Share

Sisi lain Ken

Penulis: Mariana Rahma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat mereka sedang curhat sesama perempuan, Ken datang ke kamar Kania mengejutkan mereka.

"Heii.. kalian sedang apa?" Ucap Ken yang membuat mereka berdua terkejut.

"Ken.... Bisa tidak kamu ketuk pintu dulu saat masuk kamarku?" Bentak Kania.

"Maaf Kania, aku lupa." Jawab Ken sambil tersenyum manis, membuat Rin merasakan getaran berbeda di hatinya.

'Uhh, kenapa aku jadi berdebar-debar gini melihat senyum manis Ken?' batin Rin.

Rin hanya menundukkan kepalanya, dia tidak menatap Ken lebih lama lagi karena saat ini hatinya sedang tidak karuan.

"Rin, kita ke taman yuk.." Ajak Ken.

"Aku ikut,, kalian jangan berduaan.. Nanti yang ketiganya SETAN." Ucap Kania sambil melihat ke arah Ken.

"Ya kamu setan nya Kania." Ledek Ken.

"Sialan kamu Ken!!" Kania memukul lengan Ken.

"Ya sudah kita ke taman bersama-sama." Ucap Rin melerai mereka berdua.

Mereka pun pergi ke taman dan mengobrol di sana. Kania memperhatikan sepupunya itu yang seperti ada cinta di hatinya untuk Rin.

Matanya itu sangat jelas memancarkan aura kebahagiaan saat menatap Rin.

Baru kali ini Kania merasa bahwa Ken benar-benar mencintai gadis yang di hadapannya ini.

Cukup lama mereka berada di taman, sampai akhirnya waktu sudah hampir senja.

"Ken, aku harus pulang sekarang." Ucap Rin.

"Oh iya, hayu aku antar kamu pulang." Jawab Ken.

"Kania, aku pulang dulu ya. Semoga kita bisa mengobrol lagi di lain waktu." Rin memeluk Kania.

"Iya Rin, sampai jumpa kembali ya." Jawab Kania membalas pelukan Rin.

Mereka pun pergi meninggalkan Kania yang masih terdiam di taman sendiri.

Di mobil.

"Ken, apa kamu mengenal pria yang menolak Kania?

"Tidak, aku hanya tau ceritanya saja. Katanya dia di jodohkan oleh Kakaknya dengan adik dari pacar kakaknya itu."

"Aku kira kamu mengetahuinya."

"Aku tidak bertanya detailnya, dia yang tiba-tiba curhat padaku. Aku tidak tau infonya karena Kimi juga tinggal di apartemen."

"Lalu kenapa Kania tidak tinggal bersama Kakaknya?"

"Paman dan bibi menitipkan mereka berdua di rumahku tapi Kimi enggan dan hanya mau tinggal di apartemen. Sedangkan Kania mau tinggal bersamaku karena dia sangat dekat denganku."

"Memang orang tua Kania kemana?"

"Paman dan bibi sedang mengurus bisnis kakek di luar negeri. Pulangnya sekitar 3 sampai 4 tahun lagi. Kenapa?"

"Oh tidak.. Tadi nggak enak mau tanya sama Kania."

Rin melihat wajah Ken dari samping dan terus memperhatikan nya. Wajah Ken yang sangat tampan tidak akan mungkin menyukainya, gadis jelek dan miskin. 

Rin menarik nafas panjang.

"Kamu kenapa Rin." Tanya Ken, matanya masih ke depan fokus mengemudi.

"Tidak apa-apa."

"Jangan bohong Rin, kamu kenapa?"

"Aku hanya berpikir mana mungkin ada pria yang mencintaiku, gadis jelek dan miskin." Ucap Rin sambil menatap ke jendela.

"Siapa bilang? Bukankah pria itu mencintaimu?" Tanya Ken.

"Entahlah Ken.. Aku bingung."

'Ken, entah mengapa aku selalu merasa nyaman berada di dekat mu. Perasaanku tidak menentu setiap kali kamu mencoba melindungi aku. Tapi aku sadar diri siapa aku, kamu tidak akan mungkin mencintaiku.'

'Aku hanyalah butiran debu bila bersanding denganmu, kamu punya segalanya sedangkan aku tidak punya apa-apa. Kamu tampan dan kaya, banyak wanita yang mau menjadi kekasihmu.'

