"Ken, kamu ada dimana?" Pesan Rin.
"Di rumah Rin, ada apa?" Ken.
"Bisa kita bertemu sekarang?" Rin.
"Oke, dimana?" Ken.
"Di taman kemarin ya, aku berangkat sekarang." Rin.
"Oke." Ken.
Rin bersiap-siap untuk pergi ke taman pagi ini. Karena hari ini libur Rin pergi dengan hati tenang. Dia ingin tau seperti apa reaksi Ken ketika ia tau bahwa Rai ingin menjadi kekasihnya.
Rin pergi naik bus yang biasa melewati taman itu. Dia sudah menunggu di kursi taman.
Sejak menerima pesan Rin, Ken langsung meluncur ke TKP tanpa banyak drama. Ken tidak suka bertele-tele dia lebih suka to the poin masalah apapun.
Ken mengendarai motor kali ini. Dia ingin merasakan berboncengan dengan Rin. Sesampainya di taman dia melihat gadis yang di cintainya sudah duduk di kursi taman dan dia menghampiri Rin.
"Sudah lama Rin?" Tanya ken.
"Lumayan. Sini, ada yang harus aku bicarakan denganmu."
"Keliatannya serius, ada apa?"
Rin menceritakan kejadian tadi malam, bagaimana Rai menginginkan dia untuk menjadi kekasihnya. Rin menangkap ekspresi sedih dan kecewa Ken, terlihat dari wajahnya yang mendadak menjadi murung. Tapi Rin tidak tau apa karena topik pembicaraan mereka atau karena apa Ken mendadak jadi lebih pendiam.
"Bagaimana menurutmu Ken? Apa aku terima saja atau tidak? Aku galau."
Ken bingung, ia harus menjawab apa. Otaknya sedang berpikir.
"Ken. Bagaimana menurutmu? Kamu kan sahabatku, aku ingin mendengar pendapatmu." Ucap Rin.
"Apa kamu mencintainya Rin?"
"Tidak, aku mencintai pria lain. Tapi pria itu tidak mengatakan apapun kepadaku. Sedangkan dia berkata bahwa dia sangat mencintaiku dan akan berusaha agar aku bisa mencintainya juga."
"Siapa? Siapa pria yang kamu cintai?"
"Rahasia, aku hanya butiran debu baginya." Senyum Rin. "Jadi bagaimana ini?"
"Tanya hatimu Rin, apa kamu yakin kepadanya? Lalu apa kita masih bisa menjadi sahabat?"
'Rin, hatiku sakit sekali ada pria lain di hatimu yang kau cintai. Lebih sakit lagi kalau kamu menerima cintanya. Tapi aku juga tidak bisa egois untuk melarang mu. Satu hal yang harus kamu tau walaupun kamu milik orang lain, aku akan selalu ada untuk melindungimu.' Batin Ken.
"Tentu, aku ingin kita masih bisa bersahabat walaupun aku dan kamu sama-sama telah memiliki kekasih." Suara Rin terdengar parau.
"Aku tidak akan memiliki kekasih Sampai kapan pun Rin. Karena aku sudah mencintai gadis yang benar-benar sangat berharga untukku. Dan aku hanya bisa mencintainya selamanya walaupun dia bukan milikku."
"Hah? Siapa gadis beruntung itu Ken? Kamu tidak pernah bercerita apapun kepadaku."
"Suatu saat nanti kamu juga akan mengetahuinya Rin."
'Ken, berarti memang benar kalau aku tidak berarti untukmu karena kamu telah mencintai gadis lain. Tapi tak apa aku bahagia bisa menjadi sahabatmu.' batin Rin.
Mereka pun tidak berkata apapun lagi. Hanya terdengar suara desir angin yang berhembus. Seketika Suasana menjadi hening dan sepi dan Ken menggenggam tangan Rin.
"Hanya kamu yang bisa membuat keputusan itu Rin, aku akan selalu mendukung apapun yang terbaik untukmu."
"Terima kasih Ken."
