Share

Seperti Buron

Penulis: Viens Aisling
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-02 17:35:41

“Ah dasar pegawai tak berguna!” gerutu Indah sembari berjalan perlahan menuju keluar toko.

Di luar toko terlihat ada satu orang yang mencarinya, “Sepertinya dia dari tempat si pak kumis,” pikir Indah. Pak kumis adalah renternir tempat dia meminjam uang ketika ia tidak di setujui meminjam di bank.

Hatinya sedikit lega saat tahu itu benar dari renternir pak kumis, yang ia tahu orang tua itu terkenal baik. Dia kemudian tersenyum simpul sembari memasang wajah memelas.

Clack!

Bunyi pintu di buka, segera indah sedikit menundukkan badan, dia bersikap sopan dan manis di depan seorang dept collector. Orang itu seketika menoleh, “Atas nama mba Indah?”

Indah hanya mengangguk dan tersenyum, “Ada apa ya?” tanyanya basa-basi dan lembut.

“Lain kali bisa tidak kau langsung menemuiku saat aku tiba di sini?! Kau tau berapa lama aku menunggu di depan tokomu. Menyusahkan saja!” gertaknya yang langsung mengeluarkan buku catatan.

Indah seketika menelan salivanya, “Sialan!” gerutunya dalam hati.

“Hah?”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Brondong Hebatku   Licik VS Menggoda

    Geva tengah fokus dengan kalimat yang sudah dia siapkan untuk melapor pada Axton. Ia berjalan tegap sembari membolak balikkan kertas demi kertas. Biasanya itu adalah pekerjaan Egar, tapi ia bersyukur kini ia yang memiliki ilmu emas itu untuk melakukan yang ia bisa. Geva membuka pintu dan anehnya tatapannya langsung tertuju pada wajah Axton yang bersinar karena siluet dari balik jendela kaca di belakang pungggungnya. Ia nampak bercahaya dan tampan, seketika membuat Geva tersipu karena tidak sengaja melihat Axton tersenyum di depan layar laptopnya.“kenapa kamu tersenyum begitu?” tanya Geva spontan yang baru masuk ke dalam ruangan Axton. Axton segera menurunkan layar laptopnya dan menatap serius ke arah Geva, ia seperti sedikit terkejut namun tak membiarkan siapapun melihat ekspresi terperanjatnya itu. Geva yang menyadari kelalaiannya itu segera memberhentikan langkahnya, “Ah maaf Pak,” pinta Geva, wanita itu segera sedikit membungkuk dan mengucapkan permisi di tengah pintu terbuka,

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Pesona Brondong Hebatku   Cinta dan Dendam

    “Apa kau tidak apa-apa?” tanya seorang lelaki dengan perawakan sangat tegap dan manis. Ia berwajah oriental dengan sedikit brewok di pipinya. Indah seketika terpesona dengan tatapan lelaki itu yang menarik tangannya dan sesekali menoleh memastikan ia baik-baik saja. “Seperti dewa penyelamat,” batinnya. Ia tadi dikejar oleh orang yang menagih hutang atas perintah tuan Kumis sang renternir yang sudah ia hindari hampir dua bulan ini. Seketika kesadaran Indah memudar, dirinya telah dipanggil beberapa kali oleh orang yang telah menariknya itu.“Eh?” jawab Indah bingung. “Apa kau tidak apa-apa?” tanyanya.“Ya, ya.”Indah menjawab cepat dan mengangguk-angguk. Dia menoleh ke belakang dan tak didapati dua orang yang mengejarnya tadi, “Syukurlah sepertinya orang yang mengejarku itu tak membuntuti kita lagi. sepertinya kita sudah aman sekarang, kan?” tanya Indah menyakinkan orang di depannya.Lelaki itu mulai melambatkan langkahnya, “Sepertinya iya. Tapi untuk berjaga-jaga kita harus tetap

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Pesona Brondong Hebatku   Rumah Neraka Bagi Indah

    “Ada apa?” tanya Lina berbisik pada Warda yang tengah fokus memperhatikan keluar jendela.“Lihat dia mah, masih saja dia berlagak seperti orang kaya. Pulang ke rumah dengan menaiki taksi sehabis mobilnya ditarik dealer.”Warda dengan sinis memandangi Indah yang baru turun dari taksi dengan elegan. Sementara orang yang tengah di perhatikannya sedang asyik berimajinasi dengan pikiran-pikiran liarnya. Indah masih merasakan detak jantung yang tak karuan untuk rencananya menggaet hati sang Bagas.“Aku harus bisa membuat dia jatuh cinta padaku bagaimanapun caranya,” benak Indah dengan penuh sumringah.Ia sejak tadi hanya tersenyum sendiri seperti orang yang tengah mabuk kepayang, bahkan beberapa kali ditanya sang supir ia tak menyanggupi pertanyaannya.Sementara Warda dan Lina yang memperhatikan dari jauh menatap Indah dengan penuh curiga, “Apa yang dia lakukan? Tertawa sendiri seperti orang gila,” celetuk Lina yang melipat kedua tangan di dadanya. Ia membuat raut wajah mengesalkan dan memo

