Share

BAB 29

Author: Samar
last update Last Updated: 2025-04-14 23:01:52

"Bagaimana dengan casting mu, apa lancar?" tanya Emeli berjalan mengiringi Meiva keluar dari gedung.

Meiva mengangguk, suara langkah kakinya yang menghentak ke lantai menggema dalam jalan sepi itu.

"Apa mereka memberimu pertanyaan sulit, Meiv?" Emeli masih penasaran dengan apa yang terjadi.

"Tidak ada." Meiva menghentikan langkahnya, menoleh menatap managernya itu.

"Tapi ... apa kamu ingat dengan produser bernama Arnold?"

Emeli langsung mengangguk. "Mana mungkin aku bisa melupakan kejadian itu, Arnold produser yang menjebak kamu dan merencanakan ingin meniduri mu itu, 'kan?"

"Aku tidak habis pikir, bagaimana orang sepertinya masih dipakai, di perusahaan besar seperti ini." Meiva menggeleng tidak habis pikir.

"Setelah melihatku tadi, dia pasti berpikir tidak akan meloloskanku untuk gabung."

"Sabar, Meiv, kalau tidak diterima di film ini, kita bisa mencari peluang di judul film-film lainnya. Sesuatu yang besar bukannya dimulai dari yang kecil?" Emeli berusaha menghibur Meiva yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 30

    “Benarkah? Apa aku tidak salah dengar?” Emeli meloncat dari sofa yang dia duduki, rambutnya setengah dicatok dan setengah lagi masih di gulung rol, matanya berbinar setelah mendapat telepon dari pihak casting director kalau Meiva telah diterima menjadi pemeran utama. Secara bersamaan Meiva yang baru saja selesai makan bersama Clovis masuk ke dalam rumah, heran melihat Emeli mondar mandir sambil mendengarkan suara dari ponsel yang masih menempel di telinga nya.Begitu melihat Meiva, tatapannya semakin berbinar bahkan kedua kakinya meloncat karena begitu bahagianya. “Baik, Pak. Aku akan memberitahu Meiva, supaya dia mempersiapkan semuanya. Sekali lagi terima kasih,” ucap Emeli kemudian menutup sambungan teleponnya. Tidak mau menunggu lama lagi, ia langsung menghambur menghampiri Meiva memegang kedua tangannya. “Kamu luar biasa, Meiv! Aku sangat bangga padamu … akhirnya setelah sekian lama kamu mendapat tawaran lagi untuk menjadi pemeran utama.” Emeli memegangi tangan Meiva, meng

    Last Updated : 2025-04-15
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi     BAB 31

    MEMBUAT KEKACAUAN! Mereka berdua salah tingkah saat Meiva menatap sinis. Mereka pikir rahasia yang disembunyikan selama ini cukup aman? Tidak! Kini perasaan Meiva pada mereka sudah mati. Sekarang dia hanya muak, tidak sakit hati sama sekali. “Meiv, aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu. Aku bahkan tidak tahu menahu dengan berita tentang kamu,” ucap Ellen. Tampaknya menginginkan pengakuan dari bibir Ellen tidaklah mudah. “Siapa yang bisa membedakan kamu sedang berakting atau beneran sekarang?” Meiva lagi-lagi membalas dengan kalimat menusuknya. “Alden, Meiva tiba-tiba datang lalu, menuduhku yang bukan-bukan, mengatakan kalau aku tidak suka dia menjadi pemeran utama. Alden, kamu percaya padaku, kan? Selama ini selalu memikirkan tentang Meiva, dan sangat berharap dia mendapat tawaran lagi.” Suara Ellen terdengar mengayun manja dan memelas di hadapan Alden, siapa yang mendengarnya pasti akan muncul rasa simpati. Tapi, tidak dengan Meiva. “Masih saja berakting selayakn

    Last Updated : 2025-04-16
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 32

    DATANG PENUH KHAWATIR Sehari sebelumnya. Pihak casting director, produser dan Sutradara berunding untuk menentukan siapa yang akan dipilih menjadi pemeran utama. Mereka sepakat, kalau Meiva lah orang yang tepat membintangi film yang akan digarap. Kecuali, Produser yang sejak awal terus saja menunjukkan penolakan. Dengan berbagai alasan. "Terlalu beresiko kalau kita memilih Meiva, dia memiliki banyak masalah. Di belakang nanti pasti akan menimbulkan kekecewaan besar bagi masyarakat," ucap produser. "Dengan adanya masalah tentang dia, itu bisa jadi pro kontra, bahkan kalau kita pintar marketing, itu justru bisa mendongkrak popularitas film kita," ucap Sutradara. "Aku setuju, lagi pula yang kita cari karyanya, bukan masalah hidupnya. Apa pun masalah itu terlepas dari urusan kita, kan?" tanya penulis. "Benar. Kalau memang akting Meiva dinilai cocok, kalian harus segera menghubunginya. Minta dia untuk jadi pemeran utama," ucap Clovis yang sejak tadi duduk di kursi paling ujung. Ia