'Untung saja aku tidak mengatakan kalau aku mencintaimu Ken. Jika aku jujur padamu sudah pasti aku akan malu karena kam begitu mencintai gadis lain itu. Mungkin lebih baik aku memberikan kesempatan untuk Rai dan berusaha untuk mencintainya.' batin Rin.
Mereka pun pergi meninggalkan taman dengan berboncengan layaknya sepasang kekasih yang bahagia. Tapi nyatanya itu hanya ada dalam angan belaka. Suatu kesalahpahaman karena tidak mau mengakui perasaannya masing-masing.
Tapi itulah takdir yang membuat mereka menjadi semakin mengenal lebih jauh walaupun dengan cara yang menyakitkan.
Itu lebih baik daripada harus menyenangkan di awal lalu menyakitkan di akhir cerita.
Ken harus bisa menahan sakit melihat Rin bersama pria lain. Tapi apalah daya dia tidak memaksakan kehendaknya kepada Rin.
Jika memang Rin adalah jodohnya, suatu saat nanti pasti dia akan kembali padanya. Karena hatinya tidak akan terisi oleh nama siapapun kecuali olehnya, Rin.
***
Rai yang dari tadi gelisah ingin segera mengetahui jawaban Rin mondar mandir seperti setrikaan. Sampai-sampai Rio menegurnya karena membuatnya pusing dengan tingkahnya itu.
"Rai, bisakah kamu diam dan tenang? Aku pusing melihatmu seperti itu."
"Aku gelisah Kak, tidak bisa tenang sama sekali. Aku takut dia menolak cintaku."
"Jika dia menolak mu kenapa tidak kamu terima saja Kania.?"
"Tidak segampang itu Kak, cinta tidak bisa di paksakan."
Rio hanya bisa menggelengkan kepalanya mendengar pernyataan adiknya. Akhirnya Rio memilih untuk pergi ke kamarnya dan membaringkan tubuhnya.
Di dalam kamar Rio merenung. Dia sebenarnya ingin putus dari Kimi tapi belum menemukan bukti bahwa kimi selingkuh darinya. Tepaksalah sampai sekarang dia masih berpacaran dengannya.
Padahal Rai sudah pernah memergokinya bersama pria lain tapi Rai lupa untuk memfoto mereka berdua karena terkejut dengan apa yang di lihatnya saat itu.
Di ruang tamu Rai menghubungi Rin. 'Aku akan menelponmu Rin.'
Tiriringg, tiriringg..
"Kenapa tidak angkat-angkat ya? Mungkin dia sedang sibuk. Nanti sajalah aku telpon lagi, lebih baik sekarang aku mandi dan bersih-bersih biar wangi dan aura ketampanan yang aku miliki semakin terpancar. Sehingga Rin akan menyukaiku juga." Rai menyeringai.
Rai pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan hendak menemui Rin di siang itu.
Saat Rai sudah kece badai Kania datang dan ingin mengajaknya jalan-jalan. Rai tidak bisa menolaknya karena Kania terus saja memaksa.
"Rai, kau keren sekali, sepertinya kau sudah punya feeling ya kalau aku akan menemuimu."
"Geer sekali kamu!! Aku akan menemui Gadis yang aku cintai jadi berhentilah mengganggu ku."
"Kalau bercanda jangan kelewatan Rai, bukannya aku gadis yang kamu cintai?" Mengedipkan matanya sambil tersenyum paling manis untuk memikat Rai.
"Huh. Kamu benar-benar membuatku pusing Kania."
"Ayolah, sekali ini.. saja.. Aku ingin merasakan berkencan denganmu walapun kamu bukan kekasihku Rai. Pliss, semalam kamu bilang bahwa aku boleh berteman denganmu tapi kenapa sekarang kamu malah mengusir ku?"
"Baiklah, daripada kamu mengoceh terus. Pergi kemana?"
"Kita ke mall yuk? Aku mau membeli gaun saat ulang tahun Kak Rio nanti."