'Sedangkan aku hanya gadis jelek dan miskin yang tidak punya apa-apa. Aku seperti gadis tidak tahu diri yang mengharapkan pangeran tampan dan kaya, kita bagai air dan minyak yang tak akan pernah bisa bersatu.' Rin terus saja bergumam dalam hatinya.

Begitupun dengan Ken.

'Rin, dari pertama kali aku bertemu denganmu aku langsung menyukaimu dan aku menyayangimu. Aku ingin selalu menjadi pelindungmu tapi aku tak cukup berani untuk menyatakan perasaanku padamu bahwa aku menyayangimu. Suatu saat nanti aku akan menyatakannya padamu.' Batin Ken.

Ken terus melirik ke arah Rin sambil mengemudi membuatnya kehilangan fokus, untung saja jalanan sepi. 

Hening..

Tetap hening..

"Ken."

"Iya Rin?"

"Apa kamu benar-benar mau menjadi sahabatku?"

"Iya, aku mau jadi sahabatmu."

"Boleh aku bertanya?"

"Ya"

"Kenapa kamu selalu bersikap dingin dan angkuh? Padahal sekarang aku lihat kamu seperti orang pada umumnya, hangat dan bisa di ajak bicara. Tapi kenapa kamu membuat image mu di luar seperti itu?"

Ken terdiam sejenak, lalu memarkirkan mobilnya di depan taman kota.

"Turun, biar aku ceritakan semua di sini."

Mereka pun turun bersama dan duduk di taman menatap matahari yang semakin terbenam dan mengeluarkan cahaya senja yang indah.

Ken story'..

"Sebenarnya aku hanya kesepian Rin. Ayah dan ibuku dari dulu mereka sibuk mengurus bisnis mereka. Aku selalu di tinggalkan dengan pengasuh. Saat aku sendiri begitu, Kania pun datang. Dia yang selalu menemani masa kecilku, bermain dan bersenda gurau bersamaku membuatku sedikit terhibur dengan keberadaannya."

"Paman dan bibi pun sama seperti orang tua ku. Kami semua kehilangan kasih sayang orang tua. Cukup hanya dengan materi semua jadi beres, tapi hatiku selalu sakit saat melihat teman-teman semua bahagia bisa bermain bersama ayah dan ibu mereka, sedangkan Ken kecil hanya bisa menangis di pojokan kamar."

"Setiap aku meminta ayah bermain, ayah selalu bilang, 'Ayah sibuk Ken, bermainlah dengan teman-temanmu.' Lalu aku mengajak ibu bermain, ibu selalu berkata, 'Kamu bisa bermain sendiri Ken, kamu sudah besar."

"Itulah yang selalu keluar dari mulut mereka saat aku hendak mengajak bermain. Sedangkan aku tidak mempunyai teman masa kecil yang lain karena rumahku yang jauh dari pemukiman warga. Bahkan sejak kecil aku belum pernah merasakan pelukan hangat seorang ibu."

"Asal kamu tau Rin saat kamu memelukku, aku merasa sangat bahagia, aku merasakan kehangatan dari pelukanmu."

Rin mendengarkan cerita Ken dengan seksama, lalu dia berkata,

"Maafkan aku Ken." Ucap Rin yang tidak enak sudah mengingatkan memori buruk Ken.

Rin merasa masih beruntung mempunyai ibu yang sangat menyayangi dan penuh perhatian. Memang harta tidak bisa menjamin seseorang bahagia.

Kasih sayanglah yang membuat seseorang merasa berarti, walau tidak dapat di pungkiri bahwa harta juga berkontribusi membuat orang bahagia, tapi kasih sayang adalah yang utama.

"Kamu tidak salah Rin, terima kasih atas pelukanmu waktu itu ya."

"Harusnya aku yang berterima kasih kepadamu. Kamu sudah membuatku tenang, lalu kenapa kau angkuh begitu."

"Aku tidak angkuh Rin, aku hanya tidak suka terhadap orang sok kaya yang bermulut besar. Untuk itu aku selalu memperlihatkan kekayaan dan kekuasaan ku kepada mereka agar mereka bungkam dan tidak pamer lagi."

"Lalu kenapa kamu menjadi hangat setelah kita bersahabat?"

'Aku menyayangimu Rin, aku tidak mau melukai hatimu jika kelak suatu saat nanti kita harus berpisah dan aku tidak mau berpisah denganmu. Biarlah kita hanya menjadi sahabat, dengan seiringnya waktu kau akan merasakan bahwa aku menyayangimu lebih dari apapun.'

