Share

BAB 24

Author: Samar
last update Last Updated: 2025-04-08 22:22:21
“Gadis sepertimu lah, krirteria yang ku inginkan menjadi manantuku.”

“Uhuk!”

Minuman yang baru saja ditenggak Meiva, mendadak berhenti di kerongkongan, membuatnya tersedak hingga batuk-batuk.

Apa yang baru saja dia dengar?

“Hati-hati Lily, kenapa buru-buru sekali, akhirnya tersedak ‘Kan?” Nyonya Liona berdiri menghampiri Meiva, memberinya botol berisi air mineral. “Minumlah.”

Meiva menarik napas dalam sambil mendongak, hingga sedikit merasakan lega di bagian dadanya.

“Terima kasih, Nyonya,” ucapnya sambil tersenyum mengambil botol dari tangan Liona.

“Sama-sama. Tenangkan dirimu dulu, baru setelah itu, mulai makan lagi.” Liona mulai memotong daging ikan salmon lagi.

“Lily, apa kamu sudah punya pacar?” tanyanya saat situasi kembali tenang.

Meiva menggeleng. “Saya baru saja putus beberapa waktu yang lalu, Nyonya.”

“Tepat sekali!”

Meiva menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum terpaksa. Dia kurang paham dengan apa yang dibicarakan Liona. ‘Penyakitnya pa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 25

    Tatapan mata antara Clovis dan Meiva begitu lekat, membuat dahi Alden berkerut dalam. Dadanya terasa panas melihat Meiva bersama pria yang lebih memiliki segalanya dari pada dia. "Bagaimana bisa dia dekat dengan Clovis Mallory?" Alden terus menatap mereka berdua bahkan sampai tidak berkedip. Sebagai aktor papan atas, ia tahu betul siapa Clovis Mallory. Dia adalah salah satu pembisnis yang cukup berpengaruh pada perindustrian film. Siapa yang main dalam film garapan rumah produksinya, pasti memiliki peluang semakin terkenal. Melihatnya yang kini sedang bermesraan dengan Meiva, rasanya membuatnya hampir tidak percaya. Bahkan mereka terlihat bicara mesra. Alden berdecak mengalihkan pandangannya. Sedangkan di sisi Meiva. Meiva terlihat tersenyum canggung saat Clovis terus saja menatapnya. Tatapan yang biasa terlihat dingin, ini menjadi tatapan hangat seperti seorang pelindung baginya. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Meiva untuk memecah kecanggungan. "Aku ke sini sengaja khusus

    Last Updated : 2025-04-09
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 26

    Sebuah wawancara tengah berlangsung. Dengan wajah congkak Alden berdiri dengan satu tangan dimasukkan saku, di depan background acara gala premiere series yang akan diperani oleh beberapa artis dari Alva, agency nya. Di sana juga ada pengurus agency dan Ellen, tersenyum ramah menyapa kamera wartawan. "Apa rahasianya, sehingga sebagian besar aktor dan aktris dari Agency mu selalu menjadi pemeran utama?" tanya wartawan yang paling ujung. "Tidak banyak rahasia, aku selalu memberi mereka motivasi, dan membantu mereka untuk menguasai teknik-teknik penting dalam berperan, hingga akting mereka sangat bagus dan menjiwai," ucap Alden bangga. "Kamu dan Meiva Sechan sempat meng-upload video penamparan. Lalu, kalian menghapusnya secara bersamaan. Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Wartawan perempuan yang memakai kacamata dengan frame tebal berwarna hitam. Alden dan Ellen sama-sama saling menatap. "Maaf, sebenarnya video itu hanya kesalahpahaman. Mungkin, karena perubahan situas

    Last Updated : 2025-04-10
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 27

    Pihak Casting director telah membuka peluang casting secara besar-besaran. Artis-artis mulai dari yang pendatang baru maupun senior turut menghadiri. Tampaknya keinginan mereka untuk menjadi aktif besar sangatlah kuat sehingga tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Mereka mengantre di depan ruangan casting. Satu persatu dipanggil masuk. Membuat Meiva pesimis antrean sangat banyak dan mereka sebagian besar adalah artis-artis yang tengah populer di tahun ini.“Aku tidak yakin aku akan diterima,” ucapannya. Emeli memperhatikan mereka yang sedang menghafal skrip. “Kita tidak tahu, mana yang beruntung di antara puluhan orang di sini. Yang penting kamu sudah berusaha, soal hasil mereka yang menentukan.” Tiga jam lamanya, mereka menunggu giliran. Tapi, belum juga dipanggil, ia mendesah pelan memegangi selembar kertas juga sebotol air mineral. Make up tipis, yang tadi dia kenakan sebelum pergi. Kini pun mulai luntur bercampur keringat. Hawa di sekitarnya terasa semakin panas, saat ia m

