"Eveline, kami paham kalau kau punya kebencian terhadap kami di dalam hatimu, tapi Jeremy benar-benar—""Jika kalian berdua benar-benar menganggapku sebagai putrimu, jangan hentikan aku. Apa yang Jeremy dapatkan sekarang adalah konsekuensi dari tindakannya. Dia tidak memberiku kesempatan saat melemparkanku ke neraka dulu, jadi apa pun yang aku lakukan sekarang hanyalah balasan untuknya. Semakin menderita dia sekarang, semakin puas aku dibuatnya!"Setelah mengucapkan kata-kata itu, Madeline menarik kopernya dan pergi.Jeremy melihat sosok yang sudah jauh itu saat dia berdiri di pintu masuk tangga di lantai dua. Cahaya di kedua matanya langsung padam dan digantikan oleh sebuah gelombang gelap.Madeline tak punya pilihan selain pindah ke villa Felipe.Dalam dua hari ini, semuanya stabil dan Felipe tidak melakukan apa pun padanya.Dia juga mengetahui kalau Felipe akan pergi ke kamar Cathy setiap malam lalu tidur di sana dan hanya akan keluar agak siang keesokan harinya.Madeline merasa itu
Felipe mendekatinya dengan penuh ancaman. Saat pria itu menekannya dengan kuat di bawahnya, aura kuat Felipe menyelimuti dan menjebaknya.Namun, Madeline tidak panik. Dia mencengkeram tangan Felipe dengan tenang dan menatap pria itu dengan tatapan tajam."Felipe, apa kau hanya akan puas setelah kau benar-benar membalikkan kesanku terhadapmu?”"Jika kau pikir dirimu telah menang dari Jeremy dengan membuatku seperti ini, maka izinkan aku memberitahumu ini. Kau tak akan pernah mengalahkan Jeremy. Karena sejak awal aku mencintai Jeremy. Hanya Jeremy-lah satu-satunya pria di hatiku!"Felipe mengatupkan bibir tipisnya erat-erat dan alisnya semakin berkerut saat mendengarkan kata-kata Madeline.Melihat Felipe sedikit tenggelam dalam pikirannya, Madeline dengan sekuat tenaga mendorong pria itu menjauh.Felipe langsung kembali tersadar. Dia dengan cepat meraih pinggang Madeline dan mendorong wanita itu ke bawah lagi. "Aku tak akan memberi Jeremy kesempatan untuk memilikimu lagi. Eveline, kau ad
Mereka mengancamnya menggunakan keselamatan Lilian, membuat Madeline tidak punya pilihan."Kenapa kau tidak mengizinkan aku melihat ibuku? Aku ingin melihat ibuku. Mom, ini Jack!"Suara kekanak-kanakan Jackson terdengar.Madeline berusaha sangat keras untuk menahan emosinya, lalu dia mendengar suara Jeremy."Linnie, bahkan jika kau membenciku, Jack tetaplah putramu. Jika kau ingin pergi, setidaknya kau harus mengucapkan selamat tinggal padanya."Nada suara Jeremy terdengar sangat tenang, begitu tenang hingga orang-orang tidak akan bisa mengetahui apa yang dia rasakan saat ini."Demi Eveline, aku akan membiarkanmu bertemu dengannya lagi," kata Felipe ramah, lalu berbalik dan memasuki ruang tunggu.Dia berjalan mendekati Madeline dengan ekspresi serius. "Eveline, aku tak mau mengganggumu, tapi kau tahu apa yang harus kau lakukan."Meski Felipe tidak mengatakannya dengan jelas, Madeline sudah mengerti maksud pria itu.Jeremy dan Jackson sedang menunggu di pintu ketika setelah beberapa saa