'Kamu sangat berharga untukku, aku akan selalu melindungi dan mencintaimu. Mencintaimu dalam diam memang sakit tapi ku rasa ini yang terbaik untuk kita saat ini.' Batin Ken.

'Ken, apa harapanku ini terlalu tinggi? Aku ingin kamu mencintaiku karena ku rasa aku mulai menyukaimu. Tapi aku tak berani untuk mengatakan ini, aku takut ini hanya akan menjadi mimpi yang indah belaka. Aku malu jika harus aku yang memulai. Biarlah jika kamu hanya ingin menjadi sahabatku, aku pun sudah senang asal kamu selalu ada untuk melindungiku.' Batin Rin.

Mereka saling pandang, cukup lama Ken menjawab. Dia

 sedang memikirkan sesuatu dan Rin tidak berkata apapun lagi.

Mereka melihat matahari senja di ufuk barat yang indah. Merasakan angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah dan rambut mereka berdua membuatnya semakin mempesona dengan rambut yang tertiup angin.

"Karena, karena kamu berbeda Rin." Jawab Ken.

Rin yang hendak bertanya lagi tidak sempat. Rintik hujan turun dan mereka kembali ke mobil saat hujan semakin deras mengguyur bumi di senja ini.

******

Bab terkait

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pernyataan cinta Rai

    Entah mengapa malam itu hati Rai sangat gelisah. Rai sudah tak tahan lagi ingin menyatakan cintanya kepada Rin. Tapi dia bingung bagaimana caranya meyakinkan Rin yang sudah terlanjur kecewa kepadanya. Lagi pula Rai tidak bisa menghubunginya karena ponselnya saja belum di berikan. Malam itu juga Rai pergi ke rumah Rin. Rai pergi dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak melihat jika di rumahnya ada Kania yang menunggunya untuk mengajak Rai berkencan. Ya walaupun Kania sudah di tolak mentah-mentah tapi dia tidak menyerah. "Rai.. Kamu mau kemana? Aku mau mengajakmu jalan." Ucap Kania. "Maaf Kania, aku ada urusan penting. Aku harus segera pergi." Jawab Rai dengan tergesa-gesa. "Aku mau ikut boleh?" Tanya Kania. "Jangan, kamu pulang saja. Aku antar ya." Rai sangat terganggu dengan kehadiran Kania. "Baiklah kalau begitu." Rai mengantar Kania pulang ke apartemen Kimi karena Rai hanya tau Kania tinggal di apartemen bersama

  • Perpisahan Di Musim Salju   Galau

    "Ken, kamu ada dimana?" Pesan Rin. "Di rumah Rin, ada apa?" Ken. "Bisa kita bertemu sekarang?" Rin. "Oke, dimana?" Ken. "Di taman kemarin ya, aku berangkat sekarang." Rin. "Oke." Ken. Rin bersiap-siap untuk pergi ke taman pagi ini. Karena hari ini libur Rin pergi dengan hati tenang. Dia ingin tau seperti apa reaksi Ken ketika ia tau bahwa Rai ingin menjadi kekasihnya. Rin pergi naik bus yang biasa melewati taman itu. Dia sudah menunggu di kursi taman. Sejak menerima pesan Rin, Ken langsung meluncur ke TKP tanpa banyak drama. Ken tidak suka bertele-tele dia lebih suka to the poin masalah apapun. Ken mengendarai motor kali ini. Dia ingin merasakan berboncengan dengan Rin. Sesampainya di taman dia melihat gadis yang di cintainya sudah duduk di kursi taman dan dia menghampiri Rin. "Sudah lama Rin?" Tanya ken. "Lumayan. Sini, ada yang harus aku bicarakan denganmu." "Keliatannya serius, ada apa

