Dengan dikibarkannya bendera oleh seorang race queen yang berdiri di tengah lintasan, balapan resmi dimulai.Celia menurunkan kaca jendela mobil dan menyaksikan mobil balap hitam Daniel menderu dan melesat.Semangat bersaing Celia mendadak tersulut dan dia segera menoleh ke pria di sampingnya, berkata, "Dia sudah pergi jauh, ayo cepat susul dia!”Jari-jari panjang ramping Luxian bertumpu pada kemudi saat dia dengan tenang mengetuknya dan berkata dengan santai, "Sabuk pengaman."Celia reflek menunduk dan dengan cepat meraih sabuk pengaman mencoba mengencangkannya, tetapi dia belum pernah naik mobil balap jenis ini sebelumnya dan sabuk pengamannya berbeda dari mobil biasa. Dia berjuang untuk mengikatnya untuk sementara waktu tanpa hasil.Semakin berusaha, dia menjadi semakin panik dan cemas. Celia mengerutkan alisnya dan berkata dengan kesal, "Mobil ini sangat menyebalkan!"Luxian tersenyum dan berkata, "Sayang, kamu hanya gugup. Ini bukan salah mobilku.""Lalu apa itu salahku?!”“Tent
"Kita hampir sampai di jalan utama yang menuju Stonewell. Jika bisa mencapainya, kita dapat mencari bantuan," kata Luxian dengan suara tenang.Celia mengangguk merasa sedikit rileks, tapi tetap waspada. “Aku percaya padamu."Akhirnya, mereka melihat jalan utama yang menuju Stonewell di depan. Namun, kelompok bertopeng itu tidak menyerah begitu saja. Mereka meningkatkan upaya dan mencoba mengepung.Di depan, palang pintu kereta listrik mulai bergerak turun. Alarm tanda akan segera melintasnya kereta super cepat sudah menggema. Jika berhenti, maka mereka pasti akan tertangkap. Dengan keberanian, penuh perhitungan dan konsentrasi, Luxian menginjak pedal gas sekuat mungkin, memanfaatkan kecepatan dan kekuatan mobilnya untuk menembus palang lintasan kereta sebelum benar-benar menutup. Mereka melesat bagai anak panah menyebrang rel kereta dan sepersekian detik kereta peluru melintas. Celia berteriak panik sambil menutup mata. Tangannya berpegangan erat pada sabuk pengaman. Penuh resiko
Walaupun biasanya Luxian selalu agresif dan bersemangat untuk urusan yang satu itu, tapi kali ini dia merasakan sesuatu yang berbeda. Sekuat tenaga Celia melepaskan tautan bibir mereka. Dengan nafas yang terengah-engah dia merasakan bau besi mengalir diantara giginya.“Luxian…sakit.”Bibirnya terasa perih.“Biasanya kau sangat menyukai ciumanku, kenapa tiba-tiba mengeluh, apa karena mantan pacarmu sedang bersama wanita lain jadi kau merasa tidak senang?” Bisik Luxian. Jadi karena itu.Bibir Luxian yang menempel di lehernya, suaranya yang magnetis, terasa seperti sengatan listrik. Apalagi tangannya yang kuat dan terasa kasar menyelinap ke dalam bajunya dan mulai bergerilya. Membuatnya merasa ditaklukan sepenuhnya oleh pria itu. Biasanya dia diam dan pasrah. Tapi perasaan hampir mati dan dituduh yang tidak-tidak membuat moodnya hilang. “Maksudmu Daniel? Dia terlihat sangat tampan, dengan tubuh bagus seperti itu… wanita yang bersamanya pasti akan dibuat sangat bahagia malam ini. Aku se
Cahaya fajar yang redup mulai muncul di ufuk timur.Seperti yang dikatakan Luxian bagian kedua jalan pegunungan sangat curam, dengan beberapa tikungan sempit yang hanya bisa memuat satu mobil dalam satu waktu.Dan karena hujan tadi malam, ban jadi mudah selip.Meskipun jalan pegunungan bergelombang dan sempit, Luxian mengemudi dengan sangat profesional, dengan kecepatan stabil.Semangat bersaing Celia kembali menyala. "Aku pikir kita harus melaju lebih cepat lagi.""Sedang mengajariku cara mengemudi?" Luxian memandang ke depan dengan ekspresi tenang.“Bukan begitu. Karena ini perlombaan, tentu kita harus menang!” kata Celia.Ekspresi Luxian tetap tidak berubah. “Kamu bisa membuka jendela dan melihat ke luar. Apakah idemu itu bisa dipakai?”Celia dengan segera membuka jendela mobil dan melihat tebing yang menjulang tinggi, pepohonan rimbun di lembah, dan sungai yang tampak seperti ular yang meliuk di kejauhan.Mobil melaju hanya beberapa langkah lagi dari tepi jurang, sangat menakutk
