1 jam yang lalu
Di sebuah rumah di pinggiran kota terdapat rumah bertingkat tiga dengan gaya barat itu adalah rumah keluarga Adrian.
Terdengar suara keributan di dalam rumah
"Nat ibu menjodohkan kamu dengan anak teman ibu, namanya Diana dia anak yang baik, cantik dan baik hati kamu harus menerima ini!" ucap ibu Nathan melolot ke anaknya yang duduk bersebrangan dengan dia
Ibu Nathan bernama Intan dia seorang wanita yang tidak terlalu tua atau muda memiliki wajah cantik meski umurnya sudah hampir 45 tahun, ia mengenakan baju atasan berwarna biru sepinggang ditutupi dengan celana panjang senada dengan bajunya.
"Tapi ibu aku masih mencintai dia, aku tidak mau orang lain menggantikamnya!!" ucap Nathan dengan ekspresi dingin
"Dia? Dia Kirana? Perempuan itu ibu tak setuju kamu dengannya dia mencampakkanmu dan pergi ke luar negeri tidak peduli denganmu lagi!" Ucap ibu Nathan marah
" Tidak peduli apa aku tetap akan menunggunya aku tidak peduli dengan perempuan yang ibu jodohkan ini!"
"Begini saja besok kamu bertemu dengan dia ibu sudah membuat pertemuan kalian di kafe white cat, besok siang jam 13:00 kamu harus datang nak" Ucap ibu Nathan lembut sambil mengelus pelan dadanya
"Ibu tapi aku tidak..."
Ibu Nathan mulai marah lagi dan menggertak
"Tidak? Tidak apa? Hah ibu sudah katakan bertemu saja besok jika tidak cocok kamu lebih baik tolak!!"
Ibu Nathan menambahkan dengan lembut tapi nadanya mengancam
"Jika kamu tidak mau ibu akan membuat kamu tidak bisa ke kantor besok lihat saja"
Setelah menyelesaikan kata-kata itu ibu Nathan langsung berbalik dan pergi. Dia tak peduli dengan ekspresi kesal dan diamnya anaknya.
Nathan kesal mengepalkan tangannya erat sampai kukunya menusuk daging di telapak tangannya. Nathan berdiri mengambil kunci mobil dan pergi tanpa peduli apapun.
Dia berjalan di jalan Raya menggunakan mobil hitam mewahnya menyusuri jalanan yang dia anggap sepi untuk menenangkan pikirannya. Nathan berkendara sambil kesal, ia menyetir dengan kecepatan penuh.
Saat ia mendekati sebuah gang dia melihat sosok kurus perempuan rambutnya tergerai sebahu sedang berjalan keluar dari gang. Dia terkejut melihat perempuan itu, Nathan langsung menginjak rem untuk menghentikan mobilnya tapi saat itu ada suara seseorang laki-laki di belakang mobilnya yang sedang berteriak
Diana awasss....
Rama melihat kejadian itu tidak peduli apapun lagi dia langsung berlari untuk menyelamatkan Diana
Diana hanya melihat sosok tinggi, tampan, memakai jas, rambut hitam pendeknya terbang tertiup angin saat dia berlari kencang Diana hanya mengatakan
"Ram....."
Diana langsung di peluk oleh Rama, mereka berdua berguling-guling di jalan raya membuat tumit dan siku Rama lecet, tapi hati Rama lega melihat perempuan di pelukannya tidak terluka sama sekali.
