Home / Romansa / Perpisahan Di Musim Salju / Pernyataan cinta Rai

Share

Pernyataan cinta Rai

Author: Mariana Rahma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Entah mengapa malam itu hati Rai sangat gelisah. Rai sudah tak tahan lagi ingin menyatakan cintanya kepada Rin. Tapi dia bingung bagaimana caranya meyakinkan Rin yang sudah terlanjur kecewa kepadanya.

Lagi pula Rai tidak bisa menghubunginya karena ponselnya saja belum di berikan.

Malam itu juga Rai pergi ke rumah Rin.

Rai pergi dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak melihat jika di rumahnya ada Kania yang menunggunya untuk mengajak Rai berkencan. Ya walaupun Kania sudah di tolak mentah-mentah tapi dia tidak menyerah.

"Rai.. Kamu mau kemana? Aku mau mengajakmu jalan." Ucap Kania.

"Maaf Kania, aku ada urusan penting. Aku harus segera pergi." Jawab Rai dengan tergesa-gesa.

"Aku mau ikut boleh?" Tanya Kania.

"Jangan, kamu pulang saja. Aku antar ya." Rai sangat terganggu dengan kehadiran Kania.

"Baiklah kalau begitu."

Rai mengantar Kania pulang ke apartemen Kimi karena Rai hanya tau Kania tinggal di apartemen bersama Kimi. Rai tidak tau bahwa Kania adalah sepupu dari Ken.

Mereka pun sampai di depan apartemen Kimi. Kania menarik tangan Rai dan bertanya,

"Rai, apa aku boleh berteman dengan mu?"

"Tentu, kamu boleh berteman dengan ku. Sekarang aku harus segera pergi, aku pamit ya.. bye."

"Ya, dah.." Kania melambaikan tangannya ke arah Rai.

***

Rai sudah sampai di gang sempit menuju rumah Rin. Dia melewati gang sempit untuk sampai ke rumahnya.

Tok, tok, tok.

(Sebentar)

Tok, tok, tok.

Pintu di buka.. Rin melihat Rai yang sedang berdiri di hadapannya.. 

"Rai,??? Ada apa??"

"Aku mau bicara sebentar Rin."

Mereka pun duduk di kursi teras..

"Rin, ini ponsel mu.."

"Maaf, tapi aku sudah punya ponsel?"

"Hah? Kamu beli sendiri?"

"Bukan, Ken yang memberikannya kemarin kepadaku."

"Ken? Pria yang kemarin itu?"

"Iya, dia sahabatku sekarang."

Rai kecewa harusnya dia yang memberikan ponsel kepada Rin bukan Ken. Tapi ya sudahlah dari pada nanti Rin marah lagi. Rai pun mulai membicarakan hal yang serius.

"Kalau begitu bolehkah aku minta nomor ponsel mu?"

Rin memberikan nomer ponselnya kepada Rai.

"Aku ingin kita bisa lebih dekat lagi Rin.. jujur, pertama kali aku melihatmu aku langsung menyukaimu, aku jatuh cinta padamu dan aku mau kamu menjadi kekasihku. Walaupun kita baru kenal tapi aku yakin kamu adalah jodohku, beri aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku sungguh-sungguh mencintaimu dan akan menjadikanmu istriku."

Rin terpaku, dia bingung harus menjawab apa. Dia tidak menyukai Rai sama sekali, dia hanya menyukai Ken tapi kenapa malah Rai yang menyatakan cintanya. 

"Beri aku waktu Rai." Jawab Rin.

"Baik, aku pun tidak meminta jawabannya sekarang. Terima kasih kamu sudah mau bicara lagi denganku dan aku sungguh-sungguh minta maaf, aku sangat menyesalinya. Aku janji tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, aku akan menghormatimu Rin."

'Aku bingung Rai harus menjawab apa. Aku tidak merasakan apapun saat berada di dekatmu. Aku akan pikirkan dulu dengan baik apa aku akan menerima cintamu atau tidak. Aku akan berbicara dan melihat bagaimana reaksi Ken.' batin Rin.

'Semoga kamu mau menerimaku, aku akan melakukan yang terbaik untukmu, apapun itu aku akan selalu membahagiakanmu dan aku tidak akan menyakitimu. Jika aku menyakitimu aku akan menyesal seumur hidupku.' batin Rai.