    Last Updated : 2025-04-12
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 28

    Mendadak jantung Meiva berdebar kencang saat masuk ke dalam ruangan luas yang dihuni beberapa orang di dalamnya. Tatapan mereka semua membuatnya seperti sedang ada di pengadilan sekarang, siap menghakiminya. Satu tangan Meiva menggenggam erat kertas yang dipegang, sedangkan satu lagi menyelipkan rambut ke belakang telinga sambil menelan ludah cekat. Apa lagi, saat melihat Produser yang sedang duduk menatapnya, entah kenapa sejak melihat orang itu saat pertama kali, ia merasa harapannya menjadi pemeran utama seolah terpatahkan. Meiva sangat tahu, siapa produser itu, dia adalah laki-laki yang sering menggunakan jabatannya untuk merayu para wanita dengan iming-iming akan menjadi aktris besar. Tentu saja, sengan imbalan yang Cuma-Cuma, melainkan wanita itu harus melayaninya. Begitu melihat Meiva Produser itu langsung menunjukkan tatapan tidak suka, memalingkan muka beberapa saat sebelum kemudian menatap lagi. “Meiva Sechan?” tanya casting director. Meiva mengangguk. “B

    Last Updated : 2025-04-13
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 29

    "Bagaimana dengan casting mu, apa lancar?" tanya Emeli berjalan mengiringi Meiva keluar dari gedung. Meiva mengangguk, suara langkah kakinya yang menghentak ke lantai menggema dalam jalan sepi itu. "Apa mereka memberimu pertanyaan sulit, Meiv?" Emeli masih penasaran dengan apa yang terjadi. "Tidak ada." Meiva menghentikan langkahnya, menoleh menatap managernya itu. "Tapi ... apa kamu ingat dengan produser bernama Arnold?" Emeli langsung mengangguk. "Mana mungkin aku bisa melupakan kejadian itu, Arnold produser yang menjebak kamu dan merencanakan ingin meniduri mu itu, 'kan?" "Aku tidak habis pikir, bagaimana orang sepertinya masih dipakai, di perusahaan besar seperti ini." Meiva menggeleng tidak habis pikir. "Setelah melihatku tadi, dia pasti berpikir tidak akan meloloskanku untuk gabung." "Sabar, Meiv, kalau tidak diterima di film ini, kita bisa mencari peluang di judul film-film lainnya. Sesuatu yang besar bukannya dimulai dari yang kecil?" Emeli berusaha menghibur Meiva yan

    Last Updated : 2025-04-14
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 30

    “Benarkah? Apa aku tidak salah dengar?” Emeli meloncat dari sofa yang dia duduki, rambutnya setengah dicatok dan setengah lagi masih di gulung rol, matanya berbinar setelah mendapat telepon dari pihak casting director kalau Meiva telah diterima menjadi pemeran utama. Secara bersamaan Meiva yang baru saja selesai makan bersama Clovis masuk ke dalam rumah, heran melihat Emeli mondar mandir sambil mendengarkan suara dari ponsel yang masih menempel di telinga nya.Begitu melihat Meiva, tatapannya semakin berbinar bahkan kedua kakinya meloncat karena begitu bahagianya. “Baik, Pak. Aku akan memberitahu Meiva, supaya dia mempersiapkan semuanya. Sekali lagi terima kasih,” ucap Emeli kemudian menutup sambungan teleponnya. Tidak mau menunggu lama lagi, ia langsung menghambur menghampiri Meiva memegang kedua tangannya. “Kamu luar biasa, Meiv! Aku sangat bangga padamu … akhirnya setelah sekian lama kamu mendapat tawaran lagi untuk menjadi pemeran utama.” Emeli memegangi tangan Meiva, meng

