Share

Takdir

Aku memeluknya, memberikan transfer cinta ke hatinya Gendis. Kami memang bukan pasangan yang dilanda kasmaran, dari awal nikah, kami bahkan tak pernah bermesraan seperti orang lain. Begitu sulit bagi kami hanya sekedar bercinta seperti yang lainnya. Dia bahkan panik ketika aku hanya sekedar memeluknya.

"Jangan takut, aku suamimu."

"Siapa yang takut, abang kepedean," balasnya.

"Kita bahkan tidak pernah pacaran dan hidup bahagia," ucapku.

"Kita pasti akan bahagia, karena pelangi selalu terbit setelah hujan." Dia memang tumbuh dengan dewasa.

"Ada anak kita yang menjadi penyejuk di hati kita."

Cukup lama Gendis di pelukanku, kami berdua larut dalam pikiran masing-masing. Seperti kata Gendis, Cantika akan bangun ketika lapar, tepat jam empat pagi Cantika bangun lagi. Gendis dengan sigap memberikan ASI. Pola yang teratur diberikan Gendis membuat Cantika tidak terlalu rewel dan bangun di waktu tertentu. Usia Gendis sebentar lagi dua bulan, masih terlalu dini untuk dibawa kesana kemari.

Men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nanang Dwi Prehariya Prehariya
kirain Mao ketahuan dalangnya eh ko tambh menderita......,bikin males baca
goodnovel comment avatar
Sugiati Alviano
makin ribet ceritanya.....layaknya sinetron...bnyak Lika likunya.....
goodnovel comment avatar
Ar Ni
ya Alloh masih kurang ya Thor penderitaan Sakha ma gendis kejam banget kamu Thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status