Share

Hanya Terlalu Mencintai

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-04 10:14:20

Aksa masih di rumah sakit menunggu bayinya. Saat dia masih menunggu di luar karena jam jenguk bayi sudah habis, seorang perawat datang menghampiri Aksa.

“Sore, Pak.”

Aksa mengangguk membalas sapaan perawat.

“Dokter sudah memberikan informasi kalau besok bayi Anda sudah diperbolehkan pulang. Karena ibunya meninggal, mungkin Anda harus mencari ibu susu, tidak harus menyusui langsung, tapi Anda bisa meminta stok ASI berlebih dari si ibu menyusui untuk putra Anda demi kesehatannya,” ujar perawat menjelaskan.

“Apa itu baik? Kita tidak tahu apakah ASI yang dihasilkan bagus,” ujar Aksa ragu.

“Sebenarnya kami punya usulan. Wanita ini baru saja melahirkan bayi laki-laki juga, jadi sepertinya tidak masalah jika Anda memakai ASI wanita itu untuk bayi Anda. Soal gizinya, Anda boleh ikut memantau asupan gizi wanita itu agar yakin, tentu dengan kesepakatan bersama juga,” ujar perawat memberi usul.

Aksa mengangguk-angguk paham, lalu bertanya, “Apa rumah sakit bisa membantu menjadi perantara?”

“Tentu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Wida
bner2 y Thor kisahmu ini
goodnovel comment avatar
Puji WidyAstuti
Ibu2 yg kasih Asi pasti alina
goodnovel comment avatar
Adeena
ini yg Jd donor Asi Alina sendiri ini...tidak bs membayangkan ceo dingin lg ganti popok anak'y yg LG puph...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Arlo Radjasa

    Waktu cepat berlalu, tanpa terasa semua terlewati begitu saja. Hidup memang harus tetap berjalan dan di sinilah mereka pada akhirnya harus menjalani hari dengan kurangnya kasih sayang.Aksa masih tertidur pulas karena semalam harus begadang mengecek beberapa berkas. Dia masih hanyut dalam mimpi indah ketika mendengar suara bising dari luar.“Tuan kecil, jangan lari-larian!”“Mandiin bibi saja, ya.”“Nggak mau!”Terdengar suara pintu ditutup keras, langkah kaki kecil itu terdengar mendekat, sampai akhirnya ada pergerakan di ranjang yang membuat Aksa mengerutkan kening.Arlo Radjasa, bocah berumur tiga tahun itu naik ke ranjang lalu duduk di atas perut sang papa setelah berhasil menghindari kejaran pelayan yang ingin memandikannya. Arlo duduk diam sambil menunggu ayahnya membuka mata.Aksa menghela napas berat. Dia membuka mata dan melihat sang putra sudah duduk di atas perutnya.“Kenapa belum mandi?” tanya Aksa.Arlo hanya menggeleng sambil memasang wajah cemberut.Aksa menghela napas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Nikah Lagi?

    Aksa pulang agak larut. Dia menaiki anak tangga dengan rasa lelah yang begitu kentara di wajah. Saat masuk kamar sambil melonggarkan dasi, Aksa terkejut melihat Arlo belum tidur.Putranya duduk di atas ranjang menunggu Aksa pulang sambil melipat kedua tangan di depan dada, Arlo memasang wajah masam.“Ini sudah malam, kenapa belum tidur?” tanya Aksa sambil menghampiri Arlo.“Papa bohong,” amuk Arlo lalu memanyunkan bibir.Aksa menghela napas panjang. Dia tahu putranya merajuk sehingga Aksa segera mengangkat tubuh Arlo lalu memangkunya.“Katanya mau pulang cepat, kok malam?” Arlo semakin bersidekap dan memanyunkan bibir.“Maaf, kerjaan papa sangat banyak jadi harus lembur,” jawab Aksa sambil memeluk erat Arlo. Dia mencium kepala putranya itu sebagai tanda sayangnya.Meski Arlo sering merajuk kalau Aksa pulang larut, tetapi hal ini malah tidak membuat Aksa kesal. Dia malah merasa kalau seperti sedang diposesifin oleh putra sendiri sebagai ganti istrinya.“Besok, Alo mau ikut kelja, Alo ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Andai Punya Mama

