendra Investment dengan project film milik Faisal Borneo?" Ivander mengangkat wajahnya saat mendengar suara Daren Alessandro, adik kandungnya membuka pintu ruangannya. Dia secara reflek menyembunyikan foto-foto Anindya yang dia dapat dari anak buahnya. Ivander mengangguk singkat. Dia menatap Daren yang mengambil duduk di depannya. "Memangnya ada apa?" Daren menunjukan foto yang terpampang pada layar ponselnya pada Ivander. Itu foto Anindya yang sedang melakukan beberapa adegan saat syutung kemarin. Dia mendapatkan itu dari asisten Faisal Borneo, yaitu Bagas. "Bukankah dia istri Lingga Aditama?" tanya Daren menyerahkan ponselnya pada Ivander.Ivander terdiam menatap foto Anindya tersebut. Ingatannya berputar pada kejadian beberapa tahun yang lalu. Di mana dia dan Anindya untuk kedua kalinya bertemu di pesta launching film di bawah perusahaan Alodias Group milik Ivander. Untuk pertama kalinya, Ivander tertarik dengan seorang wanita yaitu A

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02
  • Pesona Istri Presdir Posesif   012 || Pernyataan Ivander

    "Selamat siang, Pak Ardiaz!" Ivander mengulurkan sebuah tangan pada Ardiaz. Saat jam makan siang, dia memgajak Ardiaz bertemu di restoran Savory Tales milik keluarga Aditama. "Selamat siang juga, Pak Ivander!" Ardiaz menerima uluran tangan Ivander dengan ramah. Dia begitu terkejut saat Ivander tiba-tiba mengajaknya makan siang bersama. Dia tanpa pikir panjang segera menerimanya dan mengajak Kanaya untuk ikut. "Bagaimana kabarnya, Pak Ardiaz dan Bu Kanaya?" Ivander kembali duduk di sebuah kursi yang dia tempati tadi setelah mempersilahkan Ardiaz dan Kanaya untuk duduk. "Saya dan istri saya baik. Pak Ivander, sendiri bagaimana?" Ardiaz mulai duduk di samping Kanaya yang sejak tadi diam. Dia melirik Kanaya yang terlihat tampak canggung bertemu Ivander. Bukan hanya Kanaya saja, Ardiaz pun sama. Namun, Ardiaz tidak begitu menunjukan secara nyata. Dia mencoba santai di hadapan Ivander yang sudah lama tidak dia temui. Ivander mengangguk sambil meneguk cappucino miiknya yang dia pesan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Pesona Istri Presdir Posesif   013 || Penyesalan Ivander

    "Bajingan!" Ardiaz bangkit, menggebrak meja dengan tatapan berkilat penuh amarah. Emosinya naik mendengar ucapan yang keluar dari mulut Ivander. "Sayang, tenang ini di restoran!"Kanaya segera bangkit, dia tak kalah terkejut dengan Ardiaz. Namun, emosi bukanlah solusi. Sehingga, dia menenangkan Ardiaz saat beberapa pelanggan restorant memperhatikan ke arah meja mereka. Kanaya menatap sekitar sambil tersenyum tak enak sebagai isyarat meminta maaf karena sudah membuat keributan. "Sial!" umpat Ardiaz kembali duduk di tempatnya. Dia mengusap wajahnya dengan kasar dengan napas yang memburu. Kanaya menarik napas menciba untuk tenang di tengah rasa emosi yang menggebu-gebu. "Saya tau kamu nggak terima atas keputusan keluarga kami tiga tahun yang lalu. Tapi, saya mohon jangan sakitin Anindya, hidup dia udah berantakan jangan buat dia hancur lagi!" Kanaya menatap penuh permohonan pada Ivander yang begitu tenang. Perasaannya sangat campur aduk saat ini antara marah dan juga takut. Dia mar

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Pesona Istri Presdir Posesif   086 | Godaan laira

    "Ivan, aku nggak nyangka ketemu kamu di sini!" Laura yang sejak tadi memperhatikan sosok yang sangat familiar di pandangannya. Bergegas mendekat untuk melihat lebih jelas, dan benar jika sosok itu adalah Ivander Alessandro— calon tunangannya. "Kamu apa kabar, Ivan?" Laura sedikit berteriak agar suaranya dapat di dengar oleh Ivander. Dentuman musik club malam di terangi lampu dengan pencahayaan yang minim. Wanita dengan dress merah yang mempertontonkan belahan dadanya secara jelas dengan panjang dress di atas lutut. Dress itu tampak sangat ketat, sehingga lekuk tubuh Laura terlihat begitu jelas. Wanita itu tampak menggoda dengan wajah cantik yang terpoles make up tebal dan bibir yang merah menyala. Ivander yang tengah menyesap vodka di tangannya itu tidak menggubris kehadiran Laura yang duduk di sampingnya tanpa permisi. Setiap tegukan vodka terasa seperti api yang membakar tenggorokan, memanas hingga dadanya terasa terbakar. Seolah-olah cairan itu menyalakan api kecil di dakam tub

