Share

Jangan Kabur Lagi!

last update Last Updated: 2024-11-04 06:07:48

“Aku benar-benar minta maaf, hm ….” Aksa masih menyentuhkan kening mereka, menatap Alina dari jarak sangat dekat.

Alina menggeser kepala, sehingga sentuhan kening mereka terlepas.

“Kamu mudah mengatakan maaf! Tapi apa kamu pernah memikirkan perasaanku? Aku benar-benar merasa bodoh! Kamu sangat keterlaluan menganggapku gila harta! Bahkan tabunganku masih cukup untuk menafkahi diriku sendiri, aku tidak butuh uangmu!”

Alina begitu emosi saat mengingat rekaman suara mertuanya.

Aksa menatap pada Alina yang masih sangat emosi. Sepertinya memang sangat sulit membujuk dan dia harus berusaha keras untuk meluluhkan hati Alina.

“Aku tidak pernah bermaksud menganggapmu gila harta, dan itu bukan aku yang mengatakannya. Aku hanya ingin melihat, apakah wanita pilihan Nenek memang sesuai dengan apa yang dia katakan. Sampai kamu memberitahu kalau tidak ingin menikah dengan pria kaya, karena itu aku belum jujur,” ujar Aksa menjelaskan.

“Tidak menganggapku gila harta, tapi kamu juga takut aku matre, kan
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Alina jadi tawanan hati Aksa haha
goodnovel comment avatar
eva nindia
tawanan cinta aksa wkwkwkwk
goodnovel comment avatar
Edz Collection
No lah Alina...Aksa said he love you meh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Alasan Dani

    Dani menatap pada Aksa yang baru berpamitan karena harus pergi. Dia lantas memandang ke lantai atas dan merasa bersalah pada sang kakak.Akhirnya Dani naik ke atas, lalu bertemu dengan pelayan yang ada di sana.“Aku mau ketemu Kak Alina,” kata Dani meminta izin. Dani melihat sang kakak yang seperti tawanan, Aksa meminta pelayan berjaga di depan kamar, bahkan di luar juga ada pengawal. Benar-benar tindakan Aksa tidak main-main hanya untuk membuat Alina tidak kabur lagi.“Tapi Tuan melarang siapa pun masuk atau keluar,” balas pelayan yang benar-benar menjalankan perintah Aksa.“Aku adiknya. Aku hanya ingin memastikan kondisi kakakku. Aku tidak akan membawanya kabur,” balas Dani meyakinkan.Pelayan itu menoleh pada temannya, lalu akhirnya mengizinkan Dani masuk.Dani masuk lalu pintunya dikunci dari luar. Dia melihat sang kakak ada di atas ranjang sambil sesekali mengusap pipi.“Kak.” Dani memanggil sambil mendekat.Alina menatap ke arah suara Dani, lalu dengan emosi melempar bantal ke

    Last Updated : 2024-11-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Cerai

    “Ingat, jangan menyakitinya,” ucap Nenek Agni masih sangat mencemaskan Alina, apalagi Alina sampai kabur setelah tahu siapa Aksa.“Nenek jangan cemas. Dia mungkin sekarang masih syok, tapi kupastikan dia akan terbiasa setelahnya,” balas Aksa.“Dia itu wanita baik. Lihat ‘kan, dia tidak pernah mengincar hartamu. Kalau dia berniat buruk, nenek yakin kalau Alina akan menerimamu dengan mudah dan pasti senang,” ucap Nenek Agni agak menyalahkan karena Aksa tidak memercayai penilaiannya.Aksa hanya mengangguk.Setelah menenangkan sang nenek. Aksa langsung pulang karena tidak bisa meninggalkan Alina terlalu lama, sedangkan masalah mereka belum selesai.Saat baru saja turun dari mobil yang berhenti di depan garasi. Bams langsung menghampiri Aksa.“Pak, saya sudah mendapat informasi soal preman-preman itu, juga mendapat data nomor yang mengirim pesan pada Bu Alina,” ucap Bams langsung melapor.Aksa diam sejenak. Saat ini fokusnya lebih pada Alina, sehingga Aksa mengesampingkan urusan lainnya.“

