Share

Mengganggu Kesenangan

Author: YuRa
last update Last Updated: 2022-05-03 21:44:06

Pulang dari kantor, Viona mampir ke sebuah rumah makan. Hari ini, ia terlalu lelah untuk memasak, akhirnya ia membeli makanan matang. Ketika sedang memesan makanan, ia melihat ada mobil Damar disana. Ia hafal betul dengan mobil Damar. 

"Dengan siapa ya ia kesini?" kata Viona dalam hati. 

"Sudah, Mbak," kata pegawai rumah makan sambil menyerahkan bungkusan berisi makanan.

Viona tampak kaget.

"Eh, iya," kata Viona sambil menyerahkan uang. 

Kemudian Viona bersiap untuk pulang. Dari kejauhan, ia melihat Damar sedang makan berdua dengan seorang perempuan. Mereka tampak sangat akrab. Viona tampak lemas, melihat suaminya makan berdua dengan perempuan lain. Ia pun keluar dari rumah makan itu, kemudian menghentikan motornya tidak jauh dari rumah makan. Ia mencari posisi yang tepat, agar ia bisa melihat Damar.

Sambil menunggu Damar, ia mengeluarkan ponselnya, siapa tahu nanti ada kegunaannya. Pengintaian Viona tidak sia-sia, tak berapa lama Damar keluar bersama perempuan itu. Mereka bergandengan tangan. Si perempuan bergelayut manja di tangan Damar. 

Cekrek! Cekrek! Beberapa momen sudah diabadikan Viona. Ia sudah sangat emosi, ingin rasanya ia mendekati mereka dan memaki-maki. Tapi akal sehatnya melarang Viona melakukan itu. Ia hanya pasrah dengan kejadian itu. Kemudian Viona pulang dengan rasa kecewa dan tentu saja sedih. Ia mengendarai motor dengan pelan, pikirannya menerawang kemana-mana.

Tin.. tin…

"Hei! Mau mati ya? Kalau mau mati jangan ngajak-ngajak orang." Seseorang berteriak.

Viona kaget, jantungnya terasa berhenti berdetak. Tangannya gemetaran. Beberapa pengendara nampak melihatnya. Ternyata ia sudah ada di tengah jalan. Viona pun segera beralih ke pinggir.

"Astaghfirullahaladzim, hampir saja aku mati," kata Viona dalam hati. Tangannya masih gemetaran, jantungnya masih berdetak dengan kencang.

Akhirnya sampai juga ia di rumah. Tentu saja Damar belum pulang. 

"Mungkin ia masih mengantar perempuan itu, atau mampir ke tempat lain," gumam Viona sambil membuka pintu garasi. Kemudian ia memasukkan motornya.

Setelah meletakkan makanan yang ia beli tadi, ia pun segera masuk ke kamar. Melepaskan pakaian dan menuju ke kamar mandi. Ia pun menangis sepuasnya di bawah guyuran air shower. Hatinya sangat sakit mengingat kejadian tadi. Viona pun menyadari akan satu hal, ternyata karena perempuan ini, yang membuat Damar tidak bisa membuka pintu hatinya untuk Viona.

"Apa yang harus aku lakukan? Minta cerai?" pikir Viona.

"Siapa tahu mereka hanya teman saja." Viona bergumam.

"Teman kok mesra kayak gitu." lanjut Viona lagi.

"Positif thinking saja Viona." 

Terjadi perang batin dalam diri Viona. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan sekarang. Setelah cukup lama di kamar mandi, akhirnya Viona keluar dan berganti pakaian. Ia pun memakai bedak untuk menutupi bengkak di sekitar mata. Kemudian ia keluar dari kamar untuk menyiapkan makanan yang tadi sudah di beli.

Sudah menjelang magrib, Damar belum pulang juga. Kejadian tadi melintas di pikirannya. Hatinya sangat sedih. Ia memikirkan rumah tangganya. Apa kata orang kalau usia pernikahannya hanya seumur jagung? Ia membayangkan betapa malu dan sedih orang tuanya jika itu memang terjadi. Pikirannya benar-benar buntu. 