    Aksa kembali ke kamar setelah cukup lama berada di luar. Sesampainya di sana, ternyata Arlo duduk di atas ranjang sambil menangis.“Arlo.” Aksa mendekat lalu menggendong putranya itu sambil menenangkan..“Papa dali mana?” Arlo bertanya sambil menangis.“Dari luar bersama Paman Bams,” jawab Aksa sambil mengusap punggung Arlo.“Alo mimpi buluk,” rengek Arlo sambil memeluk papanya dengan erat.“Itu hanya mimpi. Sekarang bobok lagi, papa tidak akan pergi dari kamar lagi,” ujar Aksa terus mengusap punggung untuk menenangkan.“Kalau Alo punya mama ‘kan, Alo nggak usah nyali Papa kalau bangun malam-malam,” ucap Arlo sambil sesenggukan.Mendengar apa yang dikatakan Arlo, membuat Aksa memeluk erat putranya dengan rasa bersalah begitu dalam menusuk dada.**Di kota Paris. Karissa baru saja melakukan pemotretan. Mood wanita itu sedang sangat buruk sampai harus melakukan take beberapa kali.“Sepertinya kamu sedang kesal, huh? Istirahatlah dulu, kita lakukan lagi nanti,” ujar fotografer itu menggu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kakek Restu

    Hari itu Aksa bersiap-siap untuk pergi ke perusahaan. Dia sedang mengikat dasi, lalu di sebelahnya ada Arlo yang juga sedang bersiap untuk ikut ke perusahaan.Arlo memakai jas dan dasi kupu-kupu, tetapi celananya pendek, sehingga dia terlihat lucu dan menggemaskan.“Sudah Papa.” Arlo berdiri menghadap sang papa yang sedang mengikat dasi.Aksa menoleh sekilas pada Arlo yang sudah berpakaian rapi. Dia berjongkok lalu membetulkan letak dasi kupu-kupu Arlo.“Oke,” balas Aksa.Mereka berangkat ke kantor. Arlo berjalan di samping Aksa sambil menggandeng tangan ayahnya itu.Para staff yang melihat Aksa datang langsung menunduk, tetapi begitu melihat Arlo yang menggemaskan, beberapa staff wanita melambai kecil meski tidak dibalas oleh Arlo.“Duduk di sofa jangan berlarian, paham?” Aksa mengingatkan lebih dulu sebelum Arlo duduk.Arlo mengangguk. Dengan langkah kecilnya dia berjalan menuju sofa lalu duduk sambil membuka tas kecilnya. Dia membawa mainannya.Ilham masuk ke ruangan Aksa lalu mela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ikut ke Singapore

    Hari itu. Aksa dan Arlo bersiap pergi ke Singapore untuk pertemuan bisnis dengan klien penting dari beberapa negara. Ilham dan sekretaris Aksa juga akan menemani Aksa karena pertemuan itu termasuk dalam urusan pekerjaan.“Apa Arlo tidak bisa ditinggal saja? Biarkan dia di sini bersamaku,” ucap Kaira sambil menatap Arlo seperti tidak mau ditinggal Arlo.“Tidak, Bibi. Alo mau naik pesawat lalu lihat singa yang keluar airnya,” balas Arlo.Kaira terlihat sedih. Dia menoleh suaminya untuk mengiba, lalu menoleh Aksa dengan ekspresi datar seperti biasa.Kaira akhirnya memeluk Arlo, lalu berkata, “Bibi akan sangat rindu kamu. Jangan lupa nanti telepon, ya.”“Iya, Alo nggak lama kok.” Arlo menepuk-nepuk punggung Kaira.Mereka akhirnya berangkat. Arlo melambai pada Kaira saat mobil yang mereka tumpangi mulai melaju meninggalkan rumah.Sesampainya di bandara. Arlo berdiri di dinding kaca besar yang ada di ruang tunggu. Dia melihat pesawat yang akan membawa mereka ke Singapore.“Pesawatnya besal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Itu Mama?

    Arlo masih menatap wanita elegan berambut panjang sedikit ikal di ujung itu. Wanita itu menghampiri Arlo lalu berjongkok di depannya.“Ini mobilmu, ya?” tanya wanita itu dengan suara lembut. Dia menatap Arlo sambil memulas senyum.“Mama.” Arlo langsung menyebut wanita itu dengan sebutan ‘Mama’.Wanita itu terkejut, tetapi tetap tersenyum. Dia memberikan mobil-mobilan itu ke tangan Arlo.Wanita itu ingin bertanya di mana orang tua bocah itu karena mau diantar agar tidak tersesat, tetapi asistennya sudah memanggil.“Nona, ayo!” Seorang wanita lain menahan pintu lift agar tidak tertutup lebih dulu.Wanita itu menoleh ke lift, lalu kembali menatap pada Arlo. Di saat itu, dia juga mendengar suara pria memanggil. Menyadari sudah ada yang mencari anak itu, wanita itu merasa tak perlu mencarikan di mana orang tuanya.“Ah, itu pasti papamu memanggil. Sekarang susul papamu, ya. Jangan membuat dia cemas dan jangan main sembarangan lagi, ya.” Wanita itu mengusap kepala bocah di depannya sambil be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mira

