Home / Romansa / Pesona Brondong Hebatku / Bukan Aku, Tapi Dia

Share

Bukan Aku, Tapi Dia

Author: Viens Aisling
last update Last Updated: 2023-01-01 19:25:33

Baru kali ini Santi dipanggil oleh bosnya. Dia sangat khawatir sekali dengan apa yang akan dia dapatkan nanti. Bisa saja dia mendapatkan masalah karena bos yang memanggilnya adalah pria dingin yang selalu menjaga sikapnya, garis batas antara bos dan karyawan akan sangat terasa sekali jika berhadapan dengan Axton. 

Wajahnya yang tegas terlihat tampan, para wanita akan terpesona dengan wajah itu tapi mereka kemudian akan menangis setelahnya. 

“Apa hubunganmu dengan wanita tadi?” 

Pertanyaan yang sangat mengejutkan membuat kening Santi mengerut secara langsung. Dia menatap Axton dengan bibir yang terbuka kecil. Dia ... apa tidak salah dengar sama sekali?

“Kau mendengarku, kan?” ucap Axton dengan tegas membuat Santi gelagapan. 

“A-ah! Ya, Presdir. Saya mendengar dengan baik.” Santi kembali memikirkan kembali secara perlahan wanita mana yang dibicarakan. Satu-satunya wanita yang dia temui yang dia pikirkan hanyalah Geva. 

“Maksud Presdir itu wanita hamil yang mendatangiku, kan?” tanyanya agar semakin yakin.

“Ya,” balas Axtom menggerakan sedikit matanya. 

Dia merasa ini menyebalkan. Keadaan yang sungguh membuatnya kecewa sendiri. Dia memang menyukai akhirnya dia bertemu dengan sosok yang ingin dia temui, tapi kenapa keadaannya seperti ini? 

“Dia adalah teman saya, Presdir.” 

“Teman?”

“Ya, Geva teman saya, Presdir. Dia datang ke sini untuk memberikan dokumen saya yang tertinggal di rumah. Saya merasa bersalah sekali karena saya melupakan dokumen yang harus saya bawa hari ini, dia jadi harus berjalan jauh menaiki bus untuk ke sini.” 

Axton mencerna semua ucapan Santi dengan sangat cepat sekali, dia melihat ke arah Santi. Tajam, dan sedikit menakutkan padahal itu adalah tatapan yang sedang menganalisa apa yang sebenarnya terjadi. 

“Dia tinggal di rumahmu?” 

Pertanyaan itu keluar karena dia merasakan kejanggalan. 

“Ya, Presdir. Dia belum mendapatkan rumah untuk ditinggali.” 

Axton tetap tenang, dia mengontrol ekspresinya dan terus melihat Santi yang berdiri di depannya. 

“Kenapa kau mengurusnya? Apa suaminya itu saudaramu?” tanya Axton untuk memancing kebenaran yang sedang terjadi sekarang. 

Mata Santi menjadi tajam, dia melihat Axton seakan-akan inhin langsung memarahinya. 

“Maaf, Presdir. Tapi saya tidak sudi mempunyai saudara seperti mantan suami Geva. Dia adalah yang terburuk.”

Santi dengan tegas mengatakannya, dia mengoceh banyak hal yang akhirnya membuat Axton mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, sepanjang penjelasan dari Santi itu, dia benar-benar merasakan kekesalan yang luar biasa. 

Selesai penjelasan tersebut, Santi keluar dari ruangan Axton dengan wajah yang masih kebingungan. 

“Kenapa aku menerima hal itu begitu saja?” tanya Santi di dalam hatinya, ucapan dari Axton sudah membuatnya begitu terkejut. 

Hal seperti ini tidak mungkin terjadi, tapi ini mungkin adalah sebuah pilihan yang baik. 

Santi berjalan dengan lunglai ke mejanya, dia berhasil duduk di kursinya dan merilekskan tubuhnya untuk beberapa saat. 