Karena terkejut Diana langsung pingsan
Orang-orang yang kebetulan lewat melihat kejadian ini marah, mengetuk kaca jendela mobil Nathan
"Hei tuan tolong tanggung jawab atas kejadian hari ini" Ucap seorang laki-laki yang kebetulan lewat
Nathan tidak peduli, masih diam tatapannya dingin
sedikit penasaran terlihat di mata dingin itu, karena dia mendengar nama Diana di sebutkan laki-laki tadi
Karena itu dia langsung membuka pintu mobilnya dan keluar
Tatapan dinginnya membuat orang merasakan es pada musim panas terlalu dingin
Semua orang diam saat melihat Nathan keluar tidak ada yang berani berbicara
Tampilan Nathan adalah seorang laki-laki umur 21 tahun, tinggi, memakai baju jas berwarna coklat dengan dasi, sepatu, rambut hitam di sisir ke samping, tampan tetapi tatapannya terlalu dingin membuat semua orang takut untuk mendekatinya
********************
Di tempat Rama
Diana masih pingsan Rama memeluk erat tubuh Diana seperti sebuh harta berharga satu-satunya yang dimilikinya, Rama menunjukan ekspresi lembut saat melihat wajah Diana
Rama berpenampilan tampan memliki rambut hitam pendek menggunakan kacamata bingkai emas terletak di mata indahnya, wajahnya menampilkan wajah agak kekanak-kanakan lembut dan lembut seperti malaikat yang tanpa celah
Tidak terasa 10 menit sudah berlalu Diana bergetar di pelukan Rama
Dian perlahan membuka matanya, ia melihat wajah yang dikenalnya
"Rama aku kenapa? Apa aku tadi pingsan?" Ucap Diana lembut tetapi suaranya serak
"Iya Diana kamu tadi pingsan, aku tadi melihat kamu ingin di tabrak mobil apa kamu ingat kenapa?" Ucap Rama dengan lembut mendudukkan Diana di kursi
"Kalau soal itu aku... ingat saat aku baru saja berjalan melewati gang ada mobil yang berjalan dengan cepat karena aku merasa kakiku tidak bisa di gerakan aku hanya bisa diam... tapi... Rama terima kasih banyak sudah menolongku" Ucap Diana sambil tersenyum cerah di hadapan Rama
Membuat hati Rama yang awalnya gugup dan takut menjadi tenag
"Sama-sama" Ucap Rama balas tersenyum
Prok...
Prok...
Terdengar suara tepuk tangan di belakang mereka berdua
"Pasangan yang sangat romantis disini"
Ucap Nathan tersenyum tapi senyum itu membuat orang merasa ngeri
Mendengar kata-kata itu Diana dan Rama langsung berbalik
Rama hanya menjawab dengan senyum dan haha
Diana hanya diam tidak peduli apa dia kesal dengan laki-laki ini dialah yang sudah ingin menabraknya
"Mohon maaf untuk tuan ini apakah yang sudah menabrak teman saya?" Ucap Rama dengan biasa saja
Nathan menjawabnya dengan nada membosankan tidak peduli
"Iya kenapa? apakah kamu meninta saya bertanggung jawab atau meminta maaf ?"
Rama kesal tapi hanya menjawab dengan nada sedikit di tinggikan
"Kamu harusnya bertanggung jawab dan meminta maaf!, jika saya tidak ada hari ini teman saya akan mati terkena mobil kamu apakah kamu tau itu?"
Nathan menunjukan ekspresi mengejek
"Apakah saya peduli? sayangnya tidak"
"Kamu..."
Diana yang telah lama diam terlihat kesal berdiri dan berkata perlahan
"Rama ayo pergi, sudah tidak usah berdebat dengan orang ini tidak ada habisnya"
"baiklah"
Mereka berdua berjalan melewati Nathan, Rama berjalan duluan di depan dan Diana di belakang
Diana berjalan sampai ke sebelah Nathan, Nathan langsung mengucapkan kata dengan lembut ke Diana
"Nyonya Diana kita akan bertemu lagi"
Nathan langsung berbalik memasuki mobilnya dan pergi
Diana masih berdiri di sana dengan diam tidak tau apa yang dia pikirkan saat ini
Rama yang melihat Diana hanya diam langsung memegang tangan kiri Diana dengan lembut, memanggil
"Di...Diana?"
Diana masih diam
"Diana!!"
Rama berteriak
Diana terkejut menatap wajah Rama yang khawatir
"Iya apa Rama?" Ucap Diana bingung
"Kamu kenapa melamun?"
"Oh tidak ada"
Diana pura-pura sibuk mencari ponselnya yang dia tarun di saku celananya untuk melihat jam
Jam menunjukan pukul 14:30
Itu 30 menit sebelum mereka bertemu
Diana bertanya dengan linglung
"Rama kamu kenapa ada di sini? Bukannya jam kita bertemu 15:30?"