"Baiklah." Ucap Rai, sebenarnya dia malas sekali harus jalan dengan Kania tapi dia pikir ini untuk yang terakhir kalinya.
"Ayo berangkat." Kania menggandeng tangan Rai yang masih terpaku di depan kamarnya.
Mereka pergi ke mall kota yang hanya orang-orang kaya yang mampu pergi ke sana. Harga bajunya mahal-mahal, tidak sanggup di beli oleh orang-orang dengan ekonomi menengah ke bawah. Mereka akan berpikir beratus-ratus kali membeli sebuah baju yang harganya bahkan bisa untuk bekal hidup satu bulan.
******
Keesokan harinya Rai menemui Rin di kampusnya. Dia ingin menanyakan jawabannya apakah dia diterima atau tidak. Rin yang sedang menunggu Ken untuk pulang bareng di kejutkan dengan kedatangan seseorang di belakangnya. Rin mengira itu Ken, ternyata bukan. "Ehem." "Ken." Rin menoleh ke belakang ternyata itu Rai. Wajah Rai yang semula tersenyum berubah menjadi masam. "Rai,, maaf aku kira kamu itu Ken karena tadi aku sedang menunggunya untuk pulang bersama." "Iya tidak apa-apa. Biar aku saja yang mengantarmu." "Tapi.." "Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah hanya kita berdua." "Baiklah, aku telepon dulu Ken." Rin menelponnya. Setelah itu dia langsung pergi bersama Rai. Rai membawanya pergi ke suatu tempat yang belum pernah dia datangi. Rai membawanya ke Hitsujiyama Park, dia membawanya untuk melihat Bunga Shibazakura. Tanpa di sadari Ken yang bersamaan keluar melihat mereka dan mengikuti mobil
Kania masuk ke kamarnya setelah berdebat dengan Kimi. Entah apa yang ada di pikirannya Kimi, dia tidak tau dan rencana apa yang akan Kakaknya buat pun dia tidak tau menau. Kania melihat ibunya Ken baru pulang dari kantor dan menghampirinya. Dia berkata bahwa Ken sepertinya sedang ada masalah. Ibunya langsung pergi ke kamar Ken, terlihat Ken sedang melamun menghadap ke jendela kamar. "Ken, apa kamu ada masalah? Mengapa wajahmu menjadi sendu begini?" "Aku sudah kehilangannya Bu, dia sudah menerima cinta pria lain." Ucapnya dengan nada dingin dan datar tanpa ekspresi apapun. Ibunya memandang Ken cukup lama tapi Ken masih saja melihat ke arah jendela kamar. Ibunya menatap ke jendela yang sama lalu berkata, "Jangan bersedih Nak. Walaupun dia bukan milikmu tapi kamu masih bisa menjadi sahabatnya. Suatu saat nanti kamu yang akan mengenalnya lebih baik di bandingkan dengan pasangannya saat ini."