“Aaa, Santi ... kau gila juga. Menerima permintaan bosmu begitu saja.” Santi menghembuskan napas sambil menggigit bibirnya. 

***

Di ruangannya, Axton memejamkan matanya. Apa yang dia rasakan itu masih terasa dengan begitu jelas. Di mana sentuhan dari Geva telah membuatnya selamat dari kematian yang datang padanya. 

Dia baru saja meminta Santi membawanya ke rumah dan bertemu dengan Geva suatu saat nanti. Meminta Santi untuk mengatakan kalau dia adalah sepupu Santi. Ada dorongan besar dalam dirinya untuk melakukan itu, aneh sekali karena bukan mirip seperti dirinya. 

“Bagaimana bisa orang sebaikmu malah mendapatkan pria yang sangat tidak bermoral seperti itu?” tanya Axton masih memejamkan matanya. 

Rasanya, di dalam dadanya sendiri tercabik-cabik dengan begitu kejam. Dia merasakan sakit yang dialami Geva yang telah menjadi wanita tidak berdaya. 

“Geva ... namamu indah walaupun kau mengalami kesedihan yang besar seperti ini. Tapi aku tetap saja tidak bisa melupakanmu, hanya dalam sekali lihat saja aku tahu kalau itu adalah kau.”

Axton kembali mengingat saat dia melihat Geva dengan perutnya yang membesar, kehamilan yang entah kenapa membuatnya merasa tersakiti. Dia meremas tangannya dengan sangat erat, dia tidak tahu bagaimana bisa dia merasakan perasaan seperti ini. 

“Kali ini biarkan aku menjadi malaikatmu, seperti apa yang kau lakukan dulu. Ini adalah cara Tuhan agar aku bisa membalasmu, Malaikatku.” 

Axton membuka matanya, dia lalu memperbaiki posisi duduk ya dan memperhatikan sekitarnya. Semua mungkin saja tidak bisa dia dapatkan jika tidak ada Geva. 

***

Dengan kesulitan Geva terus berjalan dan hampir saja tiba di rumah Santi, dengan membawa perut yang besar itu membuat langkah kakinya menjadi sangat berat sekali. Tapi dia tidak mengeluh sama sekali. 

“Lho, kau masih berkeliaran di sini?” Suara yang sangat merendahkan itu terdengar. Geva sangat tahu suara menyebalkan itu milik siapa, dia tidak menyukainya dan selalu membenci itu entah sampai kapan dia akan membencinya. 

“Kau mengabaikanku?” tanya wanita itu kembali. Dia jelas tidak terima jika Geva—wanita yang telah dia tendang dari rumah ini bisa hidup bahagia. 

Geva berhenti dan melihatnya. Indah sedang memandangnya dengan tatapan mata yang begitu rendah. Dia menyeringai dan menunjukkan ketidaksukaannya pada Geva. 

“Kau berkeliaran di sini karena masih mengharapkan bisa kembali dengan Damas? Atau kau malah ingin mengandalkan anakmu untuk mengemis pada Damas?” Injak mengangkat kakinya yang terekspos karena dia menggunakan rok pendek berwarna merah. Dia menggunakan kakinya untuk menunjuk perut Geva yang langsung ditepis dengan Geva. 

“Jaga mulutmu, Wanita murahan. Aku tidak mengharapkan kembali lagi dengan Damas. Kau telan sendiri saja sampai kau muak.” 

Geva kemudian kembali melangkahkan kakinya, tapi ucapannya telah membuat Indah begitu marah hingga langkah kaki selanjutnya dihalangi oleh Indah. 

“Aku tidak percaya denganmu. Orang yang tidak mempunyai apa pun sepertimu ini pastinya akan berusaha untuk mendapatkan apa yang orang lain dapatkan.”

Seketika Geva menyeringai mendengar ucapan Indah yang telah membuatnya mual. 

“Apa kau tidak salah mengatakan hal itu padaku? Kan yang merebut milik orang lain adalah kau. Bukan aku?” 

Plak!