  • Perpisahan Di Musim Salju   Resmi jadian

    Keesokan harinya Rai menemui Rin di kampusnya. Dia ingin menanyakan jawabannya apakah dia diterima atau tidak. Rin yang sedang menunggu Ken untuk pulang bareng di kejutkan dengan kedatangan seseorang di belakangnya. Rin mengira itu Ken, ternyata bukan. "Ehem." "Ken." Rin menoleh ke belakang ternyata itu Rai. Wajah Rai yang semula tersenyum berubah menjadi masam. "Rai,, maaf aku kira kamu itu Ken karena tadi aku sedang menunggunya untuk pulang bersama." "Iya tidak apa-apa. Biar aku saja yang mengantarmu." "Tapi.." "Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah hanya kita berdua." "Baiklah, aku telepon dulu Ken." Rin menelponnya. Setelah itu dia langsung pergi bersama Rai. Rai membawanya pergi ke suatu tempat yang belum pernah dia datangi. Rai membawanya ke Hitsujiyama Park, dia membawanya untuk melihat Bunga Shibazakura. Tanpa di sadari Ken yang bersamaan keluar melihat mereka dan mengikuti mobil

  • Perpisahan Di Musim Salju   Patah hati

    Kania masuk ke kamarnya setelah berdebat dengan Kimi. Entah apa yang ada di pikirannya Kimi, dia tidak tau dan rencana apa yang akan Kakaknya buat pun dia tidak tau menau. Kania melihat ibunya Ken baru pulang dari kantor dan menghampirinya. Dia berkata bahwa Ken sepertinya sedang ada masalah. Ibunya langsung pergi ke kamar Ken, terlihat Ken sedang melamun menghadap ke jendela kamar. "Ken, apa kamu ada masalah? Mengapa wajahmu menjadi sendu begini?" "Aku sudah kehilangannya Bu, dia sudah menerima cinta pria lain." Ucapnya dengan nada dingin dan datar tanpa ekspresi apapun. Ibunya memandang Ken cukup lama tapi Ken masih saja melihat ke arah jendela kamar. Ibunya menatap ke jendela yang sama lalu berkata, "Jangan bersedih Nak. Walaupun dia bukan milikmu tapi kamu masih bisa menjadi sahabatnya. Suatu saat nanti kamu yang akan mengenalnya lebih baik di bandingkan dengan pasangannya saat ini."

  • Perpisahan Di Musim Salju   Siapa Brian

    Mentari bersinar cerah pagi ini, bunga-bunga yang bermekaran terlihat sangat indah ketika angin sejuk menggoyangkan bunga-bunga cantik dan menebarkan aroma wangi yang khas. Pria tampan dan dingin itu sedang termenung sendirian di taman rumahnya. Berdiri menghadap sinar mentari di ufuk timur. Di temani secangkir teh hangat dan kue kesukaannya. Datanglah wanita cantik yang selalu mengejutkannya. "Hei Ken." Tangan Kania dari belakang menyentuh pundak Ken hingga membuatnya terkejut. "Kamu sedang apa?" "Kamu selalu mengejutkanku Kania, ada apa?" Ken menghadapkan tubuhnya ke depan Kania. "Kamu itu, memang harus ada perlu dulu untuk mengobrol denganmu? Tapi memang begitu sih kenyataannya.. Hehe." "Ada apa?" Tanyanya datar. Kania menanyakan tentang Rai yang sudah menjalin cinta dengan Rin. "Kau mengenal Rai?" Mengerutkan keningnya karena terkejut. "Ya pasti dong aku mengenalnya. Rai itu pria yang aku ceritakan kepadamu, yang me

  • Perpisahan Di Musim Salju   Ken vs Rai

    Ken vs Rai "Tuan muda, ada yang ingin bertemu denganmu di luar." Ucap pelayan wanita itu menghampiri Rai yang sedang memandang foto Rin di kamarnya. "Siapa? Pagi-pagi begini ada yang bertamu." Rai sedikit malas untuk keluar. "Namanya Ken, Tuan. Dia yang ingin menemui mu." "Ken?" Rai langsung beranjak dari tempat tidurnya dan keluar untuk menemui Ken. Di luar teras, Ken berdiri membelakangi pintu sambil memasukkan tangan ke kantong samping celananya. "Ada apa kamu kemari sepagi ini?" Ken berbalik dan berkata, "Aku ingin bicara kepadamu." "Apa?" "Tentang Rin." Ucapnya dengan nada datar dan dingin, khas suara Ken. "Sekarang kamu sudah menjalin cinta dengannya, aku peringatkan jangan pernah kamu menyakitinya. Jika itu terjadi aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang." Ancam Ken. "Kamu itu kenapa? Jelas aku tidak akan menyakitinya karena aku sangat mencintainya. Aku ingatkan juga padamu j

