Share

Bab 50

Tak ada yang menghabiskan makanan yang dihidangkan ini, kecuali Dinda dan Putra. Mungkin karena lidah mereka cocok saja menerima jenis makanan selalin khas Nusantara.

Tak lama, Bang Rafi terlihat seperti menunggu kedatangan seseorang. Karena wajahnya sibuk menoleh kearah pintu utama restoran ini. Aku masih sibuk dengan gawai, mengirim beberapa poto ke chat pribadi Mba Zara.

Walaupun kami berdua tak mengobrol secara langsung, Mba Zara malah mengirim chat pribadinya ke gawaiku.

[Mba kesel liat suamimu!]

[Betewe, undangannya cantik banget. Thanks ya Fiza!] tulis Mba Zara lagi sambil menyematkan emoticon senyum dan love.

[Iya Mba, Fiza juga suka banget liat hasilnya dipoto itu,] balasku.

Kami chit-chat panjang lebar, terutama Mba Zara yang banyak mengomentari adiknya hari ini yang memang terkesan lebay. Mungkin sangking sudah tak sabar, jalur chat pribadi menjadi jalan ninja. Termasuk Mama, lebih memilih jalan-jalan ke semua
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status