Share

Pernikahan Yang Menyakitkan
Pernikahan Yang Menyakitkan
Penulis: Shygrileee

Bab 1. Awal

Penulis: Shygrileee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-08 18:17:40

“Kamu bohong!”

Adelia berjalan meninggalkan Fathur-suaminya yang kini terlihat mengikuti langkahnya. Wanita itu duduk di atas kasur dengan air mata yang sudah mengalir melewati kedua pipinya, pandangan matanya menatap kecewa sosok Fathur.

“Kamu bilang hubungan kamu sama perempuan itu udah selesai, tapi apa mas kamu masih berhubungan sama dia di belakang aku?!”

“Sudah dong, Adelia. Kamu curiga terus sama aku—“

“Aku dengar langsung, mas. Kamu enggak mau akuin itu?”

Fathur yang berdiri tidak jauh dari Adelia terlihat salah tingkah. Bahkan sejak beberapa detik yang lalu saat Adelia memergoki pria itu melakukan panggilan suara dengan seorang perempuan di halaman samping rumah. Wajah Fathur sudah terlihat bagai seseorang yang tertangkap basah.

“Aku sudah bilang sama kamu kalau itu rekan kerja.”

“Rekan kerja macam apa yang kamu panggil sayang, mas?”

“Terserah kamu! Aku capek ya sama sikap kamu ini, lebih baik aku pergi,” ucap Fathur membawa kedua kakinya keluar kamar meninggalkan Adelia. Wanita itu tidak diam, ia bangkit dari duduknya mengejar langkah Fathur yang baru saja ingin sampai di depan pintu rumah.

“Akhiri hubungan kamu sama perempuan itu, mas!”

Seolah abai dengan teriakkan lantang Adelia. Fathur menutup pintu rumah dengan keras membuat Adelia memejamkan matanya terkejut dengan apa yang pria itu lakukan. Adelia memegang dadanya sakit, air mata kembali menetes ini hal yang amat Adelia benci.

Flashback On

Seorang wanita terlihat cantik dengan dress berwarna hitam selutut yang membalut tubuhnya. Ia menatap sekali lagi penampilannya di depan cermin. Bibirnya terangkat membentuk senyuman. Setelah memoleskan lipstik sebagai sesi terakhirnya dalam berias. Wanita itu melangkah anggun meninggalkan meja rianya.

Ia memilih duduk di atas sofa ruang tengah untuk menunggu kedatangan seseorang. Senyumnya tidak hilang sesekali ia juga merapihkan penampilannya padahal tidak ada yang harus dirapihkan. Sebab wanita itu sudah terlihat perfect dengan dress hitamnya. Tapi wajar jika ia terus menjaga penampilannya saat ini karena hari ini adalah hari yang spesial untuknya.

Jarum jam terus berputar. Namun wanita itu masih setia duduk di sofa. Tangannya sedari tadi sudah bermain di atas layar ponselnya. Mencoba menghubungi seseorang yang kedatangannya tidak kunjung terlihat. Tetapi hingga puluhan pesan dan panggilannya tidak juga ada yang mendapat balasan.

Kakinya sudah beberapa kali berjalan bolak-balik dari ruang tengah ke depan teras rumah untuk memastikan suara mobil yang terdengar. Namun ternyata bukan kedatangan seseorang yang sudah ia tunggu cukup lama. Melainkan hanya mobil milik tetangganya yang lewat.

“Kamu kemana, mas?”

Setelah hampir 2 jam menunggu, seseorang itu akhirnya tiba. Raut wajah kekecewaan terlihat jelas dari Adelia-wanita yang sedarai tadi menunggu kedatangan suaminya-Fathur. Adelia bangkit dari duduknya, melangkah untuk lebih dekat pada pria itu yang masih terlihat rapih dengan kemejanya.

“Maaf tadi aku ada urusan.” Adelia tertawa kecil mendengar perkataan suaminya itu. Ia berhenti tepat dihadapan Fathur.

"Urusan apa, mas?"

"Urusan yang gak bisa aku tinggal, maaf."

“Maaf, mas?” tanyanya yang di balas anggukan oleh suaminya.”Maaf kamu bilang?!”

“Aku udah siapin semuanya, kamu juga enggak ada kabarin aku. Ini pertama kalinya hari ulang tahun pernikahan kita loh, kamu kok tega?” suara Adelia terdengar lirih, sangat bisa dipahami bahwa kini wanita itu menahan emosi dan kekecewaannya.

“Aku udah minta maaf sama kamu, jadi jangan diperbesar,” kata Fathur tanpa memikirkan perasaan Adelia. Pria itu memilih melangkah meninggalkan istrinya. Merasa apa yang diucapkan Fathur adalah hal yang menyakitkan. Adelia mengikuti langkah suaminya hingga keduanya sampai di dalam kamar.

“Kasih tau aku alasan apa yang bikin kamu gagalin acara dinner kita?”