Indah menampar Geva yang mengatakan hal itu, tatapan matanya begitu tajam. Dia seolah siap untuk melakukan sesuatu yang lebih dari sini, tapi Geva yang telah kehilangan hampir semuanya ini merasa sangat kesal dan kemudian kembali menampar Indah yang ada di depannya. 

“Apa yang kau lakukan? Kau ini sungguh tidak tahu malu sekali!” Indah berteriak dan berniat menjambak rambut Geva, sebelum itu terjadi, suara seseorang terdengar. 

“Apa yang kau lakukan di sini?! Berhenti mengganggu rumah tangga orang lain!” Lina muncul dan langsung menunjuk Geva dengan jari telunjuknya. Wajahnya masih begitu menyebalkan seperti sebelumnya, membuat Geva akhirnya menghembuskan napasnya dari mulut. 

“Berhentilah membuat drama, aku melewati jalan ini karena akan masuk ke rumah Mbak Santi dan itu tidak ada urusan sama kalian berdua.” 

Geva akhirnya melewati mereka berdua dengan tatapan mata yang penuh benci, dia berhenti sejenak sebelum masuk melewati pagar rumah Santi. 

“Yang merebut dan wanita murahan itu adalah Indah, dan yang tidak tahu malu adalah keluargamu. Apa yang kau nikmati sekarang, akan kuambil lagi lalu kau akan mengemis di kakiku.” 

Geva akhirnya masuk ke dalam pagar, dia tidak ingin mendengar ucapan dari orang-orang yang seperti racun itu lagi. 

“Dasar sialan! Kemari kau!” 

Lina tidak terima mendengar hal itu, dia berteriak dan Geva mengabaikannya. Dia masuk ke dalam rumah Santi dan mengunci dirinya di dalam sambil menangis dengan tubuh gemetar.

Related chapters

  • Pesona Brondong Hebatku   Tamu Mengejutkan

    Santi membelalakkan matanya. Dia tahu kalau tampaknya bosnya ini mengenal Geva, dan sudah meminta untuk ditemukan dengan Geva padanya. Tapi dia sangat terkejut sekali karena saat para karyawan telah pulang, Santi dicegat oleh Axton. “Presdir, apa ada pekerjaan saya yang belum selesai?” Santi bertanya dengan senyuman yang lembut. Dia menjaga sikapnya agar tetap sopan di hadapan pria yang dingin ini. “Masuklah,” titahnya dengan suara yang rendah. Santi tampak ragu-ragu mendengar ucapan itu. Belum pernah dia masuk ke dalam mobil presdirnya. Satu-satunya orang yang pernah berada di samping Axton adalah Egar—Sekretaris pribadinya. Axton melirik sebelahnya, hal itu telah menjadi penegasan untuk Santi segera masuk ke dalam mobil Axton. Dengan menguatkan dirinya, Santi masuk dan duduk dengan canggung di sebelah Axton. Sang sopir tetap tenang, dia juga sangat terkejut dengan tindakan tuannya ini. Seorang wanita masuk ke dalam mobil tuannya yang selalu menolak wanita, apakah itu tidak sala

    Last Updated : 2023-01-02
  • Pesona Brondong Hebatku   Tuduhan

    Suasana itu sangat canggung walaupun Axton berulang kali ingin mencairkan suasana. Geva sangat waspada, dia menjaga sikapnya dalam memperlakukan Axton karena dia menghormati Axton yang merupakan sepupu Santi. Sedangkan Axton mengamati Geva, dia memastikan cerita Santi dan merasa perih melihat Geva yang seperti ini. “Kalau begitu aku pulang dulu. Lain kali aku akan main ke sini lagi, Mbak Santi.” Axton berdiri sambil melihat Santi, dia tidak ingin kalau Santi melarangnya dan penanganannya tadi telah membuat Santi paham dengan sangat jelas. Geva juga berdiri, dia ikut mengantar Axton yang berjalan ke luar rumah bersama Santi walaupun terlihat sekali kalau dia melakukannya dengan sangat kikuk sekali. “Ibu, mereka keluar.” Warda yang dengan sengaja duduk di luar dengan cepat berteriak pada ibunya. Dia merasa sangat penasaran sekali dengan sosok pria yang ada di rumah Santi. Saat dia melihat Geva secara tidak sengaja, ekspresinya langsung keras. Dia membenci Geva dan ingin menjambak r