  • Perpisahan Di Musim Salju   Rai yang lembut

    Sejak saat itu Rai tidak pernah lagi melarangnya berteman dengan Ken. Tapi hubungan Rin dengan Ken tidak seintens dulu. Sekarang Ken lebih pendiam dari biasanya, bahkan lebih pendiam daripada saat pertama kali Rin mengenalnya. Sekarang setiap hari Rin di antar jemput oleh Rai sehingga membuatnya jarang bertemu dengan Ken. Walaupun Rin tau dia sibuk dengan pekerjaannya dan sudah melarangnya jangan mengantar jemput tapi dia tetap ingin melakukannya. Semakin hari sikap Rai semakin lembut dan perhatian. Rin mulai menyayangi dan mencintainya dalam waktu 3 bulan pacaran. Rai mampu membuatnya mencintai sepenuh hatinya walaupun di relung hatinya yang paling dalam masih terukir nama Ken di sana. Hari ini Rin tidak ada jadwal kuliah, dia membawa Rin ke kantornya. Betapa malunya Rin di sana karena semua wanita di kantor Rai sangat cantik, seksi dan menawan. Mereka melihatnya dengan tatapan sinis seperti tidak menyukai kehadirannya. Rai merangkul pinggang Rin mem

  • Perpisahan Di Musim Salju   Nafsu memburu

    "Apa aku cocok pakai gaun ini Rai?" "Kamu tetap cantik memakai apapun sayangku." "Gombal! Aku serius Rai, aku kan pertama kali bertemu Kakak mu." "Ambil saja yang kamu sukai, Kamu tetap cantik." "Yang ini bagus tidak? Tolong kasih pendapat." Rin memperlihatkan gaun berwarna ungu muda polos tidak ada motif apapun, panjangnya selutut dan berlengan pendek sangat sederhana sekali. "Baik, biar aku pilihkan ya. Menurutku gaun ungu muda ini terlalu polos sayang. Kamu harus terlihat berbeda dari biasanya." Rai memilih gaun yang berjejer. Dia menemukan gaun merah marun dengan model Sabrina yang mengekspose bagian pundak dan dada Rin membuat otak mesum nya beraksi. Dia menyerahkan gaun itu kepada Rin. "Coba pakai ini." Rin mengambil baju itu tanpa melihatnya terlebih dahulu, dia memasuki ruang ganti dan betapa terkejutnya dia melihat dirinya yang sedang memakai baju itu. Pundak yang putih mulus dan dadanya yang terlihat s

Bab terbaru

  • Perpisahan Di Musim Salju   Rio terluka

    Rio terlukaPOV RaiSetelah aku mengantar Rin pulang, aku segera pulang ke rumah untuk memberitahu masalah ini kepada Kak Rio. Aku benar-benar sangat geram dengan kelakuan Kimi kali ini.Dia sudah mengibarkan bendera perang denganku. Lihat saja, aku akan menemukan bukti bahwa dia telah menyelingkuhi Kak Rio.Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan bagaimana caranya untuk membalaskan dendam kepada Kimi.Aku harus bagaimana agar dia sadar dan tidak berbuat jahat lagi?Sampai di depan rumah, aku segera memarkirkan mobil dan langsung menuju kamar Kak Rio. Tapi ketika aku buka pintu, Kak Rio tidak ada di sana.Kemana dia?Aku mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Aku semakin bingung Kak Rio tidak datang ke kantor tapi tidak ada juga di rumah.Aku pun bertanya kepada pelayan di rumahnya, "Bi, kemana Kak Rio pergi?""Tadi tuan muda Rio pergi bersama nona Kimi, tuan Rai." Jawab bibi pelayan."Sejak kapan

  • Perpisahan Di Musim Salju   Terbongkar!!

    Hari ini sepulang kerja, Rai menjemput ku untuk mau pergi ke kantornya dan melihat cctv di kantor masalah itu. Aku juga penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?Saat aku sudah ada di kantor, tidak lama kemudian datang Kania dan Brian. Kania berlari ke arahku dan menunjukkan bukti yang membuatku dan Rai terkejut."Rin.. Aku ada info tentang siapa yang sudah menjebak Rai kemarin." ucap Kania sambil terengah-engah mengatur nafasnya."Kau tahu Kania?" Tanyaku."Ya, tadi Brian memberitahuku tentang masalahmu dan sekarang aku punya buktinya bahwa Rai tidak bersalah." Ucap Kania sambil melirik ke arah Rai.Kania menyerahkan ponselnya kepadaku, dan ku lihat di video itu Kimi dan Vita sedang membicarakan masalah video.Flashback Kania.Saat aku pergi dari apartemen Kak Kimi, aku terus saja kepikiran masalah video apa yang mereka bicarakan. Jadilah aku kembali ke apartemennya dan menguping di balik pintu.Aku mendengar kalau Vita sudah be

