Beranda / CEO / Pernikahanku Dengan CEO tampan. / Bab 11 : Siapa Gadis Yang Bersamaku Malam Itu?

Share

Bab 11 : Siapa Gadis Yang Bersamaku Malam Itu?

Penulis: Tenderwhitesan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Semantara itu di sebuah penthouse mewah yang terletak di lantai teratas gedung milik salah satu perusahaan teknologi ternama di dunia bernama Future One.

Luxian, setelah meeting ia menghabiskan waktu makan siangnya di penthouse pribadi miliknya. Saat ini dia hanya ingin menyendiri dan berpikir. Duduk di sofa, dia memperhatikan gelang perak bertahta safir biru di tangannya, wajahnya tampak serius seperti sedang mengingat-ingat sesuatu.

Barusan dia sudah bertanya pada Shane dan semua teman-temannya yang hadir pada malam itu, tapi tidak ada satupun dari mereka yang merasa memanggil jasa wanita panggilan atau membawa seorang gadis ke kamar hotel miliknya.

Luxian hanya sekedar bertanya tidak menceritakan secara rinci tentang apa yang terjadi sebenarnya di dalam kamar. Karena jika mereka tahu dia sudah menghabiskan malam dengan seorang gadis, maka berdasarkan sifat teman-temannya, tidak diragukan lagi dia pasti akan menjadi bahan lelucon mereka semua.

Lalu siapa gadis yang bersamanya mala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 12 : Berkunjung Ke Rumah Nenek.

    Celia merasa gugup saat pertama kali menginjakkan kaki di halaman rumah Nenek Iris. Rumah itu terletak di desa yang tenang, dikelilingi pepohonan dan kebun yang hijau. Ia datang dengan perasaan gugup, tetapi rasa ingin tahunya lebih besar. Ketika Celia memasuki halaman, ia melihat nenek Iris, seorang wanita tua dengan rambut perak yang disanggul rapi. Dia berjongkok di kebun, sedang memetik beberapa sayuran segar. "Nenek Iris," sapa Celia dengan suara lembut namun jelas, dia turun dari sepeda dan mendorongnya ke sisi jalan setapak. Nenek Iris mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar saat melihat Celia. "Oh, Celia! Senang sekali kamu datang. Ayo, kemarilah," katanya dengan suara ramah, bangkit perlahan dari posisi jongkoknya. Dia segera mencuci tangannya yang kotor dan menyekanya di celemek yang dipakainya. “Baik…” Celia tersenyum dan berjalan mendekat, sambutan nenek Iris begitu hangat membuatnya tidak lagi merasa gugup. "...Aku senang sekali bisa berkunjung. Kebun yang indah, n

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 13 : Love At First Sight

    Saat Celia menghadap ke arah nenek Iris, dia melihat seorang pria berdiri dengan anggun di dekat pintu dapur. Dari kejauhan, sinar matahari sore yang masuk melalui pintu yang terbuka lebar membingkai sosoknya dengan sempurna. Pria itu terlihat seperti versi dewasa dari anak yang ada di dalam foto yang sedang dia pegang. “Nenek, umur berapa cucu Anda sekarang?” “Sekitar 28 tahun. Ada apa Celia?” Celia memegang erat bingkai foto di tangannya, dan matanya terpaku pada pria itu. Tinggi, berpostur tegap, dan mengenakan setelan casual namun elegan. Rambutnya hitam pekat, tertata rapi, dengan mata tajam yang memancarkan aura dominasi dan kharisma yang luar biasa. "Siapa dia? Kenapa aku merasa tidak asing," pikir Celia, jantungnya berdegup kencang. Seolah tersihir, Celia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Sudut bibir pria itu melengkung. Dalam sekejap, dunia di sekitar Celia seakan berhenti. Detak jantungnya semakin cepat, dan nafasnya tertahan. “Ya Tuhan, dia tersenyum padaku… tampa

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 14 : Surat Resign

    Sementara itu jauh di Summer Field. Di sebuah gedung tinggi tempat perusahaan Whisper beroperasi, suasana tegang terasa di sebuah ruangan kantor, ketika Jack, CEO perusahaan, menemukan surat pengunduran diri Celia di mejanya. Surat itu tergeletak di antara tumpukan dokumen penting, tetapi kata-kata yang tertulis di atas surat itu langsung menarik perhatiannya, ‘Resign’. Wajah Jack seketika berubah merah padam, ekspresi marah dan frustasi terlihat jelas. Atas instruksi Celia, Amy datang pagi-pagi sekali lalu menyelinap masuk ke ruangan Jack dan menaruh surat itu di mejanya tanpa diketahui siapapun. Surat itu dibuat sendiri oleh Celia, tanda tangannya juga miliknya. Amy hanya bertugas mencetak, dan meletakkannya di meja. Jack meremas surat itu dengan tangan gemetar, kemudian membantingnya ke meja. Pikirannya berputar cepat, membayangkan dampak buruk yang akan terjadi dari kehilangan Celia. Celia adalah karyawan berharga, bukan hanya karena kemampuan dan profesionalismenya dalam be

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 15 : Tidak Ada Makan Siang yang Gratis.