    Last Updated : 2023-01-03
  • Pesona Brondong Hebatku   Rumah Untuk Geva

    Egar datang ke kantor dengan wajahnya yang terlihat sangat mengantuk, dia telah berhasil mendapatkan apa yang diinginkan Axton dengan mengorbankan waktu tidurnya yang sangat minim.“Pagi, Tuan Egar.” Beberapa karyawan menyapanya dengan ramah, Egar mengangkat tangannya sambil tersenyum cepat dan mengubah ekspresinya lagi kesemula—datar seperti kisah cintanya.. Dia menegakkan tubuhnya dengan benar, masuk ke dalam lift sambil melihat lampu lift berganti dengan cepat hingga mencapai lantai tertinggi gedung ini. Saat pintu lift terbuka, Egar seperti biasa mempersiapkan semuanya dengan cepat. Dia tidak mau kalau Axton akan membuat perintah dengan ekspresi yang menakutkan. Setelah beberapa puluh menit dia melakukan persiapan pekerjaan untuk hari ini, orang yang dia tunggu telah tiba dengan ekspresi yang senang. Seolah-olah ada bunga yang bermekaran di sekitarnya. Dia tampak lebih tampak dan hangat seperti matahari pagi dengan cahaya keemasan yang indah. “Selamat pagi, Tuan Axton. Saya i

    Last Updated : 2023-01-04
  • Pesona Brondong Hebatku   Apa Yang Dia Sukai?

    Geva sangat geram sekali mendengar ucapan Damas. Tidak cukup selama ini Damas menyakitinya. Bisa-bisanya pria yang tidak tahu malu itu mengatakan kalau dia sok suci? Dia bahkan tidak membiarkan Geva untuk melalui rasa sakit sebelumnya. Brak!Geva membanting tumpukan sampah yang ada di tangannya tadi, dia melihat Damas dengan nyalang. “Aku di sini yang korban. Kau memilih wanita lain dibandingkan aku, kau yang berbuat buruk tapi sekarang kau mengatakan aku sok suci? Apa otakmu itu rusak, Damas?”Geva mengatakannya dengan tatapan yang tajam. Damas terkejut, hatinya snagat tidak tenang sekali mendengar ucapan Geva yang bahkan tidak memanggilnya mas seperti dulu. “Kau hanya sok polos saja. Pantas saja ibu mengatakan kalau anak di dalam kandunganmu itu mungkin saja bukan anakku. Kau bahkan sudah bersama dengan pria lain.” Damas menyeringai. Dia menekankan setiap kalimatnya pada Geva yang sedang memegang perutnya. “Satu keluargamu bermulut sampah, Damas. Aku bahkan tidak pernah keluar

    Last Updated : 2023-01-05
  • Pesona Brondong Hebatku   Perwakilanku

    Kedua orang itu menatap Geva dengan tatapan mata yang tenang, walaupun di dalam hati mereka sama sekali tidak senang. Mereka berdua sangat tahu apa yang terjadi pada Geva. Matanya membengkak, yang membuat mata berwarna coklat indah itu nyaris hampir tidak terlihat. Geva tersenyum, berusaha dengan sangat keras sekali untuk menguatkan dirinya yang rapuh. “Keluarga sialan itu lagi-lagi melukaimu? Mereka melakukan apa lagi ketika aku tidak ada, Gev?” tanya Santi sangat khawatir dalam lubuk hatinya. “Bagaimana dengan yang aku katakan tadi, Gev?” tanya Axton menunjukkan senyumannya. Dia ingin menghancurkan suasana tidak menyenangkan ini. Geva tidak boleh berlarut dalam kesedihan yang bisa sangat berbahaya sekali untuk dirinya. “Tapi apa aku tidak perlu membayarnya?” Geva menatap Axton, matanya yang terlihat sayu itu membuat tubuh Axton berdesir. Dia tidak menyukai ini dan ingin segera menghapuskan rasa sakit itu. Tetapi sesuatu tidak bisa dihilangkan begitu saja apalagi mereka berdu

