Malam ini Rai tidak bisa memejamkan matanya. Dia terus kepikiran Rin yang sedang marah kepadanya. Hatinya resah melihat bagaimana tatapan Rin yang kecewa kepadanya. Ingin sekali malam ini cepat berganti, agar esok dia bisa melihat Rin lagi.
Di tempat lain Ken juga tidak bisa tidur membayangkan saat dia di peluk langsung oleh Rin. Bibirnya tidak berhenti menebarkan senyuman, matanya berbinar-binar bahagia. Baru kali ini dia merasa sangat bahagia sampai-sampai ayah dan ibunya terheran-heran melihat sikap Ken yang tiba-tiba menjadi hangat saat pulang tadi.
Sedangkan Rin, dia tidak bisa memejamkan mata memikirkan Rai dan Ken. Rai dengan sikap lembutnya tapi kurang ajar, sedangkan Ken dengan sikap dinginnya yang selalu melindungi Rin dari siapa pun.
Jujur Rin lebih nyaman berada di samping Ken, walaupun dingin tapi dia tidak kurang ajar. Tapi sepertinya Ken tidak mempunyai perasaan kepadanya. Berbeda dengan Rai yang secara terang-terangan menyukainya.
Rin hanya ingin semuanya baik-baik saja. Biarkan semuanya seperti air mengalir, Rin tidak akan berharap pada kedua pria tampan itu. Rin takut hatinya akan terluka bila mempunyai harapan kepada para pria tampan dan kaya.
***
Keesokan harinya..
Di depan rumah Rin sudah ada Ken yang menunggunya keluar. Rin tidak mengetahui kalau Ken akan menjemputnya. Saat Rin keluar dia di kejutkan oleh Ken yang sudah ada tepat di depan pintu.
"Hari ini kita berangkat bareng ya."
"Ken.?? Aku terkejut."
Ken hanya tersenyum dan mengajak Rin untuk segera berangkat.
Mereka pun berangkat berdua ke kampus. Saat Rin akan masuk ke mobil Ken, Rai melihat mereka berdua. Hati Rai sedih, marah, cemburu. Tapi siapa dia? Belum ada status apa pun di antara mereka bahkan mereka baru kenal 3 hari saja.
Akhirnya Rai mengikuti mereka dari belakang dan akan menunggu Rin sampai pulang dari kampus agar dia bisa meminta maaf padanya.
Lama Rai menunggu akhirnya Rin keluar juga, Rai memanggilnya.
"Rin, aku harus bicara denganmu."
Rin tidak menjawabnya dan terus berjalan, Rai mengikuti langkahnya di samping Rin.
"Rin, tolong maafkan aku.. Kemarin aku khilaf. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Kasih aku kesempatan kedua, maafkan aku Rin." Rai memohon.
"Jangan pernah bertemu aku lagi Rai. Aku sungguh sangat kecewa dengan sikapmu itu, apa kamu pikir aku tidak punya harga diri hanya demi sebuah ponsel?"
"Tidak Rin, kamu salah paham. Aku tidak sengaja, aku terbawa perasaan karena aku mencintaimu Rin."
Rin menghentikan langkahnya lalu menjawab, "Aku tidak mempercayai itu Rai."
"Akan ku buktikan Rin kalau aku bisa membuatmu mencintaiku."
"Aku sudah memaafkanmu, jika kau mengulanginya lagi lebih baik kita tidak pernah kenal untuk selamanya."
"Baik Rin, aku setuju."
Tiba-tiba datanglah Ken yang setengah berlari menghampiri Rin dan mengajaknya untuk makan siang. Rin yang tak enak kepada Rai, akhirnya mengajaknya juga. Jadilah mereka makan siang bertiga di restoran termahal di kota itu yang sekali makan harganya setara dengan uang sakunya sebulan.
Jika bukan karena Ken yang mengajaknya dia tidak mau makan di situ, Pemborosan pikirnya.
Rin melihat kedua teman pria nya ini sedang makan dengan saling menatap tajam menjadikan suasana menjadi serba tidak enak. Rin buka suara,"Ada apa dengan kalian berdua? Bisakah kita bertiga bersahabat? Aku tidak suka ada yang bertengkar di antara kita."
"Iya." Jawab mereka berdua kompak.