Viona duduk di ruang keluarga sambil mengutak-atik ponselnya. Ia menatap foto Damar dan perempuan itu. Memang mereka tampak serasi. Si perempuan tampak terlihat dewasa dan matang, dibandingkan dengan dirinya yang baru berusia dua puluh empat tahun. 

Mungkin memang Damar menyukai perempuan dewasa. Bukan kekanak-kanakan seperti dirinya. 

"Apa aku harus berdandan seperti perempuan itu? Supaya Mas Damar tertarik padaku," gumam Viona.

"Ah, aku nggak mau seperti dia. Aku ingin menjadi diriku sendiri. Untuk apa seperti dia kalau aku tidak merasa nyaman." Viona pun memotivasi dirinya sendiri.

***

"Kenapa kamu tidur disini, Vio?" gumam Damar.

Damar baru pulang ke rumah sekitar jam delapan malam. Ia melihat Viona tertidur di sofa di ruang keluarga. Damar pun mengamati wajah Viona yang tertidur pulas. Ia ingat ketika mereka berdua sedang berciuman mesra. 

"Sebenarnya kamu cantik, Vio. Tapi entah kenapa aku belum bisa mencintaimu." Damar berkata dalam hati. 

Akhirnya Damar masuk ke kamar untuk membersihkan tubuhnya. Kemudian keluar kamar dan menuju ke kamar Viona untuk menyalakan AC. Damar pun kembali ke ruang keluarga dan menuju ke ruang makan. Ternyata Viona tadi sudah menyiapkan makan malam untuk mereka, Karena sudah ada piring dan dua gelas air putih. 

Damar membuka tudung saji, ternyata makanan yang ada di meja, persis yang ia makan tadi. Segera Damar ke dapur dan melihat kantong plastik dengan merk rumah makan tempat Viona membeli makanan. Jantung Damar berdetak dengan kencang.

"Apa Viona tadi melihatku di sana ya? Kalau sampai ia melihatku, bisa berbahaya," kata Damar dalam hati.

Pikirannya menjadi tidak tenang, ia berandai-andai. Sampai memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi.

"Bagaimana kalau Viona mengadu pada Papa dan Mama? Ah ceroboh sekali kamu Damar." Damar merutuki dirinya sendiri.

Kamar kembali ke ruang keluarga, dimana Viona tadi tertidur. Ia kasihan melihat posisi tidur Viona, karena terlihat tidak nyaman. 

Akhirnya Damar mengangkat tubuh Viona dan membawanya ke kamar tidur Viona. Damar tampak deg-degan ketika merasakan benda kenyal menempel di dadanya. 

"Untung saja kamu enggak berat," gumam Damar.

Damar segera membaringkan Viona di tempat tidur. Ia pun duduk di tepi tempat tidur. Ia memandang benda kenyal yang tadi sempat membuatnya deg-degan. Tampak sesuatu menyembul di belahan dada Viona, karena baju yang ia pakai kancingnya terbuka. Dada Damar berdesir lagi. 

"Lumayan juga ukurannya," kata Damar dalam hati.

Viona memakai pakaian seperti daster, dengan motif yang tidak terlalu ramai, yang panjangnya di bawah lutut. Pakaian yang dipakai Viona tersingkap, memperlihatkan pahanya yang putih mulus. Damar menelan ludahnya. Bagaimanapun juga ia laki-laki normal.

Damar kaget ketika melihat Viona bergerak.

"Ngapain Mas kesini," kata Viona yang tampak kaget, kemudian beranjak dari tidurnya. Ia melihat pakaiannya masih utuh, belum terbuka. Viona pun bernafas lega.

Damar yang melihat ekspresi Viona menjadi tertawa. 

"Apa kamu pikir aku akan memperkosa kamu? Tenang saja, kamu masih utuh, belum aku apa-apain. Lagipula kamu itu istriku, nggak masalah juga kan kalau aku melakukannya."

Viona tampak melotot, Damar pun terkekeh melihat ekspresi Viona.

"Kenapa Mas kesini?" tanya Viona.