“Hampir 2 jam aku nungguin kamu tanpa ada kabar apa-apa dari kamu, kamu mikirin itu gak mas?!”

“Aku capek, Del. Aku baru pulang kerja jadi stop jangan di bahas lagi.” Fathur melepaskan kemejanya lalu ia lempar ke dalam keranjang baju kotor. Pria itu memilih masuk ke dalam kamar mandi dan menutupnya dengan keras.

Sedangkan Adelia, wanita itu menangis menatap suaminya. Sebelumnya Fathur tidak pernah berbicara seperti itu padanya. Tapi mengapa malam ini pria itu terlihat berbeda. Bahkan yang ada dipikirannya tadi ketika ia mengungkapkan kekecewaannya pada Fathur maka suaminya itu akan meminta maaf dan menjelaskan kenapa sampai tidak ada kabar hingga acara dinner keduanya batal. Namun Adelia salah, ia cukup merasa terkejut dengan perubahan sikap Fathur.

Adelia memilih keluar dari kamar, membawa langkahnya hingga sampai di kamar tamu. Suara tangis Adelia terdengar di dalam ruangan itu. Ia terlanjur kecewa pada suaminya. Walaupun ia belum mendengar alasan pria itu tidak menjemputnya. Tapi rasanya bersikap menyepelehkan seperti tadi sudah terlalu menyakitkan untuk Adelia dan Fathur salah. Adelia membuka tas-nya lalu mengambil kotak kecil di mana itu hadiah yang akan ia berikan di hari ulang tahun pernikahan mereka untuk Fathur. Air mata terus mengalir di kedua pipi Adelia saat menatap isi kotak di genggamannya. Test pack, Adelia mengandung anak dari Fathur setelah pernikahan mereka genap satu tahun dan hal itu yang seharusnya membuat keduanya bahagia. Tangannya bergerak mengelus perutnya yang masih rata, bibirnya mungkin mampu terangkat membentuk senyuman tapi hati Adelia begitu sakit atas sikap suaminya malam ini.

Esok paginya Adelia berniat kembali ke kamarnya untuk membangunkan Fathur dan mengambil baju ganti untuknya. Setelahnya ia akan membuatkan sarapan untuk pria itu. Bagaimana pun Fathur suaminya yang harus ia perlakukan baik. Namun sebelum semua niatnya terlaksana, ponsel milik Fathur lebih dulu mencuri perhatiannya. Benda mati itu bergetar menandakan ada telepon masuk. Adelia mengekerutkan keningnya, siapa yang menghubungi suaminya di jam 4 pagi.

Karin.

Nama yang tertera di layar ponsel Fathur. Adelia baru saja ingin mengabaikan panggilan itu. mungkin saja itu rekan kerja suaminya dan ada kepentingan. Tetapi notifikasi pesan baru kembali mencuri perhatiannya. Masih dengan nama yang sama yaitu Karin. Adelia diam sejenak ketika membaca pesan yang muncul.

“Ngapain kamu?”

Suara serak khas orang bangun tidur memasuki indra pendengaran Adelia. Namun suara dari Fathur tidak berhasil membuat Adelia tersadar dari lamunannya. Pria itu mengambil ponselnya yang lagi dan lagi berbunyi lalu menatap bergantian pada Adelia dan ponselnya.

“Jadi dia mas alasan kamu gak jemput aku dan kita gak jadi dinner?” Adelia belum terlihat menatap Fathur. Posisinya pun masi sama, menghadap pada meja nakas di mana ponsel Fathur tadi tergeletak.

“Jawab, mas?!” teriakan itu menggema di dalam kamar. Adelia menatap marah pria di sampingnya yang masih menyandarkan diri di kasur. Katakan bahwa Adelia lemah. Tapi istri mana yang tidak sakit hati mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh dengan perempuan lain. Bahkan Fathur lebih memilih menemui perempuan lain dari pada merayakan hari ulang tahun pernikahannya dengan Adelia-istrinya.

“Dia cuma teman--,”

“Teman kamu bilang?! Jelasin ke aku teman seperti apa yang tidur sama suami orang!” Adelia mendorong tubuh suaminya ketika Fathur hendak bangkit dari kasur. Merasa hal itu kurang Adelia memukuli dada suaminya. Air mata tidak lagi bisa wanita itu tahan. Niatnya ingin kembali baik-baik saja dengan suaminya. Tapi ia malah mendapatkan kejutan tidak terduga dari Fathur pagi ini.

Fathur menahan serangan dari Adelia. Pria itu menuntun Adelia duduk di atas kasur.”Kamu dengar ya, kerjaan aku banyak dan aku perlu mencari kesenangan,” katanya bagai orang yang tidak punya pikiran.

Adelia menggeleng tidak menyangka mendengar penuturan suaminya.”Gila kamu, mas!” wanita itu berteriak tepat di hadapan Fathur.