    Last Updated : 2023-01-06
  • Pesona Brondong Hebatku   Serbuk Peri

    Dia baru saja keluar dari kamarnya, hal mengejutkan telah membuatnya tidak mampu berkata-kata. Dia ingin menyalahkan hormon kehamilannya yang selalu membuatnya mengantuk, tapi dia tidak bisa mengatakan itu adalah salah kehamilannya. Ada perasaan yang sangat tidak menyenangkan pada dirinya jika dia menyalahkan kehamilannya yang telah membuatnya begini. Rasanya, seperti dia ikut membuat anaknya sedih. “Kau tidak duduk, Geva? Duduklah, jadi kita bisa sarapan bersama.” Axton berkata sambil tersenyum. Ini pemandangan yang indah. Selain wajahnya yang tampan luar biasa, tapi ada banyak menu sehat di atas meja yang terlihat sangat enak. Wanginya saja telah membuat mulut Geva berliur, dia ingin segera merasakan makanan yang ada di atas meja. Tubuhnya seolah terdorong untuk duduk begitu saja. Dia duduk di kursi dan memandang Axton yang masih memandangnya sambil tersenyum. Dia seperti tersihir sejenak, lalu menggelengkan kepalanya setelah dia menyadari sesuatu. “Ah, maaf ... tampaknya di ha

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pesona Brondong Hebatku   USG

    Dia mirip sekali dengan anjing pemburu yang tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja. Egar mengamatinya dan sangat tahu sekali tentang hal itu setelah melihat sikap Axton saat berurusan mengenai apa pun yang berkaitan eengan Geva. Tapi ... Axton persi anjing pemburu yang manisnya. Selain jika bukan berurusan dengan balas dendam. Dia tersenyum cerah melihat selembar foto yang ada di tangannya. Dia menyandarkan punggungnya ke kursi, membuat kursi itu berputar seakan-akan dia berada di taman ajaib milik peri. Dia senang sekali dengan informasi baru ini yang disampaikan oleh Santi. “Jadi, anaknya laki-laki?” tanyanya tanpa melihat ke arah Santi. Foto 3d USG ini sedang dipandangnya. Tampak wajah bayi yang begitu menggemaskan, dia mengusapnya beberapa kali. “Ya, Presdir. Semuanya sehat dan tidak kekurangan apa pun saya sangat senang sekali melihat hal itu, Geva juga menangis ketika mendengar ucapan dokter.” Axton segera membuat posisi duduknya lebih tegap dengan sangat kasar. “Ke

    Last Updated : 2023-01-08
  • Pesona Brondong Hebatku   Aku Mencintaimu

    Semakin hari mereka semakin dekat, Geva juga heran kenapa pria tampan yang sukses ini ternyata begitu ramah padanya ketika bicara? Dia tidak pernah menyinggung tentang dirinya dan juga selalu perhatian. “Ini banyak sekali, Axton.” Geva terkejut melihat baju-baju bayi yang dibawakan oleh Axton. Axton sekarang tidak pernah datang bersama dengan Santi lagi, dia sering kali datang sendirian dan selalu bicara dengan Geva. Sedangkan Santi masih sering mengunjungi Geva walaupun tidak setiap hari seperti Axton. “Ini?” tanya Axton pada Geva. “Hadiah kecil, jangan memikirkannya. Ini tidak membuatku miskin,” rayunya dengan kepala yang sedikit dimiringkan. Geva juga tahu itu tidak membuat Axton miskin. Tapi tetap saja itu menggunakan uang Axton. “Tapi kau sering memberikan banyak barang, Axton. Lihatlah kamar satunya, kau telah menghiasnya untuk menyambut anakku yang akan lahir di dunia ini. Sudah ada mainan, peralatan bayi, dan lainnya. Aku tidak enak padamu, Axton. Aku seperti memanfaatkan

