Dia tak bisa membalas perasaan Felipe meskipun dia pria yang baik. Setelah membalas dendam, satu-satunya hal yang bisa dia berikan pada pria itu adalah rasa saling menghormati dan sebuah janji untuk menemani pria itu.Keesokan paginya, Felipe menerima sebuah panggilan telepon dan keluar.Setelah Madeline selesai memandikan Lilian, bel pintu berbunyi.Yang mengejutkan, ketika dia membuka pintu, dia melihat Jeremy berdiri di depan pintu, terlihat lelah seperti habis bepergian.Saat melihat ekspresi terkejut di wajah Madeline, Jeremy berjalan mendekat. Sepasang matanya serius ketika dia tiba-tiba mengulurkan tangannya dan menarik Madeline ke dalam pelukannya.Madeline terpana. “Jeremy?”“Aku sangat merindukanmu.”Dia menjawab dan memeluk Madeline semakin erat. Seolah-olah gadis ini akan menghilang dari dunianya selamanya jika dia melepaskan pelukannya.Dia tak akan membiarkan gadis ini menghilang.Ada seulas senyum sinis di wajah Madeline. ‘Jeremy, kami jelas-jelas memiliki wajah yang sa
Setelah melihat dengan lebih saksama, memang benar itu Rose.Eloise bingung. Ini adalah studio tato, jadi apa yang Rose dan Mer lakukan di sini?Apakah Mer di sini untuk membuat tato?Apakah karena gadis itu cinta mati pada Jeremy makanya dia ingin menato nama Jeremy di tubuhnya?Setelah merenungkannya, Eloise memutuskan untuk masuk.Namun, saat dia melangkah, dia mendengar Rose dengan gembira berbicara dengan seseorang lewat telepon. “Jangan khawatir, aku sudah lama menyuruh seseorang untuk menanyakan ini. Pemilik studio tato ini sangat terampil, jadi si Montgomery itu pasti tak akan memperhatikan. Lagi pula, Mer hanya melakukan sebuah perbaikan. Tak akan ada masalah.”Saat mendengar itu, Eloise berhenti.‘Si Montgomery tak akan memperhatikan?’‘Apa yang keluarga Montgomery tak akan lihat?’Jantung Eloise berpacu. Dia merasa panik.Setengah jam kemudian, Meredith dan Rose keluar.Eloise bersembunyi di satu sisi. Saat melihat Meredith, dia hanya melihat kalau gadis itu sedang bersemang
Setelah mendengar perkataan Meredith, Eloise tak lagi menghentikan gadis itu.Meredith membawa kopernya ke rumah Jeremy. Dia tak memiliki kunci, jadi pembantu lah yang membukakan pintu untuknya.Pembantu itu telah mendengar tentang pernikahan Meredith dan Jeremy. Ketika melihat Meredith, dia menyapa dengan penuh sanjungan, “Madam, Anda pulang.”Meredith sangat senang mendengarnya.Meskipun upacara pernikahan mereka telah dikacaukan, dia masih mendapatkan statusnya.Siapa di Glendale ini yang tidak tahu bahwa Meredith Crawford adalah istri Jeremy?Meredith melenggang ke lantai atas. Saat ingin memasuki kamar Jeremy, dia menyadari kalau pintu kamar itu terkunci.Saat ini, suara-suara terdengar dari lantai bawah. “Tuan, Anda pulang. Madam juga baru saja pulang.”“Madam?” Jeremy mengerutkan keningnya sambil menatap wanita yang sedang tersenyum di sebelahnya.Pembantu itu merasa canggung saat menatap Madeline yang sedang memeluk lengan Jeremy.“Ambil barang belanjaan sana.” Jeremy menyuruh
Meredith dengan bingung membelalakkan kedua matanya sembari menatap wanita di hadapannya. Dia luar biasa syok ketika melihat tatapan menusuk dan arogan yang ditujukan padanya.“Kau… Vera, apa maksudmu? Apa hubungannya masa laluku dengan dirimu?”“Apa hubungannya?” Madeline memajukan wajahnya ke wajah Meredith. “Lihat wajahku. Tanpa melawan hati nuranimu, bisakah kau katakan bahwa semua yang sudah kau lakukan dulu tidak ada hubungannya denganku?”“...”Jantung Meredith berpacu kencang.Wajah di hadapannya mengingatkannya pada Madeline, gadis yang dia tekan hingga menjemput ajalnya.Kedua matanya membelalak, dan dia sangat ketakutan.“K-kau… Madeline…”Madeline menyeringai saat melihat ekspresi ketakutan Meredith.“Kenapa? Apa kau akhirnya ingat apa yang sudah kau perbuat? Apa kau ingat bagaimana tidak tahu malunya dirimu menceburkan diri ke dalam pernikahan Madeline dan Jeremy? Apa kau ingat bagaimana kau menyakiti Madeline dengan semua kelicikanmu dan membuat gadis itu harus menanggung