    Mira–wanita yang tadi ditabrak Arlo, berjalan keluar dari lift bersama sang asisten. Mereka menuju kamar untuk segera beristirahat.“Bagaimana persiapan acara fashion show besok?” tanya Mira sambil meletakkan tasnya di sofa.“Semua sudah siap, Nona. Model dari agensi pun baru tiba hari ini, tapi mereka menginap di hotel yang dekat dengan gedung agar lebih mudah menjangkau tempatnya,” ujar Naya–asisten Mira. Dia juga menjelaskan detail schedule acara yang mereka buat.“Baguslah, pastikan agar acara besok berjalan lancar. Jangan sampai mengecewakan sponsor yang ikut mendanai acara besok,” ujar Mira.“Iya, Nona.”“Kamu bisa pergi ke kamarmu. Terima kasih sudah bekerja keras,” ucap Mira sambil memulas senyum pada Naya.Naya tidak terkejut mendengar kata itu, tapi hal itu malah membuatnya merasa tidak enak hati.“Itu sudah tugas saya, Nona. Anda tidak harus berterima kasih,” ujar Naya.“Karena itu tugasmu dan kamu sudah bekerja keras, makanya kamu layak mendapat kata terima kasih,” balas M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Apa Kenal?

    Aksa dan yang lainnya sampai di gedung tempat pertemuan dengan para pengusaha diadakan. Mereka turun dari mobil dan melihat spanduk acara fashion show di tempat itu. Ada salah satu spanduk bertuliskan nama desainer dan tema peragaan busana hari itu, tetapi tidak memperlihatkan foto pemilik acaranya. “Sepertinya kita satu gedung dengan para model, Pak,” celetuk Ilham. “Lalu?” Aksa membalas sambil mengajak Arlo berjalan bersamanya. “Ya, tidak lalu, lalu, Pak. Hanya beruntung satu gedung dengan model-model cantik, bagus lagi bisa melihat,” balas Ilham dengan santainya. Sekretaris sampai menahan tawa mendengar kelakuan Ilham yang tidak takut terkena sembur. “Ingat istri, kecuali pulang nanti kamu mau dihajar istrimu, silakan berkenalan dengan model, nanti tinggal aku laporkan,” balas Aksa santai. “Alo juga mau lapolan sama Bibi Kai. Paman Ilham nakal.” Ilham langsung melotot, Kaira akan percaya jika Arlo yang cerita. “Ya, saya hanya bercanda,” balas Ilham, “Arlo jangan lapor, paman

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Tanda Terima Kasih

    Akhirnya kisah Alina dan Aksa berakhir. Jika ada kekurangan dalam kisah ini, aku mohon maaf sebesar-besarnya buat pembaca sekalian karena aku hanya manusia biasa yang tak luput dari salah. Next aku bakal rilis buku baru, jadi tunggu karyaku yang lain, ya. Terima kasih banyak atas semua dukungan kalian selama ini. Drop komen sebagai penyemangat buat aku, ya. Kalian yang terbaik.(⁠ʘ⁠ᴗ⁠ʘ⁠✿⁠)

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 5

    Semua berjalan dengan baik. Setiap orang dengan kebaikan kini hidup dengan damai.Ini sudah lima bulan setelah Jia melahirkan. Sore itu semua orang berkumpul di rumah Alina hanya untuk bercengkrama bersama sebagai satu keluarga.Alina memandang putranya dan yang lain bermain. Dia menghela napas pelan, lalu menoleh pada suaminya.“Sepertinya kita bisa membuka sekolah khusus karena punya anak-anak sebanyak ini,” ujar Alina dengan nada candaan.Semua orang langsung menoleh saat mendengar ucapan Alina.“Sepertinya itu ide bagus. Apa mau direalisasikan?” Kaira menanggapi serius ucapan Alina.Alina tertawa, lalu membalas, “Siapa yang mau jadi gurunya? Bisa-bisa tekanan darahnya naik duluan lihat keaktifan mereka. Belum lagi ini.”Alina memandang anak Jia yang ada di stroller.“Sudah benar di sekolahkan, jangan memberi ide membuat sekolah sendiri,” balas Jia.Semua yang di sana tertawa bersama.Alina melihat Aksa yang hanya diam. Dia menggenggam telapak tangan suaminya itu.“Memikirkan apa?”