"Kenapa? Kamu ini merepotkan saja. Kalau mengantuk, tidur di kamar. Jangan di sembarangan tempat. Kalau ada orang masuk ke rumah, melihat kamu tidur telentang di sofa, pasti akan punya niat lain. Untung yang masuk tadi aku."

"Terus Mas menggendongku kesini?" tanya Viona.

"Ya iyalah, memangnya kamu bisa jalan waktu tidur? Ternyata kamu lumayan berat ya?" goda Damar.

Viona melotot.

"Ukuranmu lumayan juga," kata Damar.

"Ukuran apa?" tanya Viona heran.

"Tuh, gunung kembarmu, jadi geregetan aku," goda Damar sambil menunjuk ke dada Viona.

Viona langsung memegang dadanya, wajahnya tampak merah ketika menyadari kancing atasnya terbuka.

"Kamu sengaja ya nggak ngancingin bajumu, biar aku melihat, begitu ya?" ledek Damar.

"Enak saja, bukannya Mas yang membuka kancingnya?" kilah Viona.

"Kalau aku yang membuka kancingnya, bukan hanya satu yang aku buka, tapi semua kancing itu aku buka. Biar kelihatan jelas."

Viona masih tampak menutupi dadanya.

"Sudah, nggak usah ditutupi. Kalau ditutupi malah bikin penasaran," kata Damar sambil menyingkirkan tangan Viona. Damar pun bergeser duduknya, mendekati Viona.

"Mau apa Mas?" kata Viona yang merasa risih dipandangi oleh Damar.

"Kamu maunya apa?" bisik Damar di telinga Viona.

Viona deg-degan dan merinding ketika bibir Damar menempel di bibirnya. Perlahan tangan Damar menyentuh lembut dada Viona yang tertutup oleh pakaian. Mereka pun saling memagut, dan tangan Damar masih bergerilya di sekitar dada Viona. Membuat Viona mengerang menandakan kalau ia menikmatinya. 

Ting tong! Terdengar suara bel. Seseorang memencet bel.

Damar tampak kesal, karena mengganggu kesenangan. Ia menghentikan aktivitasnya.

"Biar aku yang buka," kata Damar.

Viona tersenyum mengingat ciuman dan sentuhan Damar. Ia membayangkan kalau malam ini akan menjadi malam pertama mereka. 

Tak lama kemudian Damar masuk lagi ke kamar.

"Tolong buatkan kopi tiga gelas. Ada tamu." Viona mengangguk, ia jadi kesal. Bayangannya akan menikmati malam pertama menjadi musnah. Benar-benar mengganggu kesenangan saja.

Related chapters

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Dicuekin

    Pagi hari Viona menghangatkan makanan yang ia beli kemarin untuk sarapan pagi ini. Sepertinya makanan itu tidak tersentuh. Tadi malam ia tidak sempat makan, ketiduran menunggu Damar pulang. Teringat tadi malam, Viona senyum-senyum sendiri. Ia berharap yang tadi malam itu berlanjut, ternyata tamunya nggak pulang-pulang."Sarapan, Mas," kata Viona ketika melihat suaminya sudah rapi dengan pakaian kerjanya.Damar pun duduk di kursi makan."Maaf, ini makanan tadi malam yang aku hangatkan lagi. Sayang kalau nggak dimakan. Atau Mas ingin sarapan yang lain?" tanya Viona."Nggak usah, ini saja." Damar pun sarapan apa yang disediakan Viona. Mereka berdua menikmati sarapan. Selesai sarapan, Viona membereskan meja makan. Mereka pun bersiap untuk berangkat."Kamu nggak mau ganti motor? Yang terbaru," kata Damar."Nggak usah, Mas. Ini juga masih bisa dipakai kok.""Atau mau beli mobil?" tanya Damar.Viona menggelengkan kepala."Kenapa?" Damar heran, ada perempuan yang tidak mau dibelikan mobil."