Madeline mempertemukan tatapannya dengan tatapan bertanya pria itu dengan tenang. "Ya, aku setuju."Felipe benar-benar tak menyangka Madeline berjanji dengan begitu mudahnya padanya.Dia juga tak tahu apa alasan mengapa dia tidak merasakan kegembiraan saat ini.Sebaliknya, entah kenapa dia memikirkan orang yang tak bisa dia lihat hidup atau mati … jasad Cathy.Pada saat ini, seorang pengawal berjalan ke sisi Felipe dan membisikkan beberapa kata ke telinganya.Setelah Felipe mendengarkan kata-kata pengawal itu, dia berbalik dan menatap Madeline. "Aku harus keluar untuk menangani sesuatu sekarang. Aku akan mencarimu di kamarmu malam ini.""Baiklah, aku akan menunggu kedatanganmu." Madeline setuju tanpa ambiguitas.Felipe terkejut dengan sikap tidak ragu-ragu wanita itu.Tampaknya sangat sulit baginya untuk memahami perasaan seorang ibu.'Jadi, Cathy, apakah ini alasanmu memutuskan untuk bunuh diri?’'Tapi saat kau mengandung anakku untuk pertama kalinya, bukankah kau juga menggugurkan ba
Felipe meraih tangan Madeline, lalu dengan lembut mencium punggung tangan itu sambil memeluk pinggang ramping Madeline dengan erat."Eveline, selama kau berjanji padaku kalau kau tidak akan lagi berhubungan dengan Jeremy dan mengikutiku dengan sepenuh hati, aku akan memberimu dan Lilian kehidupan terbaik."Saat dia mengucapkan kata-kata itu, kedua matanya menjadi lebih kabur dan redup.Jari-jarinya yang ramping melepas sabuk jubah mandi Madeline dan setelah jubah mandi itu dia longgarkan, dia bisa mencium aroma yang lebih memikat. Berhadapan dengan Madeline yang tidak menolaknya, dia melengkungkan bibirnya dan tersenyum puas. Bibir tipisnya jatuh ke sisi bibir Madeline saat dia membawa wanita itu ke tempat tidur...Hujan salju semakin deras, dan Madeline dengan terbungkus jubah mandi, duduk dengan tenang di dekat jendela.Dia melirik Felipe yang tertidur di tempat tidur dan menghela napas lega dalam diam.Tadi adalah pelarian yang sukses kali ini.'Lilian, Mommy akan segera menemuimu.'
Madeline merasa orang yang dimaksud Felipe adalah Jeremy.Tepat pada saat dia memikirkan hal itu di benaknya, mobil itu tiba-tiba berbelok tajam, melaju ke gang terpencil sebelum tiba-tiba berhenti."Kau punya dua pilihan sekarang. Satu, buat dia menyerah padamu sepenuhnya dan aku akan langsung membawamu menemui Lilian. Dua, katakan yang sebenarnya dan jangan pernah berpikir untuk melihat Lilian lagi dalam hidup ini." Suara Felipe seperti mimpi buruk yang terngiang di telinganya.Madeline mengatupkan bibir merah mudanya dan menjawab, "Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aku tidak butuh dirimu untuk memberitahuku tentang hal itu."Setelah mengucapkan kata-kata itu dengan tegas, dia kemudian membuka pintu mobil."Jika kau tak bisa membuat laki-laki itu pergi dari sini dengan patuh, maka aku akan menggunakan caraku untuk membuat Jeremy menghilang," kata Felipe saat Madeline turun dari mobil.Madeline berhenti sejenak sebelum melanjutkan keluar dari mobil. Kakinya menginjak salju dan memb
Dia tiba-tiba bangkit, sepasang matanya yang tajam dan berduri menatap Felipe. "Kau berani menyentuhnya?!"Dia sangat marah. Telapak tangannya yang putih menarik kerah Felipe ke atas sambil berteriak, "Linnie milikku! Berani-beraninya kau menyentuhnya?! Felipe, aku akan membunuhmu!"Madeline melihat Jeremy tiba-tiba menjadi murka. Pria itu bahkan mengangkat tangannya dan hendak memukul Felipe.Pada saat ini, seorang pengawal di belakangnya mengeluarkan pistol dan menembakkan peluru langsung ke tubuh Jeremy. Saat Madeline kembali sadar dan ingin menghentikannya, peluru itu sudah melesat keluar dan langsung mengenai tangan Jeremy.Darah merah menetes ke tanah bersalju putih bersih. Dengan merah dan putih bersama-sama, campuran itu menciptakan sebuah warna iblis.Madeline merasakan kedua matanya kesemutan karena rasa sakit. Hatinya sangat terluka. Dia melangkah maju, ingin membantu Jeremy tapi segera dihentikan oleh pengawal itu. "Madam, apa Anda masih ingin bertemu dengan Miss Lilian? Ji