***
Selesai makan siang Rin harus kembali ke kampus karena ada mata kuliah terakhir, begitupun dengan Ken. Sedangkan Rai pamit untuk pulang ke rumahnya karena Kakaknya yang bernama Rio sedang sakit.
Rio adalah kakak Rai yang mengurus perusahaan ayahnya sedangkan Rai mengurus perusahaan ibunya. Saat Kakaknya sedang sakit begini biasanya Rai akan menggantikan pekerjaan Rio.
Rio tidak kalah tampannya dengan Rai. Bahkan lebih tampan dan terlihat dewasa daripada Rai. Rio sudah memiliki pacar bernama Kimi teman satu kuliahnya dulu.
Rio dan Kimi berencana akan menikah tahun depan, tapi karena orang tua Kimi ada di luar negeri dan pulang beberapa tahun kemudian jadi pernikahan mereka di tunda sampai orang tuanya kembali. Entah kapan itu.
"Kakak, apakah sudah lebih baik?" Tanya Rai.
"Sudah lumayan, sepertinya besok sudah sehat dan bisa kembali bekerja. Rai, bisakah kamu menolongku menginput data ini? Data ini sangat penting."
"Baiklah Kak, dimana laporannya?".
"Di Meja kerja biasa.".
Rai mengerjakan pekerjaan Kakaknya itu. Lalu datanglah Kimi dan langsung duduk di samping Kak Rio. Dia bermanja-manja kepada Kakaknya itu membuat Rai muak melihatnya. Rai pernah memergoki Kimi bermesraan dengan teman sekantornya. Tapi Kimi mengelak saat Rio menginterogasinya.
Rai tidak menyukai Kimi selain karena sifatnya dia juga selalu memaksanya untuk mau di jodohkan dengan adiknya, Kania. Tapi Rai tidak pernah mau dan hanya bertemu sekali dengannya. Kania memang lebih baik dari Kimi, sifatnya 180 derajat sangat berbeda tapi Rai tidak ada hati untuknya.
***
Di kampus..
"Rin, apa kamu mau main ke rumahku?" Tanya Ken yang dari tadi melihat ke arahnya.
"Tapi aku harus segera pulang, aku harus membantu ibuku membuat kue."
"Sebentar saja, apa kamu mau?"
"Baiklah, tapi jangan lama-lama ya."
"Iya, nanti aku kenalkan kepada sepupu ku.. Dia sangat supel orangnya dan cepat akrab juga."
Rin hanya menganggukkan kepalanya. Tanda bahwa ia setuju main ke rumahnya.
×××
Di rumah Ken..
Rin turun dari mobil Ken, dia melihat rumah Ken mewah sekali. Lebih mewah dari rumah Rai. Pantas saja temannya tidak ada yang berani melawan Ken.
Sepanjang jalan dari gerbang sampai ke pintu utama, di kanan kiri nya ada taman bunga yang indah-indah, rumahnya bak istana para sultan.
Ken hanya memandangi Rin dengan senyum tipisnya. "Kamu kenapa sampai ternganga begitu."
"Aku terkejut Ken, rumah mu bagaikan istana. Pantas saja kamu angkuh dan tidak ada yang berani kepadamu."
"Aku tidak angkuh, aku hanya tidak suka kepada orang-orang yang Sok kaya."
Rin tidak menjawabnya dia malah fokus melihat rumah Ken yang elegan itu. Pintunya berwarna putih kombinasi ungu muda dan ada ukiran inisial huruf MF di tengahnya, mungkin nama orang tuanya Ken. Saat pintu di buka, Sofa indah berwarna ungu muda dan meja berukuran sedang berwarna senada.
Furniture yang ada di rumah Ken sepertinya limited edition. Bentuknya unik dan elegan, belum pernah Rin melihat sebelumnya. Saat Rin akan di bawa ke kamar Ken, seorang wanita cantik memanggil nama Ken.
"Ken, kamu sudah pulang? Siapa ini? Apakah pacarmu?"
Rin langsung menjawab, "Bukan, kami hanya sahabat dekat. Aku Rin." Jawab Rin yang sudah mengulurkan tangannya.
"Aku Kania, sepupu Ken." Ucap kania sambil membalas uluran tangan Rin.
"Rin, apa kamu mau ikut ke kamarku?" Tanya Ken.
"Ah tidak, aku di sini saja." Jawab Rin.
