Share

Bab 33

Penulis: Sarah Kencana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-20 12:18:29

“Mba … apa kau juga ikut tega sama seperti yang Mama, Rafi dan Fiza lakukan? Aku adikmu Mba?!” dengan sesenggukan Mba Tia masih berusaha merayu kakaknya agar iba dengan semua cerita-ceritanya itu.

“Harus tega, Tia! Sama dengan apa yang kau lakukan dulu pada Fiza dan Mama!”

“Kau sudah berubah Mba … kau bukan kakak ku yang dulu,”

“Iya! Aku sudah berubah! Ini semua berkat mereka bertiga! Mereka masih sayang padaku hingga ketika aku berada di titik paling terpuruk, mereka masih memberiku waktu untuk berubah. Jika tidak dengan begitu, aku tak tau mungkin saat ini aku masih menjadi manusia monster sepertimu, Tia! Dan aku masih punya setitik cahaya saat itu, aku ikuti cahaya itu dengan baik!

Dan apa yang terjadi? Fiza dan Rafi bahkan Mama masih memberiku jalan untuk meraihnya! Makanya aku jadi seperti ini, aku ingin tenang, aku ingin anakku Kiya layak mendapatkan kasih sayang dari aku ibunya, aku ingin layaknya keluarga lain yang harmonis tanp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 34

    Entah mengapa, aku jadi begitu penasaran dengan cerita yang disampaikan Bu Nia, ibunya Nana yang bekerja sebagai kasir di supermarket tadi.Aku semakin yakin, pasti ada sesuatu yang terjadi dimasa lalu antara Bang Rafi dan Zack. Tapi aku tak berani mengusik masa itu. Yang aku ingat hanyalah, ketika Zach menginginkan cinta dariku melalui Bang Rafi, namun aku malah lebih simpati pada sosok Bang Rafi yang lebih natural ketika mencari informasi tentangku untuk ia berikan pada Zach, sahabatnya.Saat itu, Zack diminta kedua orangtuanya untuk mencari calon istri. Dan kebetulan aku mengenal orang tua Zack dengan baik. Pun dengan Bang Rafi, juga sudah sangat akrab dengan mereka.Malam itu, Zack tumben berani mengirimku email meminta bertemu disebuah tempat. Aku sudah mengiyakan dengan membalas balik emailnya. Namun entah mengapa, aku tak bisa menemuinya malam itu. Bang Rafi memintaku segera menemui orangtua Zach karena ada hal penting yang ingin mereka sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 35

    Ada apa ini? Batinku sedikit merasa pasti ada sesuatu dengan tindakan mendadak ini? Tapi apa?Aku buru-buru mengikuti Bang Rafi menuju kasir. Ia menyerahkan dua lembar uang merah kepada kasir. Tanpa minta kembaliannya, bergegas kembali menarik tanganku ke arah parkiran, agar segera masuk mobil.“Ya ampun, Bang. Kamu gak lagi demam kan, Bang? Adek bingung deh sama kamu …” ujarku sedikit bertanya dan sedikit pula bercampur kesal.“Ma-maafin Abang ya, Dek. Abang kepikir Mama tadi,” katanya lagi sedikit ragu. Tapi aku sangat tahu, bahwa itu sebuah kebohongan.Ah, bisa-bisa Bang Rafi saja ini. Mama mertua tidak kenapa-kenapa, sehat bahkan. Dan lagi pula, ada Bi Siti yang sigap dirumah melayani Mama. Aku makin penasaran dengan suamiku sendiri.*** Seminggu ini aku diskusi dengan Sisil terkait rencana kami yang akan pindah. Sisil agak kecewa, tapi tetap menghargai keputusan Bang Rafi. Sisil tetap berharap, aku bis

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-21
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 36

    "Kok bisa ketemu, Rafi? Ada apa ini ya?” lanjut Mama mertua bertanya. Sementara aku masih menguping dari sini.“Gak papa kok, Ma. Gak sengaja ketemu. A–Atika cuma ingin belanja. Iya kan, Tika?” Bang Rafi yang terbata-bata suaranya membuatku curiga. Sangat berbeda ucapannya barusan dengan apa yang mereka perbincangkan sebelumnya berdua sebelum Mama menghampiri. “Oh, i–iya, Tante. Ini gak sengaja ketemu. Aku lewat kebetulan ada super market baru opening. Ya, mampir deh …” balas wanita bernama Atika sedikit ragu, terdengar olehku dari suara tak nyamannya itu.Oh, aku baru ingat! Atika ini adalah wanita yang dulu Mama mertua jodohkan pada anaknya, Bang Rafi. Tapi Bang Rafi menolak perjodohan itu. Dan yang paling tidak enak diingat adalah, Mama mertua dulu pernah menerima sejumlah uang dari keluarga Atika. Yang pada akhirnya berbuntut meminjam uang pada Mba Zara. Dan Mba Zara dulu meminta rumah Mama sebagai ganti uang yang pernah ia pinjamkan untuk dikembalika

