Nenek Iris biasanya tidak tidur di Hacienda, dia lebih suka tinggal di rumah kecilnya sendiri bersama kakek. Karena menurutnya Hacienda terlalu ramai, entah itu karena para pelayan atau para pekerja perkebunan. Tapi karena hari ini ada Celia dia dan kakek akhirnya mau juga menginap.Keesokan paginya, Celia terbangun di kamar yang hangat dengan cahaya matahari yang lembut menyelinap melalui tirai di jendela besar. Udara pagi Ashford di akhir musim gugur terasa segar namun sangat dingin. Apalagi Ashford berada di dataran tinggi pegunungan. Celia berbalik dan meraba kasur disampingnya, sudah kosong tapi masih tersisa rasa hangat dan aroma tubuh Luxian. Dia tertidur sangat pulas semalam jadi mereka tidak melakukan aktifitas apapun. Celia meregangkan tubuhnya, merasa lebih baik setelah beristirahat semalaman.Luxian, yang telah bangun lebih awal, membawa sarapan ke kamar. “Selamat pagi, sayang. Bagaimana tidurmu?” tanyanya dengan senyum lembut.Celia menoleh dan sedikit terkejut. Tapi dia
Mendengar ada yang datang dan bertanya, mereka segera berdiri dan memberi hormat. “Selamat pagi Nyonya Muda.”“Tidak perlu sungkan. Aku tadi sedikit mendengar pembicaraan kalian, tapi belum paham. Bisakah kalian menjelaskannya?”Karena Celia terlihat begitu ramah, setelah saling pandang sebentar, salah satu pelayan wanita mulai memberanikan diri untuk bicara.“Um…Nyonya, apakah anda akan datang ke pertandingan malam ini?"Celia kemudian duduk dibangku taman menghadap mereka dan bertanya, "Pertandingan apa?""Nyonya baru datang di Ashford jadi mungkin tidak tahu. Karena Tuan Muda suka balap mobil, ada asosiasi balap mobil supercar khusus di kota Ashford, yang akan mengadakan kompetisi setiap minggunya. Pesertanya adalah pembalap profesional papan atas atau pemuda kaya dari seluruh penjuru negeri. Ada banyak juga pembalap amatir yang ikut berpartisipasi. Karena hadiah uangnya sangat besar kompetisi ini selalu meriah."Celia teringat saat pertama kali datang ke Hacienda dan bekerja sebag
Dengan dikibarkannya bendera oleh seorang race queen yang berdiri di tengah lintasan, balapan resmi dimulai.Celia menurunkan kaca jendela mobil dan menyaksikan mobil balap hitam Daniel menderu dan melesat.Semangat bersaing Celia mendadak tersulut dan dia segera menoleh ke pria di sampingnya, berkata, "Dia sudah pergi jauh, ayo cepat susul dia!”Jari-jari panjang ramping Luxian bertumpu pada kemudi saat dia dengan tenang mengetuknya dan berkata dengan santai, "Sabuk pengaman."Celia reflek menunduk dan dengan cepat meraih sabuk pengaman mencoba mengencangkannya, tetapi dia belum pernah naik mobil balap jenis ini sebelumnya dan sabuk pengamannya berbeda dari mobil biasa. Dia berjuang untuk mengikatnya untuk sementara waktu tanpa hasil.Semakin berusaha, dia menjadi semakin panik dan cemas. Celia mengerutkan alisnya dan berkata dengan kesal, "Mobil ini sangat menyebalkan!"Luxian tersenyum dan berkata, "Sayang, kamu hanya gugup. Ini bukan salah mobilku.""Lalu apa itu salahku?!”“Tent
"Kita hampir sampai di jalan utama yang menuju Stonewell. Jika bisa mencapainya, kita dapat mencari bantuan," kata Luxian dengan suara tenang.Celia mengangguk merasa sedikit rileks, tapi tetap waspada. “Aku percaya padamu."Akhirnya, mereka melihat jalan utama yang menuju Stonewell di depan. Namun, kelompok bertopeng itu tidak menyerah begitu saja. Mereka meningkatkan upaya dan mencoba mengepung.Di depan, palang pintu kereta listrik mulai bergerak turun. Alarm tanda akan segera melintasnya kereta super cepat sudah menggema. Jika berhenti, maka mereka pasti akan tertangkap. Dengan keberanian, penuh perhitungan dan konsentrasi, Luxian menginjak pedal gas sekuat mungkin, memanfaatkan kecepatan dan kekuatan mobilnya untuk menembus palang lintasan kereta sebelum benar-benar menutup. Mereka melesat bagai anak panah menyebrang rel kereta dan sepersekian detik kereta peluru melintas. Celia berteriak panik sambil menutup mata. Tangannya berpegangan erat pada sabuk pengaman. Penuh resiko
