Share

Begitu menyakitkan, tapi ini yang terbaik

Bunda keluar, memberi ruang waktu untukku berpikir sejenak. Semua ini memang terkesan mendadak dan mengejutkan bagi mereka. Namun, entah mengapa aku merasa jenuh dengan semua ini. Jenuh dengan sikap abang Brayen yang seperti menutupi sesuatu.

"Bunda harap tak ada penyesalan diantara kalian, ada Brayen di luar. Bicaralah baik-baik dengannya."

"Iya, Bund." Setelah aku menjawab demikian, bunda keluar. Berkali-kali aku berfikir bahwa inilah yang terbaik bagiku dengan abang Brayen.

"Nyonya, saya bawa Arvian keluar sebentar," ucap Sus Yanti yang tengah menggendong Arvian.

"Iya, Sus. Makasih banyak, ya." Sus Yanti hanya mengangguk.

Aku pun bangkit dari ranjang hingga suara ketukan pintu terdengar. Dia nampak begitu segar, lebih tenang dibandingkan denganku.

"Bang ...." Iya, abang Brayen yang datang.

Suasana langsung hening, aku pun tak bisa berkata-kata. Dia pasti telah mendengar semua keinginanku yang ingin berpisah darinya.

"Sudah makan?" tanyanya. Harusnya aku yang bertanya padanya yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Nanang Dwi Prehariya Prehariya
bertele2...g ada titik temu
goodnovel comment avatar
Vera Yahya
Brayen gak jelas banget sih.
goodnovel comment avatar
Ifa
sediih sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status