  • Pesona Istri Presdir Posesif   085 || Penjelasan Anindya

    "Maaf, Ivan! Semua ini salah ak—" "Ya, itu salah kamu. Kalo kamu nggak maksain diri kabur dari rumah, calon anak kita masih hidup!" Dengan cepat Ivander memotong ucapan Anindya. Raut wajahnya begitu datar dengan kedua mata yang menatap lurus ke jendela ruang rawat Anindya. Bohong, jika dirinya tidak marah pada Anindya atas kejadian ini. Ivander marah, sangat marah, dia kecewa pada Anindya yang begitu bodoh sampai calon anak mereka menjadi korban. "Maaf, Iv—" "Maaf?" Ivander kembali memotong ucapan Anindya untuk yang kedua kalinya. Dia mengalihkan pandang menatap wajah Anindya yang terduduk di atas brankar rumah sakit sambil terisak pelan. "Dengan mudahnya kamu minta maaf setelah semua yang terjadi?" lanjut Ivander yang berhasil membuat Anindya mengatup bibirnya rapat-rapat. Ivander memasukan kedua tangannya pada saku celananya. Dia menatap Anindya dengan tajam. "Kamu sangat egois, Anindya! Kalo kamu nggak bisa nerima pernikahan kita nanti, kamu seharusnya marah sama aku, b

  • Pesona Istri Presdir Posesif   084 || Kehancuran Ivander

    084"Kami sudah melakukan tes untuk mengetahui faktor keguguran dari Bu Anindya, dan hasilnya tidak ada kelainan genetik apapun. Pada usia kehamilan yang sangat muda ini, trauma fisik seperti jatuh memang bisa memicu terjadinya keguguran. Kami sudah memastikan bahwa janin di dalam kandungan sudah tidak lagi dapat bertahan." Penjelasan Dokter membuat suasana di depan ruang UGD itu semakin mencekam. Untuk sesaat dunia seolah berhenti mendengar kabar yang diberikan oleh Dokter yang menangani Anindya. Semua orang yang berada di sana menundukan wajahnya yang kini memucat. "Tampaknya juga sejak awal kehamilan kondisi janin itu begitu lemah. Dan hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya karena kelelahan atau karena cemas dan stress berlebihan. Dan semakin diperburuk lagi dengan faktor benturan keras karena terjatuh. Sehingga janin terpaksa mengalami abortus atau keguguran." Dokter wanita itu kembali menjelaskan secara lengkap alasan Anindya bisa keguguran. Dia menatap sat

  • Pesona Istri Presdir Posesif   083 || Zico

    "Saya sebentar lagi sampai di lokasi tujuan. Jangan ada yang bergerak sebelum dapat perintah dari saya."Zico memutuskan panggilan telpon dari salah satu anak buahnya. Beberapa dari mereka sudah sampai di pinggiran kota. Dia sengaja menyuruh mereka untuk diam tanpa bergerak sebelum dirinya sampai di sana. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi. Zico kembali melanjutkan perjalanannya menuju daerah pinggiran kota Pandora. Sebelum itu dia meletakan ponselnya pada dashboard mobil, tapi suara notfikasi pesan masuk membuat Zico mengurungkan niatnya. Dia kembali membuka ponsenya, ternyata pesan dari Ivander. Suatu keberuntungan, dia langsung membukanya tanpa menunggu lama. Jika, tidak sudahdapat dipastikan jika Ivander akan mengamuk padanya nanti dengan menelponin diriya berulang kali. Sejak dulu, notfikasi pesan atau telpon dari Ivander menjadi prioritas utama. Bahkan kekasih Zico saja berada di urutan nomor dua, karena yang pertama Ivander. "Lingga?"Kening Zico berkerut bi

  • Pesona Istri Presdir Posesif   082 || Pendarahan

    "Kamu nggak bisa kabur dari aku, Nindy!" Melihat Anindya yang ingin berlari, dengan cepat Lingga menarik rambut panjang Anindya dengan kencang. Lingga sangat kesal dengan tingkah Anindya yang mencoba untuk kabur darinya. "Sakit, Lingga!" Anindya meringis merasakan perih pada rambutnya yang dijambak kencang oleh Lingga. Rasanya rambutnya seperti ingin lepas dari kepalanya, seketika rasa pening langsung menyerang Anindya. Kini keadaan Anindya begitu mengenaskan, rambutnya yang dijambak kuat, wajahnya yang dipenuhi oleh air mata, di tambah perutnya yang sejak tadi terasa sakit. "Itu akibatnya kalo kamu ngelawan aku, Nindy!" Lingga menyeret paksa Anindya agar mengikuti langkah lebarnya kembali pada rumah tua tadi. Rizhar mengikutinya dari belakang sambil bersiul, sejak tadi dia sudah tidak sabar untuk merasakan tubuh molek Anindya. Wanita itu pakai acara kabur-kaburan segala, jadi semakin menghambat waktu. Tidak bisakah Anidnya langsung nurut dan pasrah saja menerima kepuasan yan