Mentari bersinar cerah pagi ini, bunga-bunga yang bermekaran terlihat sangat indah ketika angin sejuk menggoyangkan bunga-bunga cantik dan menebarkan aroma wangi yang khas. Pria tampan dan dingin itu sedang termenung sendirian di taman rumahnya. Berdiri menghadap sinar mentari di ufuk timur. Di temani secangkir teh hangat dan kue kesukaannya. Datanglah wanita cantik yang selalu mengejutkannya. "Hei Ken." Tangan Kania dari belakang menyentuh pundak Ken hingga membuatnya terkejut. "Kamu sedang apa?" "Kamu selalu mengejutkanku Kania, ada apa?" Ken menghadapkan tubuhnya ke depan Kania. "Kamu itu, memang harus ada perlu dulu untuk mengobrol denganmu? Tapi memang begitu sih kenyataannya.. Hehe." "Ada apa?" Tanyanya datar. Kania menanyakan tentang Rai yang sudah menjalin cinta dengan Rin. "Kau mengenal Rai?" Mengerutkan keningnya karena terkejut. "Ya pasti dong aku mengenalnya. Rai itu pria yang aku ceritakan kepadamu, yang me
Ken vs Rai "Tuan muda, ada yang ingin bertemu denganmu di luar." Ucap pelayan wanita itu menghampiri Rai yang sedang memandang foto Rin di kamarnya. "Siapa? Pagi-pagi begini ada yang bertamu." Rai sedikit malas untuk keluar. "Namanya Ken, Tuan. Dia yang ingin menemui mu." "Ken?" Rai langsung beranjak dari tempat tidurnya dan keluar untuk menemui Ken. Di luar teras, Ken berdiri membelakangi pintu sambil memasukkan tangan ke kantong samping celananya. "Ada apa kamu kemari sepagi ini?" Ken berbalik dan berkata, "Aku ingin bicara kepadamu." "Apa?" "Tentang Rin." Ucapnya dengan nada datar dan dingin, khas suara Ken. "Sekarang kamu sudah menjalin cinta dengannya, aku peringatkan jangan pernah kamu menyakitinya. Jika itu terjadi aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang." Ancam Ken. "Kamu itu kenapa? Jelas aku tidak akan menyakitinya karena aku sangat mencintainya. Aku ingatkan juga padamu j
Sejak saat itu Rai tidak pernah lagi melarangnya berteman dengan Ken. Tapi hubungan Rin dengan Ken tidak seintens dulu. Sekarang Ken lebih pendiam dari biasanya, bahkan lebih pendiam daripada saat pertama kali Rin mengenalnya. Sekarang setiap hari Rin di antar jemput oleh Rai sehingga membuatnya jarang bertemu dengan Ken. Walaupun Rin tau dia sibuk dengan pekerjaannya dan sudah melarangnya jangan mengantar jemput tapi dia tetap ingin melakukannya. Semakin hari sikap Rai semakin lembut dan perhatian. Rin mulai menyayangi dan mencintainya dalam waktu 3 bulan pacaran. Rai mampu membuatnya mencintai sepenuh hatinya walaupun di relung hatinya yang paling dalam masih terukir nama Ken di sana. Hari ini Rin tidak ada jadwal kuliah, dia membawa Rin ke kantornya. Betapa malunya Rin di sana karena semua wanita di kantor Rai sangat cantik, seksi dan menawan. Mereka melihatnya dengan tatapan sinis seperti tidak menyukai kehadirannya. Rai merangkul pinggang Rin mem
"Apa aku cocok pakai gaun ini Rai?" "Kamu tetap cantik memakai apapun sayangku." "Gombal! Aku serius Rai, aku kan pertama kali bertemu Kakak mu." "Ambil saja yang kamu sukai, Kamu tetap cantik." "Yang ini bagus tidak? Tolong kasih pendapat." Rin memperlihatkan gaun berwarna ungu muda polos tidak ada motif apapun, panjangnya selutut dan berlengan pendek sangat sederhana sekali. "Baik, biar aku pilihkan ya. Menurutku gaun ungu muda ini terlalu polos sayang. Kamu harus terlihat berbeda dari biasanya." Rai memilih gaun yang berjejer. Dia menemukan gaun merah marun dengan model Sabrina yang mengekspose bagian pundak dan dada Rin membuat otak mesum nya beraksi. Dia menyerahkan gaun itu kepada Rin. "Coba pakai ini." Rin mengambil baju itu tanpa melihatnya terlebih dahulu, dia memasuki ruang ganti dan betapa terkejutnya dia melihat dirinya yang sedang memakai baju itu. Pundak yang putih mulus dan dadanya yang terlihat s