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Pesona Brondong Hebatku   Cinta Buta

    Damas tengah fokus pada minumannya di sebuah meja bar, sementara di sekelilingnya mulai ramai dan meriah. Tapi ia yang pusing dengan keadaan di rumah memilih fokus dengan segelas bir murah di kelilingi teman-teman bermainnya. Tatapannya tertuju pada seorang wanita di pojok ruangan yang mencuri pandang padanya, ia awalnya merasa tak tertarik tetapi ketika Damas memutuskan berpisah pada temannya wanita itu seolah melihat peluang untuk mendekatinya. Damas merasa wanita itu sangat cantik dengan tubuh langsing dan tinggi semampai, wajahnya yang oriental dengan kulit putih berseri mulai sengaja menyentuh lengannya berdekatan dengan lengan Damas. “Apa kau sendirian?” tanyanya dengan manis Damas. Dan lelaki itu hanya mengangguk.Damas meneguk perlahan birnya sampai habis, melihat ia digoda begitu membuat hasrat sombongnya naik. Segera ia memesan cocktail import dengan senyuman sombong.“Hei! Tolong dua yang spesial di menumu,” kata Damas pada bartender dengan memberikan senyuman simpul pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Pesona Brondong Hebatku   Dia Lebih Gila

    Beberapa hari kemudian berlalu.“Kenapa kau kemari?” tanya Damas yang heran ketika ia mendapatkan panggilan bahwa seseorang mencarinya dan itu adalah Feby yang sudah menunggunya di loby kantor.“Ya tentu saja aku harus datang menemuimu! Kau tidak mencoba lari dari diriku kan?!” tanya Feby dengan ancaman. Ia mulai membuka ponselnya dan mengirim sebuah foto yang ia rekayasa sebelumnya. “Kau mengambil keperawananku malam itu. kau tau kan?!” Damas yang melihat foto itu megerutkan dahinya. Dia teringat ketika bangun sendiri di penginapan dan ia melihat banyak bercak darah di kasur bahkan juga ada sedikit bercak di perut orang itu.Awalnya ia t ak ambil pusing, ia bahkan tak mengingat apa yang terjadi malam itu, ia bangun dalam keadaan terlanjang dan Feby sudah tidak ada di kamar. “Dasar sinting! Kau pikir kau bisa mengancamku dengan modus seperti ini?!” bentak Damas yang mulai memegang lengan Feby dengan kencang dan menghentak gadis itu untuk ikut dengannya. Ia menarik lengan Feby untu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-10
  • Pesona Brondong Hebatku   Tidak Berguna

    Damas terlihat santai makan bersama Feby, bahkan Feby tak sengaja melihat wanita asing dari balik punggung Damas. Itu adalah Indah yang menatap mereka dengan marah yang terlihat jelas, melihat hal itu Indah segera berpura-pura tidak mengenal wanita itu dan bertingkah seperti biasa, ia bahkan menyodorkan makanan miliknya dengan menggunakan sendoknya kepada Damas. “Ini enak deh, cobain!” pinta Indah dengan mata membulat mendesak Damas.Damas menurut dan membuka mulutnya, tiba-tiba seorang wanita berdiri di samping mejanya. Brak!Indah yang sejak menerima pesan sudah tak bisa mengontrol emosi segera mendatangi meja mereka berdua dan mengambil minuman milik Damas, ia menyiramnya tepat di wajah Damas namun gelas itu segera di tepis oleh lelaki itu hingga hanya mengenai celananya.“Dasar kurang ajar!” teriak Indah di depan wajah Damas yang berhasil mengelak siramannya.Seketika café yang riuh dan ramai itu menjadi sunyi beberapa detik karena suara Indah yang melengking. Semua orang yang a

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pesona Brondong Hebatku   Mendadak Berdetak

    Geva membolak balikkan isi lemari miliknya. Ia terus memilah pakaian yang bergantung di lemari sebelahnya. Sesekali ia mengambil satu pakaian yang ia punya lalu berdiri di depan cermin dan menempelkannya di tubuhnya sembari bercemin dan berkata, “Tidak!” atau, “Jangan ini!” , lalu mengulang aktivitasnya sembari berteriak kecil, “Tidak ada yang cocok!” “Ini gila!” pikir Geva. Ia sudah sering makan bersama dengan Axton, di kantor, di luar kantor ketika meeting atau ketika weekend ketika mereka sedang piknik bersama putranya Delvin. Tapi kenapa kali ini jantungnya tak berhenti berdetak kencang. Tidak hanya sepoerti ia gugup karena diburu sebuah ketakutan, Ia seperti akan muntah karena perutnya terus berputar-putar.“Haruskah aku membatalkan ini semua?” pikir Geva dengan tak karuan. Ia memegangi kepalanya yang pening setengah mati.“Arghhh!” dengus Geva kesal pada dirinya di depan kaca, ia lalu menunjuk dirinya, “Seharusnya kau tidak menyetujui itu dasar bodoh!” gertaknya kesal. Lalu k

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pesona Brondong Hebatku   Kencan Yang Manis