"Ya sudah, aku ke kamar dulu ya Rin." Ken berjalan ke arah tangga menuju kamarnya.
Rin yang berada di ruang tamu di ajak Kania untuk ke kamarnya.
"Rin, ayo ikut ke kamarku." Ajak Kania yang sudah menarik tangan Rin.
Rin hanya menganggukkan kepalanya.
Mereka pun pergi ke kamar Kania dan mengobrol di sana.
"Rin, apa kamu sudah punya pacar?" Tanya Kania.
"Tidak, mana ada yang mau sama aku." Jawab Rin Sambil menundukkan kepalanya.
"Kamu itu cantik pasti banyak yang mau." Ucap Kania menghiburnya.
"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Rin.
"Tidak, aku sudah di tolak oleh pria yang aku suka." Jawab Kania.
"Kenapa?" Tanya Rin.
"Entahlah.. Mungkin karena aku jelek." Jawab kania Asal.
"Kamu itu cantik Kania, mana mungkin ada yang mampu menolakmu." Hibur Rin.
"Tapi pria itu tidak ada perasaan padaku. Aku di jodohkan oleh kakakku dengannya, dengan adik dari kekasihnya." Kania tersenyum getir.
"Oh.. Mungkin kamu harus lebih semangat menunjukkan cintamu." Ucap Rin.
"Iya, terima kasih Rin. Semoga saja dia mau menjalin cinta denganku." Harap Kania.
***
"Kamu sudah punya pacar?" Tanya Kania.
"Belum, mana ada yang mau
"Kamu itu cantik pasti banyak yang mau."
******
Saat mereka sedang curhat sesama perempuan, Ken datang ke kamar Kania mengejutkan mereka. "Heii.. kalian sedang apa?" Ucap Ken yang membuat mereka berdua terkejut. "Ken.... Bisa tidak kamu ketuk pintu dulu saat masuk kamarku?" Bentak Kania. "Maaf Kania, aku lupa." Jawab Ken sambil tersenyum manis, membuat Rin merasakan getaran berbeda di hatinya. 'Uhh, kenapa aku jadi berdebar-debar gini melihat senyum manis Ken?' batin Rin. Rin hanya menundukkan kepalanya, dia tidak menatap Ken lebih lama lagi karena saat ini hatinya sedang tidak karuan. "Rin, kita ke taman yuk.." Ajak Ken. "Aku ikut,, kalian jangan berduaan.. Nanti yang ketiganya SETAN." Ucap Kania sambil melihat ke arah Ken. "Ya kamu setan nya Kania." Ledek Ken. "Sialan kamu Ken!!" Kania memukul lengan Ken. "Ya sudah kita ke taman bersama-sama." Ucap Rin melerai mereka berdua. Mereka pun pergi ke taman dan mengobrol di sana. Kania memperhatika
Entah mengapa malam itu hati Rai sangat gelisah. Rai sudah tak tahan lagi ingin menyatakan cintanya kepada Rin. Tapi dia bingung bagaimana caranya meyakinkan Rin yang sudah terlanjur kecewa kepadanya. Lagi pula Rai tidak bisa menghubunginya karena ponselnya saja belum di berikan. Malam itu juga Rai pergi ke rumah Rin. Rai pergi dengan tergesa-gesa, dia bahkan tidak melihat jika di rumahnya ada Kania yang menunggunya untuk mengajak Rai berkencan. Ya walaupun Kania sudah di tolak mentah-mentah tapi dia tidak menyerah. "Rai.. Kamu mau kemana? Aku mau mengajakmu jalan." Ucap Kania. "Maaf Kania, aku ada urusan penting. Aku harus segera pergi." Jawab Rai dengan tergesa-gesa. "Aku mau ikut boleh?" Tanya Kania. "Jangan, kamu pulang saja. Aku antar ya." Rai sangat terganggu dengan kehadiran Kania. "Baiklah kalau begitu." Rai mengantar Kania pulang ke apartemen Kimi karena Rai hanya tau Kania tinggal di apartemen bersama