***

Di rumah Ken.

Malam ini Ken sungguh galau. Dia sedang mempersiapkan hatinya untuk menyatakan cinta kepada Rin tapi dia belum siap. Ken tidak ingin buru-buru untuk menjadikan Rin kekasihnya. Dia ingin lebih mengenal Rin dulu agar nanti ketika Rin emosi, Ken akan bisa dengan mudah mengatasinya.

Sekarang dia belum terlalu jauh mengenal karakter Rin, bahkan menjadi sahabatnya saja baru-baru ini. Jadi jika Ken langsung mengatakan kalau dia ingin menjadikan Rin kekasih, apa tidak susah untuk nanti ke depannya?

Ken bingung, jika dia tidak mengatakannya dia takut Rin di ambil pria lain. Tapi jika Ken mengatakannya sekarang Ken takut tidak bisa memperlakukan Rin dengan baik. Takut jika hubungannya nanti mendapatkan banyak masalah karena tidak mengenal karakter pasangannya masing-masing.

Bukankah banyak yang menjalin cinta dengan tergesa-gesa tapi pada akhirnya mereka tidak bertahan karena keegoisan mereka sendiri? Ken tidak mau itu terjadi.

Saat Ken sedang melamun di kamarnya, ibunya datang dan menghampiri Ken. Ken sangat senang ibunya memberikan perhatian kepadanya. Baru kali ini ibunya ada waktu untuk mengobrol bersama Ken.

"Ken, kamu belum tidur?" Tanya ibu.

"Belum ibu, aku tidak bisa memejamkan mata."

"Kamu kenapa Ken? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Tidak bu." Jawan Ken datar.

"Kania bilang kamu membawa seorang perempuan ke rumah tadi sore?"

"Iya Bu. Dia sahabatku, Rin namanya."

"Apa kamu mencintainya Ken? Kania mengatakan pada ibu, kalau tatapanmu kepada gadis itu bukan tatapan sahabat melainkan cinta."

Ken bergeming..

"Tidak apa-apa Ken, Ibu tidak akan melarang mu berpacaran dengan siapapun. Asalkan dia mempunyai sifat yang baik dan bisa membahagiakanmu. Dapat menjadi ibu dan istri yang baik dan dapat memberikanmu kasih sayang melimpah yang tidak bisa kamu dapatkan dari ibu atau ayahmu."

Ibu meneteskan air matanya.

"Maafkan ibu Ken, selama ini ibu dan ayah hanya sibuk mengurusi bisnis kita, itu kami lakukan demi kamu juga Ken. Kami tidak ingin kamu hidup sengsara, kami ingin kamu mendapatkan fasilitas yang terbaik. Tapi kami lupa bahwa kamu bukan hanya membutuhkan materi, tapi kasih sayang kami juga sebagai orang tua mu."

"Ibu tau kamu sangat sedih, terpukul dan hancur ketika dulu ibu dan ayah tidak ada waktu untuk sekedar bermain bersamamu, sehingga kau lebih memilih diam. Maafkan ibu anakku."

Ken yang mendengar ucapan ibunya meneteskan air mata yang sudah tidak bisa di bendung. Dia memeluk ibunya, begitu pun dengan ibunya yang menangis penuh sesal klarena waktu tidak akan pernah bisa untuk di ulang.

"Ibu, aku memang mencintai Rin, dia gadis yang baik tapi aku belum terlalu mengenalnya. Aku ingin kita saling mengenal karakter masing-masing dulu. Agar kita tidak egois menjalin hubungan ini dan aku baru saja menjadi sahabatnya."

"Ibu akan mendukungmu Ken, apapun keputusanmu ibu yakin sudah kau pikirkan dengan matang segala konsekwensinya. Anak ibu kan cerdas." Senyum ibu yang manis.

"Baik Bu. Terima kasih ibu sudah mau menyempatkan untuk berbicara denganku, aku sangat senang."

"Dengar Ken. Kelak, Ini semua akan menjadi milikmu dan anakmu. Semua rumah dan perusahaan serta aset yang kita miliki semuanya atas namamu. Bahkan rumah ini nanti akan di renovasi dengan menggunakan inisial namamu Ken."