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 4

    Saat siang hari. Daniel dan Jia menjemput Anya di sekolah.Anya sangat senang melihat Daniel dan Jia menjemputnya secara bersamaan. Anya sampai berlari kecil agar bisa segera menghampiri kedua orang tuanya itu.“Kok Mama dan Papa jemputnya barengan?” tanya Anya.“Ya, biar Anya senang,” jawab Daniel, “Anya senang?” tanyanya kemudian.Anya mengangguk-angguk.Jia dan Daniel saling pandang, lalu mengajak Anya segera masuk mobil.“Tadi Anya dapat nilai seratus waktu ulangan,” ucap Anya menceritakan kegiatannya seharian ini di sekolah.“Benarkah?” Jia menoleh pada Anya dengan senyum semringah. “Sepertinya Anya harus diberi apresiasi, benar tidak?” Jia kini menatap pada Daniel.“Tentu saja,” jawab Daniel, “Anya mau apa?” tanya Daniel seraya memandang pada bayangan Anya melalui pantulan kaca spion tengah.“Anya mau makan es krim,” jawab Anya penuh semangat.Jia dan Daniel mengangguk bersamaan. Mereka pergi ke kedai es krim.Mereka sudah duduk di kedai menikmati es krim yang dipesan. Jia dan D

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 3

    Jia dan Daniel melakukan inseminasi buatan setelah melakukan beberapa prosedur yang dokter jadwalkan.Hari ini, tepat dua minggu setelah inseminasi buatan dilakukan. Jia berada di kamar mandi seraya memegang testpack yang baru saja dicelupkan pada urine. Jia duduk di atas closet dengan perasaan cemas, hingga samar-samar garis merah mulai muncul di testpack.Satu, dua. Akhirnya dua garis merah muncul di alat itu. Jia sampai membungkam mulut karena terkejut dan masih tak percaya. Bahkan bola matanya kini terlihat berkaca-kaca.“Jia, bagaimana?”Jia mendengar suara Daniel di luar kamar mandi. Suaminya itu pasti tidak sabar dan cemas dengan hasilnya. Jia segera keluar dari kamar mandi. Dia melihat Daniel yang terlihat panik.“Bagaimana?” tanya Daniel karena melihat bola mata Jia berkaca-kaca.Jia awalnya memasang ekspresi biasa, tetapi setelahnya tersenyum lebar.“Berhasil, aku hamil.” Jia memperlihatkan testpack pada Daniel.Daniel memandang dua garis di alat itu. Dia benar-benar tak m

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 2

    Keesokan harinya. Daniel dan Jia menemui dokter untuk berkonsultasi. Mereka mendengarkan penjelasan dokter soal inseminasi buatan yang ingin Jia lakukan.“Jika kalian memang yakin untuk melakukan ini. Kita harus melakukan beberapa proses termasuk mengecek kondisi rahim dan kesehatan kalian masing-masing. Akan banyak tes yang harus dilakukan sebelum inseminasi, untuk memastikan prosesnya berjalan dengan lancar,” ujar dokter menjelaskan.Daniel dan Jia sudah mendengarkan tahapan yang harus mereka lakukan. Selain mengecek kondisi rahim, sperma pun harus dites, baru kemudian menentukan waktu ovulasi yang tepat.“Iya, Dok. Kami siap melakukannya,” ucap Jia penuh semangat. Dia berharap cara ini bisa mengobati kekecewaan Daniel.Daniel menatap pada Jia yang sangat antusias. Bukankah sudah seharusnya dia pun harus bersemangat karena yang mereka lakukan demi kebahagiaan mereka juga.“Baiklah. Saya akan menjadwalkan waktu tesnya. Saya sangat berharap kalian bisa mendapatkan apa yang kalian hara

