Share

Tidak Berguna

Penulis: Viens Aisling
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 20:17:47

Damas terlihat santai makan bersama Feby, bahkan Feby tak sengaja melihat wanita asing dari balik punggung Damas. Itu adalah Indah yang menatap mereka dengan marah yang terlihat jelas, melihat hal itu Indah segera berpura-pura tidak mengenal wanita itu dan bertingkah seperti biasa, ia bahkan menyodorkan makanan miliknya dengan menggunakan sendoknya kepada Damas.

“Ini enak deh, cobain!” pinta Indah dengan mata membulat mendesak Damas.

Damas menurut dan membuka mulutnya, tiba-tiba seorang wanita berdiri di samping mejanya.

Brak!

Indah yang sejak menerima pesan sudah tak bisa mengontrol emosi segera mendatangi meja mereka berdua dan mengambil minuman milik Damas, ia menyiramnya tepat di wajah Damas namun gelas itu segera di tepis oleh lelaki itu hingga hanya mengenai celananya.

“Dasar kurang ajar!” teriak Indah di depan wajah Damas yang berhasil mengelak siramannya.

Seketika café yang riuh dan ramai itu menjadi sunyi beberapa detik karena suara Indah yang melengking. Semua orang yang a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Brondong Hebatku   Mendadak Berdetak

    Geva membolak balikkan isi lemari miliknya. Ia terus memilah pakaian yang bergantung di lemari sebelahnya. Sesekali ia mengambil satu pakaian yang ia punya lalu berdiri di depan cermin dan menempelkannya di tubuhnya sembari bercemin dan berkata, “Tidak!” atau, “Jangan ini!” , lalu mengulang aktivitasnya sembari berteriak kecil, “Tidak ada yang cocok!” “Ini gila!” pikir Geva. Ia sudah sering makan bersama dengan Axton, di kantor, di luar kantor ketika meeting atau ketika weekend ketika mereka sedang piknik bersama putranya Delvin. Tapi kenapa kali ini jantungnya tak berhenti berdetak kencang. Tidak hanya sepoerti ia gugup karena diburu sebuah ketakutan, Ia seperti akan muntah karena perutnya terus berputar-putar.“Haruskah aku membatalkan ini semua?” pikir Geva dengan tak karuan. Ia memegangi kepalanya yang pening setengah mati.“Arghhh!” dengus Geva kesal pada dirinya di depan kaca, ia lalu menunjuk dirinya, “Seharusnya kau tidak menyetujui itu dasar bodoh!” gertaknya kesal. Lalu k

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pesona Brondong Hebatku   Kencan Yang Manis

    “Dia sudah datang?” tanya Geva penuh awas. Dia memang sejak tadi sudah gelisah, Geva bahkan bisa merasakan tisu yang ia genggam mulai menyerap keringat di tangannya yang gtak terkontrolSanti mengangguk pelan dengan wajah berbinar terlihat jelas di sana, “Ya, ayo!” ajak Santi dengan berbisik. Sebuah mobil sedan mewah seharga dua milliar yang baru-baru ini tranding terlihat terparkir di halaman rumah Geva, dan Santi sudah tahu bahwa itu pasti adalah Axton, bossnya. Geva berjalan perlahan keluar rumah sembari mba Santi menuntunnya dari belakang, “Tenang saja!” ucap mba Santi dengan tangan mengepal di atas menyemangati Geva yang terlihat sangat gugup.“Ergh?” Geva terperanjat kecil saat dia keluar, dirinya mendapati Axton dengan balutan setelan jas sanat rapi dan mewah tengah berdiri dari balik pintu.“Hi Geva,” Sapanya dengan senyuman sumringah. Menampakkan gigi putih yang berjejer rapi di wajah tampan Axton.“Hi,” sapa balik Geva dengan gagu. Ia Gugup setengah mati, memang. Tulang ra

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pesona Brondong Hebatku   Mulai Dikumpulkan

    Beberapa jam yang lalu, Egar bangun dari tidur panjangnya dan baru teringat untuk melaporkan pada Axton bahwa ia sudah melakukan reserfasi. Ia menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, ia baru bangun dan harus melakukan makan malam juga pertemuan dengan seorang notaris hukum. Egar sudah menyiapkan semua bahan yang ingin ia serahkan dan konsultasikan pada sang naotaris hukum itu. “Berapa tahun untuk hukuman seseorang yang memalsukan dokumen?” tanya Egar pada orang di depannya. Orang itu sejak tadi terus saja membenarkan kaca matanya yang longgar sembari membolak balikkan berkas yang tengah ia baca. Pria baru baya itu mulai menjelaskan tentang masa hukuman seorang yang memalsukan dokumen. “Apa bukti-buktinya sudah kau siapkan?” tanya dia dengan setengah berbisik.“Kenapa anda berbisik-bisik pak?” tanya Egar penasaran, ia mulai mengeluarkan sebuah alat yang dikenal sebagai pemblokiran sinyal. Alat yang bisa memblokirkan semua penyadap, “tenang saja, aku sudah menyiapkan ini,” jelasny

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Pesona Brondong Hebatku   Menggerus Harta Indah