    Saat Eliza baru saja melangkah, seorang karyawan hotel mencegahnya. “Maaf, apa Anda Nona Eliza?” “Ya benar, ada apa?” “Mr. Simon menyuruh saya untuk mengantar Anda ke roomnya di lantai 10, begitu Anda tiba. Silahkan ikuti saya.” Karyawan wanita itu segera berbalik dan memimpin jalan. “Lantai 10 adalah kamar hotel, kenapa Mr. Simon mau bertemu denganku di sana? Apa mungkin… tidak itu tidak mungkin, yang dia sukai adalah Celia, bukan aku.” Keringat dingin mulai membasahi tubuh Eliza. Kedua kakinya terpaksa terus melangkah walau dengan enggan, mengikuti pegawai hotel di depannya. Sedangkan benaknya berpikir liar tentang segala kemungkinan yang akan terjadi. Kemungkinan jika malam ini dia harus melayani Simon di tempat tidur dan resmi menjadi wanita simpanannya. Eliza segera teringat semua skandal yang melekat pada pria itu dan wanita-wanita yang selama ini digosipkan mempunyai hubungan romantis dengannya, mereka semua hidup penuh dengan kemewahan dan memiliki segalanya. Simon adal

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 16 : Telepon Nenek Menyelamatkan Semua Orang

    “Aku akan datang, sebaiknya kau tidak berbohong.” “Kau bisa memegang kata-kataku.” “Driver, kita tidak jadi pulang, antar aku ke Starlight.” “Baik Nona Carman.” Abigail segera merapikan baju dan menambahkan make-up pada wajahnya, tidak lupa gelang cantik yang baru dia dapat dari Eliza, melingkar dengan indah di pergelangan tangan kanannya. Malam itu, aula besar Starlight Entertainment dipenuhi gemerlap lampu kristal dan dekorasi mewah, mencerminkan kemegahan perusahaan yang sukses. Para tamu undangan, termasuk artis, produser, dan awak media, berkumpul dalam suasana perjamuan yang meriah. Musik klasik mengalun lembut, dan gelas-gelas sampanye berkilauan di tangan para undangan. Tidak beberapa lama, semua mata tertuju ke arah tangga utama, ketika Luxian dan adiknya, Luxius, mulai menuruni anak tangga dengan elegan. Luxian, dengan aura karismatik dan ketampanan yang memikat, mengenakan tuksedo hitam yang pas di tubuhnya, sementara Luxius, yang juga tak kalah tampan, mengenakan

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 17 : Rencana Nenek Iris

    Malam itu, di ruang keluarga kediaman Davies, suasana terasa hangat oleh nyala api di perapian. Luxian duduk di kursi berlengan, tatapannya menerawang, sementara nenek Iris duduk di depannya, memegang secangkir teh hangat. Ia menatap cucunya dengan pandangan penuh kasih dan kesabaran."Nenek, apa yang ingin nenek bicarakan?" Luxian bertanya, suaranya datar namun menunjukkan sedikit kelelahan. Nenek Iris tersenyum lembut. "Luxian, ada sesuatu yang penting yang perlu nenek sampaikan. Ini tentang Celia dan pernikahan yang nenek rencanakan untuk kalian."Luxian menghela napas. "Nenek, aku sudah bilang, aku belum siap untuk menikah. Aku punya terlalu banyak tanggung jawab di perusahaan dan kehidupan pribadiku. Aku tidak ingin menambah beban dengan pernikahan."Nenek Iris mengangguk pelan, menyadari ketidaknyamanan Luxian. "Nenek mengerti, sayang.” Dia mencoba menenangkan emosinya. "Setelah beberapa hari mengenalnya dan mengetahui kisahnya, menurut Nenek, Celia adalah gadis yang baik, sede

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 18 : Keputusan Celia?

