Tangan Clovis merengkuh erat di pinggang ramping Meiva, menarik perhatian mereka yang tadi bersikap arogan pada gadis itu. Terutama Raline, dia terkejut dengan kedatangan Clovis yang sebelumnya tidak disangka akan datang.
“Perempuan tinggi yang sedang menatap kita paling tajam, dia adalah Raline—mantan istriku dan laki-laki angkuh itu adalah suaminya, Morgan.” Wajah Clovis begitu dekat dengan wajah Meiva, dia berbisik pelan hingga embusan napasnya terasa hangat menyapu permukaan kulit. Meiva mengangguk pelan, menarik helaian rambutnya ke belakang telinga. Gugup! Di tempat ini ada banyak aktris-aktris senior terkenal dan produser, Meiva tahu mereka, walau tidak ada yang mengenalnya. Ia sering berakting memainkan peran di dalam film, tapi akting kali ini benar-benar terasa menegangkan! “M-maafkan saya, Tuan Clovis, saya hanya menjalankan perintah.” Penjaga yang tadi kasar pada Meiva seketika tertunduk, tak berani menatap mereka berdua. Namun, Clovis memilih tidak menanggapi pria itu, justru melangkah maju melewatinya sambil menggengam tangan Meiva dan membawanya menghampiri Raline yang saat ini tampak tersenyum canggung, wajahnya pucat, tatapannya mengarah ke tangan Clovis yang memegang tangan perempuan yang tidak dia kenal begitu posesif. “Clovis, aku tidak menyangka kamu akan datang. Kupikir seperti satu tahun yang lalu, kamu menolak datang ke pesta perayaan anniversary kami. Malam ini kedatanganmu sangat mengejutkan.” Sebelum Raline berbicara, Morgan berdiri dengan satu tangan di saku, wajah angkuhnya menyapa Clovis. Dia tampak bangga berada di posisinya saat ini. Keangkuhan yang ditunjukkan masih sama, seperti tiga tahun yang lalu, di mana dia terang-terangan mengakui telah berselingkuh dengan Raline yang masih menjadi istri Clovis. Clovis yang belum memiliki apa-apa sangat terluka dengan keputusan Raline yang memilih hidup bersama Morgan lalu meninggalkannya. Hingga hinaan mereka membuat Clovis bangkit, dia sekarang berhasil meraih kesuksesan bahkan melebihi Morgan. “Kedatanganku ke mari karena Raline yang terus saja menghubungi dan memintaku datang ke pesta ini.” Clovis menatap dingin membuat Raline salah tingkah ditatap oleh suaminya. “Benarkah kamu memaksa dia, Sayang?” tanya Morgan. “Maksudku bukan seperti itu, tapi aku mau kedatangan Clovis seperti doa di pernikahan kita, Morgan. Mengingat hubungan di antara kita yang kurang baik sebelumnya. Kuharap setelah ini, orang-orang akan beranggapan kalau sudah tidak ada dendam satu sama lain. Semua yang terjadi, biarlah jadi masa lalu.” Tidak bisa disembunyikan kalau wajah Raline pucat sekarang, berusaha menyembunyikan apa yang sudah dia lakukan pada Clovis di belakang Morgan. Akhir-akhir ini, Raline terus saja menghubungi Clovis. Dia mengatakan kalau Clovis tidak datang pesta anniversary nya maka Raline memastikan, kalau mantan suaminya itu belum bisa melupakan dirinya sepenuhnya. Namun, kali ini Clovis berhasil menunjukkan kalau dia bisa melupakan Raline, dengan kedatangannya ke tempat ini. Hal itu tentu saja sangat mengejutkan bagi Raline. Bahkan Clovis bersama seorang wanita! “Tapi, Clovis siapa dia? Aku tidak pernah melihat dia di sekitarmu sebelumnya,” ucap Raline masih penasaran. Bukan hanya Raline, bahkan Ellen pun ikut memperhatikan mereka. “Perempuan yang kalian perlakukan dengan kasar ini adalah Meiva. Tunanganku.” Suara Clovis terdengar pelan, tetapi berhasil membuat Raline dan orang-orang di sekitarnya terkejut, seperti baru saja mendengar berita duka. Raline menatap penampilan Meiva dari atas sampai bawah, membandingkan dengan dirinya sendiri. Dia lah yang paling unggul, bahkan kini ia menggeleng