    Last Updated : 2022-05-03
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Pura-pura Bahagia

    Hubungan Damar dan Viona naik turun. Kadang-kadang Damar baik dan menunjukkan perhatiannya. Seolah-olah ia adalah suami yang baik. Tapi terkadang juga Damar cuek bahkan cenderung pemarah. Viona manis berusaha untuk bersabar.Tapi Viona tetap bertekad untuk meluluhkan hati Damar. Ia tidak mau berpisah dengan Damar. Bagi Viona pernikahan itu sangat sakral karena itu ia akan berusaha untuk mempertahankan pernikahan ini. Kecuali nanti kalau ia"Mas, baru pulang, ya? Apa banyak kerjaan?" tanya Viona menyambut kepulangan suaminya dari kerja."Kamu nggak lihat apa, kalau aku baru pulang. Pakai nanya segala," jawab Damar dengan ketus. Viona hanya terdiam, kemudian ia membuatkan kopi untuk suaminya. Ia berusaha untuk tidak menyerah menaklukkan hati suaminya.Damar segera masuk ke kamar dan bersiap untuk mandi. Tak berapa lama Damar sudah selesai mandi dan menuju ke ruang keluarga. "Ini Mas kopinya," tawar Viona."Hmm." Hanya itu jawaban dari Damar, tapi matanya masih terpaku pada layar ponsel

    Last Updated : 2022-05-20
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Good Kisser

    Damar dan Viona akan menghadiri acara pernikahan teman Damar. Viona masih berada di dalam kamar, ia sedang berdandan. Selesai berdandan, Viona keluar dari kamar. Tampak Damar masih asyik bermain ponsel."Ayo, berangkat, Mas," ajak Viona. Damar terpaku menatap Viona yang tampak lain dari biasanya."Kenapa? Nggak suka dengan dandananku ya? Kalau nggak suka, aku akan ganti," kata Viona."Nggak apa-apa," jawab Damar. "Komentar saja, jangan bikin aku penasaran.""Cantik." Singkat, padat dan jelas jawaban yang diucapkan Damar. Viona hanya tersenyum. Ia tahu yang dikatakan Damar itu hanya untuk menyenangkan hatinya saja. Akhirnya mereka berangkat ke pesta yang dilaksanakan pada malam hari, di sebuah gedung.Memasuki gedung, suasana sudah tampak meriah. Berbagai dekorasi indah mewarnai lokasi. "Hai, Bro," sapa Irfan, temannya Damar."Halo juga, kenalin. Ini Viona, istriku," kata Damar."Viona." Viona mengulurkan tangannya."Irfan, ini istriku, Kiara."Viona dan Kiara tampak bersalaman."S

    Last Updated : 2022-05-23
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Suami Diatas Kertas

    Azan subuh berkumandang, Viona segera beranjak dari tempat tidur untuk melaksanakan salat subuh. Kemudian ia bergegas menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Setelah beres ia pun bersiap-siap untuk berangkat ke kantor."Mas, sarapan dulu," kata Viona ketika melihat Damar sudah bersiap-siap mau berangkat ke kantor."Nggak usah. Aku sarapan di kantor saja." Damar pun bergegas berangkat ke kantor. Viona hanya mengelus dada saja mendengar ucapan Damar. Ia segera memasukkan makanan yang tadi ia buat ke dalam tempat makan. Nanti akan dibagikan untuk teman-temannya. Setelah semuanya beres, akhirnya Viona pun berangkat kerja. Ia berangkat menggunakan motor yang ia beli dengan hasil keringatnya sendiri. Ketika melewati sebuah tempat sarapan yang cukup ramai, ia melihat mobil Damar ada disitu. Sebenarnya ia tidak berniat untuk mampir. Tapi hati kecilnya ingin mampir, ingin melihat reaksi Damar. Akhirnya ia pun memutuskan untuk mampir dan membeli jajanan."Bismillah," ucap Viona dengan pelan. I

    Last Updated : 2022-05-28
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Jangan Bermain Api