    Jebakan!Ternyata orang-orang yang mengejarnya itu belum pergi jauh. Tanpa pikir panjang Celia dengan cepat berlari, tapi dia tidak menuju tempat yang sudah disepakati bersama dua sahabatnya, karena dia khawatir jikalau kedua sahabatnya sudah berada di sana. Berlari kesana sama saja mencelakai mereka.“Berhenti!”Celia terus berlari tanpa menoleh lalu berbelok di sebuah persimpangan, dia ingat pernah melewati jalan itu bersama Nenek Iris untuk mencari sayuran dan buah liar. Di ujung jalan dia melihat sebuah pick-up truck yang akan melintas, dengan semua keberaniannya Celia nekat berdiri menghadang di depan mobil dengan merentangkan tangan. Mobil mengerem tepat waktu.“Tuan tolong, izinkan saya masuk.” Celia berkata dengan panik sambil memukul pintu mobil berulang kali. Wajahnya berulang kali menoleh ke belakang. Pintu mobil terbuka, setelah Celia masuk mobil itu segera melaju dengan cepat meninggalkan orang-orang yang mengejar Celia dengan marah.Celia bernafas lega dan mengucapkan t

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 19 : Menetapkan Tanggal Pernikahan

    Dengan hati yang masih bimbang namun penuh harapan, Celia mengangguk pelan. "Baiklah, masalah ini… aku terserah Nenek saja.” Celia tertunduk malu dengan wajah bersemu merah.Nenek Iris tersenyum bahagia dan memeluk Celia. "Terima kasih, sayang. Aku yakin ini adalah keputusan yang tepat. Aku akan memberitahu Luxian dan kita akan segera mengatur pertemuan kalian."Celia merasa sedikit lega, meski masih ada ketidakpastian di hatinya. Namun, ia bertekad untuk menjalani keputusan ini dengan penuh keyakinan dan berharap bahwa ini adalah awal dari kehidupan yang lebih baik.Nenek Iris menawarkan Celia untuk menginap, tapi karena kedua sahabatnya datang berkunjung, terpaksa dia menolak. Malam itu Celia tidur di guest house tempat Lily dan Amy menginap.Mereka bergosip sambil ditemani minuman dan makanan ringan, layaknya sebuah pesta kecil untuk saling melepas rindu.Sementara di rumah perkebunan Ashford.Kakek Adam masih sibuk memeriksa laporan keuangan di ruang kerjanya.Cahaya lampu menyina

Bab terbaru

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 135 : Peristirahatan Terakhir Gelang Safir Biru, Di Dasar Laut

    Jantung Celia berdegup semakin kencang, perasaannya tidak menentu.Mereka sampai di sudut jalan yang lebih sepi, tapi pria itu sudah tidak terlihat lagi. Celia berhenti dan menatap sekeliling dengan nafas yang tidak beraturan. "Dia... dia ada di sini tadi," ucapnya.Luxian mendekat, meletakkan tangan lembut di bahu Celia. "Celia, mungkin ini hanya perasaanmu. Kau mungkin melihat seseorang yang mirip, tapi Sergio... dia sudah tidak ada." Suaranya lembut, mencoba menenangkan.“Kau benar, itu mungkin hanya imajinasiku saja, Luxian maaf,” jawab Celia.***Celia melihat berita mengejutkan di ponselnya. Sebuah laporan menayangkan rekaman yang diambil oleh warga di jalan.Di layar, terlihat seorang wanita dengan pakaian lusuh dan rambut acak-acakan, tampak berusaha dipegang oleh beberapa petugas medis dan polisi. Wajah wanita itu tampak penuh dengan kebingungan dan ketakutan, sementara di pelukannya, dia memeluk bantal kecil. Wanita itu berteriak dan meronta, menolak dimasukkan ke dalam mob

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 134 : Pernikahan & Bulan Madu Kedua

    Setelah berhari-hari menunggu dengan penuh harapan, keluarga Lannister akhirnya harus menerima kenyataan yang pahit. Pihak berwenang mengonfirmasi bahwa tidak ada korban selamat dari kecelakaan pesawat yang menewaskan banyak penumpang. Jenazah sebagian besar penumpang tidak ditemukan karena pesawat jatuh di laut lepas, membuat pencarian semakin sulit dan perlahan dihentikan. Keluarga Lannister, yang awalnya begitu berharap akan keajaiban, kini tak punya pilihan selain menyerah.Di tengah duka yang mendalam, orang tua Sergio, duduk bersama Celia di rumah mereka. Mereka tahu bahwa hidup harus terus berjalan. Dalam percakapan yang penuh dengan emosi, mereka akhirnya memutuskan untuk memberikan Celia kebebasan."Celia, sayang," ujar Mrs. Lannister dengan suara lembut. "Kami tahu ini tidak mudah, dan Sergio akan selalu ada di hati kita semua. Tapi... kamu masih muda, dan kami ingin kamu bahagia. Kamu bebas untuk menikah lagi, jika kamu menemukan seseorang yang membuatmu bahagia."Celia me

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 133 : "Papa!" Seru Axel.