    Last Updated : 2023-01-09

Latest chapter

  • Pesona Brondong Hebatku   Penetapan Hati

    Setelah seharian Delvin diberi perawatan di IGD, akhirnya dia sadar ketika di ruangan itu hanya ada mereka bertiga. Geva terus duduk di samping Delvin, wanita itu tersenyum dan terus menggegam tangan mungil Delvin.“Delvin, putra ibu … apa kau merasakan sakit nak?” tanya Geva dengan lembut. Dia melebarkan senyumannya, tak membiarkan matanya terlihat jelas merah dan sembab.Sementara Axton dan Xavel duduk di kursi penunggu di sudut ruangan yang dingin. Mereka berdua duduk saling berhadapan dan diam satu sama lain. Sesekali mereka saling menatap tajam dan lalu membuang wajah dengan cepat. Di hari sebelumnya, Xavel sudah berusaha meminta maaf pada Geva. Dan Ibu muda itu sudah memaafkan Xavel, dia bahkan tak menganggap itu adalah kesalahan Xavel. Tapi lelaki pemilik restoran itu menyadari keteledorannya karena dia sendiri yang menentukan setiap menu makan malam dan sarapan mereka. Sementara Axton yang sudah pernah melihat Xavel ingin menggagalkan lamarannya membuat dia menjadi tidak me

  • Pesona Brondong Hebatku   Bersitegang

    Geva mondar mandir di depan ruang pemeriksaan, sementara Axton sedikit menjauh dari Geva dengan ponselnya. Untuk beberapa saat Axton mengerutkan dahinya, dia menekan suaranya ketika berbicara dari balik telepon. Geva mulai menggigit ujung jarinya, matanya berkaca-kaca, pandangannya fokus melihat Delvin dari balik kaca kecil di pintu rawat darurat. Setelah beberapa saat, sang dokter yang memeriksa Delvin keluar menghampiri Geva yang sudah memasang wajah khawatir. Axton meliriknya sekilas sebelum akhirnya dia mematikan ponselnya sepihak dan ikut berdiri di samping Geva. Lelaki itu dengan lembut menaruh tangannya di sisi pundak Geva dan mengelusnya dengan pelan, mencoba menenangkan ibu muda itu.“Dok, apa yang terjadi dok? Putra saya tidak apa-apa kan?” tanya Geva yang terburu-buru. Geva tak mengindahkan penenangan Axton, melihat sang dokter baru keluar dari ruangan, dia langsung menghampirinya dan memasang wajah cemas. Sang dokter mengangkat alisnya, dia memberikan isyarat pada Geva

  • Pesona Brondong Hebatku   Pilihan Hati

    Hari di mana mereka akan hiking tiba, Geva tak membawa banyak barang karena dia menyewa pemandu yang juga membawakan barangnya. Jadilah dia bisa menggendong Delvin seorang, tanpa gangguan. Tapi sejak semalam dia menghindari pembicaraan dengan semua orang“Perjalan ini tak akan panjang kan? Aku benci berjalan kaki,” celetuk Feya. Sementara Santi menyadari gelagat aneh Geva. Dia memelankan langkahnya yang awalnya berada di tengah kini mundur menjadi paling akhir, dia membiarkan yang lainnya berjalan lebih dulu. Di depan mereka tim reparasi tengah asik sendiri mengobrol dengan seru. “Gev, kau kenapa?” tanya santi. “Sudah lelah?” tanyanya lagi dengan khawatir.“Tidak kok mba, Delvin juga tidak begitu berat. Aku memang ingin jalan paling belakang agar bersama dengan pemandu, lebih dekat dengan barang-barang delvin,” ujarnya memberi alasan.“Lalu kemana Axton dan Xavel? Kenapa mereka tidak ikut dengan kita sekarang? kudengar mereka memilih menyusul sebenarnya apa yang terjadi?” tanya San