    "Apa maksud kamu mendatangi Vio? Aku kan bilang, sabar dulu. Aku masih memikirkan rencana." Damar benar-benar marah pada Mila. Ia takut jika Viona mengadukan semua ini pada orang tuanya. Pasti akan terjadi perang.Mereka bertemu di parkir kantor mereka, Damar sengaja menunggu kedatangan Mila. Mila yang tampak mengenakan pakaian yang cukup ketat dan memperlihatkan lekuk tubuhnya itu, hanya tersenyum sinis pada Damar. Dengan lipstik yang merah merekah, ia pun mulai berbicara."Aku hanya ingin melihat istrimu itu seperti apa. Ternyata tidak ada apa-apanya dibandingkan denganku. Pantas saja kamu tidak tertarik dengannya. Dia itu tidak pantas bersanding denganmu," cibir Mila.Damar mengusap kasar wajahnya, ia benar-benar tidak habis pikir dengan cara berpikir Mila. "Kamu tahu akibatnya jika ia mengadu pada orang tuaku? Pasti kamu yang akan disalahkan." Damar berdecak kesal, akhirnya ia meninggalkan Mila dan berjalan menuju ke ruangannya."Hai Bro, kok wajahmu kusut? Nggak dikasih jatah sa

    Last Updated : 2022-06-05
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Putuskan Hubunganmu

    Ceklek! Terdengar suara pintu dibuka."Damar, kamu sengaja menghindariku ya? Kenapa? Apa salahku?" tanya Mila pada Damar. Tanpa basa basi langsung nyerocos.Damar yang ada di ruangan bersama dengan Irfan kaget mendengar ucapan Mila. Irfan pura-pura tidak tahu, ia menyibukkan diri dengan pekerjaannya."Aku banyak kerjaan," kata Damar, kemudian ia mengalihkan matanya pada berkas-berkas yang ada di mejanya."Dari tadi malam aku telpon kamu nggak diangkat. Apa malam hari juga banyak kerjaan?" selidik Mila."Iya," jawab Damar."Bohong! Tadi malam kamu malah ke mall dengan perempuan udik itu kan?" tanya Mila."Iya. Apa aku salah kalau aku pergi dengan istriku?" Damar balik bertanya pada Mila. Mila yang tidak siap dengan pertanyaan Damar langsung gelagapan."Enggak salah, sih. Tapi kamu seharian nyuekin aku. Aku sedih," kata Mila dengan nada merajuk."Kembali ke ruanganmu, nggak enak kalau ada yang melihat." Damar mengusir Mila."Itu Irfan melihat," kata Mila sambil melirik Irfan.Irfan yang

    Last Updated : 2022-06-08
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Berhak Hidup Bahagia

    Viona sedang memasak untuk makan malam. Ia menyiapkannya dengan senang hati dan penuh cinta. Ia merasakan sudah menjadi istri seutuhnya. Selesai memasak ia pun mandi. Menjelang magrib, Damar belum juga pulang. Ia mulai gelisah menantikan kedatangan Damar. Azan magrib berkumandang, Viona melaksanakan salat magrib. Tak lupa mendoakan suaminya semoga baik-baik saja.Berkali-kali Viona menatap jam di dinding dan di ponselnya. Perasaannya menjadi tak menentu. Penantian Viona sepertinya sia-sia. Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akhirnya ia menyerah dengan penantiannya. Makanan yang sudah siap di meja makan, ia tutup dengan tudung saji. Ia pun melangkah menuju ke kamarnya.Hatinya sangat kecewa. Ia sudah bersemangat memasak untuk Damar, tapi Damar tidak memberi kabar sama sekali. Beberapa pesan Viona hanya centang satu. Tak terasa air matanya menetes di pipi. "Aku memang bodoh, mengharapkan orang yang tidak peduli denganku," kata Viona dalam hati.Jam sepuluh malam, D

    Last Updated : 2022-06-12
  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Bukan Pernikahan Impian