"Ken, kamu ada dimana?" Pesan Rin. "Di rumah Rin, ada apa?" Ken. "Bisa kita bertemu sekarang?" Rin. "Oke, dimana?" Ken. "Di taman kemarin ya, aku berangkat sekarang." Rin. "Oke." Ken. Rin bersiap-siap untuk pergi ke taman pagi ini. Karena hari ini libur Rin pergi dengan hati tenang. Dia ingin tau seperti apa reaksi Ken ketika ia tau bahwa Rai ingin menjadi kekasihnya. Rin pergi naik bus yang biasa melewati taman itu. Dia sudah menunggu di kursi taman. Sejak menerima pesan Rin, Ken langsung meluncur ke TKP tanpa banyak drama. Ken tidak suka bertele-tele dia lebih suka to the poin masalah apapun. Ken mengendarai motor kali ini. Dia ingin merasakan berboncengan dengan Rin. Sesampainya di taman dia melihat gadis yang di cintainya sudah duduk di kursi taman dan dia menghampiri Rin. "Sudah lama Rin?" Tanya ken. "Lumayan. Sini, ada yang harus aku bicarakan denganmu." "Keliatannya serius, ada apa
Keesokan harinya Rai menemui Rin di kampusnya. Dia ingin menanyakan jawabannya apakah dia diterima atau tidak. Rin yang sedang menunggu Ken untuk pulang bareng di kejutkan dengan kedatangan seseorang di belakangnya. Rin mengira itu Ken, ternyata bukan. "Ehem." "Ken." Rin menoleh ke belakang ternyata itu Rai. Wajah Rai yang semula tersenyum berubah menjadi masam. "Rai,, maaf aku kira kamu itu Ken karena tadi aku sedang menunggunya untuk pulang bersama." "Iya tidak apa-apa. Biar aku saja yang mengantarmu." "Tapi.." "Aku ingin membawamu ke suatu tempat yang indah hanya kita berdua." "Baiklah, aku telepon dulu Ken." Rin menelponnya. Setelah itu dia langsung pergi bersama Rai. Rai membawanya pergi ke suatu tempat yang belum pernah dia datangi. Rai membawanya ke Hitsujiyama Park, dia membawanya untuk melihat Bunga Shibazakura. Tanpa di sadari Ken yang bersamaan keluar melihat mereka dan mengikuti mobil
Kania masuk ke kamarnya setelah berdebat dengan Kimi. Entah apa yang ada di pikirannya Kimi, dia tidak tau dan rencana apa yang akan Kakaknya buat pun dia tidak tau menau. Kania melihat ibunya Ken baru pulang dari kantor dan menghampirinya. Dia berkata bahwa Ken sepertinya sedang ada masalah. Ibunya langsung pergi ke kamar Ken, terlihat Ken sedang melamun menghadap ke jendela kamar. "Ken, apa kamu ada masalah? Mengapa wajahmu menjadi sendu begini?" "Aku sudah kehilangannya Bu, dia sudah menerima cinta pria lain." Ucapnya dengan nada dingin dan datar tanpa ekspresi apapun. Ibunya memandang Ken cukup lama tapi Ken masih saja melihat ke arah jendela kamar. Ibunya menatap ke jendela yang sama lalu berkata, "Jangan bersedih Nak. Walaupun dia bukan milikmu tapi kamu masih bisa menjadi sahabatnya. Suatu saat nanti kamu yang akan mengenalnya lebih baik di bandingkan dengan pasangannya saat ini."