Rasa sakit yang tajam keluar dari lukanya dan mulai menyebar.Jeremy melirik lukanya yang berdarah, tak bergerak. Kepalanya dipenuhi dengan sorot mata dan kata-kata Madeline yang dingin dan tegas. Tatapannya perlahan berubah.'Linnie, kau benar-benar tidak mencintaiku lagi.’'Kau tidak mencintaiku lagi.’'Kau membenciku sekarang.’"Kau bahkan begitu membenciku hingga dirimu tak ingin melihatku di dunia ini lagi."Jeremy mencengkeram kemudi dengan erat, urat-urat biru bermunculan di punggung tangannya yang halus.Melihat orang-orang bergegas ke arahnya, Jeremy mengangkat sepasang matanya yang menyeramkan dan dipenuhi tatapan membunuh sebelum menginjak pedal gas.Pengawal-pengawal di depannya terlempar ke udara. Setelah bangkit dengan gemetaran, mereka segera melajukan mobil mengejar Jeremy.Jeremy tidak terbiasa dengan jalan-jalan di Negara F dan tanpa sadar melaju ke pinggiran kota yang terpencil.Kehilangan darah membuat wajahnya berangsur-angsur memucat. Tubuhnya juga menjadi lebih d
Gina, yang berdiri di pintu, melihat adegan itu dan hendak masuk ketika dia dihentikan oleh suaminya.“Jangan membuat lebih banyak masalah lagi. Apa kau benar-benar ingin putramu menjadi bujangan selama sisa hidupnya?”“Siapa bilang aku akan membuat masalah? Aku akan memberi tahu mereka kalau aku sekarang setuju dengan pernikahan ini, oke?”Suaminya terkejut. "Kamu setuju?"Gina hendak menjawab ketika dari sudut matanya, tiba-tiba dia melihat sekilas cahaya di ruangan itu, disusul dengan sorakan dan tepuk tangan dari dalam.Ava melepaskan diri dari pelukan Daniel. Dia terkejut menemukan Madeline dan Jeremy, kedua orangtuanya, dan bahkan Tom dan Maisie perlahan mendekati mereka sambil tersenyum gembira. Ava menatap kosong ke arah Madeline. Kemudian, dia akhirnya mengerti kalau mereka semua telah bekerja sama untuk mengatur ini.Hanya dia dan kedua orangtua Daniel yang tidak diberi tahu.Daniel sama sekali tidak pernah berpikir untuk meninggalkannya. Pria itu hanya menggunakan pendekatan
Setelah mendengar ucapan Ava, Gina perlahan berhenti.Dia tak pernah menyangka kalau di hati Ava masih tersimpan rasa hormat padanya.Ini benar-benar mengejutkannya.Namun, sesaat kemudian dia mendengar Madeline membela Ava. “Ava, kau menghormati mereka, tetapi apakah mereka pernah menghormatimu? Rasa hormat itu harus secara timbal balik.”“Tapi Danny akan selalu menjadi putra mereka. Jika Dan dan aku bersikeras untuk menikah, kedua orangtuanya tidak akan bahagia selama sisa hidup mereka,” kata Ava dengan desahan tak berdaya. "Aku benar-benar tidak ingin Dan terjebak di tengah masalah ini."“Tapi Ava…”“Maddie, jangan bujuk aku. Kau seharusnya sudah tahu pasti bahwa ketika kau benar-benar mencintai seseorang, kau tidak harus tinggal bersama orang itu. Selama orang yang kau cintai aman, sehat, dan bahagia, itu sudah cukup, bukan?”Senyum lega tersungging di wajah Ava seolah-olah dia sudah membuat keputusan akhir di dalam hatinya.Madeline ingin membujuk lagi, tapi sepertinya untuk saat