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Ekstra Part 1

    Tak terasa waktu cepat berlalu. Usia Elvano sudah menginjak satu tahun. Alina dan Aksa menjaga buah hati mereka dengan sangat baik, termasuk Arlo. Tidak ada satu pun yang mereka bedakan.“Sudah tidur?” tanya Alina ketika melihat Aksa keluar dari kamar Elvano.Aksa menyentuhkan telunjuk di permukaan bibir, memberi isyarat agar Alina tidak bicara atau Elvano akan bangun. Dia menghampiri sang istri, lalu menggandeng tangan Alina dan mengajaknya naik ke lantai atas.Alina menahan senyum. Dia mengikuti langkah Aksa menuju ke kamar.“Akhirnya.” Aksa tiba-tiba menghela napas lega. Dia kemudian memeluk Alina dari belakang.Alina tersenyum sambil mengusap lengan Aksa.“Dulu merawat Arlo sendiri tidak secapek ini, kenapa sekarang capek?” tanya Alina seraya melirik pada Aksa yang bergelayut manja di pundaknya.Aksa menghela napas pelan, lalu mempererat pelukan.“Dulu aku merawat sendiri, harus kuat dan tidak boleh mengeluh. Jadi, karena sekarang ada kamu, aku ingin mengeluhkan semua lelahku pada

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Kebahagiaan

    Semua orang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Alina.Sasmita dan Nenek Agni begitu antusias menyambut kelahiran anak kedua Alina, setelah sebelumnya mereka harus menyambut dengan tangis, tetapi sekarang semuanya berbalut kebahagiaan.“Di mana bayinya?” tanya Sasmita saat masuk ruang inap Alina.“Itu.” Aksa menunjuk ke baby box yang berada tak jauh dari ranjang Alina.Aksa menemani Alina di ranjang, sedangkan Sasmita dan Nenek Agni langsung menghampiri bayi mungil anggota baru keluarga Radjasa.“Tampannya dia.” Sasmita mengambil bayi Alina dari baby box. “Benar laki-laki, kan?” tanya Sasmita memastikan karena bayi itu tampan meski sedikit terlihat cantik.“Iya, Ma.” Alina yang menjawab.“Kita punya dua cucu laki-laki, ya.” Mirza ikut senang karena setidaknya Aksa memiliki dua putra, bukan satu seperti dirinya.Aksa dan Alina memulas senyum. Aksa tak beranjak dari sisi Alina karena fokusnya sekarang memperhatikan kondisi sang istri.Sasmita menimang bayi tampan itu. Dia memandangi ba

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Melahirkan

    Aksa begitu cemas ketika membawa Alina ke rumah sakit. Bahkan dia tidak melepas genggaman saat Alina dibawa ke IGD. “Istriku mau melahirkan, Sus.” Aksa berdiri di samping ranjang pesakitan seraya menggenggam erat telapak tangan Alina. Suster yang ada di sana langsung mengecek kondisi Alina, lalu beberapa saat kemudian memanggil dokter untuk memeriksa. “Aku baik-baik saja, ini hal wajar,” ucap Alina seraya menahan rasa sakitnya karena kontraksi. Aksa menatap pada Alina. “Tapi tetap saja, kamu kesakitan,” balas Aksa tidak mau tahu. Aksa trauma dengan persalinan Alina yang dulu. Saat itu dia sangat panik dan ketakutan melihat Alina yang akan melahirkan secara prematur, hingga dibuat kehilangan yang benar-benar tak bisa membuatnya melupakan semua kejadian itu. Sekarang Alina kembali merasakan sakit seperti itu. Siapa yang tidak cemas? Alina mencoba memahami kecemasan yang Aksa rasakan. Dia membalas genggaman tangan Aksa. Dia yang kesakitan, tetapi sepertinya suaminya yang ketakut

  • Pesona Istri Dadakan Presdir Tampan   Mau Melahirkan?

    Dua bulan berlalu dengan cepat. Usia kandungan Alina sudah masuk sembilan bulan, dia baru saja jalan-jalan pagi bersama Nenek Agni yang memang beberapa hari ini menginap di rumah. “Kapan perkiraan lahirnya?” tanya Nenek Agni saat berjalan bersama Alina menuju rumah. “Harusnya minggu ini, Nek.” Alina berjalan pelan, satu tangannya mengusap perut. “Doakan lahirannya lancar,” ucap Alina kemudian. “Tentu saja, nenek pasti akan selalu mendoakan yang terbaik buatmu dan cicit nenek.” Nenek Agni mengusap lembut perut Alina. Mereka sudah sampai di teras. Alina duduk bersama Nenek Agni untuk beristirahat setelah jalan-jalan pagi. “Lho, kamu tidak ke kantor?” tanya Nenek Agni ketika melihat Aksa keluar dari rumah hanya memakai kaus polos dan celana panjang. “Tidak, aku ambil cuti. Tapi tetap kerja dari rumah,” jawab Aksa lalu duduk di samping Alina. Nenek Agni menatap pada Aksa yang sedang mengusap perut Alina. Dia sangat lega karena akhirnya Aksa bisa merasakan kebahagiaan bersama Alina.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status