    “Dia sudah datang?” tanya Geva penuh awas. Dia memang sejak tadi sudah gelisah, Geva bahkan bisa merasakan tisu yang ia genggam mulai menyerap keringat di tangannya yang gtak terkontrolSanti mengangguk pelan dengan wajah berbinar terlihat jelas di sana, “Ya, ayo!” ajak Santi dengan berbisik. Sebuah mobil sedan mewah seharga dua milliar yang baru-baru ini tranding terlihat terparkir di halaman rumah Geva, dan Santi sudah tahu bahwa itu pasti adalah Axton, bossnya. Geva berjalan perlahan keluar rumah sembari mba Santi menuntunnya dari belakang, “Tenang saja!” ucap mba Santi dengan tangan mengepal di atas menyemangati Geva yang terlihat sangat gugup.“Ergh?” Geva terperanjat kecil saat dia keluar, dirinya mendapati Axton dengan balutan setelan jas sanat rapi dan mewah tengah berdiri dari balik pintu.“Hi Geva,” Sapanya dengan senyuman sumringah. Menampakkan gigi putih yang berjejer rapi di wajah tampan Axton.“Hi,” sapa balik Geva dengan gagu. Ia Gugup setengah mati, memang. Tulang ra

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15

Bab terbaru

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

  • Pesona Brondong Hebatku   Camping

    “Kak Xiao, bersediakah kau ikut bersamaku?” Tanya Egar dengan tatapan sendu di depan Xiao Ling.Kejadian itu seketika mengundang perhatian dua staf yang tertahan di depan pintu. Mereka berdua seperti memergoki dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran dan karena tak ingin mengganggu, dua orang itu memilih bersembunyi dari balik dinding. Dan ketika ada staff lain yang ingin masuk, mereka menahannya. Mereka berdua malah mengajak staf lain ikut mengintip dan menguping pembicaraan intens Egar Dan Xiao Ling. “Ayo! Terima dia kak Xiao!” ujar salah satu staf dengan suara berbisik, dia setengah berteriak dan menyoraki dua orang itu yang membuat mereka ikut merona di masing-masing pipi mereka. ***“Dasar Axton sialan!” gerutu Egar di dalam mobil Van hitam yang musiknya dinyalakan. Egar mengomel sejak dua hari lalu. Sejak dua hari lalu, karena Axton yang menolak ajakan pertemuan dengan pak Kim, dia harus menerima rumor dia tengah berkencan dengan Xiao Ling. Dan yang lebih buruk adalah, Pak Kim

  • Pesona Brondong Hebatku   Terlalu Baik Dan Perhatian

    Saat mereka telah sampai di depan rumah Geva. Geva turun dan berbicara dari luar, “Jadi apa kau menemukan jawaban?” tanya Geva pada Xavel setelah turun dari mobilnya.“Ya, begitulah ternyata itu hanya kebetulan sama saja. Aku dulu Sekolah menengah pertama di distrik Biru sebelah barat. Ternyata kita tidak pernah satu sekolah.” Ujar Xavel pada Geva dari dalam. Dia tidak ikut turun karena masih ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.Geva hanya bisa menatap punggung mobil itu semakin jauh, dan masuk ke dalam rumah. “SMP distrik Biru Barat?” Geva bergumam kecil di saat dia masuk ke rumahnya. Banyak hal yang sudah terjadi selama 33 tahun, banyak hal yang Geva coba lupakan termasuk bekas pembuliannya sejak dia masih menginjak sekolah dasar. Jika di total, mungkin ada sekitar sepuluh kali dia berpindah sekolah. Ketika SD menjadi bahan bulian para siswi yang iri pada Geva, karena dia termasuk keluarga berada. Lalu saat SMP dia yang di bully di satu bulan sekolah pertamanya, hanya karena dia

  • Pesona Brondong Hebatku   Semobil Dengan Xavel

    Xavel menunggu di samping mobilnya yang dia parkirkan tepat di depan hotelnya. Dia tengah menelpon sebelum melihat Geva keluar dari pintu utama dengan menenteng banyak makanan take away. Xavel kemudian melambaikan tangan dan menuju ke Geva. “Biar aku bantu,” ujarnya ketika dia selesai menelpon dan memasukkan kembali teleponnya di saku celana. “Ayo, mobilku di sana,” Ajak Xavel. Geva hanya termenung, “Hah? trvel ku,” gumam Geva yang sejak keluar dari tadi tak melihatnya. “Kemana sih dia?” gumamnya lagi kali ini dengan kesal. Sementara belanjaannya sudah di bawa Xavel. Geva mau tak mau mengikuti langkah Xavel, “Apa kau yang menyuruh travelku meninggalkanku?” Tanya Geva dengan nada serius. Dia memang sudah merasa bingung dengan sikap Xavel sejak tadi ketika masih di depan resepsionis restoran.“Iya,” jawabnya dengan polos. “Aku kan sudah mengatakan akan mengantarkanmu, ada yang ingin aku bicarakan,” jelasnya dengan lugas. “T-tapi aku belum membayarnya!” gertak Geva lagi setengah kesa

DMCA.com Protection Status