"Aku... nanti aku jelaskan yang penting kamu masuk ke mobilku dulu kita ke cafe dekat sini"
Diana hanya mengangguk
Di perjalanan mereka berdua hanya diam suasana mobil terlihat sepi
20 menit perjalanan mereka sampai di cafe green Apple ini adalah cafe tempat biasa Rama dan Diana bertemu, berbicara bahkan curhat satu sama lain
"Ayo kita sudah sampai"
Rama turun dari mobil sambil membukakan pintu untuk Diana keluar
"Iya"
Diana keluar dari mobil dengan suasana hati yang bahkan lebih rumit daripada yang di rasakan saat di rumah, Diana hanya melamun tidak mengatakan apa apa saat mereka berjalan memasuki cafe
Seorang pelayan di depan cafe membukakan pintu mengucapkan kata dengan lembut
"Tuan dan nyonya apakah memesan kursi?"
"Iya apakah masih ada kursi kosong?"
"Masih ada akan saya antarkan tuan dan nyonya ke sana"
Pelayan membawa Diana dan Rama ke sebuah meja di dekat jendela membuat mereka bisa melihat pemandangan kota dari dalam
"Ini kursinya silhkan duduk"
Mereka berdua duduk pelayan langsung memberikan sebuah menu kepada mereka berdua
"Ini menunya silahkan dipilih, jika sudah memilih silahkan memanggil saya lagi"
Pelayan berbalik dan pergi
Rama hanya menatap Diana dari tadi tidak mendengar kata terkahir pelayan. Rama berfikir bahwa Diana ingin mengatakan sesuatu kepadanya sewaktu mereka mengirim pesan ia menjadi gugup saat membaca pesan itu
Rama ingin berbicara dan menanyakannya tetapi Diana teryata sudah melepas lamunannya menatap wajah lembut Rama dengan mantap
"Rama sebenarnya aku...
Bersambung.......
Nathan sedang mengendarai mobilnya dengan senyum licik di wajahnya. Dia merasa pertemuan hari ini sangat menarik, karena dia melihat bagaimana wajah wanita yang akan menjadi istirnya nanti jika pernikahan mereka terjadi. Wajah wanita itu menurutnya tidak terlalu buruk, memang seperti yang dikatakan ibunya dia punya sifat yang baik, walapun saat pertama kali mereka bertemu wajah Diana seperti benci dengannya, tapi dia tidak peduli karena wanita itu hanya akan menjadi mainannya. Dia tak peduli dengan sifat orang lain dia hanya akan menghargai wanita yang paling dia cintai di dunia ini hanyalah satu orang di dunia Tetapi saat Nathan tidak sengaja menatap wajah Diana dia merasa seperti akrab dengannya, mungkin hanya imajinasinya ************ Di cafe green apple "Rama sebenarnya aku menghawatirkan luka kamu kenapa kamu tidak menyembuhkannya?" Diana khawatir sambil melihat luka di tumit dan siku baju Rama yang sobek Rama hany
Diana berlari sambil meneteskan air matanya yang tidak bisa dia tahan lagi, dia tidak berani melihat ke belakang dia takut Rama akan membencinya padahal Rama sudah sangat baik padanya, tapi tidak apa-apa Diana akan membalas Rama suatu saat nanti. Diana sedang berhenti di depan toko sambil menagis dia menundukkan kepalanya, orang-orang yang lewat melihatnya dengan perasaan iba, tetapi tidak ada satupun yang berhenti, mendekati, atau bertanya kenapa. Diana tidak peduli dengan tatapan orang, dia hanya diam. Tiba-tiba seorang laki-laki memberikannya sebuah tisu "Ini untukmu" Suara laki-laki itu dingin Diana melihat sebuah sepatu hitam mendekatinya, mendongak dan melihat penampilan tampan memakai kacamata hitam dia tak bisa melihat ekspresi apa yang di buat laki-laki itu Diana menolak mengambilnya, dia tak kenal siapa laki-laki ini, dia hanya menundukkan kepalanya lagi Laki-laki itu kesal di abaikan dia langsung membuka kacama