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 37

    Brak!“Aduh, sakit …” Suara tak asing itu membuatku reflek segera berlari menuju sumber suara.“Dinda! Kamu kenapa, Sayang?!” Aku ikut panik karena posisi Dinda tertelungkup diatas lantai dengan keranjang tentengan merah yang juga berserakan berikut berisi dua buah kelapa muda kupas ala Thailand.Bang Rafi terlihat mendekati kami yang hanya berjarak enam meter dari posisi Dinda. Dan disusul pula oleh wanita bernama Atika tadi.“Lho? Kok Bunda sama Dinda kemari?!” tak kalah terkejutnya, wajah Bang Rafi melihat kami berdua sudah disini, seolah tak percaya antara khawatir dan penasaran. Aku hanya melirik sekilas wajah suamiku itu, yang hanya berselang beberapa detik, wanita bernama Atika sudah berdiri disampingnya seolah ikut penasaran dengan apa yang terjadi.“Dinda gak papa kan, Sayang? Ayo bangun dulu, duduk sini,” ujarku pada Dinda sambil membantunya yang berusaha bangkit dari lantai.“Dinda lari-lari tadi, Bund,

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 38

    "Siapa yang mau makan makanan ini kalau kalian sudah makan duluan?!""Ya sudah, Raf, kamu makan aja sendiri. Lagian kalau memang mau membawa makanan ya bawa aja, gak ada yang melarang. Pake acara kesal segala muka kamu itu?" Mama mertua langsung menanggapi.Aku mengambilkan nasi dan menuangkannya dalam piring untuk Bang Rafi. Pasti dia lapar, baru pulang kerja melihat kami makan duluan jadi mungkin bawaannya kesal."Ini, Bang. Mau lauk apa?" Tanyaku dengan sesabar mungkin."Ya yang aku bawa tadi, lah! Dari pada mubazir!" tukasnya masih bernada kesal.Anak-anak telah selesai makan. Mereka membawa piring masing-masing ke belakang. Dan menyerahkannya ke Bi Siti. Lalu masuk ke kamar masing-masing.Mama mertua juga telah selesai makan. Ia pun juga berlalu dari meja makan ini. Tampak sekali Mama tak tertarik dengan perilaku putra semata wayangnya ini yang bikin seisi rumah tak paham akan kekesalan dirinya sendiri.Bang Ra

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 39

    POV RafiAku seorang pria biasa yang hidup sederhana, bersama Mama, dan dua orang kakak perempuan. Ayahku telah lama tiada karena sakit jantung yang menyerangnya kala itu. Aku acapkali dijodohkan oleh keluargaku dengan wanita pilihan Mama dan kedua kakakku. Namun aku bersikeras menolak, karena tak ada satupun yang kurasakan cocok denganku.Tak ingin menjadi pemuda beban keluarga, ku putuskan untuk bekerja. Aku melamar kerja di sebuah perusahaan bonafit. Disana hanya sepuluh orang saja yang lulus dari ratusan pelamar. Kebetulan bagian yang aku kuasai dan paling handal adalah bidang promosi, mungkin karena itulah aku terpilih. Karena aku sangat menguasai bidang promosi barang dan jasa.Di perusahaan itu, aku mengenal sosok wanita cantik, ramah dan baik. Tentu pula cerdas. Ia mempunyai keahlian dibidang analisa produk, keuangan dan lain-lain. Wajar saja ia mendapat posisi yang bagus pula di perusahaan tempat kami sama-sama bekerja. Wanita itu bernama Fi