  • Pesona Istri Presdir Posesif   081 || Tengah Hutan

    "Lingga?" Anindya terkejut bukan main, saat pertama kali membuka mata wajah Lingga begitu dekat dengan dirinya. Reflek Anindya mendorong Lingga agar menjauh dari tubuhnya. Lingga berdecak pelan, selama kurang lebih dua jam Anindya dalam kondisi pingsan. Wanita itu akhirnya sadar tepat saat Lingga baru saja sampai ke tempat tujuan. "Nindy, kamu tadi pingsan makanya aku bawa kamu ke sini. Karena, mungkin kamu butuh istirahat." Lingga menatap Anindya dengan lembut. Menyembunyikan perasaan kesalnya, karena wanita itu sadar lebih cepat dari perkiraannya. Dahi Anindya berkerut, dia tampak kebingungan saat ini selepas mendengar ucapan Lingga beberapa detik yang lalu. "Pingsan?" Anindya mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya pada dirinya. Kenapa Anindya bisa pingsan saat bersama Lingga? Seingatnya, Anindya sedang menunggu Lingga di kursi taman, lalu— "Nindy, kamu nggak usah terlalu banyak mikir. Mending sekarang kamu turun dari mobil, kamu butuh istirahat Anindya.

  • Pesona Istri Presdir Posesif   080 || Perdebatan William dengan Ivander

    "Brengsek!" Ivander bangkit menggebrak meja kerjanya dengan kuat. Membuat beberapa berkas-berkas yang belum sempat dia tanda tangani itu berterbangan dan berjatuhan di lantai marmer. Ivander kalap seketika saat mendapati sebuah nomor asing mengirimkan sebuah foto di mana Anindya duduk di taman, dan juga Anindya yang dibekap mulutnya dari belakang oleh Lingga sampai pingsan. Jumlah foto itu ada dua, tapi berhasil membuat emosi Ivander naik ke puncak. Ternyata Anindya tidak kabur seperti apa yang dia pikirkan tadi, melainkan Anindya diculik oleh bajingan Lingga di taman kota. Sialan, bisa-bisanya dia kecolongan seperti ini. Ivander tidak habis pikir dengan Anindya, yang rela kabur dari rumah untuk pergi ke taman dan berakhir diculik oleh Lingga. Apakah alasan Anindya pergi ke taman bersangkutan dengan Lingga juga? Bisa jadi, tidak mungkin Lingga menculik Anindya hanya karena kebetulan saja. Semua ini pasti sudah direncanakan oleh Lingga, pria itu pasti memancing Anindya untuk da

  • Pesona Istri Presdir Posesif   079 || Pelacak

    "Jalan Solara?"Kening Ivander berkerut saat dia membuka laptop miliknya yang menampilkan lokasi Anindya saat ini. Ivander diam-diam memasang pelacak pada ponsel Anindya tanpa sepengetahuan wanita itu. Dia sudah memasang pelacak itu sejak lama, sebelum dirinya dan Anindya resmi bertunangan. Ivander melakukan itu agar dirinya bisa tahu kemanapun Anindya pergi. Dan untuk hari ini apa yang dia lakukan itu sangat berguna. Selepas panggilan telpon dengan Kanaya berakhir, Ivander segera menelpon Zico untuk datang ke ruangannya. Ivander segera mengecek lokasi Anindya saat ini, dia sangat terkejut saat mendapati keberadaan Anindya di Jalan Solara. Daerah pemukiman yang jauh dari perkotaan, pertanyaan Ivander saat ini. Untuk apa Anindya pergi sejauh itu?"Pak Ivander, Bu Anindya sedang dalam bahaya!"Ucapan Zico membuyarkan Ivander dari lamunannya. Pria itu segera menoleh pada asisten yang sangat dia percaya itu. "Apa maksud kamu?" Ivander semakin panik saat ini, dia awalnya santai dan meng

  • Pesona Istri Presdir Posesif   078 || Perubahan Rencana Lingga

    "Gawat, Lingga! Rencana penculikan kamu bocor, sekarang Ivander mengerahkan anak buahnya untuk mencari Anindya." Lingga terkejut bukan main mendengar suara Bima di sebrang sana. Selepas dirinya menurunkan Melani di pinggir jalan, tidak lama panggilan masuk dari Bima membuat Lingga segera mengangkatnya. Hal mengejutkan yang membuat pikiran Lingga semakin kacau, saat Bima mengatakan jika anak buah Ivander mulai beraksi mencari keberadaan Anindya. "Sialan!" Lingga mengumpat sambil menatap ke belakang di mana Anindya yang masih dalam kondisi pingsan. Dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, dia harus mencari cara agar keberadaan dirinya tidak ditemukan oleh anak buah Ivander. Lingga mengusak kasar wajahnya, kedua tangannya mengacak rambutya yang kii berantakan. Dia tidak bisa meyerahkan Anindya pada Madam Angell, Lingga mengubah rencananya untuk membawa Anindya pada tempat yang jauh dari perkotaan. Segeralah Lingga kembali menarik pedal gasnya menjalankan mobilnya menuju tempat t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status