    “Begini?” tanya Lina pada Warda.Warda tengah memilah tas di antara tas yang terpajang di lemari kaca milik Indah. Ia mengingat-ingat tas yang jarang sekali di pakai Indah dan mencoba memasukkannya ke dalam kotak. Tak tanggung-tanggung, Warda mencuri tas koleksi Indah berserta kotaknya. Ia melihat Lina menyusun rapi tas yang sudah ia foto untuk ia posting di grup jual beli. Sementara Warda memfoto tas yang bukan miliknya, Lina merapikan kembali dan bahkan mereka mencurinya.“Benar mah. Rapiin yang warna merah. Itu sudah ada yang pesen,” ucap Warda dengan suara setengah berbisik. “Ayo selesein ini sebelum dia balik rumah,” ujarnya lagi. Lina hanya mengangguk. setelah itu ia keluar dan melewati berangkas kecil berwarna hitam di bawah meja rias. Melihat hal itu ia sedikit terkejut, “Warda, warda, hei hei kesini!” ucap Lina sembari mengayun-ayunkan tangannya di angin. Warda terkecoh sembari ikut melihat ke arah mata Lina mengarah. Seketika wanita muda itu membulatkan mata, ia terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Pesona Brondong Hebatku   Terjebak Di Lubang Buaya

    “Wah kau sering pergi ke tempat seperti ini?” tanya Indah penasaran. Malam ini ia keluar diam-diam setelah pulang bekerja. Sehabis pulang ia segera membersihkan diri dan keluar rumah diam-diam agar tidak ketahuan Lina. Jika dia ketahuan, Indah bisa saja di larang keluar dan disuruh memasak untuk mereka. Terakhir kali Indah sengaja pulang larut malam hingga membuat keluarga Damas memesan makanan dari luar. Hari ini ia melakukan hal yang sama, ia tak mau lagi di suruh memasakkan mereka makanan atau membersihkan piring-piring bekas mereka makan.“Ah tidak juga. Hanya sesekali. Aku tidak terbiasa pergi ke tempat seperti ini,” ucap Bagas yang memalingkan wajahnya. Ia terlihat melempar pandangan dari wajah Indah ke dinding-dinding lorong, seperti tengah membaca nomor ruangan yang akan mereka kunjungi. Bagas lalu membuka pintu dan masuk lebih dulu, di susul Indah di belakangnya. Di dalam terdapat beberapa orang lelaki yang sudah mabuk. Di samping tubuh mereka yang lunglai terdapat wanita-

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Pesona Brondong Hebatku   Kencan Yang Dramastis

    Geva melambatkan makannya. Dia sesekali menatap Axton, rasanya Geva penuh haru bertemu dengan lelaki se tampan dan baik pria di depannya. Sudah lama sekali ia tidak di perlakukan sebaik ini. Rasa-rasanya ia tak ingin mengingat rasa trauma di masa lalu, tapi terakadang itu terlintas begitu saja di pikirannya. Tapi Axton yang menyadari Geva menatapnya ikut memberhentikan makannya. Ia kemudian menaruh kedua tangan di bawah dagunya, mengamati Geva dengan tatapan yang mampu membuat wanita manapun meleleh.Geva tersadar dan mulai bingung. Dia awalnya gugup karena mata mereka bertemu di waktu yang tepat lalu ia melempar pandangannya pada pemandangan di luar kaca yang penuh gemerlap di tengah gelap. “Apa ada sesuatu di wajahku?” tanya Geva dengan ragu-ragu.“Ada.” Axton menjawab dengan pelan.“Hah? apa ada sisa makanan? Atau ada cabe yang menyelip di gigiku?” tanya Geva yang mulai mencari sesuatu di samping mulutnya. Ia juga mengambil ponsel dan mulai membuka kamera. “Ada keindahan yang t

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Pesona Brondong Hebatku   Penghinaan Memuaskan

    “Dasar cewe murahan sialan!” teriak Damas ketika melihat mobil yang akan masuk ke dalam pekarangan rumah Geva. Damas dengan nekat memberhentikan mobil Axton dengan berdiri di depannya. Axton yang terkejut mengerem mendadak. “Ada apa dengannya? Apa itu Damas?” “I-iya.” Geva menjawab dengan khawatir. Axton memegang tangan Geva, ia meremas lembut tangan mungil Geva. “Kau tidak perlu keluar jika tidak ingin. Biar aku yang mengusirnya.” Ucap Axton menyakinkan. Ia merogoh ponselnya dan menelpon seseorang dengan suara tegas. “Hallo detektif Cho. Aku ingin membuat laporan tentang seseorang pria pemabuk yang menerobos ke properti pribadi. Aku akan mengirim alamatnya melalui pesan. Tolong segera datang, ada balita yang sedang terancam.”Geva mendengar itu namun ia mengabaikan fakta bahwa Axton menambah-nambahi informasi yang ada. Ia melepas tangan Axton dan menghela nafas. “Tidak, aku harus keluar. Aku tidak takut dengan pria prengsek itu.” Geva berkata dengan yakin sembari membuka pintu.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Pesona Brondong Hebatku   Flashback Masa Lalu Axton