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 40

    “Halo, Raf! kamu dimana sih? Kok gak datang-datang! Ini Mama kamu marah-marahin aku di ruangan kerja! Kamu kesini deh, beresin Mama kamu ini! Buruan! Halo? Halo!” Klik. Kuakhiri panggilannya.“Dek, panggilan dari siapa?” Bang Rafi tiba-tiba sudah berdiri depan pintu kamar tamu.“Dari kantormu,” kuletakkan kembali gawai suamiku itu diatas nakas.Aku lalu kembali ke ruang kerjaku. Entah apa yang akan kulakukan aku tak tahu. Hanya ingin menghindari Bang Rafi mengajak bicara.Tampak sesekali Bang Rafi menoleh kearah ruang kerjaku. Ia terlihat panik sambil memegang benda pipih itu. Terlihat olehku pula, ia sedang megirim pesan dengan tergesa-gesa. Lalu pergi kekamar mandi. Sudah kupastikan pasti ia tak nyaman dengan panggilan yang kuterima dari Atika barusan.Ting!Sebuah notifikasi pesan masuk kegawaiku. Kuperiksa segera mana tahu dari Sisil soal kerjaan kemarin.“Fiza, setelah Rafi berangkat kerja, kamu ikut

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 41

    KEMELUT HATI FIZASetelah sekian lama aku selalu sabar dan tak sekalipun melawan pada keluarga Bang Rafi yang suka seenaknya berbuat padaku dahulu, kali ini aku harus bisa bersikap. Bukan terhadap Mba Zara ataupun Mba Tia yang dulu aku lakukan, tetapi kepada Bang Rafi. Suamiku.Aku masih belum memahami secara utuh apa yang ada dalam hatiku. Sakit? Tentu. Hati istri mana yang tak sakit melihat suaminya bermain api di belakangnya? Berubah menjadi orang yang berbeda dari biasanya. Bang Rafi yang dulu tak pernah bermain-main api dibelakangku, kini ia sudah mulai berani menunjukkan sikapnya itu.Memang belum ada bukti valid akan dugaanku itu. Walau hanya sekedar sebatas rekan kerja, aku tau persis Atika itu pasti bakal berbuat macam-macam terhadap suamiku. “Kalau dulu kita jadi menikah, mungkin ceritanya tidak begini ya, Raf?”Kalimat Atika saat itu terngiang dibenakku. Apa benar, disaat seperti sekarang ini wanita itu mulai menyukai Ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24

Bab terbaru

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 74

    Pesan dari Sisil membuat hatiku gelisah. Ingin segera kutolehkan kepala dan pandangan ini ke belakang. Tapi aku ragu. Karena aku tahu, ini akan membuat hatiku semakin tak tentram. ‘Apa benar itu dia …?’‘Jika benar itu adalah dia, aku … aku …’Aku menutup wajah dengan kedua telapak tangan, sedikit menunduk, karena kesedihan hati ini mulai menjalar keseluruh relung dalam kalbu. Tanpa satu bilikpun tertinggal. Ya Tuhan, rasa apa lagi ini? Bukankah aku tak ingin menyatukan rasa ini dengannya? Ah Fiza, mengapa kau ucap kata-kata itu walau dalam hati? Jangan beri ruang untuk sesuatu yang tak mungkin bisa kau raih. Kau sudah cukup bahagia dengan dua orang buah hati. Cukup Fiza, hentikan dan tutup lubangnya agar tak tumpah rasa itu!Dan bukankah ia bertunangan di sini, di tempat ini? Aku harus terima kenyataan bahwa, dia sudah memilih wanita lain untuk menjadi pendampingnya. Jadi aku tak perlu banyak berharap. Bukankah kau lebih suka ia

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 73

    TAK DIANGGAP - BAB 73By. Sarah Canaken POV RAFIAku kecewa dan marah saat Mama beserta Pakde Sadikin melaporkanku ke ranah hukum. Awalan aku memastikan apa yang kulakukan dengan Atika tidaklah menimbulkan resiko besar. Palingan hanya respon kejut awal saja saat Mama dan Pakde Sadikin menyadari kehilangan sertifikatnya itu. Niatku hanya meminjam sementara, untuk investasi awal ke perusahaan. Karena, aka nada bagi hasil yang besar jika aku mau menginvestasikan dana di sana. Tapi malang tak dapat ku bendung, senangpun tak kuraih. Polisi menangkapku dan Atika di rumah atas dasar tuduhan mencuri sertifikat.Atika yang paling berontak. Karena merasa dan mengaku bukan perbuatannya. Ia sampai mencurigaiku bahwa aku yang melaporkan tindakan kami berdua kepihak berwajib. Sedikit syok mendengar Atika berbicara seperti itu. padahal aku sama sekali tidak melakukannya.Di kantor polisi kami berdua bertengkar. Sampai-sampai harus memarahi petugas