    Dan kemudian, tanpa peringatan, Celia mulai menangis terisak. Tangisnya begitu dalam dan penuh dengan kesedihan yang dia tahan selama bertahun-tahun. Bahunya bergetar, nafasnya tersengal-sengal, dan dia merasa seluruh dunia runtuh di sekitarnya. Tanpa berpikir panjang, Celia meraih tubuh Luxian, memeluknya erat seolah-olah dia takut kehilangan lagi. Tangannya yang gemetar melingkari pinggang Luxian, memegang erat seolah-olah dia menemukan satu-satunya pijakan di tengah badai yang menerjang hidupnya."Aku nggak tahu harus bertanya kemana lagi tentang Abigail dan semua yang terjadi." Celia terisak di dadanya, suaranya hampir tak terdengar. "Aku nggak tahu apa yang terjadi padamu. Kau menghilang. Dan sekarang aku pikir kamu sudah pergi selamanya."Luxian, yang merasakan tubuh Celia gemetar dalam pelukannya, dengan lembut membalas pelukan itu. Tangannya yang kuat namun lembut melingkari bahu Celia, menariknya lebih dekat. Dia membelai rambut Celia dengan lembut, memberikan rasa tenang d

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 132 : Permainan Takdir

    Luxius menceritakan apa yang terjadi dan Luxian sangat terkejut. Karena saat kejadian dan berita kecelakaan di umumkan, dia sudah berada di dalam pesawat.“Sebenarnya apa yang terjadi?” Tanya Luxius.Hari itu, Luxian sedang bersiap-siap untuk kembali pulang setelah menjalani perawatan panjang di luar negeri. Kesehatannya berangsur membaik, dan akhirnya dia merasa cukup kuat untuk kembali ke keluarganya di Summerfield. Semua barangnya sudah dikemas, dan tiket penerbangan di tangannya menunjukkan bahwa dia akan pulang pada malam hari itu. Ada perasaan lega yang perlahan mengisi dadanya, karena setelah berbulan-bulan jauh dari rumah, dia akhirnya bisa bertemu dengan orang-orang yang dia cintai. Tapi di tengah persiapannya, sebuah peristiwa kecil mengubah segalanya.Di rumah sakit tempat dia terakhir kali melakukan pemeriksaan, Luxian bertemu dengan seorang pria yang tampak sangat panik. Pria itu duduk di bangku ruang tunggu, tampak gelisah dengan ponsel di tangannya, mengusap wajahnya b

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 131 : Celia Berteriak Memanggil Luxian

    Di ruang tunggu bandara yang penuh dengan keheningan dan kesedihan, Celia hampir tenggelam dalam kelelahan. Tubuhnya terasa begitu berat setelah berjam-jam menunggu kabar yang belum pasti. Matanya yang sembab oleh air mata hampir tertutup, dan dia mulai terjebak di antara keadaan sadar dan tidak. Kepalanya yang bersandar di pundak ibunya perlahan mulai terjatuh, seolah-olah rasa kantuk dan kelelahan telah menguasai dirinya.Namun, di tengah kondisi antara tidur dan terjaga itu, matanya yang setengah terbuka tiba-tiba menangkap sesuatu yang tak terduga. Di pintu kedatangan yang berada agak jauh dari tempat dia duduk, dia melihat sosok yang sangat dikenalnya. Pria itu berjalan dengan tenang, mengenakan pakaian kasual, rambutnya yang hitam agak kusut. Di sebelahnya, ada Bryan, yang juga terlihat familiar untuk Celia.“Luxian...?” Bisik Celia pelan, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Matanya tiba-tiba melebar, dan kesadarannya mulai kembali. Dia mengerjapkan mata beberapa k

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 130 : Berita Kecelakaan Pesawat