    “Omong-omong aku tidak sengaja mendengar kau berkata, kau memukulinya agar dia mengingat masa lalu …” Geva tengah menggendong Delvin di pelukannya setelah ia merindukan putranya meski hanya pergi beberapa jam saja. Sementara Santi yang masih syok dengan kejadian itu sedang di wawancarai oleh detektif yang masih tinggal di lokasi mereka untuk mengumpulkan bukti. Mereka berada di lantai bawah, di ruang tamu.Delvin menjadi tenang di pelukan Geva setelah kejadian itu. Sementara di sampingnya Axton tengah menikmati secangkir teh hangat buatan Geva malam itu. Lelaki itu masih belum tenang meninggalkan Geva sendirian di rumah. Mendengar perkataan Geva, Axton memperlambat seruputan tehnya. Dengan mata mendelik dari balik cangkir, ia menatap dalam ke arah Geva. Ia teringat akan masa lalunya. Di mana saat itu, Axton dan keluarganya memulai hidup baru bagi orang biasa. Saat itu ia masih sangat kecil, ia belum mengerti apapun dengan keputusan kedua orang tuanya. Tapi mereka berdua orang baik

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01

Bab terbaru

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

  • Pesona Brondong Hebatku   Camping

    “Kak Xiao, bersediakah kau ikut bersamaku?” Tanya Egar dengan tatapan sendu di depan Xiao Ling.Kejadian itu seketika mengundang perhatian dua staf yang tertahan di depan pintu. Mereka berdua seperti memergoki dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran dan karena tak ingin mengganggu, dua orang itu memilih bersembunyi dari balik dinding. Dan ketika ada staff lain yang ingin masuk, mereka menahannya. Mereka berdua malah mengajak staf lain ikut mengintip dan menguping pembicaraan intens Egar Dan Xiao Ling. “Ayo! Terima dia kak Xiao!” ujar salah satu staf dengan suara berbisik, dia setengah berteriak dan menyoraki dua orang itu yang membuat mereka ikut merona di masing-masing pipi mereka. ***“Dasar Axton sialan!” gerutu Egar di dalam mobil Van hitam yang musiknya dinyalakan. Egar mengomel sejak dua hari lalu. Sejak dua hari lalu, karena Axton yang menolak ajakan pertemuan dengan pak Kim, dia harus menerima rumor dia tengah berkencan dengan Xiao Ling. Dan yang lebih buruk adalah, Pak Kim

  • Pesona Brondong Hebatku   Terlalu Baik Dan Perhatian

    Saat mereka telah sampai di depan rumah Geva. Geva turun dan berbicara dari luar, “Jadi apa kau menemukan jawaban?” tanya Geva pada Xavel setelah turun dari mobilnya.“Ya, begitulah ternyata itu hanya kebetulan sama saja. Aku dulu Sekolah menengah pertama di distrik Biru sebelah barat. Ternyata kita tidak pernah satu sekolah.” Ujar Xavel pada Geva dari dalam. Dia tidak ikut turun karena masih ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.Geva hanya bisa menatap punggung mobil itu semakin jauh, dan masuk ke dalam rumah. “SMP distrik Biru Barat?” Geva bergumam kecil di saat dia masuk ke rumahnya. Banyak hal yang sudah terjadi selama 33 tahun, banyak hal yang Geva coba lupakan termasuk bekas pembuliannya sejak dia masih menginjak sekolah dasar. Jika di total, mungkin ada sekitar sepuluh kali dia berpindah sekolah. Ketika SD menjadi bahan bulian para siswi yang iri pada Geva, karena dia termasuk keluarga berada. Lalu saat SMP dia yang di bully di satu bulan sekolah pertamanya, hanya karena dia

  • Pesona Brondong Hebatku   Semobil Dengan Xavel

    Xavel menunggu di samping mobilnya yang dia parkirkan tepat di depan hotelnya. Dia tengah menelpon sebelum melihat Geva keluar dari pintu utama dengan menenteng banyak makanan take away. Xavel kemudian melambaikan tangan dan menuju ke Geva. “Biar aku bantu,” ujarnya ketika dia selesai menelpon dan memasukkan kembali teleponnya di saku celana. “Ayo, mobilku di sana,” Ajak Xavel. Geva hanya termenung, “Hah? trvel ku,” gumam Geva yang sejak keluar dari tadi tak melihatnya. “Kemana sih dia?” gumamnya lagi kali ini dengan kesal. Sementara belanjaannya sudah di bawa Xavel. Geva mau tak mau mengikuti langkah Xavel, “Apa kau yang menyuruh travelku meninggalkanku?” Tanya Geva dengan nada serius. Dia memang sudah merasa bingung dengan sikap Xavel sejak tadi ketika masih di depan resepsionis restoran.“Iya,” jawabnya dengan polos. “Aku kan sudah mengatakan akan mengantarkanmu, ada yang ingin aku bicarakan,” jelasnya dengan lugas. “T-tapi aku belum membayarnya!” gertak Geva lagi setengah kesa

DMCA.com Protection Status