    Minggu pagi, setelah beberes dan menyiapkan makanan untuk suaminya, Viona pun bersiap diri untuk pergi bersama Hana. Ia memang sudah berjanji dengan Hana, mau pergi ke salon. Ia ingin melakukan make over. "Mas, makanan sudah aku siapkan. Aku mau pergi," kata Viona. "Tapi ini hari Minggu, kamu nggak mau di rumah bersamaku?" tanya Damar. "Nggak usah lebay, Mas. Biasanya juga Mas nggak pernah di rumah kalau hari Minggu. Kalaupun di rumah juga nggak peduli denganku. Sebentar lagi Mas juga akan pergi kan?" Viona berkata sambil tersenyum. Kemudian berjalan keluar rumah dan menuju di depan komplek. Hana menjemput Viona di depan komplek perumahan. Hana memang belum tahu kalau Viona sudah menikah. Waktu Viona menikah dilaksanakan di desa asal Viona. Jadi memang tidak mengundang teman-teman Viona. Hana sudah muncul dengan mobil merahnya. Viona pun masuk ke dalam mobil. Hanya sekitar tiga puluh menit perjalanan, sampailah mereka di sebuah salon khusus perempuan. "Halo Mbak Hana," sapa seor

    Last Updated : 2022-06-17

Latest chapter

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Ending

    "Eh malah asyik pacaran disini, sampai-sampai lupa sama anaknya sendiri." Mama Laras berkata sambil tersenyum menggoda Damar dan Viona."Mama?" Viona tersipu malu."Apa sih yang kalian bicarakan? Masa depan?" tanya Adel dengan penasaran."Nggak ada apa-apa kok, Mbak. Hanya membuatkan kopi lagi untuk Mas Damar. Soalnya kopi yang aku buat tadi sudah dingin karena Mas Damar ketiduran." Viona menjelaskan. Damar hanya tersenyum."Ayo kita kesana saja, nggak enak ngobrol di dapur," ajak Viona. Mereka pun menuju ke ruang keluarga."Mumpung ada kalian berdua disini. Apakah ada kemungkinan kalian untuk rujuk? Ingat lho, ada Arka yang membutuhkan kalian berdua." Mama Laras mulai berbicara."Sepertinya memang kita yang harus bergerak, Ma. Kalau menunggu mereka berdua, kelamaan. Terus terang kami sangat menginginkan rujuknya kalian berdua. Apalagi ada pengikat di antara kalian yaitu Arka." Tanpa basa basi, Adel langsung bertanya pada Viona. Viona menjadi salah tingkah. "Ini kesempatanku untuk m

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Anak Ayah

    "Arka, Arka," gumam Viona. Damar bingung harus berbuat apa."Arka, Arka." Viona mengigau lagi. Damar memegang dahi Viona, ternyata Viona demam.Damar mencari-cari tas Viona. Biasanya Viona selalu membawa obat-obatan di tasnya. Tas Viona ada di bawah tempat tidur Arka. Dengan perlahan ia membuka tas tersebut. Ternyata benar, di dalam tas Viona ada beberapa obat, seperti Paracetamol juga asam mefenamat.Setelah mengambil Paracetamol dan air mineral, Damar pun mengambil mendekati Viona lagi. "Viona," panggil Damar dengan pelan. Perlahan Viona membuka matanya."Mas, jangan ambil Arka dariku. Aku janji akan merawat dia dengan baik." Tiba-tiba Viona langsung berkata seperti itu sambil menangis. Damar hanya bisa bengong mendengar ucapan Viona.*Aku mohon, Mas." Tangis Viona semakin menjadi-jadi."Vio, tidak ada yang mau mengambil Arka darimu. Aku juga tidak, aku percaya kalau kamu merawat Arka dengan baik." Damar berusaha meyakinkan Viona."Tapi tadi Mas memaksaku menyerahkan Arka." Viona m

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Maafkan Aku

    "Arka kenapa?" Viona mengelus-elus kepala Arka. Arka masih saja menangis."Arka kenapa, Nak? Bilang sama Bunda, apa yang Arka inginkan?" Suara Viona bergetar, menahan sesak di dada. Sebenarnya ia ingin menangis, tapi tetap berusaha untuk tidak menangis. Jangan sampai menangis di depan Arka."Tangan sakit." Suara Arka sangat lemah. Viona melihat ke tangan Arka, tampak agak membengkak. Viona sangat kaget, kemudian ia melihat ke arah botol infus dan mengamatinya. Ternyata infusnya tidak menetes, Viona menjadi semakin ketakutan. Ia segera memencet bel.Tak lama kemudian masuklah seorang perawat."Ada yang bisa dibantu, Bu?" Perawat itu bertanya dengan sopan."Infusnya kok nggak menetes ya?" tanya Viona. Perawat itu segera memeriksa botol infus dan saluran infus yang menempel ke tangan Arka."Apa adik ini banyak bergerak, Bu?""Enggak, tadi habis saya gendong ke kamar mandi karena mau buang air kecil."Perawat itu tersenyum."Lihatlah tangan adik ini, mungkin tadi waktu bergerak jarumnya