  • Pesona Brondong Hebatku   Dua Cincin

    Geva tersenyum dengan perlakuan manis Xavel. Di saat yang bersmaaan, Axton menatap Geva dan Xavel. “Xavel!” teriaknya. Suaranya terdengar sangat marah ketika dia melihat Xavel berjongkok di depan Geva. Dia mengahampiri Xavel dan menarik kerahnya, “apa kau mencoba mengambil gadisku?” tanay Axton dengan keras di depan Geva. Geva yang masih bersama Delvin seketika bingung, “Axton! Delvin masih di sini, jangan mempertontonkan kekerasan padanya!” Geva mengucapkannya dengan tegas. Saat tengah bertengkar begitu, Axton tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak cincin di dekat Geva. Geva yang melihat itu sempat bingung tapi kemudian dia mengajak Delvin pergi dari sana. dia memilih mengabaikan Axton dan Xavel yang ingin bertengkar dan memukul satu sama lain. Xavel tertawa kecil, “Jadi kau berniat menembak Geva? Bagaimana jika kita bersaing? Aku sejak tadi memang memikirkan hal yang sama, aku memang tak punya cincin untuk Geva tapi aku bisa memberikan ini padanya.” Xavel menunjukkan kalungnya. “I

  • Pesona Brondong Hebatku   Sisi Manis Xavel

    Di malam pertama mereka merayakan hari kebahagiaan dan kemenangan itu, Geva mengajak mereka semua makan malam dan istirahat di hotel Xavel. Keesokan harinya baru mereka akan melakukan pendakian kecil sampai ke tempat di mana mereka akan membuka tenda untuk camp dan barbeque.Di saat semaunya tengah berkumpul, Geva dan Axton berada di kursi yang bersebelahan, di sebelah lainnya ada Santi dan putrinya. Lalu Di samping Santi ada Xiao Ling dan Egar. Di sisi lain meja ada tim reparasi dan Xiao Ling termasuk ke dalam sisi lain itu. Di saat mereka tengah menunggu karyawan restoran menyiapkan semua makan malam mereka, Xavel datang. Axton awalnya terkejut, lalu dia menatap ke arah Geva, “Kau mengundangnya juga?” tanya Axton. Padahal dia belum selesai dengan rasa cemburu ketika beberapa jam lalu Geva menjelaskan mereka bertemu hari itu tanpa sengaja.“Hi Gev, terima kasih sudah mengundangku!” seru Xavel dengan wajah sumringah. Geva buru-buru berdiri dan menyambut Xavel. “Hi! Untung kau datang

  • Pesona Brondong Hebatku   Tim Reparasi

    Geva dan Axton turun dari mobil Van bersamaan ketika ketiga Van lainnya sampai. Tapi Van hitam terlihat sangat aneh, mereka memarkirkan mobil mereka jauh dari parkir yang ada, mereka parkir di dekat jalan masuk toilet luar atau umum. “Itu mobil yang tadi kan?” celetuk Geva dan Xiao Ling secara bersamaan.“Kau melihatnya juga Gev? Mereka seperti orang gila. Mengebut dengan kecepatan itu di jalanan yang tidak sepi. Aku akan mendatanginya dan melapor ke polisi terkait yang kulihat tadi.” Xiao Ling memprotes dan mulai berjalan ke arah mobil Van hitam itu.Dan saat Geva dan Xiao Ling mendekati mobil van itu, seorang wanita duduk di tanah di depan kap mobil van itu. “A-ada apa?!” tanya Geva yang sedikit terkejut dengan kondisi Feya, dia belum tahu bahwa itu adalah tim reparasi teman dari Egar. Yangg Geva lihat dia wanita yang seperti membutuhkan pertolongan. Jadilah Geva langsung menghampirinya dan hendak ingin menolongnya. Tapi saat Geva berlutut di depan wanita yang terlihat ngos-ngosan