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pertengkaran

    Setelah aku melihat isi dari flashdisk itu, aku di antar pulang oleh Brian. Ku lihat ponselku ada banyak sekali pesan dari Rai."Sayang, kenapa tidak ada kabar darimu?""Sayang, balas pesanku.""Sayang, aku telpon kenapa tidak di angkat?"Itulah beberapa pesan dari Rai dan 100 panggilan yang ku abaikan.Hatiku masih belum terima dengan kenyataan ini, hatiku masih sakit melihat Rai menikmati berciuman dengan Vita. Aku mengacuhkan panggilan dan pesan dari Rai, dia pasti merasa heran dengan sikap ku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu untuk sementara. Dan sekarang pun sudah tengah malam, waktunya untuk istirahatkan tubuhku yang lelah dan pikiranku yang kacau.Kalau suasana hatiku sudah membaik, aku akan mengabari Rai untuk bertemu langsung. Saat ini aku sudah tidak bisa berpikir jernih. Aku ingin sekali bercerita kepada Ken, tapi itu tidak mungkin dan aku tidak mau melibatkannya dalam masalahku lagi.Aku harus bisa mengatasi

  • Perpisahan Di Musim Salju   Sakit hati

    Rin POVPagi itu, aku sudah bersiap untuk pergi melamar ke salah satu perusahaan besar. Aku ingin berjuang sendiri tanpa bantuan siapapun agar aku bisa mandiri.Tapi saat aku hendak pergi ponselku berdering, dan ku lihat itu panggilan dari Rai. Aku mengangkat telepon dan mengatakan bahwa aku akan melamar pekerjaan hari ini.Awalnya Rai melarang ku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan dan menikmati harta Rai begitu saja. Aku tidak mau menjadi wanita yang bergantung kepada kekasihnya. Berbeda kalau aku sudah menikah, aku pasti menuruti perintah suamiku. Akhirnya Rai setuju dan tidak melarang ku untuk melamar pekerjaan.Aku pun pergi dengan perasaan nervous dan tidak percaya diri. Berkali-kali aku menarik nafas panjang. Aku menghentikan bus menuju perusahaan tersebut, tapi bus nya penuh dan terpaksalah aku harus berdiri. Daripada terlambat dan semuanya menjadi kacau.Semua penumpang pria menatapku dari atas ke bawah, membuatku menjadi tidak nyaman. A

  • Perpisahan Di Musim Salju   Menggoda Rai

    Pagi itu sinar mentari bersinar cerah. Secerah hati Rai yang berbunga-bunga telah mendapatkan cinta yang tulus dari Rin. Cintanya yang sudah terbalas oleh ketulusan yang sama membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-harinya. Bunga sakura bersemi dengan indah dan mengeluarkan aroma yang khas dan unik. Menambah kebahagiaan yang di rasakan oleh insan yang sedang di mabuk cinta. Cinta yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk mencintai gadis impiannya, gadis yang akan selalu di hatinya. Pria tampan dengan bola mata biru, hidung mancung, kulit yang putih bersih dan rambut hitam lurus yang sedikit berantakan, menambah level ketampanan yang di milikinya. Pria tampan itu sudah bersiap untuk pergi ke kantor, aroma wangi parfum menyeruak di seluruh ruangan yang ia lewati. Aroma yang semakin menggoda untuk membuat para wanita di mabuk kepayang. Ia melewati anak tangga satu demi satu dan berjalan menyusuri ruang demi ruang. Ia pergi dengan mobil sport mahal

  • Perpisahan Di Musim Salju   Mulai mencintai Rai.