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Sakit

    "Arka sangat dekat dengan ayahnya, apa nggak sebaiknya kalian rujuk saja. Kalau misalnya Damar mengajakmu rujuk, apa kamu mau?" Deg! Jantung Viona berdebar-debar. Pipinya merona tersipu malu."Nggak tahu, Mbak. Lagipula nggak mungkin Mas Damar mengajakku rujuk. Dia kan sudah mau menikah?" sahut Viona, ia pun menyibukkan diri dengan kegiatan menggoreng nugget tadi. Malu kalau sampai ketahuan ia merona.Viona memang masih mencintai Damar, walaupun ia tahu kalau Damar tidak mencintainya. Susah untuk menghilangkan rasa itu, tapi untuk berharap kembali bersama, sepertinya jauh panggang dari api."Siapa bilang? Hubungan Damar dan Jihan sudah selesai.""Bukankah mereka sudah tunangan?" tanya Viona untuk meyakinkan berita itu."Iya, tapi nyatanya nggak bisa dilanjutkan lagi.""Kasihan Mas Damar, pasti sangat kecewa berpisah dengan orang yang dicintainya." Ada rasa perih di hati ketika mengucapkan itu."Kamu tahu, mereka putus gara-gara kamu." Ucapan Adel tak khayal membuat Viona tampak sanga

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Turunkan Egomu

    Semua menjadi panik karena tidak menemukan sosok Arka. Mereka tadi asyik membahas tentang ide rujuknya Damar dan Viona. Damar beranjak dari duduknya dan berjalan ke depan, takutnya Arka keluar. Mama Laras mencari ke dapur, siapa tahu Arkq sedang bermain bersama Lina. Tapi ternyata Lina tidak ada. Mama Laras pun menuju ke ruang keluarga, tempat mereka berkumpul dan bermain bersama Arka tadi."Ketemu nggak?" tanya Damar dengan panik. Tentu saja ia sangat panik melihat Arka menghilang dari pandangan mereka berempat.Semua menggelengkan kepalanya masing-masing. "Papa, bagaimana ini? Aku nggak tahu harus ngomong apa sama Viona." Damar sangat kebingungan. "Tenang, pasti Arka ketemu." Pak Yuda berusaha menenangkan Damar."Lina, kamu melihat Arka?" tanya Damar ketika melihat Lina berjalan menuju ke arah mereka"Arka? Ada kok." Lina menjawab dengan tenang tampak santai."Dimana?" tanya Damar, wajahnya langsung ceria."Saya bawa ke kamar Mas Damar. Arka sedang tidur.""Kok bisa?" Damar masih

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Nggak Rela

    "Ayah!" Terdengar teriakan bahagia dari seorang anak kecil yang bernama Arka. Tampak Viona berdiri di samping Arka. Arka langsung memeluk ayahnya, kemudian menarik tangan ayahnya untuk masuk ke dalam.Damar tampak ragu, ia pun melirik ke arah Viona. Viona mengangguk kecil, menandakan kalau ia menyetujui tindakan Arka. Damar dan Arka masuk ke dalam, disusul Viona yang selesai menutup pintu. Dari saat mengetuk pintu tadi sampai sekarang, jantung Damar masih berdetak dengan kencang, ia tampak canggung berhadapan dengan Viona. "Maafkan aku, Mas. Seharusnya aku tidak merepotkan Mas pagi-pagi seperti ini," kata Viona dengan pelan ketika mereka bertiga duduk di sofa."Nggak apa-apa. Aku akan selalu melakukan apapun permintaan Arka. Ini aku bawakan sarapan untukmu." Damar menyerahkan bungkusan yang tadi ia bawa. Ia masih berusaha untuk menetralisir suasana hatinya. Entah kenapa, melihat Viona hari ini membuat Damar merasa sangat bahagia. Mungkin karena ia diizinkan mengajak Arka jalan-jalan.

