Share

Terkena Murkanya Alina

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-03 05:49:53

“Ada apa? Kenapa kamu diam? Bahkan kamu tidak terkejut sama sekali?” tanya Alina curiga. Dani bersikap aneh.

“Bu-bukan begitu,” elak Dani, “aku terkejut sampai tidak bisa berkata-kata,” ucap Dani dengan ekspresi panik.

Dani sudah tahu kalau Aksa kaya, tetapi tidak berani jujur karena melihat sang kakak yang saat ini begitu emosi.

“Kak, mungkin Kak Aksa bersandiwara demi kebaikan,” ucap Dani membela Aksa agar kakaknya tidak marah.

Alina terkesiap. Matanya menyipit, sungguh Alina bingung. Bagaimana bisa Dani berkata demikian? Padahal dia sudah sangat sakit dibohongi, tetapi adiknya malah membela Aksa?

“Kebaikan yang mana maksudmu? Kebaikan karena sudah berbohong? Begitu?!” Alina bicara dengan nada tinggi karena emosi. Bahkan bola matanya membulat sempurna, menandakan amarah yang benar-benar sudah memuncak.

“Bu-bukan begitu, Kak.” Dani menatap bingung, bagaimana cara menghadapi kakaknya yang sedang marah?

Selama ini Alina adalah sosok kakak yang sangat penyabar, tidak sekalipun murka mes
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Nursyamsiah Amsir
Ga sangka ya ternyata Alina keras kepala jg, aku pikir setelah kebersamaan nya bersama Aksa belakangan terakhir Alina bakalan buncin....ho ho ho ternyata aku salah ...
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Itu salahmu Aksa karena ga jujur ,jadinya Alina marah
goodnovel comment avatar
eva nindia
tuh kan bner dani udh tau dri awal...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Benar-benar Ingin Pergi

    Aksa benar-benar frustasi karena belum menemukan Alina. Dia hampir membanting ponsel saat mendengar Dani berkata kalau Alina pergi dengan emosi. Ilham dan Bams hanya bisa diam. Mereka menunggu instruksi dari Aksa. “Bams!” Aksa memanggil dengan nada tinggi. Bams langsung sigap menatap pada Aksa. “Retas semua Cctv di jalan, aku ingin kamu menemukan Alina secepatnya!” perintah Aksa. Bams langsung menjalankan perintah itu. “Satu lagi, lacak siapa pemilik nomor yang mengirimkan pesan ini pada Alina!” perintah Aksa sambil memberikan ponsel Alina. Bams mengambil benda pipih itu lalu melihat nomor yang ada di aplikasi berbalas pesan itu. Dia pun melacak keberadaan Alina juga melacak pemilik nomor itu secara bersamaan. Tugas yang sulit. Kini tatapan Aksa tertuju pada Ilham, membuat asistennya itu langsung tegang. “Minta orang berjaga di pelabuhan, terminal, stasiun, juga bandara, pokoknya semua akses keluar dari kota. Perintahkan untuk menangkap Alina jika melihatnya berniat kabur ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Rencana Gagal

    “Kamu yakin?” Karissa menegakkan badan saat mendengar kabar tentang Alina yang kabur meninggalkan Aksa. “Saya sangat yakin. Sekarang Pak Aksa sedang mencarinya.” Karissa tersenyum puas. Dia sangat senang Alina sadar diri dan pergi dari kehidupan Aksa. Jangan salahkan dia melakukan semua ini, salahkan Alina yang sudah membuat Aksa membentaknya. Sekarang, bukankah bagus kalau Alina pergi dan kalau perlu Aksa tidak bisa menemukannya. ‘Apa aku harus turun tangan?’ batin Karissa. Pikiran jahat tiba-tiba saja melintas di kepala. Dia tersenyum licik. Benar, seharusnya dia menyuruh orang untuk menculik Alina lalu membuatnya tidak pernah bisa lagi bertemu Aksa. Haruskah dia melenyapkan Alina juga? “Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku,” ucap Karissa pada pria yang masih terhubung dengannya melalui panggilan telepon. Seringai jahat muncul di wajah Karissa. ** Aksa tidak tidur semalaman. Dia masih memantau Bams yang sedang mencari keberadaan Alina. Bams harus bekerja eks

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Diculik?