Mentari bersinar cerah pagi ini, bunga-bunga yang bermekaran terlihat sangat indah ketika angin sejuk menggoyangkan bunga-bunga cantik dan menebarkan aroma wangi yang khas. Pria tampan dan dingin itu sedang termenung sendirian di taman rumahnya. Berdiri menghadap sinar mentari di ufuk timur. Di temani secangkir teh hangat dan kue kesukaannya. Datanglah wanita cantik yang selalu mengejutkannya. "Hei Ken." Tangan Kania dari belakang menyentuh pundak Ken hingga membuatnya terkejut. "Kamu sedang apa?" "Kamu selalu mengejutkanku Kania, ada apa?" Ken menghadapkan tubuhnya ke depan Kania. "Kamu itu, memang harus ada perlu dulu untuk mengobrol denganmu? Tapi memang begitu sih kenyataannya.. Hehe." "Ada apa?" Tanyanya datar. Kania menanyakan tentang Rai yang sudah menjalin cinta dengan Rin. "Kau mengenal Rai?" Mengerutkan keningnya karena terkejut. "Ya pasti dong aku mengenalnya. Rai itu pria yang aku ceritakan kepadamu, yang me
Ken vs Rai "Tuan muda, ada yang ingin bertemu denganmu di luar." Ucap pelayan wanita itu menghampiri Rai yang sedang memandang foto Rin di kamarnya. "Siapa? Pagi-pagi begini ada yang bertamu." Rai sedikit malas untuk keluar. "Namanya Ken, Tuan. Dia yang ingin menemui mu." "Ken?" Rai langsung beranjak dari tempat tidurnya dan keluar untuk menemui Ken. Di luar teras, Ken berdiri membelakangi pintu sambil memasukkan tangan ke kantong samping celananya. "Ada apa kamu kemari sepagi ini?" Ken berbalik dan berkata, "Aku ingin bicara kepadamu." "Apa?" "Tentang Rin." Ucapnya dengan nada datar dan dingin, khas suara Ken. "Sekarang kamu sudah menjalin cinta dengannya, aku peringatkan jangan pernah kamu menyakitinya. Jika itu terjadi aku tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang." Ancam Ken. "Kamu itu kenapa? Jelas aku tidak akan menyakitinya karena aku sangat mencintainya. Aku ingatkan juga padamu j
Sejak saat itu Rai tidak pernah lagi melarangnya berteman dengan Ken. Tapi hubungan Rin dengan Ken tidak seintens dulu. Sekarang Ken lebih pendiam dari biasanya, bahkan lebih pendiam daripada saat pertama kali Rin mengenalnya. Sekarang setiap hari Rin di antar jemput oleh Rai sehingga membuatnya jarang bertemu dengan Ken. Walaupun Rin tau dia sibuk dengan pekerjaannya dan sudah melarangnya jangan mengantar jemput tapi dia tetap ingin melakukannya. Semakin hari sikap Rai semakin lembut dan perhatian. Rin mulai menyayangi dan mencintainya dalam waktu 3 bulan pacaran. Rai mampu membuatnya mencintai sepenuh hatinya walaupun di relung hatinya yang paling dalam masih terukir nama Ken di sana. Hari ini Rin tidak ada jadwal kuliah, dia membawa Rin ke kantornya. Betapa malunya Rin di sana karena semua wanita di kantor Rai sangat cantik, seksi dan menawan. Mereka melihatnya dengan tatapan sinis seperti tidak menyukai kehadirannya. Rai merangkul pinggang Rin mem
Rio terlukaPOV RaiSetelah aku mengantar Rin pulang, aku segera pulang ke rumah untuk memberitahu masalah ini kepada Kak Rio. Aku benar-benar sangat geram dengan kelakuan Kimi kali ini.Dia sudah mengibarkan bendera perang denganku. Lihat saja, aku akan menemukan bukti bahwa dia telah menyelingkuhi Kak Rio.Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan bagaimana caranya untuk membalaskan dendam kepada Kimi.Aku harus bagaimana agar dia sadar dan tidak berbuat jahat lagi?Sampai di depan rumah, aku segera memarkirkan mobil dan langsung menuju kamar Kak Rio. Tapi ketika aku buka pintu, Kak Rio tidak ada di sana.Kemana dia?Aku mencoba menghubungi ponselnya tapi tidak aktif. Aku semakin bingung Kak Rio tidak datang ke kantor tapi tidak ada juga di rumah.Aku pun bertanya kepada pelayan di rumahnya, "Bi, kemana Kak Rio pergi?""Tadi tuan muda Rio pergi bersama nona Kimi, tuan Rai." Jawab bibi pelayan."Sejak kapan