    Last Updated : 2025-04-17
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 33

    Keringat membasahi pelipis Meiva, sambil mengigit bibir bawahnya ia menahan kesakitan saat Clovis memegang kakinya kuat. Sebenarnya Meiva masih kesal dengan lelaki itu, tapi kesakitan di kaki mengalahkan egonya. “Pelan-pelan, Clovis. Rasanya sakit banget.” Tubuhnya berada di kursi mobil, sedangkan kedua kakinya menjulur keluar pintu yang terbuka. Clovis berjongkok di bawahnya, menyiramkan air mineral dari botol ke kaki Meiva yang berwarna putih kemerah-merahan. dia memandang luka Meiva serius. “Aaarh! Aduh-aduh ... sakit, sepertinya masih ada kaca di dalamnya.” “Sebaiknya kita ke rumah sakit. Untuk membersihkan sisa-sisa kaca yang masih tertinggal?” Meiva langsung menggeleng. “Kalau ke rumah sakit, mereka pasti akan memberiku bermacam jenis suntikkan. Seperti beberapa waktu lalu. Tidak, aku tidak mau.” Meiva sangat takut melihat jarum suntik. Dia tak mau berhadapan dengan benda tajam itu. Clovis berdecak, mendengar ketakutan Meiva. “Oke, aku akan mencabutnya. Kita bisa mulai?”

    Last Updated : 2025-04-19
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 34

    “Aku minta maaf.” Hanya kalimat itulah yang mempu Meiva ucapkan saat kini berhadapan dengan Clovis. Di bawah pohon besar yang menghadap kolam yang ditumbuhi tanaman bunga Teratai sedang mekar berwarna merah muda. “Jadi, kamu memintaku datang ke mari hanya untuk ini?” Clovis berdecak, duduk sambil memegang ponselnya, terlihat tidak menikmati pemandangan.“Kamu mau minum?” Gerakan Meiva kaku, mengulurkan satu kaleng minuman bersoda untuk Clovis yang dia beli tadi dari mesin penjual di tepi jalan. “Kamu tidak sedang berusaha menyogokku?” tanya Clovis curiga. Tapi tanpa ragu membuka penutup kaleng, langsung menenggak isinya. “Apa Pak Clovis Malory bisa disogok dengan sekaleng minuman?” Clovis tampaknya memang sedang haus, dia terus saja menenggak minumannya. ‘Mungkin saja dia berlari sepanjang perjalanan ke sini,’ batin Meiva menikmati minuman di tangannya sendiri. “Jadi, kamu akan menerima tawaran syuting, atau menolaknya?” tanya Clovis. Meiva mengangguk. “Diterima. Hanya

    Last Updated : 2025-04-23
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 35

    "Sangat tidak profesional." Meiva mendesah kesal saat melihat Ellen berjalan santai melakukan foto bersama dengan para fansnya. Bahkan perempuan itu mengobrol, memamerkan barang-barang yang dia pakai yang bermerk edisi keluaran luar negeri. "Lihat, aku pakai sebagus ini. Kalau kalian minat, bisa langsung belanja di store terbaruku, link ada di akun sosial mediaku." Ellen justru sibuk mempromosikan usaha terbarunya. Padahal dia sudah telat sepuluh menit. Belum briefing dan segala macam, pasti akan membutuhkan waktu yang lama lagi. "Boleh aku minta foto sekali lagi?" tanya fansnya. "Tentu, tapi dengan satu syarat, kalian harus membeli produkku. Sepuluh orang, kalau kalian tidak ada yang membeli, aku akan kecewa, dan akan mempertimbangkan lagi, setelah ini apa kalian benar penggemarku atau bukan," ucap Ellen. "Kami akan membeli produkmu. Tapi, jangan bilang seperti itu. Selama ini kami sangat mengidolakanmu, Ellen." "Bagus. Setelah membeli jangan lupa, upload ke sosial media

    Last Updated : 2025-04-25
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 36