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi     BAB 31

    MEMBUAT KEKACAUAN! Mereka berdua salah tingkah saat Meiva menatap sinis. Mereka pikir rahasia yang disembunyikan selama ini cukup aman? Tidak! Kini perasaan Meiva pada mereka sudah mati. Sekarang dia hanya muak, tidak sakit hati sama sekali. “Meiv, aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu. Aku bahkan tidak tahu menahu dengan berita tentang kamu,” ucap Ellen. Tampaknya menginginkan pengakuan dari bibir Ellen tidaklah mudah. “Siapa yang bisa membedakan kamu sedang berakting atau beneran sekarang?” Meiva lagi-lagi membalas dengan kalimat menusuknya. “Alden, Meiva tiba-tiba datang lalu, menuduhku yang bukan-bukan, mengatakan kalau aku tidak suka dia menjadi pemeran utama. Alden, kamu percaya padaku, kan? Selama ini selalu memikirkan tentang Meiva, dan sangat berharap dia mendapat tawaran lagi.” Suara Ellen terdengar mengayun manja dan memelas di hadapan Alden, siapa yang mendengarnya pasti akan muncul rasa simpati. Tapi, tidak dengan Meiva. “Masih saja berakting selayakn

    Last Updated : 2025-04-16
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 32

    DATANG PENUH KHAWATIR Sehari sebelumnya. Pihak casting director, produser dan Sutradara berunding untuk menentukan siapa yang akan dipilih menjadi pemeran utama. Mereka sepakat, kalau Meiva lah orang yang tepat membintangi film yang akan digarap. Kecuali, Produser yang sejak awal terus saja menunjukkan penolakan. Dengan berbagai alasan. "Terlalu beresiko kalau kita memilih Meiva, dia memiliki banyak masalah. Di belakang nanti pasti akan menimbulkan kekecewaan besar bagi masyarakat," ucap produser. "Dengan adanya masalah tentang dia, itu bisa jadi pro kontra, bahkan kalau kita pintar marketing, itu justru bisa mendongkrak popularitas film kita," ucap Sutradara. "Aku setuju, lagi pula yang kita cari karyanya, bukan masalah hidupnya. Apa pun masalah itu terlepas dari urusan kita, kan?" tanya penulis. "Benar. Kalau memang akting Meiva dinilai cocok, kalian harus segera menghubunginya. Minta dia untuk jadi pemeran utama," ucap Clovis yang sejak tadi duduk di kursi paling ujung. Ia

    Last Updated : 2025-04-17

Latest chapter

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 32

    DATANG PENUH KHAWATIR Sehari sebelumnya. Pihak casting director, produser dan Sutradara berunding untuk menentukan siapa yang akan dipilih menjadi pemeran utama. Mereka sepakat, kalau Meiva lah orang yang tepat membintangi film yang akan digarap. Kecuali, Produser yang sejak awal terus saja menunjukkan penolakan. Dengan berbagai alasan. "Terlalu beresiko kalau kita memilih Meiva, dia memiliki banyak masalah. Di belakang nanti pasti akan menimbulkan kekecewaan besar bagi masyarakat," ucap produser. "Dengan adanya masalah tentang dia, itu bisa jadi pro kontra, bahkan kalau kita pintar marketing, itu justru bisa mendongkrak popularitas film kita," ucap Sutradara. "Aku setuju, lagi pula yang kita cari karyanya, bukan masalah hidupnya. Apa pun masalah itu terlepas dari urusan kita, kan?" tanya penulis. "Benar. Kalau memang akting Meiva dinilai cocok, kalian harus segera menghubunginya. Minta dia untuk jadi pemeran utama," ucap Clovis yang sejak tadi duduk di kursi paling ujung. Ia

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi     BAB 31

    MEMBUAT KEKACAUAN! Mereka berdua salah tingkah saat Meiva menatap sinis. Mereka pikir rahasia yang disembunyikan selama ini cukup aman? Tidak! Kini perasaan Meiva pada mereka sudah mati. Sekarang dia hanya muak, tidak sakit hati sama sekali. “Meiv, aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu. Aku bahkan tidak tahu menahu dengan berita tentang kamu,” ucap Ellen. Tampaknya menginginkan pengakuan dari bibir Ellen tidaklah mudah. “Siapa yang bisa membedakan kamu sedang berakting atau beneran sekarang?” Meiva lagi-lagi membalas dengan kalimat menusuknya. “Alden, Meiva tiba-tiba datang lalu, menuduhku yang bukan-bukan, mengatakan kalau aku tidak suka dia menjadi pemeran utama. Alden, kamu percaya padaku, kan? Selama ini selalu memikirkan tentang Meiva, dan sangat berharap dia mendapat tawaran lagi.” Suara Ellen terdengar mengayun manja dan memelas di hadapan Alden, siapa yang mendengarnya pasti akan muncul rasa simpati. Tapi, tidak dengan Meiva. “Masih saja berakting selayakn