tidak percaya kalau orang seperti Clovis bertunangan dengan perempuan seperti Meiva yang memiliki penampilan biasa saja. Meiva yang sebelumnya menunduk kini berani mengangkat wajahnya di hadapan semua orang. Meskipun ia tahu kalau orang-orang melihatnya tidak suka. Setidaknya dia bangga setelah Clovis mengakuinya sebagai tunangan. “Sekarang sudah tahu, ‘kan, siapa orang yang datang bersamaku?” tanyanya. Diam-diam melirik Ellen yang sedari tadi mencoba mempermalukannya. Meiva tahu, kalau Ellen mencoba merekamnya. Dengan sengaja ia justru ingin membuat perempuan itu panas, ia melingkarkan tangannya ke bahu Clovis kemudian bergelendot manja seperti sepasang kekasih yang sesungguhnya. “Baiklah, Clovis, aku minta maaf karena kurang sopan pada tunanganmu tadi. Sekarang kalian semua nikmati saja pestanya!” ucap Morgan. Perempuan yang tadi berseteru dengan Meiva tadi menunduk ketakutan. Apa lagi saat sorot mata Clovis terarah padanya. Dia menyadari kalau itu akan berdampak tidak bagus bagi kariernya di masa depan. "M-maafkan aku, apa yang ku ucapkan tadi, tiba-tiba keluar begitu saja. Aku janji, setengah ini tidak akan lagi bicara sembarangan," ucapnya menghampiri Meiva merasa bersalah. Meiva hanya menyunggingkan bibir, tatapannya tetap menggandeng Clovis. Raline tidak suka melihat sikap orang-orang itu pada Meiva. Tiba-tiba pergi meninggalkan tempat itu, Morgan mengikutinya di belakang, hingga mereka berhenti saat bicara di sudut pinggir kolam, berdebat di sana. Meiva yang telah menyadari orang-orang menjauh dari mereka langsung melepaskan tangannya. Mendadak situasi mereka menjadi canggung. “Mantan istrimu sangat cantik, kenapa kalian bercerai?” Cukup lama Meiva menatap Clovis, menunggu jawaban dari bibir lelaki itu, tetapi wajah Clovis justru menunjukkan tidak suka. “He um … aku akan mengambil minum.” Meiva segera meninggalkan situasi yang mulai tidak nyaman. “Meiv, apa-apaan ini?” Ellen tiba-tiba muncul di sampingnya sambil memijat kepalanya. “Aku tadi tidak salah dengar, ‘kan?” Meiva baru saja menyesap minuman berwarna merah dari gelasnya berhenti. “Maksudmu soal aku tunangan Clovis? Tentu saja tidak salah, kami sudah menjalin hubungan seperti yang dia katakan tadi.” “Terus bagaimana dengan Alden? Jadi, selama ini kamu berselingkuh dengannya?” Tangan Meiva menggenggam gelas erat. Dengan tidak tahu malunya Ellen mengatakan demikian. Bahkan dia berpura-pura prihatin dengan Alden menganggap Alden lah korbannya. Sungguh, aktingnya sangat luar biasa! Berhadapan dengan Ellen benar-benar harus memperbanyak kesabaran. "Sebagai seorang perempuan, aku bertanya padamu. Tolong nilai dari instingmu, kalau kamu disuruh memilih, kira-kira siapa yang lebih baik, Alden atau Clovis?" "Tentu saja aku akan memilih Alden. Dia memiliki karier yang cerah sebagai aktor. Dan juga memiliki wajah yang tampan." Ellen menjawab sangat cepat, membuat Meiva ingin menertawakannya. "Berarti selera kita beda. Menurutku Clovis lebih dari segalanya, dia tampan dan juga dewasa, oleh sebab itu aku menjalin hubungan dengannya." Alden hanya sebagai aktor, sedangkan Clovis Mallory merupakan pendiri rumah produksi terkenal di Ledoria, Relix Entertainment sekaligus CEO Relix Group yang yang menjalankan bisnis di beberapa bidang. Jawaban Meiva membuat Ellen meradang. "Tega sekali kamu mengkhianati Alden yang sudah menemanimu selama tiga tahun ini!" Meiva menikmati minumannya, ia bersikap sangat santai di hadapan Ellen hingga membuat perempuan itu semakin kesal. "Kamu sudah menjadi teman baikku lebih dulu, dibanding Alden. Seharusnya kamu mendukung apa yang sudah menjadi keputusanku, Ellen."Posisi Raline