"Kita harus mengkonfirmasi ini secepat mungkin," kata Thomas tegas. "Saya tidak ingin berharap terlalu banyak, tapi jika dia benar-benar Celeste, saya ingin dia kembali ke keluarga kami sebelum istri saya mengetahui kondisi Amelia yang sedang terbaring koma."Detektif itu mengangguk. "Saya akan mengatur pertemuan antara Anda dan Celia. Mungkin akan sulit, tapi saya yakin ini langkah yang harus kita ambil. Harap Anda bersabar menunggu kabar dari saya."***“Ozzy kenapa kita seperti menuju kantor Starlight?” Tanya Celia sambil melihat keluar jendela dengan wajah bingung.“Bukannya Nyonya ingin bertemu dengan Tuan?” Jawab Ozzy sambil menghentikan mobilnya di depan pintu masuk lobby.Saat hendak bertanya lagi, Celia melihat Abigail turun dari mobil dan berjalan memasuki gedung. Tanpa basa-basi dia segera turun dan mengikutinya. Tapi tiba-tiba seseorang memanggil namanya, dia pun menoleh.Seorang pria berpenampilan rapi menghampirinya. Wajah pria itu terlihat ramah, meski Celia tidak dapat
Untuk alasan keamanan, masalah tanda lahir itu tidak ada satu orang pun yang tahu kecuali Thomas dan istrinya Lady Eleanor. Bahkan Detektif John Parker pun tidak mengetahuinya. Hal itu untuk mencegah orang yang salah, datang mengaku sebagai putri mereka yang hilang. Dengan kekuasaan dan kekayaan yang dimiliki keluarga Montague, siapa yang tidak tergiur untuk menjadi bagian dari keluarga Montague. Thomas menarik Celia kedalam pelukannya, memeluknya dengan sangat erat. Di pelukannya Celia tidak bisa menahan diri lagi dan mulai terisak. Ayah…ternyata dia punya seorang ayah. “Celia, kau tahu? Saat kami memberi tanda itu di tanganmu, kau juga menangis sangat keras seperti sekarang.” Ucap Thomas sedih tapi dengan bibir yang tersenyum saat teringat masa lalu. Celia melonggarkan pelukannya, “Tuan maaf sudah membuat kotor bajumu.” Dia merasa malu karena air mata dan ingusnya membasahi baju Thomas. Thomas membelai rambutnya dengan penuh kasih sayang. “Gadis bodoh. Kau bahkan pernah
Di kantornya, Thomas sedang berbicara serius dengan Detektif Parker. Mereka membahas pernikahan Celia dengan Luxian yang seperti bermasalah.“...saya menunggu Celia sendiri yang cerita. Tapi tentu saja jika putra keluarga Davies berani menyakiti Celia, maka saat itu juga Montague dan Davies akan berdiri saling berhadapan…”***Hari itu sehari sebelum acara ulang tahunnya yang ke 24, Celia memasuki rumah besar keluarga Montague untuk pertama kalinya. Dengan gugup Celia mengikuti Thomas menuju halaman belakang yang asri, tempat Lady Eleanor menghabiskan sebagian besar waktunya. Pintu penghubung antar ruang terbuka, dan Celia melihat seorang wanita anggun berambut pirang keemasan yang sedang duduk di bangku ayunan sambil sibuk menyulam. Wajahnya terlihat sangat cantik.Ketika pintu berderit terbuka, Lady Eleanor berbalik, keningnya sedikit berkerut tapi matanya yang biru cerah langsung bersinar ketika melihat Celia. "Amelia, sayang! Kamu sudah pulang!" Serunya dengan penuh kebahagiaan.