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 30

    “Benarkah? Apa aku tidak salah dengar?” Emeli meloncat dari sofa yang dia duduki, rambutnya setengah dicatok dan setengah lagi masih di gulung rol, matanya berbinar setelah mendapat telepon dari pihak casting director kalau Meiva telah diterima menjadi pemeran utama. Secara bersamaan Meiva yang baru saja selesai makan bersama Clovis masuk ke dalam rumah, heran melihat Emeli mondar mandir sambil mendengarkan suara dari ponsel yang masih menempel di telinga nya.Begitu melihat Meiva, tatapannya semakin berbinar bahkan kedua kakinya meloncat karena begitu bahagianya. “Baik, Pak. Aku akan memberitahu Meiva, supaya dia mempersiapkan semuanya. Sekali lagi terima kasih,” ucap Emeli kemudian menutup sambungan teleponnya. Tidak mau menunggu lama lagi, ia langsung menghambur menghampiri Meiva memegang kedua tangannya. “Kamu luar biasa, Meiv! Aku sangat bangga padamu … akhirnya setelah sekian lama kamu mendapat tawaran lagi untuk menjadi pemeran utama.” Emeli memegangi tangan Meiva, meng

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 29

    "Bagaimana dengan casting mu, apa lancar?" tanya Emeli berjalan mengiringi Meiva keluar dari gedung. Meiva mengangguk, suara langkah kakinya yang menghentak ke lantai menggema dalam jalan sepi itu. "Apa mereka memberimu pertanyaan sulit, Meiv?" Emeli masih penasaran dengan apa yang terjadi. "Tidak ada." Meiva menghentikan langkahnya, menoleh menatap managernya itu. "Tapi ... apa kamu ingat dengan produser bernama Arnold?" Emeli langsung mengangguk. "Mana mungkin aku bisa melupakan kejadian itu, Arnold produser yang menjebak kamu dan merencanakan ingin meniduri mu itu, 'kan?" "Aku tidak habis pikir, bagaimana orang sepertinya masih dipakai, di perusahaan besar seperti ini." Meiva menggeleng tidak habis pikir. "Setelah melihatku tadi, dia pasti berpikir tidak akan meloloskanku untuk gabung." "Sabar, Meiv, kalau tidak diterima di film ini, kita bisa mencari peluang di judul film-film lainnya. Sesuatu yang besar bukannya dimulai dari yang kecil?" Emeli berusaha menghibur Meiva yan

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 28

    Mendadak jantung Meiva berdebar kencang saat masuk ke dalam ruangan luas yang dihuni beberapa orang di dalamnya. Tatapan mereka semua membuatnya seperti sedang ada di pengadilan sekarang, siap menghakiminya. Satu tangan Meiva menggenggam erat kertas yang dipegang, sedangkan satu lagi menyelipkan rambut ke belakang telinga sambil menelan ludah cekat. Apa lagi, saat melihat Produser yang sedang duduk menatapnya, entah kenapa sejak melihat orang itu saat pertama kali, ia merasa harapannya menjadi pemeran utama seolah terpatahkan. Meiva sangat tahu, siapa produser itu, dia adalah laki-laki yang sering menggunakan jabatannya untuk merayu para wanita dengan iming-iming akan menjadi aktris besar. Tentu saja, sengan imbalan yang Cuma-Cuma, melainkan wanita itu harus melayaninya. Begitu melihat Meiva Produser itu langsung menunjukkan tatapan tidak suka, memalingkan muka beberapa saat sebelum kemudian menatap lagi. “Meiva Sechan?” tanya casting director. Meiva mengangguk. “B