Kedua orangtua Daniel, yang diam-diam mengamati Ava dari kejauhan, berangsur-angsur menjadi semakin gelisah di dalam mobil.“Hmph, berani-beraninya dia bilang kalau dia punya hubungan yang mendalam dengan Dan? Ini sudah lama sekali dan dia masih tidak tahu ke mana Dan pergi,” keluh Gina sambil memutar kedua bola matanya.Ayah Daniel melirik Gina. “Jangan terlalu jahat. Saat ini, yang terpenting adalah menemukan Dan. Ava bukan orang jahat. Pada awalnya, kau tidak menyukai wanita itu karena dia tidak punya orangtua, uang, dan kekuasaan. Sekarang, kedua orangtuanya masih hidup dan sehat, ibunya kaya raya, dan ayahnya adalah seorang dokter spesialis dan profesor. Apa lagi yang membuatmu tidak puas? Apa kau benar-benar ingin putramu tetap melajang sepanjang hidupnya?”Gina tidak senang ketika suaminya mengeluh tentang dirinya.“Bukankah kamu juga awalnya keberatan? Aku akhirnya menyetujui hubungan mereka, tetapi ayahmu menolak untuk setuju untuk menyelamatkan reputasinya. Mengapa sekarang k
Setelah membaca pesan Daniel, Old Master Graham sangat marah hingga sepasang matanya terbuka lebar.'Dia baru saja keluar dari rumah sakit dan dia kabur demi seorang perempuan?’‘Dia bahkan mengatakan bahwa jika dia tidak bisa menikahi perempuan itu, dia tidak akan menikah dengan siapa pun nanti?’Old Master Graham tidak akan pernah membiarkan hal seperti itu terjadi.Namun, ketika memikirkannya lagi, dia masih merasa sedikit gugup.Jika Daniel benar-benar tidak menikah karena ini, bukankah ini akhir dari Keluarga Graham?‘Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi.’Setelah berlari keluar, Ava pergi mencari Daniel di semua tempat yang bisa dia pikirkan. Namun, setelah menghabiskan sepanjang pagi mencari pria itu, dia masih tidak bisa menemukan Daniel.Dia mencoba menelepon Daniel, dan meskipun panggilan itu tersambung, selalu tidak dijawab.Seiring berjalannya waktu, Ava merasa sangat lelah. Dia duduk di sebuah kursi di pinggir jalan dan memperhatikan jalan di mana orang-orang lalu lalang.
"Aku akan pulang sekarang juga!"Gina buru-buru berlari ke parkiran. Tiba-tiba, dia berbalik dan menghentikan Ava, yang akan mengikutinya.“Jangan ikuti aku! Kau tidak diterima di rumah kami.”Terlepas dari peringatan Gina, Ava tak bisa menahan dirinya untuk tidak mencari Daniel.Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bagaimana bisa Daniel tiba-tiba memulangkan dirinya sendiri? Pria itu jelas-jelas koma di ranjang rumah sakit dan selama ini tidak sadarkan diri.Dalam perjalanan ke sana, Ava menelepon Daniel, tetapi Daniel tidak menjawab.Ava tidak tahu apakah Daniel membawa ponselnya, tetapi singkatnya, dia tidak bisa menghubungi pria itu.Dia sangat ingin berdiri di depan Daniel sekarang, tapi jalanan yang macet menghambatnya.“Lihat ini dan kau akan tahu apa yang terjadi.” Ayah Daniel terdengar seperti sedang mencela seseorang, lalu pria itu tampak menyerahkan sesuatu kepada Gina.Ava dengan cepat masuk sambil bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Daniel, tetapi begitu dia melangk
Untuk sementara waktu, Ava menatap bangsal yang kosong. Kemudian, dia kembali tersadar dan segera pergi mencari Daniel.Namun, setelah mencari-cari sebentar, Ava tidak bisa menemukan Daniel, dan itu membuatnya merasa sedikit gugup.Pada saat ini, Gina juga masuk.Dia melihat bangsal itu kosong, dan Daniel, yang seharusnya berbaring di ranjang rumah sakit, telah menghilang."Apa yang sedang terjadi? Di mana Dan? Apakah dokter membawa Dan pergi?” Gina menatap Ava dan bertanya dengan ekspresi tidak ramah di wajahnya.Ava sudah terbiasa dengan sikap Gina, jadi dia tidak mau repot-repot berdebat dengan Gina. Sebaliknya, dia menjawab, “Aku juga ingin tahu.”“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu? Kau datang sebelum aku.”“Dan sudah tidak ada di bangsal saat aku datang,” kata Ava dan berbalik. "Aku akan pergi ke ruang perawat dan bertanya pada mereka.""Tunggu."Gina meraih tangan Ava, wajahnya gelap.“Ava, dengar aku baik-baik. Dan telah banyak menderita dan beberapa kali terluka karenamu. Karen