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Tak Semudah Itu

    "Ayah nanti pulang kelja bobok sama Alka ya?" kata Arka dengan penuh harap. Suara cadelnya membuat yang mendengarkan menjadi gemas. Tak khayal, ucapan Arak membuat Damar dan Viona tampak sangat kaget. Mereka tidak menyangka jika Arka akan berkata seperti itu."Iya, sayang. Sekarang Arka sama Bunda dulu ya?" bujuk Damar. Arka mengangguk, kemudian memeluk ayahnya. "Ayo Nak, kita pulang," ajak Mama Laras. Arka pun jalan bersama bunda dan omanya. Dengan berat hati, Arka mengikuti Oma dan bundanya. Ia pun melambaikan tangan pada ayahnya.Dama tampak terharu dengan perlakuan Arka kepadanya. Ia tidak menyangka jika Arka sangat dekat dengannya. Padahal selama ini ia tidak mendampingi keseharian Arka. Mungkin inilah yang namanya ikatan batin antara anak dan ayah. Walau terpisah, tapi tetap merasa dekat."Bundamu hebat, Nak. Tidak mengajarimu untuk membenci Ayah," kata Damar dalam hati."Ayo ke kantor lagi! Suara Irfan membuyarkan lamunan Damar. Damar dan Irfan berjalan menuju ke tempat parkir

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Makan Siang Bersama

    "Boleh saya bertemu dengan Jihan?" pinta Damar."Untuk apa?" Mega masih saja menanggapi dengan ketus. Ia belum bisa menerima kalau hubungan Jihan dan Damar selesai. Ia masih membayangkan bagaimana komentar saudara, teman dan tetangga tentang putusnya hubungan Damar dan Jihan. Mereka pasti akan mencibir dan membicarakannya, bakal jadi trending topik di komplek ini. Mega mengkea nafas panjang."Ingin berbicara sebentar, Bu.""Saya rasa nggak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semua sudah selesai. Silahkan pulang." Mega mengusir Damar."Bu, Damar kesini sebagai tamu, tidak baik seperti itu. Apa salahnya kalau ia bertemu dengan Jihan sebentar saja." Dedi berusaha menenangkan istrinya."Tamu tapi membuat tuan rumah sakit hati. Aku nggak mau melihat Jihan bersedih lagi. Silahkan pergi sebelum saya berteriak." Mega tetap bersikeras."Sebentar saja, Bu." Damar masih memohon pada Mega."Pergi! Pergi!" Mega berteriak sambil menunjuk-nunjuk wajah Damar."Maaf, Pak. Saya permisi pulang," pamit Dama

  • Pernikahan Yang Tak Sempurna    Tidak Nyaman

    "Viona." Mama Laras menutup mulutnya, ia seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya."Iya, Ma. Ini Viona." Viona mendekati Mama Laras kemudian mencium tangan dan memeluknya.Mama Laras meneteskan air mata karena terharu melihat siapa yang datang. "Mama jangan nangis," kata Viona ketika melepaskan pelukannya."Mama bahagia melihat kamu datang." Mama Laras segera menghapus air matanya."Arka, kasih salam sama Oma." Viona berkat pada Arka."Ini Oma, Sayang. Sudah lupa, ya?" Mama Laras menggendong Arka. Arka hanya terdiam, ia masih bingung dengan situasi ini."Arka sudah besar ya, sudah berat." Mama Laras mencium Arka."Ayo ke dalam," ajak Mama Laras pada Viona."Iya, Ma."Viona mengikuti langkah kaki Mama Laras menuju ke ruang keluarga."Opa, lihat siapa yang datang," kata Maam Laras pada suaminya yang sedang asyik menonton berita di televisi. Pak Yuda menoleh ke arah istrinya."Viona? Arka." Pak Yuda tak kalah terkejutnya dengan kehadiran Viona dan Arka. Viona segera mendekati Pak

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status