    "Meiva, untuk kesekian kalinya, kamu membuat kesalahan lagi." Entah kenapa, Evelyn sama sekali tak mau mendengar kebenaran dari Meiva. Akhir-akhir ini dia selalu menyalahkan Meiva, meskipun kesalahan kecil sekalipun. "Kalau kamu tidak bisa melakukan pekerjaan ini, lebih baik kamu mengundurkan diri saja dari kantor ini. Jangan mentang-mentang Nyonya Liona dan Pak Austin menyukaimu kamu bisa bersikap seenaknya." "Ini bukan masalah disukai atau menyukai siapa. Tapi, aku sudah bekerja sesuai apa yang ada di naskah." Meiva tidak tahu harus menjelaskan pada Evelyn bagaimana lagi. "Lebih baik kamu akui saja. Dari pada berbelit-belit." "Lebih baik aku resign dari pada mengakui apa yang tidak aku lakukan," ucap Meiva. "Evelyn, kalian harus melihat berita sekarang juga." Luna masuk menyela pembicaraan mereka. *** Tangan Ellen gemetar memegang ponsel, tatapan matanya masih tertuju pada akun sosial media yang menampilkan surat laporan kehamilan miliknya yang sedang ramai dibicarakan di me

    Last Updated : 2025-04-26
  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 37

    Dalam Pantauan. "Dasar rubah kecil.” Clovis memperhatikan Meiva dari balik layar macbook yang menyiarkan secara live oleh beberapa stasiun televisi. Kini Meiva membawa Ellen yang diikuti para wartawan, pergi ke Dokter spesialis kandungan ternama di Ledoria. Clovis duduk bersandar di kursi hitam, jemarinya mengusap usap dagunya terus saja masih mengamati, sejauh mana Meiva akan berpura, padahal dia ingin menjatuhkan Ellen tanpa disadari. "Aktingnya memang tidak diragukan lagi," gumam Clovis, seringai tipis muncul dari bibirnya. "Maaf, anda bicara dengan saya, Pak?" tanya manager di kantornya yang kini sedang menyusun laporan di hadapannya. Clovis menggeleng. Tatapannya tetap tak teralihkan. "Pak Clovis, Tuan Juan sudah siap untuk meeting sekarang," ucap Miguel yang baru saja masuk dari luar. Lelaki itu sambil melirik arloji di tangannya. Sudah saatnya Clovis memimpin meeting yang akan dilakukan sekarang. Namun, Clovis sama sekali tidak peduli. Miguel yang penasaran dengan ap

    Last Updated : 2025-04-28

Latest chapter

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 39

    Liona sangat ngotot supaya putranya segera menemui gadis pilihannya, bahkan terus menelepon Clovis memaksa agar anaknya itu setuju.Karena Clovis yang langsung menutup panggilan saat ibunya masih bicara, tiba-tiba Liona datang ke kantornya, menatapnya dengan tatapan kesal. Clovis langsung beranjak dari kursinya, menggandeng sang ibu untuk duduk di sofa hitam dekat jendela.“Apa yang Istimewa dari gadis itu, sampai mama memaksaku seperti ini?” tanya Clovis sambil mendesis kesal. “Dia sangat Istimewa, dia bisa membuat kue kacang yang sangat enak, Clo.” Clovis menahan senyumnya. “Hanya membuat kue kacang, tapi mama sudah sangat bangga padannya?” Liona duduk mendekat ke samping Clovis, lalu berbisik, “Dia juga memiliki bentuk badan yang bagus, dia pasti sangat lincah— dan rambutnya hitam lurus, seperti mama. Dia sangat cocok denganmu, Clovis,” ucap Liona terus saja membujuk Clovis tanpa menyerah. Tok … tok! Miguel dan seorang pelayan yang membawa nampan ditumpangi cangkir beri

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 38

    Berita tentang kehamilan Ellen sontak saja menjadi santer perbincangan di kalangan masyarakat. Namanya diperbincangkan di berbagai sosial media. Beberapa produk ternama yang sebelumnya menjalin kerja sama dengannya, kini satu persatu menarik kontrak. Bahkan Ellen harus menonaktifkan kolom komentar akun sosial medianya, karena banyaknya hujatan yang masuk. “Kamu itu sangat ceroboh, Ellen!” marah Alden, setelah melihat kabar berita yang memenuhi berandanya. “Bagaimana bisa kamu hamil?” Tatapan matanya tajam menatap Ellen yang sedang terpuruk. “Kamu harus bertanggung jawab, Alden. Gara-gara kamu, sekarang aku hamil,” ucap Ellen, penampilannya sangat lusuh, berbeda dengan biasanya. “Kalau aku menikahimu, otomatis semua orang akan tahu, kalau kita mempunyai scandal akhir-akhir ini. Lebih baik kamu tetap merahasiakan identitasku, kalau perlu, kamu gugurkan saja. Tidak ada yang menginginkan bayi itu, Ellen.” Ellen menoleh tidak percaya dengan ucapan Alden. “Sebaikny