    Last Updated : 2024-11-04
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sulit Meluluhkan

    Aksa masih memeluk Alina. Dia bertekad tidak akan melepas, sampai Alina mau memaafkannya.“Lepaskan, aku sesak napas,” ucap Alina setelah diam cukup lama karena terus didekap Aksa.Alina menggerakkan kedua tangan sebagai isyarat agar Aksa melepas.“Aku tidak akan melepas kalau kamu tidak memaafkanku,” ucap Aksa sambil menyandarkan dagu di pundak Alina.Alina mendengkus kasar.“Kamu pikir berhak mendapatkan itu?” Alina menggerakkan kedua lengannya dengan kasar, hingga akhirnya pelukan Aksa terlepas darinya.Aksa akhirnya melepas Alina. Dia menatap pada Alina yang memalingkan muka darinya. Meski masih sulit meluluhkan amarah Alina, tetapi setidaknya Alina tidak mengamuk seperti tadi.“Aku tidak akan menuntutmu langsung memaafkan. Tapi kamu harus bisa menerima semua fakta ini,” ucap Aksa.Alina melirik tanpa berniat membalas ucapan Aksa.“Makanannya sudah mulai dingin. Kamu pasti lapar. Sekarang makanlah dulu,” ucap Aksa mencoba memberi perhatian pada Alina.Aksa mengambil piring berisi

    Last Updated : 2024-11-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Dalang Perusakan

    Karissa menggenggam erat ponselnya. Dia baru saja mendapat kabar kalau orang suruhannya gagal membawa Alina karena sudah ada yang membawanya lebih dulu.“Orang-orang itu pasti suruhan Kak Aksa,” geram Karissa kesal.“Kenapa dia tidak segera lenyap saja? Kenapa Kak Aksa menemukannya?”Karissa sangat emosi. Dia menenggak minumannya dengan cepat lalu meletakkan gelas agak kasar di meja.“Aku tidak bisa diam saja. Bagaimanapun caranya, aku harus bisa memisahkan mereka. Kak Aksa ingin punya pasangan yang berkelas, anggun, dan elegan, mana mungkin Kak Aksa mencintai wanita itu!”Karissa ingat. Dulu Aksa pernah mengatakan itu, saat dia bertanya tipe wanita seperti apa yang Aksa inginkan. Sebab itu Karissa tidak pernah percaya kalau pilihan Aksa jatuh pada wanita seperti Alina.Di saat Karissa sedang memikirkan bagaimana caranya memisahkan Aksa dan Alina, tiba-tiba dia mendapat pesan dari seseorang.[Para preman itu ditangkap polisi. Entah karena kasus yang mana, tapi sebaiknya kamu hati-hati

    Last Updated : 2024-11-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Masih Minta Maaf

    Setelah bicara dengan Bams dan Ilham membahas apa yang harus dilakukan selanjutnya. Aksa kembali ke kamar untuk menemani Alina.Saat masuk kamar. Dia melihat Alina berbaring memunggungi pintu sambil meringkuk. Aksa menghela napas pelan, lalu dia ikut naik ranjang, kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina terkejut Aksa langsung memeluk meski sudah menebak saat merasakan pergerakan di ranjang. Dia diam saat kedua lengan kekar itu memeluk posesif di pinggangnya.Aksa mencoba menatap wajah Alina, saat mengetahui kalau Alina belum tidur, membuat Aksa mencurukkan wajah di leher Alina.“Aku minta maaf, Al.” Kesekian kalinya Aksa mengucap kalimat itu.Alina masih diam. Dia membiarkan Aksa terus memeluknya. Rasanya lelah jika terus memberontak tetapi tidak mendapatkan hasil apa pun. “Aku benar-benar tidak bermaksud menyakitimu seperti itu.” Aksa kembali menjelaskan agar Alina bisa memahami posisinya.“Aku tidak punya maksud apa-apa dan awalnya memang ragu sampai membuatku bersandiwara kare