Hari ulang tahun Amelia tiba, hari yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan dan perayaan. Namun, dalam kenyataannya, perayaan ini dibayangi oleh kepura-puraan yang harus dijalani oleh Celia. Dia ingin sekali memberitahu pada dunia jika dia adalah Celeste saudara kembar Amelia yang hilang, namun kini telah kembali. Terutama pada sang bunda.Tapi dia harus bersabar, demi mereka yang dia cintai.Rumah besar keluarga Montague dihiasi dengan sederhana namun elegan, menandakan acara yang intim dan hanya dihadiri oleh kerabat dekat serta saudara.Di ruang tamu yang luas, terdapat sebuah meja panjang dengan dekorasi bunga mawar putih dan biru yang lembut. Sebuah kue ulang tahun bertingkat dihiasi dengan lilin-lilin kecil, menanti untuk ditiup oleh "Amelia." Celia berdiri di sudut ruangan, mengenakan gaun putih lembut yang disediakan oleh Lady Eleanor. Dia merasa canggung, seolah-olah dia adalah tamu di acara yang bukan miliknya.Para tamu mulai berdatangan, satu per satu mengucapkan selamat
Siang itu Celia selesai syuting lebih awal, dia berencana meminta Ozzy untuk mengantarkannya ke tempat Luxian, melanjutkan rencana yang tempo hari sempat tertunda.Tapi begitu melangkah keluar dia mendapat telepon dari ayahnya yang mengajaknya keluar untuk makan siang. Dengan menggunakan ride hailing dia pergi menuju restoran tersebut, tempat Thomas menunggu.Luxian bermaksud menjemput Celia di tempat syuting, melihatnya naik ke sebuah mobil, segera menyuruh Bryan mengikutinya dari belakang.Biasanya restoran itu tidak menerima tamu jika tidak melakukan reservasi terlebih dahulu. Tapi Luxian mendapat pengecualian. Kebetulan ruangan untuknya dan Celia berhadapan. Saat di lorong, Luxian melihat Celia masuk ke salah satu private room. Sebelum pelayan menutup pintu geser, dia mendengar samar suara seorang pria. Sekilas dia melihat Celia tersenyum, sebelum pintu itu tertutup sepenuhnya.Setiap private room di rancang kedap suara, sehingga suara tidak bisa terdengar dari luar.Luxian masuk
Amy dan Lily, yang masih terkejut dengan apa yang terjadi, merasa lega melihat Luxian dan Bryan. Tanpa berpikir panjang, mereka mengikuti Luxian yang dengan hati-hati menggendong Celia keluar dari club.Begitu mereka keluar, Luxian membawa Celia ke mobilnya yang sudah menunggu di depan club. Bryan segera mengatur semuanya, memastikan mereka aman dari ancaman lebih lanjut.Di dalam mobil, Luxian memegang tangan Celia dengan erat. Dia bisa merasakan denyut nadi Celia yang lemah, dan meski dia jarang menunjukkan emosinya, saat itu dia sangat khawatir."Kita pulang ke penthouse," ucap Luxian tegas kepada Bryan yang langsung menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi. Amy dan Lily yang masih gemetar karena ketakutan pulang dengan taksi, mereka merasa bersyukur karena Celia selamat.Di perjalanan, Luxian tidak pernah melepaskan tangan Celia. "Kamu akan baik-baik saja, sayang. Aku janji," bisiknya, meski dia tahu Celia mungkin tidak bisa mendengarnya.Malam itu menjadi awal dari konflik yang
“Karena ulahmu sekarang aku hamil! Kau brengsek!”Luxian menangkap kedua tangan Celia yang memukul dadanya dan menguncinya di atas kepala gadis itu. Kemudian dia berkata, “Jika kau masih mengingatku setelah sekian lama, itu artinya kau sangat mencintaiku, iya, kan?” Tanya Luxian, nada suaranya rendah namun mengandung rasa cemburu. Walaupun dia bertekad ikut dalam permainan untuk mengetahui identitas pria itu, tapi tetap saja dia kesal.“Aku sangat membencimu!”Celia menatap orang yang ada di hadapannya, sosok yang diselimuti bayangan gelap. Matanya yang basah dan berkabut, membuatnya seolah kembali ke malam itu di hotel. Tapi di lain sisi suara dan aroma tubuhnya, itu adalah milik Luxian. Bayangan keduanya, Luxian dan sosok asing saling tumpang tindih. Dalam keadaan bingung Celia menjawab, “Aku mencintaimu.”Mendengar itu mood Luxian semakin buruk, bibirnya tersenyum sarkasme. “Kau bilang membencinya karena dia menghancurkan hidupmu, tapi kemudian kau bilang mencintainya? Cepat sekal
Amy berlari sekuat tenaga keluar dari rumah itu, melewati taman belakang yang sudah ditumbuhi rumput liar. Dia hampir terjatuh beberapa kali, namun adrenalin membantunya tetap bergerak. Begitu berada di luar area rumah, Amy langsung mengingat rencana darurat yang telah disepakati sebelumnya. Jika terjadi sesuatu, Amy harus segera menghubungi nomor telepon yang sudah diberikan oleh Celia. Dengan tangan gemetar, Amy mengambil ponselnya dan mencari nomor tersebut. Dia tidak tahu siapa pemilik nomor itu, hanya tahu orang tersebut bisa membantu Celia."Ya?" suara seorang pria di ujung sana terdengar. Itu adalah suara Thomas Montague."Tuan. Saya Amy, Celia… mereka menangkapnya! Tolong, bantu kami!" Amy berkata setengah berbisik berusaha menahan isak tangisnya saat dia berbicara.Thomas sontak berdiri dari kursinya. "Dimana kalian sekarang?" tanya Thomas dengan suara tegas namun tenang.Amy memberikan lokasi mereka, dan Thomas segera menghubungi orang-orangnya untuk bergerak cepat. Dia tid