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 27

    Pihak Casting director telah membuka peluang casting secara besar-besaran. Artis-artis mulai dari yang pendatang baru maupun senior turut menghadiri. Tampaknya keinginan mereka untuk menjadi aktif besar sangatlah kuat sehingga tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Mereka mengantre di depan ruangan casting. Satu persatu dipanggil masuk. Membuat Meiva pesimis antrean sangat banyak dan mereka sebagian besar adalah artis-artis yang tengah populer di tahun ini.“Aku tidak yakin aku akan diterima,” ucapannya. Emeli memperhatikan mereka yang sedang menghafal skrip. “Kita tidak tahu, mana yang beruntung di antara puluhan orang di sini. Yang penting kamu sudah berusaha, soal hasil mereka yang menentukan.” Tiga jam lamanya, mereka menunggu giliran. Tapi, belum juga dipanggil, ia mendesah pelan memegangi selembar kertas juga sebotol air mineral. Make up tipis, yang tadi dia kenakan sebelum pergi. Kini pun mulai luntur bercampur keringat. Hawa di sekitarnya terasa semakin panas, saat ia m

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 26

    Sebuah wawancara tengah berlangsung. Dengan wajah congkak Alden berdiri dengan satu tangan dimasukkan saku, di depan background acara gala premiere series yang akan diperani oleh beberapa artis dari Alva, agency nya. Di sana juga ada pengurus agency dan Ellen, tersenyum ramah menyapa kamera wartawan. "Apa rahasianya, sehingga sebagian besar aktor dan aktris dari Agency mu selalu menjadi pemeran utama?" tanya wartawan yang paling ujung. "Tidak banyak rahasia, aku selalu memberi mereka motivasi, dan membantu mereka untuk menguasai teknik-teknik penting dalam berperan, hingga akting mereka sangat bagus dan menjiwai," ucap Alden bangga. "Kamu dan Meiva Sechan sempat meng-upload video penamparan. Lalu, kalian menghapusnya secara bersamaan. Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Wartawan perempuan yang memakai kacamata dengan frame tebal berwarna hitam. Alden dan Ellen sama-sama saling menatap. "Maaf, sebenarnya video itu hanya kesalahpahaman. Mungkin, karena perubahan situas

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 25

    Tatapan mata antara Clovis dan Meiva begitu lekat, membuat dahi Alden berkerut dalam. Dadanya terasa panas melihat Meiva bersama pria yang lebih memiliki segalanya dari pada dia. "Bagaimana bisa dia dekat dengan Clovis Mallory?" Alden terus menatap mereka berdua bahkan sampai tidak berkedip. Sebagai aktor papan atas, ia tahu betul siapa Clovis Mallory. Dia adalah salah satu pembisnis yang cukup berpengaruh pada perindustrian film. Siapa yang main dalam film garapan rumah produksinya, pasti memiliki peluang semakin terkenal. Melihatnya yang kini sedang bermesraan dengan Meiva, rasanya membuatnya hampir tidak percaya. Bahkan mereka terlihat bicara mesra. Alden berdecak mengalihkan pandangannya. Sedangkan di sisi Meiva. Meiva terlihat tersenyum canggung saat Clovis terus saja menatapnya. Tatapan yang biasa terlihat dingin, ini menjadi tatapan hangat seperti seorang pelindung baginya. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Meiva untuk memecah kecanggungan. "Aku ke sini sengaja khusus

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 24

    “Gadis sepertimu lah, krirteria yang ku inginkan menjadi manantuku.” “Uhuk!” Minuman yang baru saja ditenggak Meiva, mendadak berhenti di kerongkongan, membuatnya tersedak hingga batuk-batuk. Apa yang baru saja dia dengar? “Hati-hati Lily, kenapa buru-buru sekali, akhirnya tersedak ‘Kan?” Nyonya Liona berdiri menghampiri Meiva, memberinya botol berisi air mineral. “Minumlah.” Meiva menarik napas dalam sambil mendongak, hingga sedikit merasakan lega di bagian dadanya. “Terima kasih, Nyonya,” ucapnya sambil tersenyum mengambil botol dari tangan Liona. “Sama-sama. Tenangkan dirimu dulu, baru setelah itu, mulai makan lagi.” Liona mulai memotong daging ikan salmon lagi. “Lily, apa kamu sudah punya pacar?” tanyanya saat situasi kembali tenang. Meiva menggeleng. “Saya baru saja putus beberapa waktu yang lalu, Nyonya.” “Tepat sekali!” Meiva menarik kedua sudut bibirnya untuk tersenyum terpaksa. Dia kurang paham dengan apa yang dibicarakan Liona. ‘Penyakitnya pa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status