"Kania," "Kania," "Kania," "Kamu dimana?" Teriakan Kimi menggema di seluruh ruangan tengah rumah Ken. Satpam yang berjaga bahkan hendak mengeluarkan Kimi karena terus berteriak. Tapi mereka tak cukup nyali untuk mengusirnya. "Nona Kimi, di sini tidak ada nona Kania. Tadi dia pergi bersama seorang pria." "Apa? Siapa pria itu pak?" "Saya tidak tau yang jelas dia sangat tampan, sama seperti tuan muda Rai." 'Duh Kania, kamu menghancurkan rencana ku. Dasar bodoh.' Kimi menggerutu di hatinya. "Sejak kapan dia pergi?" "Dua jam yang lalu nona." Kimi tidak mau menunggu Kania terlalu lama karena suasana di rumah Ken sepi. Ken dan ibunya sedang di perusahaan sedangkan ayahnya sedang menghadiri rapat di kampus bersama jajarannya. 'Lebih baik aku balik lagi deh percuma di sini pun si Kania tidak ada.' Kimi kembali ke mobil, dia terlihat sangat kesal karena tiba-tiba saja Rio meminta putus darinya. Pas
"Sayang, aku tidak mau putus denganmu. Aku mohon, aku sangat mencintaimu." Kimi terus memohon kepada Rio yang sedang duduk di meja kerjanya. Rio bergeming. "Rio, please.. Jawab." Rio menarik nafas panjang lalu bertanya, "Aku bertanya sekali lagi, apa benar kamu selingkuh dengan pria lain?" Rio menatap mata Kimi dengan seksama membuat Kimi menjadi gugup. "Itu tidak benar sayang, siapa yang sudah menyebarkan fitnah itu?" "Tidak ada siapapun yang berkata itu. Hanya saja hatiku merasakan sesuatu yang berbeda akhir-akhir ini." "Kekasihku hanya kau Rio. Aku tidak akan mungkin berani melakukan itu. Percaya padaku, aku mohon beri aku kesempatan kedua untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah." Kimi terus mencoba meyakinkan Rio agar mempercayainya. Untuk sementara dia akan menjauhi kekasih gelapnya itu agar Rio dapat mempercayainya lagi seperti dulu. Perasaan ragu dan bimbang masih menyelimuti hati Rio. Tapi tidak ada alasan ba
Rio terlukaPOV RaiSetelah aku mengantar Rin pulang, aku segera pulang ke rumah untuk memberitahu masalah ini kepada Kak Rio. Aku benar-benar sangat geram dengan kelakuan Kimi kali ini.Dia sudah mengibarkan bendera perang denganku. Lihat saja, aku akan menemukan bukti bahwa dia telah menyelingkuhi Kak Rio.Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan bagaimana caranya untuk membalaskan dendam kepada Kimi.Aku harus bagaimana agar dia sadar dan tidak berbuat jahat lagi?Sampai di depan rumah, aku segera memarkirkan mobil dan langsung menuju kamar Kak Rio. Tapi ketika aku buka pintu, Kak Rio tidak ada di sana.Kemana dia?Aku mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Aku semakin bingung Kak Rio tidak datang ke kantor tapi tidak ada juga di rumah.Aku pun bertanya kepada pelayan di rumahnya, "Bi, kemana Kak Rio pergi?""Tadi tuan muda Rio pergi bersama nona Kimi, tuan Rai." Jawab bibi pelayan."Sejak kapan
Hari ini sepulang kerja, Rai menjemput ku untuk mau pergi ke kantornya dan melihat cctv di kantor masalah itu. Aku juga penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?Saat aku sudah ada di kantor, tidak lama kemudian datang Kania dan Brian. Kania berlari ke arahku dan menunjukkan bukti yang membuatku dan Rai terkejut."Rin.. Aku ada info tentang siapa yang sudah menjebak Rai kemarin." ucap Kania sambil terengah-engah mengatur nafasnya."Kau tahu Kania?" Tanyaku."Ya, tadi Brian memberitahuku tentang masalahmu dan sekarang aku punya buktinya bahwa Rai tidak bersalah." Ucap Kania sambil melirik ke arah Rai.Kania menyerahkan ponselnya kepadaku, dan ku lihat di video itu Kimi dan Vita sedang membicarakan masalah video.Flashback Kania.Saat aku pergi dari apartemen Kak Kimi, aku terus saja kepikiran masalah video apa yang mereka bicarakan. Jadilah aku kembali ke apartemennya dan menguping di balik pintu.Aku mendengar kalau Vita sudah be