memang membelakangi Meiva dan Ellen, tapi ia bisa pastikan kalau pendengarannya lebih tajam di banding matanya. Bibir atas terangat tampak mencibir. Mendengar pembicaraan mereka tentu saja seperti angin segar baginya. Dia tidak begitu menyukai Meiva dari saat melihatnya pertama kali. Ditambah lagi, Clovis memperkenalkannya sebagai tunangan. Rasa tidak Sukanya semakin mengonfrontasi pikiran dan hatinya untuk mengetahui indentitas gadis itu lebih jauh. Ingin membuktikan, kalau dia benar-benar tidak lebih baik dibandingkan dengan dirinya. “Jadi kamu menjalin hubungan asmara dengan dua pria sekaligus?” Dengan bibir membentuk huruf ‘o’ Raline menunjukkan keterkejutannya. Menghampiri Meiva dan Ellen yang saling menatap menyimpan amarah masing-masing di matanya. “Meiv, aku pikir apa yang dikatakan Olive tadi hanya isapan jempol semata, tapi setelah apa yang baru saja aku dengar, kamu membuatku hampir tidak percaya. Apa Clovis mengetahui yang kamu lakukan?” Tatapan Mei
"Kamu sangat menggairahkan, aku nggak akan puas walau terus melakukan denganmu. Setelah acara selesai, bagaimana kalau kita melakukannya lagi di hotel dekat sini? Lagi pula, Meiva nggak hadir kan malam ini? Aku dengar dia dicancel digantikan denganmu?" Suara Alden sangat jelas, sedang menggoda seseorang di dalam sana. “Bahkan kamu belum puas, padahal kita sudah melakukannya berulang kali di apartemen, sampai lututku saja rasanya masih lemas.”Meiva mengenakan long dress hitam rambut di kuncir satu di belakang ingin menemui Alden, untuk meminta bantuan pada pacarnya perihal masalah pembatalan secara sepihak oleh salah satu produser DTP TV.Tetapi, langkahnya berhenti saat mendengar suara Alden sedang bicara mesra dengan seorang perempuan. Meiva berdiri di depan pintu kaca acid low iron glass. Sepertinya ia sama sekali tidak asing dengan suara itu. Walau penasaran tetapi ia tetap menahan kakinya untuk berdiri tagak di posisinya sambil mencengkram handle pintu, mendengarkan mereka b
Entah sudah berapa puluh kali, notifikasi chat dan panggilan dari nomor tidak dikenal masuk ke ponsel Meiva. Sengaja ia mengabaikan, sebab tahu mereka adalah orang-orang dari pihak perusahaan pinjaman online yang berusaha penagih utang. Dalam beberapa bulan terakhir ini karena tidak memiliki pekerjaan, Meiva memilih jalan instan dengan meminjam uang ke pinjaman online, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di kota ini yang begitu besar. Namun, pada saat tanggal jatuh tempo, ia belum memiliki uang. Pagi tadi, ia baru saja mendapat informasi, dari Luna, salah satu teman yang bekerja menjadi HRD di Royal Entertainment, tempat Meiva melamar pekerjaan. Dia meberitahu kalau Meiva bisa mulai bekerja besok. Jadi, mana mungkin dia akan mendapatkan gaji langsung. Meiva memilih mematikan ponselnya, kemudian melanjutkan perjalanan. Ia menyadari ada satu mobil berwarna hitam melaju kencang mengejar laju mobilnya. Meiva terus saja menghindar tapi terus saja diikuti ke mana pun
Meiva mengerjap bingung, sebab setelah kedatangan pria ini di rumah sakit, para staf rumah sakit seketika panik. Begitu juga dengan Dokter yang kini sedang menutup luka goresan di bahu pria itu. Lukanya sangat kecil, bahkan Meiva sering mengalami dulu waktu kecil. Tetapi, mereka semua kenapa terlihat begitu khawatir? Padahal pria itu sama sekali tidak mengucap sepatah kata pun. "Ada retakan di kaki Anda, Tuan Clovis. Untuk sementara Anda harus dirawat, untuk mencegah terjadinya infeksi," ucap Dokter setelah selesai memeriksa kondisinya. Meiva baru tahu kalau nama laki-laki itu adalah Clovis. Dia pun hanya diam di belakang kursi roda yang diduduki Clovis. Di sisi lain dia juga tidak menyangka kalau orang-orang dalam rumah sakit ini mengenalnya. "Hanya retak, ‘kan, Dokter? Jadi, tidak perlu operasi?" Meiva ingin memastikan kalau Clovis tidak mengalami luka serius. Karena jika sampai pria ini perlu dioperasi, Meiva tidak tahu bagaimana membiayai biaya operasi dan rumah saki