Hari ini sepulang kerja, Rai menjemput ku untuk mau pergi ke kantornya dan melihat cctv di kantor masalah itu. Aku juga penasaran, apa yang sebenarnya terjadi?Saat aku sudah ada di kantor, tidak lama kemudian datang Kania dan Brian. Kania berlari ke arahku dan menunjukkan bukti yang membuatku dan Rai terkejut."Rin.. Aku ada info tentang siapa yang sudah menjebak Rai kemarin." ucap Kania sambil terengah-engah mengatur nafasnya."Kau tahu Kania?" Tanyaku."Ya, tadi Brian memberitahuku tentang masalahmu dan sekarang aku punya buktinya bahwa Rai tidak bersalah." Ucap Kania sambil melirik ke arah Rai.Kania menyerahkan ponselnya kepadaku, dan ku lihat di video itu Kimi dan Vita sedang membicarakan masalah video.Flashback Kania.Saat aku pergi dari apartemen Kak Kimi, aku terus saja kepikiran masalah video apa yang mereka bicarakan. Jadilah aku kembali ke apartemennya dan menguping di balik pintu.Aku mendengar kalau Vita sudah be
Setelah aku melihat isi dari flashdisk itu, aku di antar pulang oleh Brian. Ku lihat ponselku ada banyak sekali pesan dari Rai."Sayang, kenapa tidak ada kabar darimu?""Sayang, balas pesanku.""Sayang, aku telpon kenapa tidak di angkat?"Itulah beberapa pesan dari Rai dan 100 panggilan yang ku abaikan.Hatiku masih belum terima dengan kenyataan ini, hatiku masih sakit melihat Rai menikmati berciuman dengan Vita. Aku mengacuhkan panggilan dan pesan dari Rai, dia pasti merasa heran dengan sikap ku.Aku ingin menenangkan hatiku dulu untuk sementara. Dan sekarang pun sudah tengah malam, waktunya untuk istirahatkan tubuhku yang lelah dan pikiranku yang kacau.Kalau suasana hatiku sudah membaik, aku akan mengabari Rai untuk bertemu langsung. Saat ini aku sudah tidak bisa berpikir jernih. Aku ingin sekali bercerita kepada Ken, tapi itu tidak mungkin dan aku tidak mau melibatkannya dalam masalahku lagi.Aku harus bisa mengatasi
Rin POVPagi itu, aku sudah bersiap untuk pergi melamar ke salah satu perusahaan besar. Aku ingin berjuang sendiri tanpa bantuan siapapun agar aku bisa mandiri.Tapi saat aku hendak pergi ponselku berdering, dan ku lihat itu panggilan dari Rai. Aku mengangkat telepon dan mengatakan bahwa aku akan melamar pekerjaan hari ini.Awalnya Rai melarang ku, tapi aku tidak bisa berpangku tangan dan menikmati harta Rai begitu saja. Aku tidak mau menjadi wanita yang bergantung kepada kekasihnya. Berbeda kalau aku sudah menikah, aku pasti menuruti perintah suamiku. Akhirnya Rai setuju dan tidak melarang ku untuk melamar pekerjaan.Aku pun pergi dengan perasaan nervous dan tidak percaya diri. Berkali-kali aku menarik nafas panjang. Aku menghentikan bus menuju perusahaan tersebut, tapi bus nya penuh dan terpaksalah aku harus berdiri. Daripada terlambat dan semuanya menjadi kacau.Semua penumpang pria menatapku dari atas ke bawah, membuatku menjadi tidak nyaman. A
Pagi itu sinar mentari bersinar cerah. Secerah hati Rai yang berbunga-bunga telah mendapatkan cinta yang tulus dari Rin. Cintanya yang sudah terbalas oleh ketulusan yang sama membuatnya semakin bersemangat menjalani hari-harinya. Bunga sakura bersemi dengan indah dan mengeluarkan aroma yang khas dan unik. Menambah kebahagiaan yang di rasakan oleh insan yang sedang di mabuk cinta. Cinta yang membuatnya tidak bisa berhenti untuk mencintai gadis impiannya, gadis yang akan selalu di hatinya. Pria tampan dengan bola mata biru, hidung mancung, kulit yang putih bersih dan rambut hitam lurus yang sedikit berantakan, menambah level ketampanan yang di milikinya. Pria tampan itu sudah bersiap untuk pergi ke kantor, aroma wangi parfum menyeruak di seluruh ruangan yang ia lewati. Aroma yang semakin menggoda untuk membuat para wanita di mabuk kepayang. Ia melewati anak tangga satu demi satu dan berjalan menyusuri ruang demi ruang. Ia pergi dengan mobil sport mahal