Walaupun biasanya Luxian selalu agresif dan bersemangat untuk urusan yang satu itu, tapi kali ini dia merasakan sesuatu yang berbeda. Sekuat tenaga Celia melepaskan tautan bibir mereka. Dengan nafas yang terengah-engah dia merasakan bau besi mengalir diantara giginya.“Luxian…sakit.”Bibirnya terasa perih.“Biasanya kau sangat menyukai ciumanku, kenapa tiba-tiba mengeluh, apa karena mantan pacarmu sedang bersama wanita lain jadi kau merasa tidak senang?” Bisik Luxian. Jadi karena itu.Bibir Luxian yang menempel di lehernya, suaranya yang magnetis, terasa seperti sengatan listrik. Apalagi tangannya yang kuat dan terasa kasar menyelinap ke dalam bajunya dan mulai bergerilya. Membuatnya merasa ditaklukan sepenuhnya oleh pria itu. Biasanya dia diam dan pasrah. Tapi perasaan hampir mati dan dituduh yang tidak-tidak membuat moodnya hilang. “Maksudmu Daniel? Dia terlihat sangat tampan, dengan tubuh bagus seperti itu… wanita yang bersamanya pasti akan dibuat sangat bahagia malam ini. Aku se
Cahaya fajar yang redup mulai muncul di ufuk timur.Seperti yang dikatakan Luxian bagian kedua jalan pegunungan sangat curam, dengan beberapa tikungan sempit yang hanya bisa memuat satu mobil dalam satu waktu.Dan karena hujan tadi malam, ban jadi mudah selip.Meskipun jalan pegunungan bergelombang dan sempit, Luxian mengemudi dengan sangat profesional, dengan kecepatan stabil.Semangat bersaing Celia kembali menyala. "Aku pikir kita harus melaju lebih cepat lagi.""Sedang mengajariku cara mengemudi?" Luxian memandang ke depan dengan ekspresi tenang.“Bukan begitu. Karena ini perlombaan, tentu kita harus menang!” kata Celia.Ekspresi Luxian tetap tidak berubah. “Kamu bisa membuka jendela dan melihat ke luar. Apakah idemu itu bisa dipakai?”Celia dengan segera membuka jendela mobil dan melihat tebing yang menjulang tinggi, pepohonan rimbun di lembah, dan sungai yang tampak seperti ular yang meliuk di kejauhan.Mobil melaju hanya beberapa langkah lagi dari tepi jurang, sangat menakutk
Celia berjuang untuk naik ke puncak dengan sepatu hak tingginya, yang beberapa kali tenggelam ke jalan berlumpur, akibat hujan semalam. Gadis race queen itu selalu berada di belakangnya, jelas mempunyai kesempatan untuk mendahuluinya tetapi memilih untuk tidak melakukannya.“Kau terlalu meremehkanku.”Celia melirik kembali ke arah gadis itu, yang berada sekitar sepuluh meter di belakangnya. Dia menatap ke bawah pada caranya mendaki yang terlihat kesulitan.Tapi yang tidak pernah disangka gadis itu adalah saat Celia melepas sepatu hak tingginya dan berjalan tanpa alas kaki di jalan setapak yang becek, sepanjang jalan terdapat onak dan duri bahkan kerikil yang tajam.Gadis race queen itu terkejut saat menyaksikan Celia, yang telah melepas sepatunya, bisa dengan cepat melalui jalan setapak dengan gesitnya.Demi Luxian, Celia rela berusaha sekuat tenaga untuk menang, bahkan dengan semua batu dan dahan patah yang menggores kakinya!Gadis race queen berusaha dengan cepat menyusulnya, tetapi
Perlombaan resmi berakhir. Celia, Luxian dan rombongannya bersiap meninggalkan tempat itu. Di antara penonton yang datang menyaksikan terlihat dua orang, pria dan wanita muda yang sejak awal perlombaan selalu mengawasi Celia. Mereka secara diam-diam mengambil video dan foto mengabadikan setiap momen yang Celia lakukan. Seorang pengawal yang kebetulan melihat hal itu segera menangkap basah keduanya. Dengan alasan tidak boleh mengambil gambar mereka kemudian diusir pergi.Kedua orang itu berbalik dan pergi, dengan wajah yang terlihat bingung. Sepanjang jalan mereka berbisik.“Ayo cepat kita melaporkan hal ini pada Tuan dan Nyonya Montague?”“Tapi Nyonya…”“Kita laporkan saja semua barang bukti yang kita punya. Setelah itu biar Tuan yang akan memutuskan.”Si pelayan wanita mengangguk setuju.Hari sebelumnya.Pertandingan mountain rally memang menarik banyak perhatian, termasuk dari keluarga-keluarga berpengaruh. Di antara kerumunan penonton, dua orang pelayan dari keluarga Montague, Lu