"Ini adalah pesta yang digelar oleh pemilik majalah lifestyle ternama. Masuklah lebih dulu, sebut namaku saat orang-orang menanyakan mu." Clovis pergi menggunakan mobil, membiarkan Meiva masuk ke dalam tempat acara itu sendirian. Meiva sering mendengar pesta ini dari infotainment, meskipun ia menjadi aktris, Meiva tak pernah bisa memasuki pesta ini sejak dulu. Karena ia bukan dari kalangan sosialita. Namun kali ini, tiba-tiba Clovis membawanya ke acara mewah ini, kemudian meninggalkan sendirian sebab ada urusan yang harus diselesaikan mendadak. "Ternyata Clovis memang bukan orang sembarangan." Meiva melihat orang-orang di sekelilingnya, mereka memakai busana serba glamor dan mewah elegan, para artis pun hadir papan atas pun turut hadir. Mereka bicara dengan kelompoknya masing-masing. Meiva bingung sebab, tak ada yang mengenalnya. Dia hanya memainkan ponselnya sambil mengobati kejenuhannya, sambil berdiri di samping kolam sembari menunggu Clovis datang. "Meiva?" Meiva menoleh m
Posisi Raline memang membelakangi Meiva dan Ellen, tapi ia bisa pastikan kalau pendengarannya lebih tajam di banding matanya. Bibir atas terangat tampak mencibir. Mendengar pembicaraan mereka tentu saja seperti angin segar baginya. Dia tidak begitu menyukai Meiva dari saat melihatnya pertama kali. Ditambah lagi, Clovis memperkenalkannya sebagai tunangan. Rasa tidak Sukanya semakin mengonfrontasi pikiran dan hatinya untuk mengetahui indentitas gadis itu lebih jauh. Ingin membuktikan, kalau dia benar-benar tidak lebih baik dibandingkan dengan dirinya. “Jadi kamu menjalin hubungan asmara dengan dua pria sekaligus?” Dengan bibir membentuk huruf ‘o’ Raline menunjukkan keterkejutannya. Menghampiri Meiva dan Ellen yang saling menatap menyimpan amarah masing-masing di matanya. “Meiv, aku pikir apa yang dikatakan Olive tadi hanya isapan jempol semata, tapi setelah apa yang baru saja aku dengar, kamu membuatku hampir tidak percaya. Apa Clovis mengetahui yang kamu lakukan?” Tatapan Mei
Tangan Clovis merengkuh erat di pinggang ramping Meiva, menarik perhatian mereka yang tadi bersikap arogan pada gadis itu. Terutama Raline, dia terkejut dengan kedatangan Clovis yang sebelumnya tidak disangka akan datang. “Perempuan tinggi yang sedang menatap kita paling tajam, dia adalah Raline—mantan istriku dan laki-laki angkuh itu adalah suaminya, Morgan.” Wajah Clovis begitu dekat dengan wajah Meiva, dia berbisik pelan hingga embusan napasnya terasa hangat menyapu permukaan kulit. Meiva mengangguk pelan, menarik helaian rambutnya ke belakang telinga. Gugup! Di tempat ini ada banyak aktris-aktris senior terkenal dan produser, Meiva tahu mereka, walau tidak ada yang mengenalnya. Ia sering berakting memainkan peran di dalam film, tapi akting kali ini benar-benar terasa menegangkan! “M-maafkan saya, Tuan Clovis, saya hanya menjalankan perintah.” Penjaga yang tadi kasar pada Meiva seketika tertunduk, tak berani menatap mereka berdua. Namun, Clovis memilih tidak menanggapi pr