    Bima masih di depan bandara setelah Alina turun. Dia mengamati Alina, hingga melihat Alina yang dibawa dua pria tak dikenal.Namun, Bima memilih diam dan tak menolong meski melihat kejadian itu karena dia sudah tahu siapa yang membawa Alina.“Maaf, Alina.” Bima menatap sampai Alina dimasukkan mobil para pria itu.Pagi tadi, saat Bima menunggu Alina keluar dari motel. Bima memandangi ponselnya cukup lama. Sampai akhirnya dia memutuskan mengetik pesan untuk dikirimkan ke seseorang.[Aku tahu di mana Alina.]Bima mengirim pesan itu, lalu beberapa saat kemudian mendapat pesan balasan.[Siapa kamu?]Bima memutar bola mata malas. Andai tidak demi kebahagiaan Alina, Bima tidak akan melakukan ini.[Sainganmu! Jika kamu mau mendapatkan Alina kembali, jemput dia di bandara. Dia berniat pergi ke luar kota.][Dia sangat mencintaimu, karena itu aku menghubungimu dan berharap kamu bisa memperbaiki hubungan kalian.][Aku memberimu kesempatan membahagiakan Alina, tapi jika kedua kalinya aku tahu kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Menerima Amukan Alina

    “Al.” Aksa sedikit membungkuk untuk bisa melihat Alina yang masih ada di dalam mobil. Dia mengulurkan tangan pada Alina ingin meraih tangan istrinya itu. Dia mencoba bersikap manis. Bahkan Aksa memulas senyum, bersuara lembut, dan terlihat begitu berbeda.Alina semakin merapat di pintu mobil. Dia benar-benar tidak mau bertemu Aksa. “Biarkan aku pergi,” ucap Alina dengan bibir yang bergetar.Meski Aksa bersikap berbeda untuk membujuknya, tetapi entah kenapa hal itu membuat bulu kuduk Alina berdiri. Dia waspada karena takut Aksa melakukan sesuatu.Aksa menghela napas kasar, tangannya masih terulur ke arah Alina, tetapi tidak digapai sama sekali oleh istrinya itu.“Keluarlah dulu, Al.” Aksa berusaha sabar membujuk Alina.“Tidak!” tolak Alina, “biarkan aku pergi,” ucap Alina lagi memohon.Aksa membuang napas melalui mulut. Tampaknya dia tidak sesabar ini.Aksa masuk mobil, lalu menarik tangan Alina dengan paksa.“Kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini!” amuk Alina.Aksa tidak mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Jangan Kabur Lagi!

    “Aku benar-benar minta maaf, hm ….” Aksa masih menyentuhkan kening mereka, menatap Alina dari jarak sangat dekat.Alina menggeser kepala, sehingga sentuhan kening mereka terlepas.“Kamu mudah mengatakan maaf! Tapi apa kamu pernah memikirkan perasaanku? Aku benar-benar merasa bodoh! Kamu sangat keterlaluan menganggapku gila harta! Bahkan tabunganku masih cukup untuk menafkahi diriku sendiri, aku tidak butuh uangmu!”Alina begitu emosi saat mengingat rekaman suara mertuanya.Aksa menatap pada Alina yang masih sangat emosi. Sepertinya memang sangat sulit membujuk dan dia harus berusaha keras untuk meluluhkan hati Alina.“Aku tidak pernah bermaksud menganggapmu gila harta, dan itu bukan aku yang mengatakannya. Aku hanya ingin melihat, apakah wanita pilihan Nenek memang sesuai dengan apa yang dia katakan. Sampai kamu memberitahu kalau tidak ingin menikah dengan pria kaya, karena itu aku belum jujur,” ujar Aksa menjelaskan.“Tidak menganggapku gila harta, tapi kamu juga takut aku matre, kan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Alasan Dani