Setelah aku melihat isi dari flashdisk itu, aku di antar pulang oleh Brian. Ku lihat ponselku ada banyak sekali pesan dari Rai."Sayang, kenapa tidak ada kabar darimu?""Sayang, balas pesanku.""Sayang, aku telpon kenapa tidak di angkat?"Itulah beberapa pesan dari Rai dan 100 panggilan yang ku abaikan.Hatiku masih belum terima dengan kenyataan ini, hatiku masih sakit melihat Rai menikmati berciuman dengan Vita. Aku mengacuhkan panggilan dan pesan dari Rai, dia pasti merasa heran dengan sikap ku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu untuk sementara. Dan sekarang pun sudah tengah malam, waktunya untuk istirahatkan tubuhku yang lelah dan pikiranku yang kacau.Kalau suasana hatiku sudah membaik, aku akan mengabari Rai untuk bertemu langsung. Saat ini aku sudah tidak bisa berpikir jernih. Aku ingin sekali bercerita kepada Ken, tapi itu tidak mungkin dan aku tidak mau melibatkannya dalam masalahku lagi.Aku harus bisa mengatasi
Rin POVPagi itu, aku sudah bersiap untuk pergi melamar ke salah satu perusahaan besar. Aku ingin berjuang sendiri tanpa bantuan siapapun agar aku bisa mandiri.Tapi saat aku hendak pergi ponselku berdering, dan ku lihat itu panggilan dari Rai. Aku mengangkat telepon dan mengatakan bahwa aku akan melamar pekerjaan hari ini.Awalnya Rai melarang ku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan dan menikmati harta Rai begitu saja. Aku tidak mau menjadi wanita yang bergantung kepada kekasihnya. Berbeda kalau aku sudah menikah, aku pasti menuruti perintah suamiku. Akhirnya Rai setuju dan tidak melarang ku untuk melamar pekerjaan.Aku pun pergi dengan perasaan nervous dan tidak percaya diri. Berkali-kali aku menarik nafas panjang. Aku menghentikan bus menuju perusahaan tersebut, tapi bus nya penuh dan terpaksalah aku harus berdiri. Daripada terlambat dan semuanya menjadi kacau.Semua penumpang pria menatapku dari atas ke bawah, membuatku menjadi tidak nyaman. A
Pagi itu sinar mentari bersinar cerah. Secerah hati Rai yang berbunga-bunga telah mendapatkan cinta yang tulus dari Rin. Cintanya yang sudah terbalas oleh ketulusan yang sama membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-harinya. Bunga sakura bersemi dengan indah dan mengeluarkan aroma yang khas dan unik. Menambah kebahagiaan yang di rasakan oleh insan yang sedang di mabuk cinta. Cinta yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk mencintai gadis impiannya, gadis yang akan selalu di hatinya. Pria tampan dengan bola mata biru, hidung mancung, kulit yang putih bersih dan rambut hitam lurus yang sedikit berantakan, menambah level ketampanan yang di milikinya. Pria tampan itu sudah bersiap untuk pergi ke kantor, aroma wangi parfum menyeruak di seluruh ruangan yang ia lewati. Aroma yang semakin menggoda untuk membuat para wanita di mabuk kepayang. Ia melewati anak tangga satu demi satu dan berjalan menyusuri ruang demi ruang. Ia pergi dengan mobil sport mahal