Hujan turun sangat lebat membuat suara-suara terpendam bahkan yang bersuara besar pun tetap terdengar kecil karena tertutup suara hujan lebatDi sebuah kota bernama kota sky seorang laki-laki berwajah lembut, berkacamata, sedang duduk menyelesaikan banyak sekali berkas dia terlihat sangat sibukRama bekerja sebagai seorang pengacara, dia memilih bekerja di kota ini, karena kota ini memiliki pemandangan langit malam yang sangat indah, membuat Rama ingin mengajak Diana melihat pemandangan ini suatu saat nanti, tapi sepertinya untuk sekarang dia tidak mau memikirkan hal itu karena Diana sudah memutuskan hubungan dengan diaKantor Rama terletak di lantai 15 sebuah gedung bertingkat, kantornya berada di paling atas, kantor itu memiliki fasilitas yang mewahRama sedang sibuk menyelesaikan banyak berkas, tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar"Masuk"Pintu terbuka menampilkan sosok tinggi, berwajah tampan, bibir tipis, memiliki mata berw
Diana yang di tinggalkan Nathan, Diana membuat ekspresi tidak menentu di wajahnya kaget, lucu, bahkan masih ada rasa sedih di wajahnyaDia adalah orang yang anehKenapa dia lakukan seperti itu kepadaku padahal aku tidak kenal siapa dia?Jika aku bertemu dengan dia lagi nanti aku akan mengembalikan jaket ini, dan mengucapkan terima kasihEkspresi Diana berubah menjadi tersenyum hangat, tetapi dia juga tertawa mengingat kejadian tadi*****************Nathan mengendarai mobilnya karena dia bingung harus berkata apa lagi dengan Diana, dia hanya baik pada Diana karena dia tidak mau mainannya nanti sakit, malah membuat dia makin susah saja jika terjadi apa-apa dengannyaNathan mengingat waktu pertemuan mereka jam 13:00 nanti dia penasaran wajah seperti apa yang akan di perlihatkan Diana nanti, apakah kaget?, pura-pura tidak kenal?, Atau tidak peduliNathan semakin penasaran memikirkannya, tanpa dia sadari m
"Masalah apa?""Itu bos ada tamu datang ke kantor kita, dia ingin mendiskusikan kerja sama""Tapi saya sedang sibuk saya tidak mau di ganggu""Bos ini sangat penting, karena menyangkut keuntungan kita""Saya Katakan saya sibuk kamu paham?""Tapi bos ini..."Diana mendengar perdebatan Rama dengan Rian dia merasa seperti dia menganggu Rama dia tidak mau membuat masalah lagi untuk Rama karena sudah 2 kali Rama susah karena diaJadi Diana berkata dengan Lembut kepada Rama memotong kata-kata Rian"Rama lebih baik kamu ke kantor saja, tapi apa luka kamu sudah baik-baik saja? Atau masih sakit?"Mendengar nada lembut Diana Rama melihat ke arah Diana yang tampak khawatir, Rama menjawab dengan lembut tersenyum, sambil menutup telponnya, tidak peduli dengan kata-kata Rian"Lukannya sudah tidak sakit lagi, tapi Diana bagaimana kamu jika aku tinggal?""Aku tidak apa, aku juga masih ada urusan, lebih baik kamu ke kantor
50 menit yang laluDi jalan xx tempat Diana dan Rama bertemu seorang perempuan sedang menghentikan mobilnya karena melihat perkelahian di depannya, dia tidak bisa terus melaju jadi dia hanya memainkan ponselnya dengan malasSaat dia asik bermain game sebuah telpon muncul di layar ponselnya, nomor kontaknya bos nathan yang meneleponnyaDia langsung mengangkatnya"Iya ada apa bos? Ada masalah?""Iya saya lupa tadi ada berkas yang masih di atas meja belum saya simpan nanti kamu simpan di laci meja kerja saya""Iya baik bos setelah ini saya akan ke kantor untuk menyimpannya"Terdengar suara ribut dari luar dan suara perempuan menghentikan pertengkaranNathan mendengar suara seperti suara Diana dia langsung bertanya kepada Novita"Novita kamu dimana? Saya mendengar suara ribut dan ada perempuan juga?""Oh itu bos iya, ada keributan di sini di jalan xx, 3 orang laki-laki berkelahi, 1 perempuan memeluk satu laki-la