"Ibu, tidak usah berlebihan, begini saja aku sudah senang bu."

"Kamu layak dapat yang terbaik Ken. Dan ibu harap kamu bisa bijak dengan semua yang kami berikan untukmu ini."

"Baik Bu, Ken mengerti."

"Ya sudah, ibu keluar dulu ya sayang. Ibu menyayangimu, semoga kelak kamu mendapatkan gadis impianmu."

Ibu tersenyum manis saat hendak keluar dari kamar Ken. Betapa bahagianya hati Ken saat ini.

'Ibu, kau adalah segalanya.  Aku menyayangimu.' Ken.

******

Related chapters

  • Perpisahan Di Musim Salju   Galau

    "Ken, kamu ada dimana?" Pesan Rin. "Di rumah Rin, ada apa?" Ken. "Bisa kita bertemu sekarang?" Rin. "Oke, dimana?" Ken. "Di taman kemarin ya, aku berangkat sekarang." Rin. "Oke." Ken. Rin bersiap-siap untuk pergi ke taman pagi ini. Karena hari ini libur Rin pergi dengan hati tenang. Dia ingin tau seperti apa reaksi Ken ketika ia tau bahwa Rai ingin menjadi kekasihnya. Rin pergi naik bus yang biasa melewati taman itu. Dia sudah menunggu di kursi taman. Sejak menerima pesan Rin, Ken langsung meluncur ke TKP tanpa banyak drama. Ken tidak suka bertele-tele dia lebih suka to the poin masalah apapun. Ken mengendarai motor kali ini. Dia ingin merasakan berboncengan dengan Rin. Sesampainya di taman dia melihat gadis yang di cintainya sudah duduk di kursi taman dan dia menghampiri Rin. "Sudah lama Rin?" Tanya ken. "Lumayan. Sini, ada yang harus aku bicarakan denganmu." "Keliatannya serius, ada apa

  • Perpisahan Di Musim Salju   Resmi jadian

    Keesokan harinya Rai menemui Rin di kampusnya. Dia ingin menanyakan jawabannya apakah dia diterima atau tidak. Rin yang sedang menunggu Ken untuk pulang bareng di kejutkan dengan kedatangan seseorang di belakangnya. Rin mengira itu Ken, ternyata bukan. "Ehem." "Ken." Rin menoleh ke belakang ternyata itu Rai. Wajah Rai yang semula tersenyum berubah menjadi masam. "Rai,, maaf aku kira kamu itu Ken karena tadi aku sedang menunggunya untuk pulang bersama." "Iya tidak apa-apa. Biar aku saja yang mengantarmu." "Tapi.." "Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah hanya kita berdua." "Baiklah, aku telepon dulu Ken." Rin menelponnya. Setelah itu dia langsung pergi bersama Rai. Rai membawanya pergi ke suatu tempat yang belum pernah dia datangi. Rai membawanya ke Hitsujiyama Park, dia membawanya untuk melihat Bunga Shibazakura. Tanpa di sadari Ken yang bersamaan keluar melihat mereka dan mengikuti mobil

  • Perpisahan Di Musim Salju   Patah hati

    Kania masuk ke kamarnya setelah berdebat dengan Kimi. Entah apa yang ada di pikirannya Kimi, dia tidak tau dan rencana apa yang akan Kakaknya buat pun dia tidak tau menau. Kania melihat ibunya Ken baru pulang dari kantor dan menghampirinya. Dia berkata bahwa Ken sepertinya sedang ada masalah. Ibunya langsung pergi ke kamar Ken, terlihat Ken sedang melamun menghadap ke jendela kamar. "Ken, apa kamu ada masalah? Mengapa wajahmu menjadi sendu begini?" "Aku sudah kehilangannya Bu, dia sudah menerima cinta pria lain." Ucapnya dengan nada dingin dan datar tanpa ekspresi apapun. Ibunya memandang Ken cukup lama tapi Ken masih saja melihat ke arah jendela kamar. Ibunya menatap ke jendela yang sama lalu berkata, "Jangan bersedih Nak. Walaupun dia bukan milikmu tapi kamu masih bisa menjadi sahabatnya. Suatu saat nanti kamu yang akan mengenalnya lebih baik di bandingkan dengan pasangannya saat ini."