"Ini adalah pesta yang digelar oleh pemilik majalah lifestyle ternama. Masuklah lebih dulu, sebut namaku saat orang-orang menanyakan mu." Clovis pergi menggunakan mobil, membiarkan Meiva masuk ke dalam tempat acara itu sendirian. Meiva sering mendengar pesta ini dari infotainment, meskipun ia menjadi aktris, Meiva tak pernah bisa memasuki pesta ini sejak dulu. Karena ia bukan dari kalangan sosialita. Namun kali ini, tiba-tiba Clovis membawanya ke acara mewah ini, kemudian meninggalkan sendirian sebab ada urusan yang harus diselesaikan mendadak. "Ternyata Clovis memang bukan orang sembarangan." Meiva melihat orang-orang di sekelilingnya, mereka memakai busana serba glamor dan mewah elegan, para artis pun hadir papan atas pun turut hadir. Mereka bicara dengan kelompoknya masing-masing. Meiva bingung sebab, tak ada yang mengenalnya. Dia hanya memainkan ponselnya sambil mengobati kejenuhannya, sambil berdiri di samping kolam sembari menunggu Clovis datang. "Meiva?" Meiva menoleh m
Meiva mengerjap bingung, sebab setelah kedatangan pria ini di rumah sakit, para staf rumah sakit seketika panik. Begitu juga dengan Dokter yang kini sedang menutup luka goresan di bahu pria itu. Lukanya sangat kecil, bahkan Meiva sering mengalami dulu waktu kecil. Tetapi, mereka semua kenapa terlihat begitu khawatir? Padahal pria itu sama sekali tidak mengucap sepatah kata pun. "Ada retakan di kaki Anda, Tuan Clovis. Untuk sementara Anda harus dirawat, untuk mencegah terjadinya infeksi," ucap Dokter setelah selesai memeriksa kondisinya. Meiva baru tahu kalau nama laki-laki itu adalah Clovis. Dia pun hanya diam di belakang kursi roda yang diduduki Clovis. Di sisi lain dia juga tidak menyangka kalau orang-orang dalam rumah sakit ini mengenalnya. "Hanya retak, ‘kan, Dokter? Jadi, tidak perlu operasi?" Meiva ingin memastikan kalau Clovis tidak mengalami luka serius. Karena jika sampai pria ini perlu dioperasi, Meiva tidak tahu bagaimana membiayai biaya operasi dan rumah saki
Entah sudah berapa puluh kali, notifikasi chat dan panggilan dari nomor tidak dikenal masuk ke ponsel Meiva. Sengaja ia mengabaikan, sebab tahu mereka adalah orang-orang dari pihak perusahaan pinjaman online yang berusaha penagih utang. Dalam beberapa bulan terakhir ini karena tidak memiliki pekerjaan, Meiva memilih jalan instan dengan meminjam uang ke pinjaman online, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di kota ini yang begitu besar. Namun, pada saat tanggal jatuh tempo, ia belum memiliki uang. Pagi tadi, ia baru saja mendapat informasi, dari Luna, salah satu teman yang bekerja menjadi HRD di Royal Entertainment, tempat Meiva melamar pekerjaan. Dia meberitahu kalau Meiva bisa mulai bekerja besok. Jadi, mana mungkin dia akan mendapatkan gaji langsung. Meiva memilih mematikan ponselnya, kemudian melanjutkan perjalanan. Ia menyadari ada satu mobil berwarna hitam melaju kencang mengejar laju mobilnya. Meiva terus saja menghindar tapi terus saja diikuti ke mana pun
"Kamu sangat menggairahkan, aku nggak akan puas walau terus melakukan denganmu. Setelah acara selesai, bagaimana kalau kita melakukannya lagi di hotel dekat sini? Lagi pula, Meiva nggak hadir kan malam ini? Aku dengar dia dicancel digantikan denganmu?" Suara Alden sangat jelas, sedang menggoda seseorang di dalam sana. “Bahkan kamu belum puas, padahal kita sudah melakukannya berulang kali di apartemen, sampai lututku saja rasanya masih lemas.”Meiva mengenakan long dress hitam rambut di kuncir satu di belakang ingin menemui Alden, untuk meminta bantuan pada pacarnya perihal masalah pembatalan secara sepihak oleh salah satu produser DTP TV.Tetapi, langkahnya berhenti saat mendengar suara Alden sedang bicara mesra dengan seorang perempuan. Meiva berdiri di depan pintu kaca acid low iron glass. Sepertinya ia sama sekali tidak asing dengan suara itu. Walau penasaran tetapi ia tetap menahan kakinya untuk berdiri tagak di posisinya sambil mencengkram handle pintu, mendengarkan mereka b