Tentu, satu juta dolar memang memikat, tapi apa gunanya uang jika mereka tidak lagi punya nyawa untuk menikmatinya?Dengan pemikiran itu, semua orang lari tunggang-langgang.Felipe ditinggalkan berlutut dengan satu lutut sambil kesakitan saat dia menatap dengan putus asa sisa-sisa abu Cathy.Sekujur tubuhnya tiba-tiba terasa lemas. Baru setelah melihat ke bawah, dia menyadari kalau betisnya telah tertembak dan darah mengalir dari lukanya.Dia ingin berdiri, namun kelopak matanya menjadi berat dan dia pun jatuh di tengah hujan dengan bunyi gedebuk keras.Dia mengangkat tangannya yang berlumuran darah dan memeluk guci yang sudah pecah itu."Cathy..." Dia memanggil pelan. Tepat saat dia hampir kehilangan kesadaran, satu sosok samar berpayung menembus hujan dan mendekatinya hingga ke depan matanya.Sepasang bibir tipisnya terbuka saat dia menatap sosok yang mendekat itu. “Cathy…”Hujan turun sepanjang malam.Hari cerah dan matahari bersinar terang ketika Felipe bangun dengan murung. Luka-l
Jeremy mendesak dan ekspresinya menjadi gelap.Resepsionis itu tergagap, "Pria itu berkata, setiap mawar untuk Mrs. Whitman mewakili—"“Perasaannya.” Suara seorang lelaki terdengar dari jauh. “Apakah kualifikasi perekrutan karyawan mu terlalu rendah, Jeremy? Bagaimana bisa kau mempunyai resepsionis yang gagap?”Jeremy sudah kesal mengetahui seorang laki-laki memberi Madeline mawar.Namun sekarang saat dia mendengar suara arogan itu, api kemarahan di dalam dirinya malah padam.Madeline berbalik dan melihat Fabian berjalan santai ke arah mereka dengan kedua tangan di sakunya. Rambut peraknya mencolok dan menarik perhatian."Apa kau mencoba memprovokasi ku dengan mengirimkan ini ke istriku, Fabian?" Jeremy bertanya menggoda.“Jangan terlalu cepat cemburu, Presiden Whitman. Mawar tidak selalu harus berarti seperti itu,” jawab Fabian penuh arti.Madeline melirik buket itu dan menghitung ada 30 bunga mawar.Dia tersenyum tipis. “Tiga puluh mawar. Tuan Muda Fabian, apakah ini untuk mengenang
Melihat Jeremy hampir meledak, Madeline menerima permintaan maaf itu dan menyuruh si pengantar barang pergi."Aku baik-baik saja. Jangan khawatir, santai saja."Madeline menghibur Jeremy.Namun, Jeremy tetap menatap Madeline dengan tatapan serius di kedua sudut matanya.“Tentu saja aku khawatir. Aku tidak sanggup melihatmu terluka, bahkan satu goresan pun.”Fabian menjadi obat nyamuk di samping mereka.Dia hendak menanyakan kabar Lilian ketika seorang wanita berjalan mendekat.Wanita itu berambut pendek berwarna abu-abu dan mengenakan pakaian yang ketat membungkus tubuhnya yang menggoda siapa pun yang melihat. Berjalan mendekat, dia tersenyum ramah dan memperkenalkan dirinya.“Halo, aku Lana Johnson, kakak Fabian.”Ternyata Fabian juga mempunyai kakak perempuan.Baik Jeremy maupun Madeline tak ingin terlalu dekat dengan Keluarga Johnson, jadi Jeremy merangkul Madeline lalu berbalik.“Pria-pria dari Keluarga Whitman lebih memikat dibanding laki-laki di luar sana.”Lana menekuk bibir mer
Jeremy tidak asing lagi dengan pemujaan terhadap dirinya, tapi inilah pertama kalinya dia bertemu dengan seseorang yang begitu terus terang mempertontonkan hasratnya seperti Lana.Belum lagi tindakan wanita itu yang berjinjit dan menciumnya jelas dilakukan agar dilihat oleh Madeline.Namun, Jeremy tak membiarkan Lana menyentuhnya. Mendorong wanita itu menjauh, dia berkata dingin, “Jangan ganggu aku.”Dia memberi peringatan sebelum berbalik lalu berjalan mendekati Madeline.Madeline sepertinya telah bertemu dengan seorang kenalan, jadi dia tak melihat Lana mencoba mencium dirinya.Jeremy menghela napas lega.Dia tak ingin Madeline salah paham.Percakapan Madeline berakhir, dia berbalik dan melihat Jeremy mendekatinya, membawakan tasnya sambil tersenyum hangat. “Aku tiba-tiba ingin makan makanan Spanyol, Linnie. Ayo makan di tempat lain.”Madeline merasa perubahan keputusan Jeremy yang tiba-tiba itu aneh.Melirik diam-diam ke arah Lana yang tidak terlalu jauh dari mereka, dia mengulurkan