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 72

    TAK DIANGGAP - BAB 72By. Sarah Canaken“Mau apa kau ke sini? Bukankah sudah kubilang jangan menemui anak-anak lagi tanpa ijin dariku!” aku langsung menyerang tanpa ada kata maaf dan permisi pada mantan suamiku itu.“Hei, hei, sabar Fiza ... Abang kesini baik-baik kok? Gak niat melakukan hal buruk ...” jawabnya enteng.“Halo Raf! Tumben? Mau jemput anak-anak atau ketemu ... mantan istri?” Fandy mulai memecah sengatan api yang hendak membara diantara aku dan Bang Rafi.“Ya, seperti yang kau lihat, Fan. Kau sendiri ngapain di sini? Mau jemput anak-anakku? Atau juga ingin bertemu Fiza? Jangan bilang kau lagi bersaing dengan Zach untuk mendekatinya,” ujar Bang Rafi lagi. "Apa-apaan sih?! Mulai sifatmu itu keluar!" ucapku kesal.Aku membaca niatnya kesini pasti ada hubungannya dengan proyek. Ada udang dibalik batu! “Hahaha ... ya, terserah kau saja lah, Raf, mau bilang apa ... oh iya, sudah diangkat manajer?” Fandy meng

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 71

    TAK DIANGGAP - BAB 71By. Sarah Canaken“Papa mertua memintaku menanyakan sebuah hal darinya padamu, Sist,” lanjut Sisil membuatku mengernyitkan dahi. “Apa itu, Sil?” jawabku penasaran.“Maukah kau menikah dengan Zach? Aku tau ini terdengar aneh ... tapi,” suara Sisil agak memohon, namun sukses membuatku syok.“Apa? Sil, tolong jangan bercanda pagi-pagi, deh? Aku tau, Papa mertuamu pasti salah meminta bantuan!” kataku lagi.“Oke! Aku paham, karena ini memang terdengar aneh. Aku meluncur saja ke lokasimu saat ini. Tunggu aku, biar kau tak mengira aku mengada-ada!” Sisil mengakhiri sambungan telponnya. Aku yang hendak menyesap kopi, jadi mengurungkannya. Malah meletakkan kembali cangkir kopi yang sempat ku pegang beberapa saat tadi.Menikah dengan Zach? Ya Tuhan! Apa yang ada di pikiran Tuan Bram? Bukankah tadi membicarakan soal paman Irfan? Lalu mengapa tiba-tiba beralih soal pernikahan?Kuambil lagi r

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 70

    TAK DIANGGAP - BAB 70by : Sarah Canaken Aku pulang ke rumah sendirian tanpa anak-anak. Tentu pula sudah aku ingatkan kepada pihak sekolah bahwa beso-besok yang boleh menjemput Dinda dan Putra hanya aku ibunya atau Pak Didin selaku orang kepercayaan dariku. Jika ada ayahnya datang menjemput, harap meminta ijin dulu padaku. Aku menegaskan berkali-kali pada pihak sekolah. Pihak sekolah meminta maaf perihal hari ini, dan berjanji mengikuti apa yang aku arahkan. Sungguh sesak dadaku mengetahui perilaku mantan suami yang rasanya tak mungkin ia lakukan, mengingat ia tak pernah sekalipun menengok anak-anaknya, meskipun ia adalah ayah kandung Putra dan Dinda.Anak-anak memang sudah tahu dan sudah pula kuberi tahu, bahwa aku dan ayahnya sudah berpisah. Butuh waktu panjang saat itu untuk menjelaskannya dengan baik dan benar. Aku menceritakannya dengan sangat berhati-hati mengapa Ayah Bunda mereka harus berpisah. Aku juga mengatakan bahwa jika memang ingin ket