Di sepanjang perjalanan, Rai tidak bersuara sama sekali. Dia hanya diam saja dan itu membuat Rin semakin merasa bersalah kepadanya. Walau bagaimanapun Sekarang Rai adalah kekasihnya. Dia pasti cemburu melihat kekasihnya di peluk oleh pria lain. Akhirnya Rin meminta maaf kepada Rai dan berjanji akan menjaga jarak dengan Ken. Agar Rai tidak selalu cemburu kepadanya. "Rai." Panggil Rin lirih. Rai tidak menjawabnya bahkan menoleh pun tidak. Dia tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Rai." Panggil Rin untuk yang kedua kalinya. Tapi Rai tetap bergeming tidak peduli. "Rai...." Kali ini Rin meninggikan suaranya. Dan Rai menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia turun dari mobilnya dan membuka pintu satunya lagi agar Rin turun juga. Rai menarik tangan Rin agar dia turun bersamanya. Dan bicara empat mata di tempat itu, di pinggir jalan yang sepi. Rai menoleh kepada Rin dengan tatapan dingin tak bersahabat. Rin tau bahwa Ra
Flashback ulang tahun Rio. Malam itu Rio mengajak Rai untuk menandatangani perjanjian yang telah di sepakati oleh mereka berdua dan para bawahannya. Rai mengajak Rin untuk pergi bersamanya tapi Rin menolak karena dia ingin pergi ke toilet. "Sayang, apa kamu mau ikut denganku?" "Tidak Rai. Aku sudah tidak tahan ingin pergi ke toilet." "Oh ya sudah kalau gitu, aku pergi sebentar ya. Setelah kembali dari toilet, kamu tunggu aku di sini lagi." Rin menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui perkataan Rai. Akhirnya Rai pergi bersama Rio dan staf ahli di perusahaannya untuk ke ruang tempat menyimpan dokumen penting di hotel itu. Sedangkan Rin pergi ke toilet. Saat dia sudah kembali dan menunggu Rai, Kimi datang dengan sikap angkuhnya. Dia menghina Rin dengan semena-mena membuat Rin merasa kesal dengan tingkahnya. Dan kali ini Rin tidak akan diam di tindas oleh orang lain. Dia melawannya yang membuat Kimi menjadi naik
Kimi pergi meninggalkan tempat itu, mood nya sudah jelek sejak Rin berani melawannya. Apalagi ada Ken yang membelanya. Kimi merasa ada yang aneh dari sikap Ken. Dia sangat paham betul bagaimana sifat sepupunya itu. Kimi tidak mengerti apa Ken mencintainya? Kimi tau sepupunya itu tidak pernah peduli dengan siapapun. Ken memang baik tapi untuk membela seseorang yang tidak penting sepertinya sangat mustahil. Apa sebenarnya Ken mencintai Rin? Kalau memang benar ini tidak boleh di biarkan, jangan sampai lepas dari Rai malah jatuh ke pelukan Ken. 'Aku tidak akan membiarkannya. Aku ingin dia hidup menderita.' Ucap Kimi dalam hati. Kimi memilih untuk pulang ke apartemennya menyusun rencana untuk menghancurkan gadis sialan itu. Dia teramat sangat benci kepadanya, kalau sampai Rai menikahinya sudah pasti dia akan di singkirkan oleh Rio. Karena Rai dan gadis itu pasti bekerjasama untuk menyelidiki apa yang sudah di perbuatnya. Dan ketika itu terjad
Pesta ulang tahun Rio Rio menggelar pesta ulang tahunnya di sebuah hotel mewah bintang 5. Dia mengundang semua teman dan koleganya. Tak lupa Rio juga mengundang Ken untuk datang ke pesta karena Ken merupakan CEO baru yang akan menjadi rekan bisnisnya. Perusahaan Ken sangat mempengaruhi perusahaannya. Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Mereka membawa para istrinya yang tampil sangat glamor. Menandakan bahwa mereka adalah orang-orang dari kalangan atas. Tak lupa Kimi pun ingin menjadi pusat perhatian. Tapi sayangnya wajah Kimi masih jauh dari kata cantik di bandingkan Kania. Apalagi jika di bandingkan dengan Rin, Kimi tidak ada apa-apanya. Padahal Kimi sudah berdandan dengan maksimal dan membeli gaun yang super mahal untuk penampilannya malam ini. Tapi tidak ada sedikit pun yang terpesona melihat Kimi. Ia kesal karena merasa tidak ada yang memandangnya sama sekali. Bahkan Rio pun ta