Dia mengangkat telepon dan mendengar suara sok Lana. “Apa kau menerima bunga wijaya kusuma dariku, Mr. Whitman? Aku yakin kau mengerti mengapa aku mengirim bunga itu.”“Untuk terakhir kalinya, Lana Johnson, jangan ganggu aku lagi. Aku tidak tertarik, juga tidak akan tertarik nanti, pada perempuan sepertimu.”Lana hanya mencibir saat intonasinya menunjukkan kalau dia kepincut. “Kau tak akan pernah tahu apakah dirimu tertarik sampai kau mencobanya. Kudengar istrimu sedang hamil empat bulan, Mr. Whitman.”Tindakan dan perkataan perempuan ini terlalu keterlaluan. Membuatnya muak.Tak mau membuang-buang ludahnya buat perempuan ini, dia menutup telepon dan memblokir nomor Lana sebelum dia pergi mempersiapkan peluncuran parfum Madeline akhir minggu ini.Namun, dia sama sekali tak menyangka Lana kembali muncul.Berpakaian menggoda, bau unik menguar dari tubuh Lana―bau yang Madeline bisa cium saat dia mendekati Lana.Baunya sendiri enak, namun Madeline merasa kalau bau itu mengacaukan pikiranny
Jeremy tak ingin terpengaruh oleh perempuan ini dengan cara apa pun, jadi dia segera memasuki ruang perjamuan tanpa menoleh lagi.Setelah mendapatkan mug termos Madeline dari Eloise, Jeremy kembali melewati jalan yang sama, meskipun dia tak menyangka Lana masih menunggu di tempat yang sama.Jeremy mengabaikan keberadaan Lana dan berjalan lurus ke depan.Lana menatap Jeremy yang mendekat dengan mata ambigu yang kuat. Saat Jeremy lewat, dia mengangkat tas kecil transparan di tangannya."Mr. Whitman, kau seharusnya mengenali ini, ‘kan? Bukankah ini obat yang diminum istrimu baru-baru ini?"Jeremy tidak tertarik untuk mengetahui apa pun yang ada hubungannya dengan Lana, tapi pandangannya tertuju pada benda-benda di dalam tas kecil transparan itu.Pil merah muda kecil itu jelas merupakan obat yang baru saja dikonsumsi Madeline.Menurut Adam, ini adalah obat baru yang dikembangkan timnya yang sangat efektif menekan tumor. Obat itu memiliki dukungan uji klinis dan bahan-bahannya aman.Namun,
Dia datang ke kamar presidensial. Pintu terbuka dan Lana, mengenakan baju tidur tembus pandang dengan garter, muncul di depan Jeremy. Tato besar di dadanya sangat menarik perhatian.Jeremy membuang muka dengan tenang, tidak menunjukkan minat untuk melihat tubuh Lana. Dia mengeluarkan pil yang diberikan Lana kemarin dari sakunya."Sekarang ceritakan bagaimana kau bisa tahu kalau istriku minum obat ini."Lana bersandar di pintu. "Haruskah aku berbicara di sini? Apa kau tidak takut ada yang memotret kita? Kau bersama aku yang berpakaian seperti ini, hanya mengobrol di sini ... jika istrimu melihat ini, aku khawatir akan ada masalah."Meskipun Jeremy enggan, dia masuk untuk mencari tahu kebenaran dan demi kesehatan Madeline.Begitu dia masuk, dia sekali lagi mencium bau unik dan asing itu. Lampu di ruangan itu juga diredupkan.Jeremy tahu tujuan Lana, tapi dia tak mau berurusan dengan itu, jadi dia membuka mulutnya dan berkata dengan lugas, "Sekarang kau bisa memberitahuku."Lana menyerah
Madeline mendongak dan melihat Jeremy berjalan masuk dengan sedikit jejak kelelahan di antara kedua alis indahnya.Melihat Madeline duduk di tempat tidur, Jeremy mengendurkan alisnya dan tersenyum hangat. "Linnie, apa aku membangunkanmu?"Madeline menggelengkan kepalanya dan meletakkan ponselnya. "Kenapa kau tidak pulang tadi malam?"Meski Jeremy tidak ingin membohongi Madeline, dia juga tidak ingin Madeline salah paham."Masalah dengan klien ini agak mendesak dan aku tak bisa meninggalkannya. Maaf aku membuatmu khawatir." Jeremy berjalan ke tempat tidur dan mencium alis Madeline.Ketika pria itu mendekatinya, Madeline menemukan bau di tubuh Jeremy yang bukan milik pria itu.Dia punya penciuman yang sensitif, dan jika dia ingat dengan benar, bau unik ini sama dengan parfum Lana.Setelah melalui banyak hal dengan Jeremy, Madeline yakin pria itu tidak akan melakukan apa pun untuk mengkhianatinya. Karena percaya, Madeline tidak menanyai Jeremy. Dia bangun dan pergi untuk membuatkan sarapa
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka