"Aku menyukaimu."DegSpontan Leri langsung mengalihkan tatapan matanya kepada seorang wanita yang kini tengah duduk di hadapannya saat ini."Apa?" tanya Leri dengan satu alis yang terangkat."Ya, aku mencintaimu!" ulangnya dengan tegas, menatap sahabatnya itu dengan tatapan seriusnya."Kau.." lidah Leri sesaat menjadi kelu. Ia pasti salah dengarkan."Kau bercanda ya!" dengus Leri dengan wajah dinginnya. Sienna menggigit bibirnya setelah melihat reaksi Leri. Secara tak langsung, perasaannya langsung di tolak oleh kawannya itu."Tidak! Aku tidak bercanda!" meski dirinya sudah melihat penolakan Leri yang begitu jelas, namun itu takkan menggoyahkan niatnya."Sienna, apa kau tidak sal-""Aku mencintaimu Leri!" potong Sienna dan untuk kesekian kalinya ia menegaskan ucapannya.DegTubuh Leri sesaat menjadi kaku, melihat sorot mata Sienna yang terlihat begitu yakin saat mengatakan hal tersebut, membuatnya yakin jika saat ini Sienna sungguh-sungguh menyatakan perasaannya.Ini di luar dugaann
BughBugh"Ban*sat! DASAR BAJINGAN!" dengan dada yang bergemuruh, Elang kembali menonjok wajah Leri yang sudah bonyok.BughBugh"BERHENTI! KUMOHON HENTIKAN!" teriak Sienna, kini tangisnya pecah saat melihat semua kekacauan yang terjadi di rumahnya.Setelah kejadian tadi pagi, Leri langsung mendatangi rumahnya dan menjelaskan semuanya pada ketiga kakaknya.Dan mulai saat itu, semua kekacauan ini di mulai.Leon menarik Elang yang tengah mencengkram kerah baju Leri dan memisahkannya dari Leri.Dirinya pun melirik Frans (adik keduanya), menyuruhnya untuk membawa Sienna pergi dari sini."Tenanglah, Mari kita bicara dengan tenang" ujar Leon berusaha menenangkan Elang yang sudah terbakar api amarah.Frans mengetatkan rahangnya. Rasanya, ingin sekali dirinya menonjok wajah Leri sekali lagi. Meski tadi dirinya sempat melayangkan pukulannya kepada Leri tapi itu masih tidak cukup.Seandainya saja Sienna (adik bungsunya) tidak menangis dan menghentikan dirinya, ia tidak akan melepaskan seorang b
Tiga bulan kemudianSetelah kejadian dimana Sienna dan Leri tertangkap basah, dengan berbagai konflik serta pertimbangan, akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk menyatukan dan menikahkan Leri dan Sienna.Tak seperti yang Sienna bayangkan, acara resepsi pernikahannya di gelar begitu mewah dan indah. Sangat di luar perkiraannya, yang mengira jika pernikahannya akan di adakan tertutup dan akan terasa suram.Jika di ingat kembali, jujur saja dirinya masih tidak percaya jika saat ini dirinya dan Leri sudah menjadi sepasang suami istri. Bohong jika dirinya tidak bahagia dengan pernikahan ini.Rasanya seperti mimpi yang tidak pernah ia bayangkan. Dirinya bisa menikah dengan Leri, seorang pria yang selama ini ia cintai dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.Cklek Seinna berhenti menatap ponsel canggihnya saat baru saja Leri masuk ke dalam kamar mereka. Dirinya segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Leri."Apa kau sudah makan?" Sienna mengambil alih tas serta jas Leri. Hal ini
"Leri?" ian melongo menatap kehadiran Leri yang sangat tiba-tiba."Maaf aku terlambat" ucap Leri dengan muka temboknya."kau?" ian menatap penampilan Leri dari atas hingga kebawah."Kau baik-baik saja?" tanya ian saat dirinya melihat penampilan kawannya yang benar-benar acak-acakan saat ini.Baju yang sudah lusuh serta dasi yang sudah hilang dari leher pria tersebut, membuat ian seketika langsung menatap Leri keheranan."Bukannya kau ada meeting dadakan tadi? Kenapa kau bisa ada disini?" Zehran terheran heran tak mengerti dengan kakaknya yang satu ini.Leri terdiam tak menjawab pertanyaan Zehran dan malah mengedarkan pandangannya ke arah seluruh penjuru ruang rawat inap Eyon.Sebenarnya, ia ingin menjelaskan mengapa dirinya begitu tiba-tiba datang kesini. Namun Leri terlalu malas untuk mengeluarkan suaranya.Bugh. Alvin menonjok bahu Leri."Shh" desis Leri."Ada apa dengan mu?" sengit Leri dengan wajah dinginnya.Alvin mengangkat kedua tangannya."Santai bung, aku hanya ingin menyadar
Sienna mengelap peluh yang ada di dahinya seraya mengecek waktu di jam tangannya."Ini sudah jam lima, apakah masih keburu?" cemas Sienna, karena hari ini rencananya, ia akan mengadakan pertemuan dengan Zehran, yaitu adik iparnya sendiri untuk membahas kerja samanya yang akan berlangsung."Permisi, apakah ada Tuan Zehran?" tanya Sienna saat dirinya sampai di depan meja bawahan adik iparnya itu."Ada Nona. Mohon maaf atas dengan nama siapa?" tanyanya dengan sopan. "Sienna, Sienna Galasharsyah" sahut Sienna."Oh Bu Sienna, silahkan masuk Bu" ucap bawahan tersebut seraya menunjuk ke arah ruangan Zehran."Terimakasih ya. Aku permisi" jawab Sienna dan berjalan ke arah ruangan Zehran.Tok tok tok"Masuk"Sienna mulai membuka pintunya saat ada sahutan dari dalam ruangan tersebut."Maaf membuatmu menung-""Sienna?" ucapan Sienna seketika terhenti saat tiba tiba dirinya melihat kehadiran suaminya."Le-Leri?" tubuh Sienna seketika mematung, saat matanya bertabrakan dengan mata kelam milik Leri
"Shh" Sienna mengerjapkan kedua matanya. Rasa sakit yang melanda kepalanya membuatnya tak kuasa bangun dari tidurnya."Apa kelapamu masih sakit?" Sienna menolehkan wajahnya ke samping. Dirinya melihat suaminya kini tengah duduk di samping tubuhnya yang tengah berbaring di atas kasur."Ya" singkatnya.Leri bangkit dari kasur dan mengambil beberapa tablet obat yang sejak tadi ia siapkan untuk Sienna."Minumlah. Kau bisa bangun?" Sienna sejenak hanya menatap Leri. Dengan wajah yang begitu datar, entah mengapa perkataan dan perbuatan suaminya itu sangat berbeda sekali."Bantu aku" ucap Sienna seraya memegang kepalanya yang kembali berdenyut nyeri.Leri membantu Sienna agar istrinya itu, bisa duduk di atas kasur."Terimakasih"Lalu Sienna meminum obatnya."Kau ingin ke rumah sakit? Tubuhmu sejak sore sangat panas. Lebih baik kita ke rumah sakit" meski wajah Leri terlihat kaku, namun Sienna bisa mendengar jika suaminya itu sedang khawatir pada dirinya.Dengan lemah Sienna menggelengkan kep
Sienna menaruh semua makanan yang telah ia masak. Pagi ini tubuhnya sudah merasa lebih baik sehingga membuat dirinya mampu untuk menyiapkan sarapan untuk Leri."Kau lihat tas ku?" tanya Leri yang baru saja turun dari tangga terlihat sedang mencari tasnya melalui ekor matanya.Sienna tersenyum kecil. Dirinya menghampiri Leri dan memberikan tas gemblok suaminya."Terimakasih. Bisakah kau pakaikan dasiku?" pinta Leri karena sedaritadi entah mengapa dasinya tak kunjung rapih.Sienna langsung mengambil alih dasi yang tengah mengatung di leher Leri dan mulai memakaikannya. Sepanjang dirinya memakaikan dasi di Leher Leri, Sienna beberapa kali mengalihkan tatapan matanya saat matanya dan mata Leri saling bertubrukan."Terimakasih" ucap Leri seusai Sienna memakaikan dasinya dan langsung duduk di atas kursi makannya."Apakah kau pulang malam hari ini?" tanya Leri di sela-sela suapan nasinya."Tidak. Kenapa?""Bunda meminta kita untuk menginap malam ini. Katanya besok dia ingin mengajak kita jal
"Shh" Sienna mengerjapkan kedua matanya. Rasa sakit yang melanda kepalanya membuatnya tak kuasa bangun dari tidurnya."Apa kelapamu masih sakit?" Sienna menolehkan wajahnya ke samping. Dirinya melihat suaminya kini tengah duduk di samping tubuhnya yang tengah berbaring di atas kasur."Ya" singkatnya.Leri bangkit dari kasur dan mengambil beberapa tablet obat yang sejak tadi ia siapkan untuk Sienna."Minumlah. Kau bisa bangun?" Sienna sejenak hanya menatap Leri. Dengan wajah yang begitu datar, entah mengapa perkataan dan perbuatan suaminya itu sangat berbeda sekali."Bantu aku" ucap Sienna seraya memegang kepalanya yang kembali berdenyut nyeri.Leri membantu Sienna agar istrinya itu, bisa duduk di atas kasur."Terimakasih"Lalu Sienna meminum obatnya."Kau ingin ke rumah sakit? Tubuhmu sejak sore sangat panas. Lebih baik kita ke rumah sakit" meski wajah Leri terlihat kaku, namun Sienna bisa mendengar jika suaminya itu sedang khawatir pada dirinya.Dengan lemah Sienna menggelengkan kep
Sienna mengelap peluh yang ada di dahinya seraya mengecek waktu di jam tangannya."Ini sudah jam lima, apakah masih keburu?" cemas Sienna, karena hari ini rencananya, ia akan mengadakan pertemuan dengan Zehran, yaitu adik iparnya sendiri untuk membahas kerja samanya yang akan berlangsung."Permisi, apakah ada Tuan Zehran?" tanya Sienna saat dirinya sampai di depan meja bawahan adik iparnya itu."Ada Nona. Mohon maaf atas dengan nama siapa?" tanyanya dengan sopan. "Sienna, Sienna Galasharsyah" sahut Sienna."Oh Bu Sienna, silahkan masuk Bu" ucap bawahan tersebut seraya menunjuk ke arah ruangan Zehran."Terimakasih ya. Aku permisi" jawab Sienna dan berjalan ke arah ruangan Zehran.Tok tok tok"Masuk"Sienna mulai membuka pintunya saat ada sahutan dari dalam ruangan tersebut."Maaf membuatmu menung-""Sienna?" ucapan Sienna seketika terhenti saat tiba tiba dirinya melihat kehadiran suaminya."Le-Leri?" tubuh Sienna seketika mematung, saat matanya bertabrakan dengan mata kelam milik Leri
"Leri?" ian melongo menatap kehadiran Leri yang sangat tiba-tiba."Maaf aku terlambat" ucap Leri dengan muka temboknya."kau?" ian menatap penampilan Leri dari atas hingga kebawah."Kau baik-baik saja?" tanya ian saat dirinya melihat penampilan kawannya yang benar-benar acak-acakan saat ini.Baju yang sudah lusuh serta dasi yang sudah hilang dari leher pria tersebut, membuat ian seketika langsung menatap Leri keheranan."Bukannya kau ada meeting dadakan tadi? Kenapa kau bisa ada disini?" Zehran terheran heran tak mengerti dengan kakaknya yang satu ini.Leri terdiam tak menjawab pertanyaan Zehran dan malah mengedarkan pandangannya ke arah seluruh penjuru ruang rawat inap Eyon.Sebenarnya, ia ingin menjelaskan mengapa dirinya begitu tiba-tiba datang kesini. Namun Leri terlalu malas untuk mengeluarkan suaranya.Bugh. Alvin menonjok bahu Leri."Shh" desis Leri."Ada apa dengan mu?" sengit Leri dengan wajah dinginnya.Alvin mengangkat kedua tangannya."Santai bung, aku hanya ingin menyadar
Tiga bulan kemudianSetelah kejadian dimana Sienna dan Leri tertangkap basah, dengan berbagai konflik serta pertimbangan, akhirnya kedua belah pihak memutuskan untuk menyatukan dan menikahkan Leri dan Sienna.Tak seperti yang Sienna bayangkan, acara resepsi pernikahannya di gelar begitu mewah dan indah. Sangat di luar perkiraannya, yang mengira jika pernikahannya akan di adakan tertutup dan akan terasa suram.Jika di ingat kembali, jujur saja dirinya masih tidak percaya jika saat ini dirinya dan Leri sudah menjadi sepasang suami istri. Bohong jika dirinya tidak bahagia dengan pernikahan ini.Rasanya seperti mimpi yang tidak pernah ia bayangkan. Dirinya bisa menikah dengan Leri, seorang pria yang selama ini ia cintai dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan.Cklek Seinna berhenti menatap ponsel canggihnya saat baru saja Leri masuk ke dalam kamar mereka. Dirinya segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Leri."Apa kau sudah makan?" Sienna mengambil alih tas serta jas Leri. Hal ini
BughBugh"Ban*sat! DASAR BAJINGAN!" dengan dada yang bergemuruh, Elang kembali menonjok wajah Leri yang sudah bonyok.BughBugh"BERHENTI! KUMOHON HENTIKAN!" teriak Sienna, kini tangisnya pecah saat melihat semua kekacauan yang terjadi di rumahnya.Setelah kejadian tadi pagi, Leri langsung mendatangi rumahnya dan menjelaskan semuanya pada ketiga kakaknya.Dan mulai saat itu, semua kekacauan ini di mulai.Leon menarik Elang yang tengah mencengkram kerah baju Leri dan memisahkannya dari Leri.Dirinya pun melirik Frans (adik keduanya), menyuruhnya untuk membawa Sienna pergi dari sini."Tenanglah, Mari kita bicara dengan tenang" ujar Leon berusaha menenangkan Elang yang sudah terbakar api amarah.Frans mengetatkan rahangnya. Rasanya, ingin sekali dirinya menonjok wajah Leri sekali lagi. Meski tadi dirinya sempat melayangkan pukulannya kepada Leri tapi itu masih tidak cukup.Seandainya saja Sienna (adik bungsunya) tidak menangis dan menghentikan dirinya, ia tidak akan melepaskan seorang b
"Aku menyukaimu."DegSpontan Leri langsung mengalihkan tatapan matanya kepada seorang wanita yang kini tengah duduk di hadapannya saat ini."Apa?" tanya Leri dengan satu alis yang terangkat."Ya, aku mencintaimu!" ulangnya dengan tegas, menatap sahabatnya itu dengan tatapan seriusnya."Kau.." lidah Leri sesaat menjadi kelu. Ia pasti salah dengarkan."Kau bercanda ya!" dengus Leri dengan wajah dinginnya. Sienna menggigit bibirnya setelah melihat reaksi Leri. Secara tak langsung, perasaannya langsung di tolak oleh kawannya itu."Tidak! Aku tidak bercanda!" meski dirinya sudah melihat penolakan Leri yang begitu jelas, namun itu takkan menggoyahkan niatnya."Sienna, apa kau tidak sal-""Aku mencintaimu Leri!" potong Sienna dan untuk kesekian kalinya ia menegaskan ucapannya.DegTubuh Leri sesaat menjadi kaku, melihat sorot mata Sienna yang terlihat begitu yakin saat mengatakan hal tersebut, membuatnya yakin jika saat ini Sienna sungguh-sungguh menyatakan perasaannya.Ini di luar dugaann