Hari yang cerah awan berkumpul di langit tidak terlalu banyak atau sedikit memperlihatkan warna langit yang biru seperti air laut Indah dan indah. Itu adalah pagi hari yang indah untuk sebagian orang tidak untuk Diana Pagi-pagi sekali dia sudah menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal, tapi dia tau itu nomor siapa itu adalah nomor Nathan dia malas menyimpannya, dia kira Nathan tidak ada meneleponnya lagi hari ini karena mereka sudah ada janji bertemu kamarin tapi ternyata tidak Nathan masih meneleponnya Diana menjawab telepon sambil mengantuk mengusap matanya menguap berkata dengan malas "iya?" Nathan mendengar suara malas Diana berkata dengan biasa saja "Kamu ingat kan hari ini kita ada bertemu?" Diana menghela napas panjang menjawab "Iya aku tau, kamu kira aku lupa?" "Oh bagus jika kamu tidak lupa, yasudah aku tutup telponnya" Nathan menutup telponnya dengan satu ketukan di layarnya. Diana masih
Sebuah tangan menepuk lembut bahu Diana, Diana terkejut langsung menoleh, ia melihat Rama yang sedang tersenyum kepadanya Rama menggunakan baju jas lengkap dengan sepatu berwarna coklat, kacamata masih terbingkai indah di matanya. Melihat Rama tersenyum kepadanya Diana balas terseyum dengan canggung. "Diana apa yang kamu lakukan di sini?" Rama bertanya dengan khawatir Diana hanya membalas kata-kata Rama dengan tersenyum, tidak mengucapkan sepatah katu pun, membuat Rama khawatir, Rama tidak tau harus berbuat apa jadi dia memeluk tubuh Diana dengan erat, menenangkan "Diana kamu ada masalah? jika ada katakan kepadaku, akan kubantu" Diana merasa pelukan hangat Rama di tubuhnya Diana langsung melepasnya, dia tidak mau di lihat orang, karena kejadian tadi bisa membuat orang salah paham. Pelukannya di lepas oleh Diana membuat Rama mengerucutkan bibirnya sedih, tapi dia masih menangkan Diana. Melihat ekspresi sedih Rama dari yang tersenyum menjadi sedih, Dian
Sembilan bulan telah berlalu sejak kejadian itu, Diana lambat laun sudah menerima semua kenyataan itu, untuk kedua orang tua yang sudah merawatnya dia tidak pernah menemui mereka lagi sejak itu, yah mereka juga tidak berada di indonesia untuk saat ini ataupun sembilan bulan lalu.Dia hidup dengan bahagia karena dia sudah tau semuanya dimasa lalu dan dia merasa perasaan dan hatinya sudah terisi semua saat ini, Karena sejak saat itu pertemanannya dengan Kirana menjadi sangat baik, bahkan mereka tidak menjadi musuh lagi, tapi sayangnya Kirana sekarang tidak berada di indonesia dia kembali keluar negeri.Diana sekarang sedang berada dirumah sendirian, tetapi dia sedang asik menatap layar ponselnya dengan tersenyum, karena dia sedang membalas pesan teks temannya yaitu Novita, dia ingin mengajak Diana untuk membantunya memilih baju pernikahan, saat menerima pesan itu dia sangat bersemangat dia juga ingin tau baju pengantin apa yang bagus dipakai oleh temannya ini.Beberapa seminggu yang lal