Di sepanjang perjalanan, Rai tidak bersuara sama sekali. Dia hanya diam saja dan itu membuat Rin semakin merasa bersalah kepadanya. Walau bagaimanapun Sekarang Rai adalah kekasihnya. Dia pasti cemburu melihat kekasihnya di peluk oleh pria lain. Akhirnya Rin meminta maaf kepada Rai dan berjanji akan menjaga jarak dengan Ken. Agar Rai tidak selalu cemburu kepadanya. "Rai." Panggil Rin lirih. Rai tidak menjawabnya bahkan menoleh pun tidak. Dia tetap fokus mengemudikan mobilnya. "Rai." Panggil Rin untuk yang kedua kalinya. Tapi Rai tetap bergeming tidak peduli. "Rai...." Kali ini Rin meninggikan suaranya. Dan Rai menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Dia turun dari mobilnya dan membuka pintu satunya lagi agar Rin turun juga. Rai menarik tangan Rin agar dia turun bersamanya. Dan bicara empat mata di tempat itu, di pinggir jalan yang sepi. Rai menoleh kepada Rin dengan tatapan dingin tak bersahabat. Rin tau bahwa Ra
Flashback ulang tahun Rio. Malam itu Rio mengajak Rai untuk menandatangani perjanjian yang telah di sepakati oleh mereka berdua dan para bawahannya. Rai mengajak Rin untuk pergi bersamanya tapi Rin menolak karena dia ingin pergi ke toilet. "Sayang, apa kamu mau ikut denganku?" "Tidak Rai. Aku sudah tidak tahan ingin pergi ke toilet." "Oh ya sudah kalau gitu, aku pergi sebentar ya. Setelah kembali dari toilet, kamu tunggu aku di sini lagi." Rin menganggukkan kepalanya tanda dia menyetujui perkataan Rai. Akhirnya Rai pergi bersama Rio dan staf ahli di perusahaannya untuk ke ruang tempat menyimpan dokumen penting di hotel itu. Sedangkan Rin pergi ke toilet. Saat dia sudah kembali dan menunggu Rai, Kimi datang dengan sikap angkuhnya. Dia menghina Rin dengan semena-mena membuat Rin merasa kesal dengan tingkahnya. Dan kali ini Rin tidak akan diam di tindas oleh orang lain. Dia melawannya yang membuat Kimi menjadi naik
Kimi pergi meninggalkan tempat itu, mood nya sudah jelek sejak Rin berani melawannya. Apalagi ada Ken yang membelanya. Kimi merasa ada yang aneh dari sikap Ken. Dia sangat paham betul bagaimana sifat sepupunya itu. Kimi tidak mengerti apa Ken mencintainya? Kimi tau sepupunya itu tidak pernah peduli dengan siapapun. Ken memang baik tapi untuk membela seseorang yang tidak penting sepertinya sangat mustahil. Apa sebenarnya Ken mencintai Rin? Kalau memang benar ini tidak boleh di biarkan, jangan sampai lepas dari Rai malah jatuh ke pelukan Ken. 'Aku tidak akan membiarkannya. Aku ingin dia hidup menderita.' Ucap Kimi dalam hati. Kimi memilih untuk pulang ke apartemennya menyusun rencana untuk menghancurkan gadis sialan itu. Dia teramat sangat benci kepadanya, kalau sampai Rai menikahinya sudah pasti dia akan di singkirkan oleh Rio. Karena Rai dan gadis itu pasti bekerjasama untuk menyelidiki apa yang sudah di perbuatnya. Dan ketika itu terjad
Pesta ulang tahun Rio Rio menggelar pesta ulang tahunnya di sebuah hotel mewah bintang 5. Dia mengundang semua teman dan koleganya. Tak lupa Rio juga mengundang Ken untuk datang ke pesta karena Ken merupakan CEO baru yang akan menjadi rekan bisnisnya. Perusahaan Ken sangat mempengaruhi perusahaannya. Tamu undangan sudah mulai berdatangan. Mereka membawa para istrinya yang tampil sangat glamor. Menandakan bahwa mereka adalah orang-orang dari kalangan atas. Tak lupa Kimi pun ingin menjadi pusat perhatian. Tapi sayangnya wajah Kimi masih jauh dari kata cantik di bandingkan Kania. Apalagi jika di bandingkan dengan Rin, Kimi tidak ada apa-apanya. Padahal Kimi sudah berdandan dengan maksimal dan membeli gaun yang super mahal untuk penampilannya malam ini. Tapi tidak ada sedikit pun yang terpesona melihat Kimi. Ia kesal karena merasa tidak ada yang memandangnya sama sekali. Bahkan Rio pun ta