    "Celia, semuanya sudah siap. Kita akan merayakan kepulangan Sergio dengan penuh suka cita," kata Eleanor, sambil tersenyum hangat di ruang tamu kediaman Montague. Meja makan sudah dihiasi dengan bunga-bunga segar dan hidangan terbaik, sementara semua orang bersemangat menunggu kedatangan Sergio.Di tempat lain, suasana serupa juga menyelimuti kediaman Davies. Mereka menerima kabar dari Luxian bahwa dia juga sedang dalam perjalanan pulang setelah menjalani perawatan di luar negeri selama berbulan-bulan. Keluarga Davies yang telah lama menanti kabar baik ini merasa lega. "Akhirnya, Luxian pulang. Aku tak sabar melihatnya," ujar Paula dengan mata berbinar. Di rumah itu, suasana dipenuhi harapan, dan Luxius tampak tersenyum lega mendengar kabar baik dari kakaknya. Setelah semua drama dan ketegangan, keluarga Davies merasa hari itu akan menjadi awal yang baru bagi mereka.Namun, ketika waktu mendekati siang, suasana yang penuh kebahagiaan itu berubah dalam sekejap.Tiba-tiba, televisi m

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 129 : Axel Bertemu Nenek Davies & Kabar Kepulangan Sergio

    Dengan wajah yang perpaduan sempurna antara Celia dan Luxian, anak itu menjadi simbol dari hubungan masa lalu yang rumit, tapi juga penuh cinta.Sergio sangat mencintai anak itu dan menganggapnya seperti darah dagingnya sendiri.***Suatu hari, di sebuah taman kota yang tenang dan indah, Celia sedang berjalan-jalan dengan putranya. Anak kecil itu tampak riang, berlari-lari kecil di sekitar taman, mengejar burung-burung dan tertawa ceria. Celia mengawasinya dengan senyum hangat di wajahnya, menikmati momen damai bersama anaknya. Hari itu cuaca sangat cerah, dengan sinar matahari yang lembut menyinari taman, membuat suasana semakin nyaman.Sementara Celia duduk di bangku taman, tiba-tiba dia melihat sebuah keluarga yang dikenalnya sedang berjalan di sepanjang trotoar taman. Itu adalah keluarga Davies. Nyonya Paula sepertinya sedang mengajak Nenek Iris jalan-jalan menikmati suasana sore hari.Celia merasa dadanya berdegup sedikit lebih cepat. Dia tidak pernah benar-benar memutuskan kont

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 128 : Hubungan Jarak Jauh

    Beberapa hari sebelum hari pernikahannya, Celia memutuskan untuk mengunjungi Hacienda, rumah keluarga besar keluarga Davies di Ashford.Di sana, ia berharap bisa bertemu dengan Nenek Iris, Celia berpikir, jika ada orang yang bisa memberinya petunjuk tentang keberadaan Luxian atau tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya, mungkin itu adalah Nenek Iris.Saat Celia tiba di Hacienda, suasana terasa hening dan damai. Angin sepoi-sepoi meniup lembut dedaunan pohon di halaman, dan langit sore berwarna keemasan memberikan perasaan tenang. Namun, hati Celia tidak tenang. Langkah kakinya sedikit gugup ketika dia mendekati pintu rumah tua itu.Nenek Iris menyambutnya dengan senyuman ramah seperti biasanya, tetapi senyuman itu terasa penuh arti, seolah-olah ada sesuatu yang disimpan di baliknya. "Celia, sayang, apa yang membawamu ke sini?" Tanyanya lembut, suaranya tenang dan menenangkan.Celia, yang awalnya mencoba tersenyum, kini menunjukkan keraguannya. Matanya menatap langsung ke wajah Nen

  • Pernikahanku Dengan CEO tampan.   Bab 127 : Tes DNA Bayi Abigail

    Di rumah sakit, suasana terasa tegang saat Abigail berbaring tak berdaya di ranjang rumah sakit, kondisinya kritis akibat pendarahan hebat setelah pengejaran dramatis bersama Simon. Tim medis bergerak cepat, mempersiapkan operasi darurat. Dokter memberitahu bahwa kondisi Abigail dan bayinya sangat kritis. Kemungkinan besar, bayinya sudah meninggal dalam kandungan dan harus segera dikeluarkan, akibat trauma dan stres fisik yang dialaminya.Di kediaman keluarga Davies suasana menjadi sangat tegang. Mereka tampak khawatir dan frustasi dengan semua situasi yang kacau ini. Abigail telah menjadi pusat masalah bagi keluarga mereka. Awalnya mereka berpikir bahwa bayi yang dikandung Abigail adalah anak Luxian, tapi dengan berita bahwa Abigail terlibat dengan Simon, segalanya menjadi tidak jelas. Mereka tidak mau mengambil risiko dan memutuskan untuk meminta dokter melakukan tes DNA pada bayi Abigail. Dengan kekuasaan dan pengaruh yang mereka miliki, keluarga Davies berhasil memaksa pihak ruma

DMCA.com Protection Status