Share

88

BAGIAN 88

MENCEKAM

          “Selamat datang.” Senyum pria gemuk dengan kepala depan yang semakin terlihat botak itu terulas lebar. Wajahnya tenang. Pembawaannya kalem. Dia sendiri yang membukakan kami pintu. Tak ada tanda-tanda bahwa pria itu akan menyeringai garang sebab marah. Namun, aku masih saja deg-degan luar biasa.

          “M-maaf, kami terlambat, Pak.” Suara Eva terdengar gemetar. Wanita itu yang maju menjadi tameng. Sementara itu, aku hanya bisa mematung di sampingnya. Sedikit bersembunyi di balik tubuh tambun milik Eva yang sekilas terlihat gemetar. Jangan bilang kalau aku tak takut sepertinya. Sama! Bahkan degupan jantung ini sudah seperti tabuhan genderang perang yang bertalu-talu. Semoga aku tak pingsan di sini, benakku.

          “Santai saja. Silakan masuk. Lang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status