    Di sepanjang perjalanan, Rai tidak bersuara sama sekali. Dia hanya diam saja dan itu membuat Rin semakin merasa bersalah kepadanya. Walau bagaimanapun Sekarang Rai adalah kekasihnya. Dia pasti cemburu melihat kekasihnya di peluk oleh pria lain. Akhirnya Rin meminta maaf kepada Rai dan berjanji akan menjaga jarak dengan Ken. Agar Rai tidak selalu cemburu kepadanya. "Rai." Panggil Rin lirih. Rai tidak menjawabnya bahkan menoleh pun tidak. Dia tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Rai." Panggil Rin untuk yang kedua kalinya. Tapi Rai tetap bergeming tidak peduli. "Rai...." Kali ini Rin meninggikan suaranya. Dan Rai menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia turun dari mobilnya dan membuka pintu satunya lagi agar Rin turun juga. Rai menarik tangan Rin agar dia turun bersamanya. Dan bicara empat mata di tempat itu, di pinggir jalan yang sepi. Rai menoleh kepada Rin dengan tatapan dingin tak bersahabat. Rin tau bahwa Ra

  • Perpisahan Di Musim Salju   Kesalahpahaman

    Flashback ulang tahun Rio. Malam itu Rio mengajak Rai untuk menandatangani perjanjian yang telah di sepakati oleh mereka berdua dan para bawahannya. Rai mengajak Rin untuk pergi bersamanya tapi Rin menolak karena dia ingin pergi ke toilet. "Sayang, apa kamu mau ikut denganku?" "Tidak Rai. Aku sudah tidak tahan ingin pergi ke toilet." "Oh ya sudah kalau gitu, aku pergi sebentar ya. Setelah kembali dari toilet, kamu tunggu aku di sini lagi." Rin menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui perkataan Rai. Akhirnya Rai pergi bersama Rio dan staf ahli di perusahaannya untuk ke ruang tempat menyimpan dokumen penting di hotel itu. Sedangkan Rin pergi ke toilet. Saat dia sudah kembali dan menunggu Rai, Kimi datang dengan sikap angkuhnya. Dia menghina Rin dengan semena-mena membuat Rin merasa kesal dengan tingkahnya. Dan kali ini Rin tidak akan diam di tindas oleh orang lain. Dia melawannya yang membuat Kimi menjadi naik

  • Perpisahan Di Musim Salju   Dua musuh Rin

    Kimi pergi meninggalkan tempat itu, mood nya sudah jelek sejak Rin berani melawannya. Apalagi ada Ken yang membelanya. Kimi merasa ada yang aneh dari sikap Ken. Dia sangat paham betul bagaimana sifat sepupunya itu. Kimi tidak mengerti apa Ken mencintainya? Kimi tau sepupunya itu tidak pernah peduli dengan siapapun. Ken memang baik tapi untuk membela seseorang yang tidak penting sepertinya sangat mustahil. Apa sebenarnya Ken mencintai Rin? Kalau memang benar ini tidak boleh di biarkan, jangan sampai lepas dari Rai malah jatuh ke pelukan Ken. 'Aku tidak akan membiarkannya. Aku ingin dia hidup menderita.' Ucap Kimi dalam hati. Kimi memilih untuk pulang ke apartemennya menyusun rencana untuk menghancurkan gadis sialan itu. Dia teramat sangat benci kepadanya, kalau sampai Rai menikahinya sudah pasti dia akan di singkirkan oleh Rio. Karena Rai dan gadis itu pasti bekerjasama untuk menyelidiki apa yang sudah di perbuatnya. Dan ketika itu terjad

  • Perpisahan Di Musim Salju   Pesta ulang tahun Rio

    Pesta ulang tahun Rio Rio menggelar pesta ulang tahunnya di sebuah hotel mewah bintang 5. Dia mengundang semua teman dan koleganya. Tak lupa Rio juga mengundang Ken untuk datang ke pesta karena Ken merupakan CEO baru yang akan menjadi rekan bisnisnya. Perusahaan Ken sangat mempengaruhi perusahaannya. Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Mereka membawa para istrinya yang tampil sangat glamor. Menandakan bahwa mereka adalah orang-orang dari kalangan atas. Tak lupa Kimi pun ingin menjadi pusat perhatian. Tapi sayangnya wajah Kimi masih jauh dari kata cantik di bandingkan Kania. Apalagi jika di bandingkan dengan Rin, Kimi tidak ada apa-apanya. Padahal Kimi sudah berdandan dengan maksimal dan membeli gaun yang super mahal untuk penampilannya malam ini. Tapi tidak ada sedikit pun yang terpesona melihat Kimi. Ia kesal karena merasa tidak ada yang memandangnya sama sekali. Bahkan Rio pun ta

DMCA.com Protection Status