  • Perpisahan Di Musim Salju   Siapa Brian

    Mentari bersinar cerah pagi ini, bunga-bunga yang bermekaran terlihat sangat indah ketika angin sejuk menggoyangkan bunga-bunga cantik dan menebarkan aroma wangi yang khas. Pria tampan dan dingin itu sedang termenung sendirian di taman rumahnya. Berdiri menghadap sinar mentari di ufuk timur. Di temani secangkir teh hangat dan kue kesukaannya. Datanglah wanita cantik yang selalu mengejutkannya. "Hei Ken." Tangan Kania dari belakang menyentuh pundak Ken hingga membuatnya terkejut. "Kamu sedang apa?" "Kamu selalu mengejutkanku Kania, ada apa?" Ken menghadapkan tubuhnya ke depan Kania. "Kamu itu, memang harus ada perlu dulu untuk mengobrol denganmu? Tapi memang begitu sih kenyataannya.. Hehe." "Ada apa?" Tanyanya datar. Kania menanyakan tentang Rai yang sudah menjalin cinta dengan Rin. "Kau mengenal Rai?" Mengerutkan keningnya karena terkejut. "Ya pasti dong aku mengenalnya. Rai itu pria yang aku ceritakan kepadamu, yang me

  • Perpisahan Di Musim Salju   Ken vs Rai

    Ken vs Rai "Tuan muda, ada yang ingin bertemu denganmu di luar." Ucap pelayan wanita itu menghampiri Rai yang sedang memandang foto Rin di kamarnya. "Siapa? Pagi-pagi begini ada yang bertamu." Rai sedikit malas untuk keluar. "Namanya Ken, Tuan. Dia yang ingin menemui mu." "Ken?" Rai langsung beranjak dari tempat tidurnya dan keluar untuk menemui Ken. Di luar teras, Ken berdiri membelakangi pintu sambil memasukkan tangan ke kantong samping celananya. "Ada apa kamu kemari sepagi ini?" Ken berbalik dan berkata, "Aku ingin bicara kepadamu." "Apa?" "Tentang Rin." Ucapnya dengan nada datar dan dingin, khas suara Ken. "Sekarang kamu sudah menjalin cinta dengannya, aku peringatkan jangan pernah kamu menyakitinya. Jika itu terjadi aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang." Ancam Ken. "Kamu itu kenapa? Jelas aku tidak akan menyakitinya karena aku sangat mencintainya. Aku ingatkan juga padamu j

  • Perpisahan Di Musim Salju   Rai yang lembut

    Sejak saat itu Rai tidak pernah lagi melarangnya berteman dengan Ken. Tapi hubungan Rin dengan Ken tidak seintens dulu. Sekarang Ken lebih pendiam dari biasanya, bahkan lebih pendiam daripada saat pertama kali Rin mengenalnya. Sekarang setiap hari Rin di antar jemput oleh Rai sehingga membuatnya jarang bertemu dengan Ken. Walaupun Rin tau dia sibuk dengan pekerjaannya dan sudah melarangnya jangan mengantar jemput tapi dia tetap ingin melakukannya. Semakin hari sikap Rai semakin lembut dan perhatian. Rin mulai menyayangi dan mencintainya dalam waktu 3 bulan pacaran. Rai mampu membuatnya mencintai sepenuh hatinya walaupun di relung hatinya yang paling dalam masih terukir nama Ken di sana. Hari ini Rin tidak ada jadwal kuliah, dia membawa Rin ke kantornya. Betapa malunya Rin di sana karena semua wanita di kantor Rai sangat cantik, seksi dan menawan. Mereka melihatnya dengan tatapan sinis seperti tidak menyukai kehadirannya. Rai merangkul pinggang Rin mem