Dulu, dialah yang memainkan peran seperti ini untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa kasihan Jeremy, tapi sekarang…Meredith menyaksikan bagaimana Jeremy dengan lembut menarik Vera ke dalam pelukannya. Nada bicara pria itu dipenuhi dengan keinginan kuat untuk melindungi gadis itu.“Tak seorang pun akan bisa menyentuh sehelai rambutmu selama aku ada disini!”“Jeremy, perempuan ini cuma berpura-pura! Dia cuma berakting!” Meredith berteriak marah.“Aku akan bahagia menontonnya bahkan jika dia cuma berakting.”“...”Jawaban Jeremy membekukan Meredith. Pada saat yang bersamaan, kata-kata itu membuat Madeline terpana. Namun, juga membuat Madeline diam-diam menyeringai.‘Meredith, akhirnya kau mendapatkan apa yang pantas kau dapatkan.’“Jeremy, kita sudah bersama selama bertahun-tahun dan kau bahkan tak percaya padaku! Kau bahkan sampai sejauh itu mempercayai penyihir ini! Aku benar-benar patah hati. Huu-huu…”Meredith menutupi wajahnya dan menangis. Tiba-tiba, dia berlari ke atas dan masuk k
Di saat Madeline kembali tersadar, Jeremy sudah menggandengnya keluar dari pintu.Madeline penasaran saat menatap tatapan tegas pria itu.Ke mana Jeremy akan membawanya?Meredith berdiam di kamar tidur tamu untuk beberapa saat sebelum mendengar suara mesin mobil dinyalakan.Dia menengok dari balkon dan melihat Jeremy di dalam mobil bersama Madeline, bersiap untuk pergi.Dia mengambil tasnya sembari menggumamkan sumpah serapah. Lalu, dia memanggil sebuah taksi dan kembali ke rumah keluarga Crawford untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.Setelah mendapat informasi lebih jauh dari Meredith, Rose dan Jon mulai meneriakkan kata-kata kotor yang ditujukan pada Vera. Kemudian, wajah mereka menampakkan kekhawatiran.“Berani-beraninya pelacur itu menamparmu?! Dia bahkan menerobos ke dalam rumah untuk mencuri Jeremy darimu! Dia bahkan lebih tercela daripada Madeline! Aku pasti akan mencabik-cabik perempuan itu dengan kedua tangan kosongku!” Rose melotot dan mengepalkan kedua tinjunya dengan mur
Ketika melihat Jeremy kembali bersama Madeline, senyum di wajahnya membeku. Wajahnya lalu memunculkan sebuah ekspresi sedih.“Jeremy…”“Vera dan aku sudah makan. Silahkan saja kalau mau makan sendiri,” kata Jeremy dingin. Dia menatap Madeline, kemudian berkata, “Ayo ke kamar kita.”“Jeremy!” Meredith mengejar mereka dan menghentikan pria itu. “Jeremy, aku tahu dirimu punya sebuah kesalahpahaman terhadapku. Kau bahkan mungkin curiga kalau aku telah melakukan banyak hal untuk menyakiti Maddie dulu. Tapi, aku punya sebuah hati nurani yang jernih.”“Miss Crawford, hati nuranimu sudah dimakan anjing sejak dari dulu, jadi bagaimana bisa kau punya sebuah hati nurani yang jernih?” Madeline bertanya dengan perlahan.Meredith bersungut-sungut saat sebuah api amarah membakar hatinya. Namun, dia harus menahannya demi menjalankan rencananya.“Jeremy, ada sebuah acara pendakian orangtua-anak di taman kanak-kanak Jack hari Sabtu ini. Semua orangtua diharapkan untuk mengambil bagian bersama dengan ana
Saat Madeline mendengar Jeremy memperkenalkan dirinya, dia terpana. Dia menaikkan pandangannya dan melihat Jeremy menggendong Lilian. Sepasang mata marah Jeremy menatap tajam laki-laki yang sedang menerjang maju itu.“Daddy! Itu dia! Dia menyakitiku!” Berandalan kecil itu dengan cepat berlari ke belakang ayahnya. Lalu, dia menunjuk Jeremy dan mulai mengadu.Laki-laki itu menggosok-gosokkan kedua tangannya seakan-akan hendak memulai perkelahian dengan Jeremy. Namun, saat melihat wajah Jeremy, dia langsung mengerut. “M-Mr. Whitman! Ternyata Anda!”Jeremy tak menghiraukan laki-laki yang ada di depannya. Lagi pula, dia tak punya ingatan tentang siapa laki-laki itu. Namun, laki-laki itu mulai memperkenalkan dirinya disertai dengan seulas senyum menyanjung. “Mr. Whitman, s-saya adalah karyawan departemen teknik di lantai 16 perusahaan Anda. Anda pasti sama sekali tidak tahu siapa saya, tapi saya sudah melihat Anda sebelumnya. Saya tak menyangka takdir akan mempertemukan kita!”“Oh, gadis kec