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 69

    Bab 69by : Sarah CanakenMelihat begitu banyak arah angin membawa semilir hembusan ringan yang mengembara dengan tenang, rasanya tak ingin hati ini begitu cepat terpesona.Pesona angin memang menyejukkan dan melenakan diri hingga terlelap oleh mimpi nan indah. Tidak ... aku bukan tipe pencari angin yang terburu-buru bak kehabisan napas hingga tersengal-sengal. Tapi aku lebih tertarik menyesuaikan hembusan udara berupa oksigen yang bisa masuk terhirup ke hidung dengan sempurna.Perlahan ... hirup dengan tenang ... menghembusnya kembali ... membiarkannya memenuhi semua relung ... lalu kembali menghirupnya ... perlahan ... dan seterusnya hingga napas mampu membuat hidup menjadi ringan, bukan beban berat.Menjadi tenang bukan perkara sulit, namun tak bisa dimudah-mudahkan. Aku berdoa dalam hati, "Semoga angin terus mengembuskannya untukku dengan tenang.""Za ..." Zach memanggilku lagi dengan suara khasnya."Oh, s

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 68

    Aku menunggu penjelasan dari Mama dan Mba Tia perihal celotehan Dinda barusan. Apa yang sebenarnya terjadi?“Tolong jelaskan, Mba, Ma? Ada apa ini? Terus terang sama Fiza …” kataku.“Yaudah, kamu aja yang cerita Tia … Mama udah gak bisa ngomong lagi, berpikir saja sudah pusing,” balas Mama yang duduk kembali ke sofa dengan muka sangat lesu.Aku langsung menghadapkan diri ke Mba Tia, meminta segera penjelasan apa yang terjadi.Mba Tia ikut mendaratkan tubuhnya di sofa. Menarik napas dalam, lalu membuangnya kasar “Saat di Mall, kami memang tak sengaja berpapasan dengan Rafi. Awalnya aku ragu kalau itu adalah Rafi. Tapi, anak-anak reflek mengenal kalau itu adalah Ayah mereka. Panggilan Dinda dan Putra ke Rafipun tak digubris olehnya. Aku dan Mama mau tak mau menghampiri Rafi. Anak-anak untung bisa di kondisikan oleh Bi Siti sementara waktu,”“Kenapa dia bisa keluar, Mba?!” aku makin ngegas bertanya inti persoalan.“Ra

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 67

    "Ya Tuhan, Mba ... berarti memang Atika pelakunya ya .... Astagfirullah, kok bisa nekat mereka ini," Aku masih tak percaya rasanya, Bang Rafi begitu tega dengan orangtua dan keluarga sendiri. "Fix, penjara! Rasain, biar tau rasanya mendekam di sana! syukur-syukur otaknya jadi balik normal," lanjut Mba Tia lagi."Oke deh, makasih infonya ya, Mba. Aku masih ada kerjaan. Kalau ada apa-apa nanti hubungi Fiza aja. Salam buat Mama," "Okeh! makasih ya Fiza rekom pengacaranya tulen! sat set sat set, kelar! hahahah!"Aku ikut terkekeh mendengar Mba Tia, lalu memberinya salam mengakhiri pembicaraan.Aku terduduk di sofa dengan perasaan mengambang. Apakah berita barusan benar terjadi? Rasanya sulit untuk percaya ....Bagaimana nanti aku akan menceritakan pada Putra dan Dinda soal Ayah kandungnya yang mendekam di penjara. Bahkan bisa dikatakan mantan residivis ketika sudah keluar penjara nanti? "Halo, Za! tumben gamang gitu?

  • Pesanku di Grup Chat Keluarga Tak Pernah Dianggap   Bab 66

    “Bukan urusanmu! Jangan ikut andil memberi saran padaku, karena kau bukan siapa-siapaku lagi! Dan tolong jangan hubungi diriku lagi. Nanti istri barumu itu cemburu.” Kubalas pesan Bang Rafi yang sok bijak memberi saran tak berguna.Ada-ada saja makin hari tingkah mantan suamiku itu. bagaimana dia bisa sekacau itu sekarang? Padahal seingatku dulu, dia melakukan sesuatu atas dasar penilaian yang objektif. Tapi sekarang malah sebaliknya. Bahkan bisa dikatakan tidak bisa memilah mana yang penting baginya, bagi orang lain, maupun bagi keluarganya. Apa dia ada salah makan? Entahlah.Berhubung besok weekend, pekerjaan hari ini aku percepat agar bisa pulang lebih awal. Aku akan mengajak anak-anak Bersama nenek dan tantenya jalan-jalan. Hitung-hitung refreshing keluarga. Supaya Dinda dan Putra tak melulu menanyakan kenapa ayahnya jarang pulang. Dan tentu kenapa Nenek mereka juga sudah jarang ada di rumah ini.Jujur saja, aku belum berterus terang kepada anak-a

DMCA.com Protection Status