  • Perpisahan Di Musim Salju   Nafsu memburu

    "Apa aku cocok pakai gaun ini Rai?" "Kamu tetap cantik memakai apapun sayangku." "Gombal! Aku serius Rai, aku kan pertama kali bertemu Kakak mu." "Ambil saja yang kamu sukai, Kamu tetap cantik." "Yang ini bagus tidak? Tolong kasih pendapat." Rin memperlihatkan gaun berwarna ungu muda polos tidak ada motif apapun, panjangnya selutut dan berlengan pendek sangat sederhana sekali. "Baik, biar aku pilihkan ya. Menurutku gaun ungu muda ini terlalu polos sayang. Kamu harus terlihat berbeda dari biasanya." Rai memilih gaun yang berjejer. Dia menemukan gaun merah marun dengan model Sabrina yang mengekspose bagian pundak dan dada Rin membuat otak mesum nya beraksi. Dia menyerahkan gaun itu kepada Rin. "Coba pakai ini." Rin mengambil baju itu tanpa melihatnya terlebih dahulu, dia memasuki ruang ganti dan betapa terkejutnya dia melihat dirinya yang sedang memakai baju itu. Pundak yang putih mulus dan dadanya yang terlihat s

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pertengkaran Kania dan Kimi

    "Kania," "Kania," "Kania," "Kamu dimana?" Teriakan Kimi menggema di seluruh ruangan tengah rumah Ken. Satpam yang berjaga bahkan hendak mengeluarkan Kimi karena terus berteriak. Tapi mereka tak cukup nyali untuk mengusirnya. "Nona Kimi, di sini tidak ada nona Kania. Tadi dia pergi bersama seorang pria." "Apa? Siapa pria itu pak?" "Saya tidak tau yang jelas dia sangat tampan, sama seperti tuan muda Rai." 'Duh Kania, kamu menghancurkan rencana ku. Dasar bodoh.' Kimi menggerutu di hatinya. "Sejak kapan dia pergi?" "Dua jam yang lalu nona." Kimi tidak mau menunggu Kania terlalu lama karena suasana di rumah Ken sepi. Ken dan ibunya sedang di perusahaan sedangkan ayahnya sedang menghadiri rapat di kampus bersama jajarannya. 'Lebih baik aku balik lagi deh percuma di sini pun si Kania tidak ada.' Kimi kembali ke mobil, dia terlihat sangat kesal karena tiba-tiba saja Rio meminta putus darinya. Pas

Latest chapter

  • Perpisahan Di Musim Salju   Rio terluka

    Rio terlukaPOV RaiSetelah aku mengantar Rin pulang, aku segera pulang ke rumah untuk memberitahu masalah ini kepada Kak Rio. Aku benar-benar sangat geram dengan kelakuan Kimi kali ini.Dia sudah mengibarkan bendera perang denganku. Lihat saja, aku akan menemukan bukti bahwa dia telah menyelingkuhi Kak Rio.Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan bagaimana caranya untuk membalaskan dendam kepada Kimi.Aku harus bagaimana agar dia sadar dan tidak berbuat jahat lagi?Sampai di depan rumah, aku segera memarkirkan mobil dan langsung menuju kamar Kak Rio. Tapi ketika aku buka pintu, Kak Rio tidak ada di sana.Kemana dia?Aku mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Aku semakin bingung Kak Rio tidak datang ke kantor tapi tidak ada juga di rumah.Aku pun bertanya kepada pelayan di rumahnya, "Bi, kemana Kak Rio pergi?""Tadi tuan muda Rio pergi bersama nona Kimi, tuan Rai." Jawab bibi pelayan."Sejak kapan

  • Perpisahan Di Musim Salju   Terbongkar!!

    Hari ini sepulang kerja, Rai menjemput ku untuk mau pergi ke kantornya dan melihat cctv di kantor masalah itu. Aku juga penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?Saat aku sudah ada di kantor, tidak lama kemudian datang Kania dan Brian. Kania berlari ke arahku dan menunjukkan bukti yang membuatku dan Rai terkejut."Rin.. Aku ada info tentang siapa yang sudah menjebak Rai kemarin." ucap Kania sambil terengah-engah mengatur nafasnya."Kau tahu Kania?" Tanyaku."Ya, tadi Brian memberitahuku tentang masalahmu dan sekarang aku punya buktinya bahwa Rai tidak bersalah." Ucap Kania sambil melirik ke arah Rai.Kania menyerahkan ponselnya kepadaku, dan ku lihat di video itu Kimi dan Vita sedang membicarakan masalah video.Flashback Kania.Saat aku pergi dari apartemen Kak Kimi, aku terus saja kepikiran masalah video apa yang mereka bicarakan. Jadilah aku kembali ke apartemennya dan menguping di balik pintu.Aku mendengar kalau Vita sudah be