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 37

    Dalam Pantauan. "Dasar rubah kecil.” Clovis memperhatikan Meiva dari balik layar macbook yang menyiarkan secara live oleh beberapa stasiun televisi. Kini Meiva membawa Ellen yang diikuti para wartawan, pergi ke Dokter spesialis kandungan ternama di Ledoria. Clovis duduk bersandar di kursi hitam, jemarinya mengusap usap dagunya terus saja masih mengamati, sejauh mana Meiva akan berpura, padahal dia ingin menjatuhkan Ellen tanpa disadari. "Aktingnya memang tidak diragukan lagi," gumam Clovis, seringai tipis muncul dari bibirnya. "Maaf, anda bicara dengan saya, Pak?" tanya manager di kantornya yang kini sedang menyusun laporan di hadapannya. Clovis menggeleng. Tatapannya tetap tak teralihkan. "Pak Clovis, Tuan Juan sudah siap untuk meeting sekarang," ucap Miguel yang baru saja masuk dari luar. Lelaki itu sambil melirik arloji di tangannya. Sudah saatnya Clovis memimpin meeting yang akan dilakukan sekarang. Namun, Clovis sama sekali tidak peduli. Miguel yang penasaran dengan ap

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 36

    "Meiva, untuk kesekian kalinya, kamu membuat kesalahan lagi." Entah kenapa, Evelyn sama sekali tak mau mendengar kebenaran dari Meiva. Akhir-akhir ini dia selalu menyalahkan Meiva, meskipun kesalahan kecil sekalipun. "Kalau kamu tidak bisa melakukan pekerjaan ini, lebih baik kamu mengundurkan diri saja dari kantor ini. Jangan mentang-mentang Nyonya Liona dan Pak Austin menyukaimu kamu bisa bersikap seenaknya." "Ini bukan masalah disukai atau menyukai siapa. Tapi, aku sudah bekerja sesuai apa yang ada di naskah." Meiva tidak tahu harus menjelaskan pada Evelyn bagaimana lagi. "Lebih baik kamu akui saja. Dari pada berbelit-belit." "Lebih baik aku resign dari pada mengakui apa yang tidak aku lakukan," ucap Meiva. "Evelyn, kalian harus melihat berita sekarang juga." Luna masuk menyela pembicaraan mereka. *** Tangan Ellen gemetar memegang ponsel, tatapan matanya masih tertuju pada akun sosial media yang menampilkan surat laporan kehamilan miliknya yang sedang ramai dibicarakan di me

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 35

    "Sangat tidak profesional." Meiva mendesah kesal saat melihat Ellen berjalan santai melakukan foto bersama dengan para fansnya. Bahkan perempuan itu mengobrol, memamerkan barang-barang yang dia pakai yang bermerk edisi keluaran luar negeri. "Lihat, aku pakai sebagus ini. Kalau kalian minat, bisa langsung belanja di store terbaruku, link ada di akun sosial mediaku." Ellen justru sibuk mempromosikan usaha terbarunya. Padahal dia sudah telat sepuluh menit. Belum briefing dan segala macam, pasti akan membutuhkan waktu yang lama lagi. "Boleh aku minta foto sekali lagi?" tanya fansnya. "Tentu, tapi dengan satu syarat, kalian harus membeli produkku. Sepuluh orang, kalau kalian tidak ada yang membeli, aku akan kecewa, dan akan mempertimbangkan lagi, setelah ini apa kalian benar penggemarku atau bukan," ucap Ellen. "Kami akan membeli produkmu. Tapi, jangan bilang seperti itu. Selama ini kami sangat mengidolakanmu, Ellen." "Bagus. Setelah membeli jangan lupa, upload ke sosial media