Karena berpikir seperti itu, itu menunjukkan bahwa Julie adalah orang yang masuk akal."Lilly." Julie berjalan ke arah Lilian dan berjongkok, menyapanya dengan ramah. “Lilly, aku sangat menyukaimu. Kuharap dirimu bisa berbahagia setiap hari, dan kuharap kau segera bisa bicara.”Lilian adalah anak yang pengertian. Dia menyunggingkan seulas senyum manis dan mengangguk penuh semangat, menunjukkan bahwa dia menerima doa Julie.Julie berdiri dan menghadap Fabian. Saat ini, kekaguman di matanya makin bertambah dan kegigihannya yang sangat kuat sebelumnya telah banyak berkurang.Jika kita menyukai seseorang, kita tidak harus dengan keras kepala memperjuangkannya.Julie tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum pada Fabian.Fabian juga tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia membungkuk dan mengangkat Lilian ke dalam gendongannya. Sebelum berbalik, dia memberi Julie senyum ramah.“Miss Charles, kau masih bisa datang kepadaku jika kau membutuhkan bantuanku di masa yang akan datang. Lagi pula, aku
"Ya," kata Fabian terus terang.Julie mengira dirinya akan merasa malu karena hal ini, tetapi dia tak tahu mengapa dia masih merasa sangat santai. Meski begitu, dia tetap merasa sedikit malu.Agar Julie tidak merasa malu, Fabian tersenyum dan berkata, “Aku ingin membantumu keluar dari situasi itu, Miss Charles, tetapi aku tidak mau melewati batas. Aku juga tidak menyangka seseorang mengambil video dan mengunggahnya ke internet. Lilly dan aku telah membuatmu terlibat dalam banyak kesulitan. Aku benar-benar minta maaf mengenai itu.”Selesai mengatakan itu, Fabian mengambil jeda, lalu dengan lembut melirik Lilian."Tapi Miss Charles, yakinlah, tidak akan ada masalah seperti itu lagi di masa yang akan datang."Julie tertegun sejenak ketika mendengar kata-kata itu, dan entah kenapa dia merasakan rasa kehilangan yang kuat muncul dari lubuk hatinya.Dia menatap Fabian dengan curiga, dan tentu saja, kata-kata yang dia dengar selanjutnya membuatnya merasa menyesal."Miss Charles, aku telah mene
Adegan Mr. Martinez membuat keributan dan Fabian akhirnya datang bersama Lilian untuk menyelamatkan situasi direkam dan diposting di internet.Si pengunggah video masih sedikit berhati-hati dan telah menyensor penampakan Lilian, tetapi sosok dan wajah Fabian terlihat jelas di video.Patty sekilas mengenali orang dalam video itu sebagai Fabian.Setelah melihat komentar-komentar di bawah video, Patty semakin cemas."Julie, kok bisa-bisanya kamu jatuh cinta pada seorang ayah tunggal?"Julie mengerutkan kening. “Ya, aku tidak akan menyangkal. Aku memang naksir Mr. Johnson.”"Apa?"“Ck ck ck … Julie, apa kau benar-benar menyukai ayah tunggal itu?” Sorot mata Mrs. Gill sangat halus. “Seseorang telah menggali semua informasi mengenai pemuda itu, dan ternyata dia adalah adik Yorick. Dulu, Yorick menimbulkan segala macam masalah dan melakukan apa pun yang dia inginkan di Negara F. Kakak perempuannya, Lana, juga terkenal di lingkungan pergaulan kami.”"Apa? Dia adik Yorick dan Lana?” Patty bahka