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pertengkaran

    Setelah aku melihat isi dari flashdisk itu, aku di antar pulang oleh Brian. Ku lihat ponselku ada banyak sekali pesan dari Rai."Sayang, kenapa tidak ada kabar darimu?""Sayang, balas pesanku.""Sayang, aku telpon kenapa tidak di angkat?"Itulah beberapa pesan dari Rai dan 100 panggilan yang ku abaikan.Hatiku masih belum terima dengan kenyataan ini, hatiku masih sakit melihat Rai menikmati berciuman dengan Vita. Aku mengacuhkan panggilan dan pesan dari Rai, dia pasti merasa heran dengan sikap ku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu untuk sementara. Dan sekarang pun sudah tengah malam, waktunya untuk istirahatkan tubuhku yang lelah dan pikiranku yang kacau.Kalau suasana hatiku sudah membaik, aku akan mengabari Rai untuk bertemu langsung. Saat ini aku sudah tidak bisa berpikir jernih. Aku ingin sekali bercerita kepada Ken, tapi itu tidak mungkin dan aku tidak mau melibatkannya dalam masalahku lagi.Aku harus bisa mengatasi

  • Perpisahan Di Musim Salju   Sakit hati

    Rin POVPagi itu, aku sudah bersiap untuk pergi melamar ke salah satu perusahaan besar. Aku ingin berjuang sendiri tanpa bantuan siapapun agar aku bisa mandiri.Tapi saat aku hendak pergi ponselku berdering, dan ku lihat itu panggilan dari Rai. Aku mengangkat telepon dan mengatakan bahwa aku akan melamar pekerjaan hari ini.Awalnya Rai melarang ku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan dan menikmati harta Rai begitu saja. Aku tidak mau menjadi wanita yang bergantung kepada kekasihnya. Berbeda kalau aku sudah menikah, aku pasti menuruti perintah suamiku. Akhirnya Rai setuju dan tidak melarang ku untuk melamar pekerjaan.Aku pun pergi dengan perasaan nervous dan tidak percaya diri. Berkali-kali aku menarik nafas panjang. Aku menghentikan bus menuju perusahaan tersebut, tapi bus nya penuh dan terpaksalah aku harus berdiri. Daripada terlambat dan semuanya menjadi kacau.Semua penumpang pria menatapku dari atas ke bawah, membuatku menjadi tidak nyaman. A

  • Perpisahan Di Musim Salju   Menggoda Rai

    Pagi itu sinar mentari bersinar cerah. Secerah hati Rai yang berbunga-bunga telah mendapatkan cinta yang tulus dari Rin. Cintanya yang sudah terbalas oleh ketulusan yang sama membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-harinya. Bunga sakura bersemi dengan indah dan mengeluarkan aroma yang khas dan unik. Menambah kebahagiaan yang di rasakan oleh insan yang sedang di mabuk cinta. Cinta yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk mencintai gadis impiannya, gadis yang akan selalu di hatinya. Pria tampan dengan bola mata biru, hidung mancung, kulit yang putih bersih dan rambut hitam lurus yang sedikit berantakan, menambah level ketampanan yang di milikinya. Pria tampan itu sudah bersiap untuk pergi ke kantor, aroma wangi parfum menyeruak di seluruh ruangan yang ia lewati. Aroma yang semakin menggoda untuk membuat para wanita di mabuk kepayang. Ia melewati anak tangga satu demi satu dan berjalan menyusuri ruang demi ruang. Ia pergi dengan mobil sport mahal

  • Perpisahan Di Musim Salju   Mulai mencintai Rai.