    Last Updated : 2024-11-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Perdebatan Di Pagi Hari

    Alina bangun dan melihat Aksa yang tidur sambil terus merangkul pinggangnya. Dia menatap pria itu sejenak, lalu sedetik kemudian menyingkirkan tangan Aksa dari pinggangnya dengan perlahan, kemudian turun dari ranjang secara hati-hati agar Aksa tidak terbangun.Begitu bisa lepas dari Aksa. Alina berjalan menuju pintu dan mendapati kuncinya tergantung di sana, Alina keluar dari kamar lalu berjalan menuruni anak tangga.Alina mengamati seluruh rumah itu. Besar dan sangat mewah, bahkan jika dilihat, kamar Aksa lebih besar dari apartemen yang mereka tinggali, membuat Alina bertanya-tanya, bagaimana bisa Aksa melakukan penyesuaian diri hidup sederhana jika biasanya hidup mewah?Alina sudah ada di anak tangga terakhir. Dia menengok ke kanan dan kiri seperti orang bingung, lalu melihat pelayan berjalan menuju ke salah satu pintu kaca yang ada di sisi kanan Alina. Dia pergi ke sana.“Nona.” Para pelayan itu langsung membungkuk pada Alina.Alina terkejut. Dia tidak nyaman dengan ini.“Bisakah k

    Last Updated : 2024-11-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Penjaga Untuk Alina

    Karissa pergi ke kantor polisi ditemani pengacaranya untuk memenuhi panggilan dari kepolisian. Dia masih ditetapkan sebagai saksi, sehingga polisi tidak menjemput paksa Karissa. Karissa sendiri memilih tidak mempersulit atau polisi akan mencurigainya jika mangkir dari panggilan. Karissa sudah bertemu dengan penyidik yang menangani kasus perusakan butik Alina. Dia dimintai keterangan ditemani oleh pengacaranya. “Jadi, laporan yang kami terima, menyebutkan jika para pelaku disuruh oleh seseorang bernama Karissa, mereka juga mengakuinya,” ucap polisi mulai bicara. “Saya paham, yang saya tidak mengerti, kenapa saya yang dituduh? Apakah ada bukti yang mengarah jika saya pelakunya?” tanya Karissa. “Klien saya sangat sibuk dengan syuting iklan dan pemotretan, lagi pula tidak ada motif yang bisa dijadikan alasan, kenapa klien saya harus membayar orang untuk merusak butik saudari Alina,” ucap pengacara ikut bicara. Polisi itu tampak berpikir. “Begini, Pak Polisi. Nama Karissa, tentunya

    Last Updated : 2024-11-06
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Sama-sama Bohong

    Alina ada di kamar. Dia tidak berani keluar-keluar karena masih merasa asing dan aneh tinggal di rumah sebesar itu. Saat Alina bingung harus berbuat apa, dia mendapat panggilan dari Kaira.“Halo, Kai.” Alina langsung bersemangat menjawab panggilan sahabatnya itu.“Al, bagaimana kabarmu? Aku sudah dengar soal Aksa kaya. Kamu baik-baik saja, kan?”Alina cemberut mendengar pertanyaan Kaira, lalu membalas, “Ya, baik tidak baik. Aku seperti dipenjara.”Alina mengedarkan pandangan, melihat kamar yang sangat luas dengan aneka perabot di sana. Dia begitu asing dan merasa sangat kesepian.“Aku masih tidak menyangka kalau suamimu benar-benar pemilik RDJ Group,” ujar Kaira lagi dari seberang panggilan.Alina memainkan jari di atas bantal, lalu membalas, “Sebenarnya aku kecewa karena dia bohong, Kai. Apalagi dia berpikir aku gila harta, makanya dia bersandiwara.”Di ruang kerja Kaira. Dia diam mendengar keluhan Alina. Tiba-tiba saja Kaira teringat pada Ilham.“Kai, kenapa kamu diam?”Kaira menden

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status