Share

Bab 56

“Bukti? Kamu gak percaya sama Abang, Dek?” Bang Rafi mulai tak percaya dengan apa yang aku minta padanya, yaitu bukti kalau uang penjualan lahan baru itu masih ada sisa bagianku.

“Iya. Aku butuh bukti untuk bisa percaya pada suatu omongan,” kataku dengan tegas.

Mama yang masih berdiri dihadapanku, mulai geleng-gelengkan kepalanya. Lalu duduk di sofa seketika dengan raut muka yang lemas.

“Besok Abang ke Bank, Abang liatin di buku tabungannya. Kamu tenang saja,” ujar Bang Rafi masih dengan santai. Lebih tepatnya ia terdengar seperti menahan diri agar terlihat santai olehku.

“Baik. Aku tunggu besok,” kataku pula dengan santai.

“Dek, sebentar. Jangan diputus dulu panggilannya!” panggil Bang Rafi dari seberang sana.

“Ya? Apa lagi?” tanyaku.

“E-eee …” katanya Ragu.

Aku menarik napas kasar di sambungan telepon itu, lalu berkata, “Kalau kamu terus berbohong, maka akan semakin sulit, Bang, untuk hidup Kembali sepert
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status