    Di sepanjang perjalanan, Rai tidak bersuara sama sekali. Dia hanya diam saja dan itu membuat Rin semakin merasa bersalah kepadanya. Walau bagaimanapun Sekarang Rai adalah kekasihnya. Dia pasti cemburu melihat kekasihnya di peluk oleh pria lain. Akhirnya Rin meminta maaf kepada Rai dan berjanji akan menjaga jarak dengan Ken. Agar Rai tidak selalu cemburu kepadanya. "Rai." Panggil Rin lirih. Rai tidak menjawabnya bahkan menoleh pun tidak. Dia tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Rai." Panggil Rin untuk yang kedua kalinya. Tapi Rai tetap bergeming tidak peduli. "Rai...." Kali ini Rin meninggikan suaranya. Dan Rai menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia turun dari mobilnya dan membuka pintu satunya lagi agar Rin turun juga. Rai menarik tangan Rin agar dia turun bersamanya. Dan bicara empat mata di tempat itu, di pinggir jalan yang sepi. Rai menoleh kepada Rin dengan tatapan dingin tak bersahabat. Rin tau bahwa Ra

  • Perpisahan Di Musim Salju   Kesalahpahaman

    Flashback ulang tahun Rio. Malam itu Rio mengajak Rai untuk menandatangani perjanjian yang telah di sepakati oleh mereka berdua dan para bawahannya. Rai mengajak Rin untuk pergi bersamanya tapi Rin menolak karena dia ingin pergi ke toilet. "Sayang, apa kamu mau ikut denganku?" "Tidak Rai. Aku sudah tidak tahan ingin pergi ke toilet." "Oh ya sudah kalau gitu, aku pergi sebentar ya. Setelah kembali dari toilet, kamu tunggu aku di sini lagi." Rin menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui perkataan Rai. Akhirnya Rai pergi bersama Rio dan staf ahli di perusahaannya untuk ke ruang tempat menyimpan dokumen penting di hotel itu. Sedangkan Rin pergi ke toilet. Saat dia sudah kembali dan menunggu Rai, Kimi datang dengan sikap angkuhnya. Dia menghina Rin dengan semena-mena membuat Rin merasa kesal dengan tingkahnya. Dan kali ini Rin tidak akan diam di tindas oleh orang lain. Dia melawannya yang membuat Kimi menjadi naik

  • Perpisahan Di Musim Salju   Dua musuh Rin

    Kimi pergi meninggalkan tempat itu, mood nya sudah jelek sejak Rin berani melawannya. Apalagi ada Ken yang membelanya. Kimi merasa ada yang aneh dari sikap Ken. Dia sangat paham betul bagaimana sifat sepupunya itu. Kimi tidak mengerti apa Ken mencintainya? Kimi tau sepupunya itu tidak pernah peduli dengan siapapun. Ken memang baik tapi untuk membela seseorang yang tidak penting sepertinya sangat mustahil. Apa sebenarnya Ken mencintai Rin? Kalau memang benar ini tidak boleh di biarkan, jangan sampai lepas dari Rai malah jatuh ke pelukan Ken. 'Aku tidak akan membiarkannya. Aku ingin dia hidup menderita.' Ucap Kimi dalam hati. Kimi memilih untuk pulang ke apartemennya menyusun rencana untuk menghancurkan gadis sialan itu. Dia teramat sangat benci kepadanya, kalau sampai Rai menikahinya sudah pasti dia akan di singkirkan oleh Rio. Karena Rai dan gadis itu pasti bekerjasama untuk menyelidiki apa yang sudah di perbuatnya. Dan ketika itu terjad

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pesta ulang tahun Rio

    Pesta ulang tahun Rio Rio menggelar pesta ulang tahunnya di sebuah hotel mewah bintang 5. Dia mengundang semua teman dan koleganya. Tak lupa Rio juga mengundang Ken untuk datang ke pesta karena Ken merupakan CEO baru yang akan menjadi rekan bisnisnya. Perusahaan Ken sangat mempengaruhi perusahaannya. Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Mereka membawa para istrinya yang tampil sangat glamor. Menandakan bahwa mereka adalah orang-orang dari kalangan atas. Tak lupa Kimi pun ingin menjadi pusat perhatian. Tapi sayangnya wajah Kimi masih jauh dari kata cantik di bandingkan Kania. Apalagi jika di bandingkan dengan Rin, Kimi tidak ada apa-apanya. Padahal Kimi sudah berdandan dengan maksimal dan membeli gaun yang super mahal untuk penampilannya malam ini. Tapi tidak ada sedikit pun yang terpesona melihat Kimi. Ia kesal karena merasa tidak ada yang memandangnya sama sekali. Bahkan Rio pun ta

DMCA.com Protection Status