  • Pesona Brondong Hebatku   Camping

    “Kak Xiao, bersediakah kau ikut bersamaku?” Tanya Egar dengan tatapan sendu di depan Xiao Ling.Kejadian itu seketika mengundang perhatian dua staf yang tertahan di depan pintu. Mereka berdua seperti memergoki dua sejoli yang sedang mabuk kasmaran dan karena tak ingin mengganggu, dua orang itu memilih bersembunyi dari balik dinding. Dan ketika ada staff lain yang ingin masuk, mereka menahannya. Mereka berdua malah mengajak staf lain ikut mengintip dan menguping pembicaraan intens Egar Dan Xiao Ling. “Ayo! Terima dia kak Xiao!” ujar salah satu staf dengan suara berbisik, dia setengah berteriak dan menyoraki dua orang itu yang membuat mereka ikut merona di masing-masing pipi mereka. ***“Dasar Axton sialan!” gerutu Egar di dalam mobil Van hitam yang musiknya dinyalakan. Egar mengomel sejak dua hari lalu. Sejak dua hari lalu, karena Axton yang menolak ajakan pertemuan dengan pak Kim, dia harus menerima rumor dia tengah berkencan dengan Xiao Ling. Dan yang lebih buruk adalah, Pak Kim

  • Pesona Brondong Hebatku   Terlalu Baik Dan Perhatian

    Saat mereka telah sampai di depan rumah Geva. Geva turun dan berbicara dari luar, “Jadi apa kau menemukan jawaban?” tanya Geva pada Xavel setelah turun dari mobilnya.“Ya, begitulah ternyata itu hanya kebetulan sama saja. Aku dulu Sekolah menengah pertama di distrik Biru sebelah barat. Ternyata kita tidak pernah satu sekolah.” Ujar Xavel pada Geva dari dalam. Dia tidak ikut turun karena masih ada pekerjaan yang ingin dia lakukan.Geva hanya bisa menatap punggung mobil itu semakin jauh, dan masuk ke dalam rumah. “SMP distrik Biru Barat?” Geva bergumam kecil di saat dia masuk ke rumahnya. Banyak hal yang sudah terjadi selama 33 tahun, banyak hal yang Geva coba lupakan termasuk bekas pembuliannya sejak dia masih menginjak sekolah dasar. Jika di total, mungkin ada sekitar sepuluh kali dia berpindah sekolah. Ketika SD menjadi bahan bulian para siswi yang iri pada Geva, karena dia termasuk keluarga berada. Lalu saat SMP dia yang di bully di satu bulan sekolah pertamanya, hanya karena dia

  • Pesona Brondong Hebatku   Semobil Dengan Xavel

    Xavel menunggu di samping mobilnya yang dia parkirkan tepat di depan hotelnya. Dia tengah menelpon sebelum melihat Geva keluar dari pintu utama dengan menenteng banyak makanan take away. Xavel kemudian melambaikan tangan dan menuju ke Geva. “Biar aku bantu,” ujarnya ketika dia selesai menelpon dan memasukkan kembali teleponnya di saku celana. “Ayo, mobilku di sana,” Ajak Xavel. Geva hanya termenung, “Hah? trvel ku,” gumam Geva yang sejak keluar dari tadi tak melihatnya. “Kemana sih dia?” gumamnya lagi kali ini dengan kesal. Sementara belanjaannya sudah di bawa Xavel. Geva mau tak mau mengikuti langkah Xavel, “Apa kau yang menyuruh travelku meninggalkanku?” Tanya Geva dengan nada serius. Dia memang sudah merasa bingung dengan sikap Xavel sejak tadi ketika masih di depan resepsionis restoran.“Iya,” jawabnya dengan polos. “Aku kan sudah mengatakan akan mengantarkanmu, ada yang ingin aku bicarakan,” jelasnya dengan lugas. “T-tapi aku belum membayarnya!” gertak Geva lagi setengah kesa

DMCA.com Protection Status