Celia berjuang untuk naik ke puncak dengan sepatu hak tingginya, yang beberapa kali tenggelam ke jalan berlumpur, akibat hujan semalam. Gadis race queen itu selalu berada di belakangnya, jelas mempunyai kesempatan untuk mendahuluinya tetapi memilih untuk tidak melakukannya.“Kau terlalu meremehkanku.”Celia melirik kembali ke arah gadis itu, yang berada sekitar sepuluh meter di belakangnya. Dia menatap ke bawah pada caranya mendaki yang terlihat kesulitan.Tapi yang tidak pernah disangka gadis itu adalah saat Celia melepas sepatu hak tingginya dan berjalan tanpa alas kaki di jalan setapak yang becek, sepanjang jalan terdapat onak dan duri bahkan kerikil yang tajam.Gadis race queen itu terkejut saat menyaksikan Celia, yang telah melepas sepatunya, bisa dengan cepat melalui jalan setapak dengan gesitnya.Demi Luxian, Celia rela berusaha sekuat tenaga untuk menang, bahkan dengan semua batu dan dahan patah yang menggores kakinya!Gadis race queen berusaha dengan cepat menyusulnya, tetapi
Perlombaan resmi berakhir. Celia, Luxian dan rombongannya bersiap meninggalkan tempat itu. Di antara penonton yang datang menyaksikan terlihat dua orang, pria dan wanita muda yang sejak awal perlombaan selalu mengawasi Celia. Mereka secara diam-diam mengambil video dan foto mengabadikan setiap momen yang Celia lakukan. Seorang pengawal yang kebetulan melihat hal itu segera menangkap basah keduanya. Dengan alasan tidak boleh mengambil gambar mereka kemudian diusir pergi.Kedua orang itu berbalik dan pergi, dengan wajah yang terlihat bingung. Sepanjang jalan mereka berbisik.“Ayo cepat kita melaporkan hal ini pada Tuan dan Nyonya Montague?”“Tapi Nyonya…”“Kita laporkan saja semua barang bukti yang kita punya. Setelah itu biar Tuan yang akan memutuskan.”Si pelayan wanita mengangguk setuju.Hari sebelumnya.Pertandingan mountain rally memang menarik banyak perhatian, termasuk dari keluarga-keluarga berpengaruh. Di antara kerumunan penonton, dua orang pelayan dari keluarga Montague, Lu
Karena pekerjaan, setelah perlombaan Luxian kembali terlebih dahulu ke SummerField.Hampir seminggu Celia berada di Ashford, hari ini waktunya dia kembali ke SummerField, karena besok syuting pertamanya sebagai model iklan akan dimulai.Pagi hari, Ozzy mengantar Celia kembali, bersama sebuah mobil berisi orang kepercayaan kakek Adam yang mengikuti mereka dari belakang untuk menjaga keselamatan Celia sampai tujuan. Kurang lebih empat jam perjalanan, mereka akhirnya sampai. Mobil memasuki kawasan elit Swan Lake.Karena masih siang, pemilik rumah masih sibuk di kantor. Celia bisa dengan bebas berkeliaran di sekitar rumah barunya.Swan Lake terletak di lahan paling utama di ibu kota, dengan kediaman Luxian menjadi mansion terbesar di komunitas tepi danau.Tersembunyi di dalam kawasan hijau yang luas. Mansion yang terletak di tengah hutan ibukota, adalah perpaduan sempurna antara keindahan alam dan kemewahan modern. Dikelilingi oleh pohon-pohon tinggi yang rimbun dan semak-semak berbunga,
"Untukmu, dan untuk masa depanmu," katanya dengan suara lembut dan penuh kasih."Cut! Itu sempurna, Celia," seru Marco dengan senyuman lebar. Kru bersorak, memberikan tepuk tangan yang meriah. Celia merasa lega dan bangga. Dia telah berhasil mengatasi ketegangannya dan memberikan penampilan terbaiknya.Marco menghampiri Celia dan berkata, "Kamu luar biasa, Celia. Kamu memiliki bakat alami yang akan membawamu jauh di industri ini."Celia tersenyum, matanya masih sedikit basah. "Terima kasih, Tuan Marco. Ini semua berkat bimbingan Anda."Sore itu setelah meeting, Luxian duduk di ruang tamu kantornya, melepas lelah setelah seharian bekerja. Dia menyalakan laptopnya, berharap menemukan hiburan sejenak. Namun, matanya tiba-tiba tertarik pada file yang baru diterima dari Luxius. Itu adalah iklan baru yang akan segera tayang. Iklan tersebut menampilkan seorang wanita muda yang memerankan seorang ibu hamil, yang penuh aura kehangatan dan cinta. Wanita itu adalah Celia, istrinya.Luxian terpe