David dan Kirana masih berada didalam mobil, Kirana melirik david dari sudut matanya dan berkata dengan nada ringan, "David aku sudah memutuskan, sepertinya aku ingin mejelaskan semua hal yang kutahu kepada Diana dan beberapa dendam dan kenyataan yang harus dia tau, agar kami tidak salah paham lagi dan aku tidak mau menyimpan dendam lagi dengan Diana."David menganggukan kepalanya, menatap Kirana dan berkata dengan lembut, "kamu ingin memberitahunya kapan?".Kirana berpikir selama beberapa saat setelah itu dia balas menatap David dengan berkata, "Sepertinya besok, lebih cepat lebih baik dan besok juga hari libur."David tersenyum sedikit dan berkata dengan nada biasa, "Oke, dan kamu ingin berbicara empat mata saja dengan Diana?".Kirana menggelengkan kepalanya perlahan-lahan, dan menjawab dengan ketegasan dimata putih hitamnya, "Tidak, aku akan mengajak Diana, Novita, Nathan, kamu, dan Rama."Mendengar ucapan Kirana membuat David seketika terkejut, dia tidak tau kenapa Kirana harus me
Diana bermimpi dia sebuah tempat yang dia rasa akrab, dia menyapu sekelilingnya dia entah kenapa merasa tempat ini sangatlah akrab, dia seperti pernah melihat tempat ini, tetapi dia tidak terlalu ingat di mana dia pernah melihatnya, seperti penuh dengan banyak kenangan, dia mengulurkan tangannya kedepan dan menatap tangannya yang sangat kecil, dia terkejut, dia bingung kenapa tangannya sangat kecil seperti umur 8 atau 10 tahun, menghela nafas dengan kasar, dia hanya bisa menerima kenyataan bahwa dia menjadi gadis kecil sekarang, bahkan dia ingin sekali mencari cermin untuk melihat wajahnya.Tetapi dia juga ingin mencari suaminya, mungkin saja dia bertemu suaminya yang juga menjadi anak kecil seperti dia, apakah itu akan sangat imut?Dia sangat penasaran dan tanpa sadar tersenyum lucu.Sampai seseorang perawat masuk kedalam ruangannya untuk memeriksa keadaanya, perawat itu menatap Diana kecil dia berkata, "Adek apakah kamu masih mengalami pusing kepala?."Di
David mengendarai mobilnya seperti apa yang dikatakan oleh Kirana, saat sampai dipersimpangan jalan, Kirana melihat ada toko yang menjual bunga, dia menoleh kearah David yang duduk disebelahnya, dia juga mendengar David sedang bersenandung tampak bahagia, tetapi dia tidak tau kenapa lelaki itu bisa bahagia, dia melirik David dari sudut matanya dan berkata dengan ringan, "Berhenti." David langsung mengerem mendadak, untung saja Kirana sudah siap dan memegang pegangan mobil yang ada disebelahnya jika tidak, wajahnya sudah menghantam kaca mobil, David yang terkejut itu, langsung menoleh kearah Kirana yang seperti tersenyum tetapi tidak tersenyum menatapnya berkata, "Aku keluar dulu, kamu tunggu disini." David mengangguk, setelah itu Kirana keluar dari mobil dan masuk kedalam toko bunga. Di dalam toko bunga Kirana, membeli sepaket bunga melati sekaligus dengan pandan dan juga air yang berada didalam botol, pemilik toko itu tersenyum kearah Kirana dan berkata, "Apa ini digunakan untuk me
Nathan yang tampak sangat gugup dan ketakutan terjadi sesuatu dengan Diana, dan tanpa pikir panjang saat melihat rumah sakit, dia langsung menghentikan mobilnya dan membawa Diana secara horizontal untuk masuk kedalam rumah sakit.Dokter dan perawat melihat Nathan masuk, mereka langsung membawa kursi roda, dan Nathan mendudukkan Diana diatasnya dengan lembut, saat sudah melihat pasien di atas kursi roda, perawat langsung membawa Diana yang tidak sadarkan diri ke ruangan UGD.Dan Nathan dengan khawatir menunggu diluar ruangan, dia mondar-mandir didepan pintu, sambil menggigit jarinya, tampak sangat putus asa dan sangat khawatir, bahkan seperti sikap acuh tak acuh dan dingin Nathan, tidak terlihat sama sekali sekarang, hanya digantikan dengan perasaan gugup dan takut diwajahnya.Dia tidak mau memberitahu ibunya kalau Diana sedang ada dirumah sakit, dia ingin memberitahu ibunya saat Diana sudah sadarkan diri, karena dia takut ibunya sangat khawatir.