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 34

    “Aku minta maaf.” Hanya kalimat itulah yang mempu Meiva ucapkan saat kini berhadapan dengan Clovis. Di bawah pohon besar yang menghadap kolam yang ditumbuhi tanaman bunga Teratai sedang mekar berwarna merah muda. “Jadi, kamu memintaku datang ke mari hanya untuk ini?” Clovis berdecak, duduk sambil memegang ponselnya, terlihat tidak menikmati pemandangan.“Kamu mau minum?” Gerakan Meiva kaku, mengulurkan satu kaleng minuman bersoda untuk Clovis yang dia beli tadi dari mesin penjual di tepi jalan. “Kamu tidak sedang berusaha menyogokku?” tanya Clovis curiga. Tapi tanpa ragu membuka penutup kaleng, langsung menenggak isinya. “Apa Pak Clovis Malory bisa disogok dengan sekaleng minuman?” Clovis tampaknya memang sedang haus, dia terus saja menenggak minumannya. ‘Mungkin saja dia berlari sepanjang perjalanan ke sini,’ batin Meiva menikmati minuman di tangannya sendiri. “Jadi, kamu akan menerima tawaran syuting, atau menolaknya?” tanya Clovis. Meiva mengangguk. “Diterima. Hanya

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 33

    Keringat membasahi pelipis Meiva, sambil mengigit bibir bawahnya ia menahan kesakitan saat Clovis memegang kakinya kuat. Sebenarnya Meiva masih kesal dengan lelaki itu, tapi kesakitan di kaki mengalahkan egonya. “Pelan-pelan, Clovis. Rasanya sakit banget.” Tubuhnya berada di kursi mobil, sedangkan kedua kakinya menjulur keluar pintu yang terbuka. Clovis berjongkok di bawahnya, menyiramkan air mineral dari botol ke kaki Meiva yang berwarna putih kemerah-merahan. dia memandang luka Meiva serius. “Aaarh! Aduh-aduh ... sakit, sepertinya masih ada kaca di dalamnya.” “Sebaiknya kita ke rumah sakit. Untuk membersihkan sisa-sisa kaca yang masih tertinggal?” Meiva langsung menggeleng. “Kalau ke rumah sakit, mereka pasti akan memberiku bermacam jenis suntikkan. Seperti beberapa waktu lalu. Tidak, aku tidak mau.” Meiva sangat takut melihat jarum suntik. Dia tak mau berhadapan dengan benda tajam itu. Clovis berdecak, mendengar ketakutan Meiva. “Oke, aku akan mencabutnya. Kita bisa mulai?”

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi    BAB 32

    DATANG PENUH KHAWATIR Sehari sebelumnya. Pihak casting director, produser dan Sutradara berunding untuk menentukan siapa yang akan dipilih menjadi pemeran utama. Mereka sepakat, kalau Meiva lah orang yang tepat membintangi film yang akan digarap. Kecuali, Produser yang sejak awal terus saja menunjukkan penolakan. Dengan berbagai alasan. "Terlalu beresiko kalau kita memilih Meiva, dia memiliki banyak masalah. Di belakang nanti pasti akan menimbulkan kekecewaan besar bagi masyarakat," ucap produser. "Dengan adanya masalah tentang dia, itu bisa jadi pro kontra, bahkan kalau kita pintar marketing, itu justru bisa mendongkrak popularitas film kita," ucap Sutradara. "Aku setuju, lagi pula yang kita cari karyanya, bukan masalah hidupnya. Apa pun masalah itu terlepas dari urusan kita, kan?" tanya penulis. "Benar. Kalau memang akting Meiva dinilai cocok, kalian harus segera menghubunginya. Minta dia untuk jadi pemeran utama," ucap Clovis yang sejak tadi duduk di kursi paling ujung. Ia

  • Pertemuan Pertama Membuat Presdir Terobsesi     BAB 31

    MEMBUAT KEKACAUAN! Mereka berdua salah tingkah saat Meiva menatap sinis. Mereka pikir rahasia yang disembunyikan selama ini cukup aman? Tidak! Kini perasaan Meiva pada mereka sudah mati. Sekarang dia hanya muak, tidak sakit hati sama sekali. “Meiv, aku sama sekali tidak mengerti dengan maksudmu. Aku bahkan tidak tahu menahu dengan berita tentang kamu,” ucap Ellen. Tampaknya menginginkan pengakuan dari bibir Ellen tidaklah mudah. “Siapa yang bisa membedakan kamu sedang berakting atau beneran sekarang?” Meiva lagi-lagi membalas dengan kalimat menusuknya. “Alden, Meiva tiba-tiba datang lalu, menuduhku yang bukan-bukan, mengatakan kalau aku tidak suka dia menjadi pemeran utama. Alden, kamu percaya padaku, kan? Selama ini selalu memikirkan tentang Meiva, dan sangat berharap dia mendapat tawaran lagi.” Suara Ellen terdengar mengayun manja dan memelas di hadapan Alden, siapa yang mendengarnya pasti akan muncul rasa simpati. Tapi, tidak dengan Meiva. “Masih saja berakting selayakn

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status