    Dani menatap pada Aksa yang baru berpamitan karena harus pergi. Dia lantas memandang ke lantai atas dan merasa bersalah pada sang kakak.Akhirnya Dani naik ke atas, lalu bertemu dengan pelayan yang ada di sana.“Aku mau ketemu Kak Alina,” kata Dani meminta izin. Dani melihat sang kakak yang seperti tawanan, Aksa meminta pelayan berjaga di depan kamar, bahkan di luar juga ada pengawal. Benar-benar tindakan Aksa tidak main-main hanya untuk membuat Alina tidak kabur lagi.“Tapi Tuan melarang siapa pun masuk atau keluar,” balas pelayan yang benar-benar menjalankan perintah Aksa.“Aku adiknya. Aku hanya ingin memastikan kondisi kakakku. Aku tidak akan membawanya kabur,” balas Dani meyakinkan.Pelayan itu menoleh pada temannya, lalu akhirnya mengizinkan Dani masuk.Dani masuk lalu pintunya dikunci dari luar. Dia melihat sang kakak ada di atas ranjang sambil sesekali mengusap pipi.“Kak.” Dani memanggil sambil mendekat.Alina menatap ke arah suara Dani, lalu dengan emosi melempar bantal ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Cerai

    “Ingat, jangan menyakitinya,” ucap Nenek Agni masih sangat mencemaskan Alina, apalagi Alina sampai kabur setelah tahu siapa Aksa.“Nenek jangan cemas. Dia mungkin sekarang masih syok, tapi kupastikan dia akan terbiasa setelahnya,” balas Aksa.“Dia itu wanita baik. Lihat ‘kan, dia tidak pernah mengincar hartamu. Kalau dia berniat buruk, nenek yakin kalau Alina akan menerimamu dengan mudah dan pasti senang,” ucap Nenek Agni agak menyalahkan karena Aksa tidak memercayai penilaiannya.Aksa hanya mengangguk.Setelah menenangkan sang nenek. Aksa langsung pulang karena tidak bisa meninggalkan Alina terlalu lama, sedangkan masalah mereka belum selesai.Saat baru saja turun dari mobil yang berhenti di depan garasi. Bams langsung menghampiri Aksa.“Pak, saya sudah mendapat informasi soal preman-preman itu, juga mendapat data nomor yang mengirim pesan pada Bu Alina,” ucap Bams langsung melapor.Aksa diam sejenak. Saat ini fokusnya lebih pada Alina, sehingga Aksa mengesampingkan urusan lainnya.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sulit Meluluhkan

    Aksa masih memeluk Alina. Dia bertekad tidak akan melepas, sampai Alina mau memaafkannya.“Lepaskan, aku sesak napas,” ucap Alina setelah diam cukup lama karena terus didekap Aksa.Alina menggerakkan kedua tangan sebagai isyarat agar Aksa melepas.“Aku tidak akan melepas kalau kamu tidak memaafkanku,” ucap Aksa sambil menyandarkan dagu di pundak Alina.Alina mendengkus kasar.“Kamu pikir berhak mendapatkan itu?” Alina menggerakkan kedua lengannya dengan kasar, hingga akhirnya pelukan Aksa terlepas darinya.Aksa akhirnya melepas Alina. Dia menatap pada Alina yang memalingkan muka darinya. Meski masih sulit meluluhkan amarah Alina, tetapi setidaknya Alina tidak mengamuk seperti tadi.“Aku tidak akan menuntutmu langsung memaafkan. Tapi kamu harus bisa menerima semua fakta ini,” ucap Aksa.Alina melirik tanpa berniat membalas ucapan Aksa.“Makanannya sudah mulai dingin. Kamu pasti lapar. Sekarang makanlah dulu,” ucap Aksa mencoba memberi perhatian pada Alina.Aksa mengambil piring berisi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status