Kirana berbalik dan menatap lelaki itu dengan terkejut, penampilan lelaki itu bisa dibilang dia memiliki rambut coklat pendek, dengan kulit putih, dengan wajah tampan, bibir merah, dan gigi putih, mata berwarna coklat, hidung mancung dan setelan baju biasa ditubuhnya, dengan senyum bahagia di wajahnya dia menatap Kirana yang juga berbalik mentapnya. Kirana yang melihat wajah familiar dan senyum familiar itu ingin langsung berbalik dan kabur, tetapi lelaki itu langsung memeluk tubuh Kirana dengan erat ada sedikit rasa sedih dinadanya berkata, "Kirana aku merindukanmu." Merasakan tubuhnya dipeluk dengan erat, kirana langsung mengerutkan kening, Kirana meronta-ronta dipelukan lelaki itu, untuk melepaskannya, tetapi bukannya dilepaskan, lelaki itu memeluknya semakin erat. Kirana tidak tahan lagi dan meraung dengan kesal, "Jonathan kenapa kamu memelukku, lepaskan aku sekarang juga!." lelaki yang bernama jonthan itu, seperti tidak mendengarkan ucapan Kirana dia masih s
David mengejar Kirana sampai kedepan kafe, tetapi Kirana tidak menyadari bahwa David mengejarnya dan sekarang tepat berdiri dibelakangnya sambil tersenyum menatap bahu Kirana, dia lebih tinggi dari Kirana, jika dijejerkan Kirana tingginya hanya sampai bahunya saja, dia ingin mendekati Kirana dan memeluknya, untuk pertama kalinya dalam hidupnya ingin memeluk seseorang dan melindunginya bahkan ingin merubahnya menjadi lebih baik, untuk masa lalu yang sudah lewat bahkan jika dia dulu membenci perempuan yang ada dihadapannya ini, dia tidak peduli lagi.Karena tujuan utamanya sekarang adalah memiliki perempuan ini sepenuhnya dari hati, pikirin bahkan tubuh, tapi mungkin itu hanya hayalannya saja, setiap dia bertemu dengan perempuan ini dia selalu saja menjauh darinya, seperti tidak memperdulikannya, padahal dia sudah berkali-kali mengejarnya meyatakan perasaannya, tetapi sayangnya perempuan ini tidak peka atau hanya mengira dia berbohong?, Padahal dia sudah mengatakan yang seju
Ketika mereka sampai jembatan itu sangat sepi bahkan satu orang lewatpun tidak ada sama sekali, tetapi pemadangan diseberang jembatan itu cukup bagus dan juga udaranya sangat sejuk.Nathan yang keluar terlebih dahulu, setelah itu diikuti oleh Diana, yang langsung mengangkat kepalanya sedikit keatas untuk merasakan dan menghirup udara sejuk, dia sekarang sedang berdiri diatas jembatan dengan kedua tangannya menyentuh pinggiran pagar jembatan, Nathan juga berdiri disebelahnya dan menatapnya dalam diam, dia bahagia melihat istrinya yang tampak menikmati tempat ini.Diana menoleh dan menatap suaminya dengan senyum lembut dibibirnya matanya yang tampak meyipit memberikan ilusi, bahwa saat melihat mata itu seseorang yang menatapnya akan melihat perempuan itu sangat bahagia.Tapi memang benar Diana sangat bahagia, karena saat mendengar cerita dan langsung datang ketempatnya langsung benar-benar berbeda, bahkan dia sangat senang bisa tau tempat yang disukai oleh suaminy
Novita yang terkejut karena dilempar oleh Diana, walapun itu tidak sakit, karena Billy dengan cepat menangkap tubuhnya, walapun dia terpana, karena mungkin keinginannya yang terlalu besar dan cepat untuk melindungi Novita dia langsung menangkap tubuh Novita dengan cepat.Novita mencium bau parfum dari tubub Billy yang sangat nyaman, membuatku ketagian dan memeluk Billy semakin erat, Billy yang dipeluk semakin erat oleh Novita membuatnya melebarkan matanya, dia sebenarnya bahagia dipeluk seperti itu oleh Novita, tetapi disisi lain dia takut jika dia dipeluk oleh perempuan yang dia suka terlalu lama, dia takut dia tidak bisa menahan dirinya.Billy mengigit bibirnya keras, seperti menahan dirinya untuk tidak mendorong Novita untuk menciumnya.Setelah lama mereka berpelukan, Novita dengan cepat melepaskan pelukannya dari tubuh Billy, Billy merasa lengannya kosong, dia hanya bisa menghela nafas perlahan, dan menatap Novita yang masih saja tampak merajuk didepannya.