“Aku siapin semuanya, nunggu kamu lama tanpa kabar dan kamu malah asik sama perempuan lain, pikiran kamu dimana, mas?!” cecar Adelia lantang, ia berdiri menatap berani suaminya meski air mata terus mengalir.

“Sudah ya Adelia--,”

“Jelasin dulu mas kenapa kamu ngelakuin ini?!

“Enggak ada yang perlu dijelasin, intinya aku butuh kesenangan.”

Flashback off.

Adelia menahan sesak di dadanya. Kejadian satu tahun yang lalu kembali membuat hatinya sakit. Fathur terlalu menyakitkan untuk dipertahakan dan Adelia terlalu bodoh karena mempercayai pria itu yang katanya sudah tidak lagi berhubungan dengan selingkuhannya. Sejak mengetahui kehamilan Adelia yang wanita itu sembunyikan selama satu bulan. Fathur berjanji dan mengatakan akan mengakhiri hubungannya dengan perempuan bernama Karin. Adelia percaya itu karena yang ia pikirkan Fathur luluh sebab hadirnya anak di tengah-tengah pernikahan mereka. Tapi Adelia salah terlalu mempercayai suaminya, pria itu justru kembali ke masa kelam yang sangat Adelia benci.

...

Bab terkait

  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 2. Perkataan Adelia

    Adelia menidurkan anaknya yang umurnya sudah jalan 2 Tahun. Sekarang pukul 20.45 tetapi tidak ada tanda-tanda kepulangan Fathur. Sejak kepergiannya tadi sore pria itu tidak lagi mengabarinya dan mungkin malam ini Fathur tidak akan pulang ke rumah. Memandangi Luna-anaknya dalam waktu yang cukup lama kini Adelia mulai meninggalkan kamar setelah memastikan anaknya sudah tertidur lelap.Wanita itu duduk di sofa. Pandangannya kosong, Adelia terlalu bingung berada di dalam pernikahan yang seperti ini. Dulu menikah dengan Fathur adalah kebahagiannya sebab ia yakin suaminya itu akan jadi sosok kepala rumah tangga yang baik. Karena selama berpacaran dengan Fathur 4 Tahun lamanya pria itu tidak pernah berprilaku jelek padanya. Namun sekarang Adelia menertawai nasibnya yang harus terjebak pernikahan seperti ini dengan Fathur. Harusnya dulu Adelia tidak perlu yakin hanya karena sikap pria itu yang terlihat baik. Ia lupa kalau di dalam pernikahan akan banyak yang ia hadapi dan Adelia melupakan sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 3. Tidak pulang

    Fathur tidak pulang. Tentu hal itu terjadi karena Karin, setelah dari restoran semalam ia membujuk Fathur untuk menginap di apartemennya. Pria itu dengan mudahnya termakan bujuk rayu Karin. Wanita itu tersenyum lebar mendapati Fathur baru saja terbangun dari tidurnya. Meski pria itu memilih tidur di sofa tetapi Karin tetap senang karena berhasil membuat Fathur semakin jauh dari istrinya."Nyenyak, mas?"Tidak ada jawaban. Fathur hanya memberikan gerakan kepala. Ia merenggangkan otot-otot tangannya. Ternyata cukup pegal tidur semalaman di atas sofa yang ruangnya sangat terbatas. Fathur menatap keluar jendela di mana langit sudah terang."Jam berapa?" tanya Fathur pada Karin yang masih duduk di single sofa."Delapan, mas."Fathur bergerak cepat ke arah kamar mandi. Ada meeting pagi ini di kantornya dan ia belum siap-siap. Karin yang menyaksikan kepergian Fathur hanya tersenyum miring. Hatinya merasa senang mendapati kenyataan bahwa pria itu masih mendengarkan perkataannya. Ia pikir Fath

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 4. Permintaan Fathur

    Adelia menatap suaminya yang baru saja pulang. Sekarang baru saja pukul 02.50 pagi dan Fathur baru tiba di rumah setelah mereka bertemu di supermarket sore kemarin. Tidak ada percakapan apa pun diantara keduanya. Pria itu berlalu begitu saja mengabaikan Adelia yang membukakan pintu untuk Fathur. Ia menghela napasnya. Tangannya yang terangkat untuk menyalimi suaminya pun juga tidak ditanggapi.Kembali mengunci pintu. Adelia memilih masuk ke kamar di mana saat ini Fathur tengah berada di dalam kamar mandi. Terbukti karena suara air yang terdengar dari dalam. Ia mengambil mukenanya, memilih untuk sholat malam di kamar Luna–anaknya. "Masih ada kerjaan mas?""Mau aku buatin teh atau coklat panas?" Adelia pikir suaminya memilih untuk tidur. Tapi ternyata tidak, Fathur kini sedang berkutat dengan laptop di pangkuannya. Tampangnya yang tadi lelah sekarang tidak terlihat lagi sebab sudah mandi dan berganti pakaian. Fathur melirik sejenak sosok Adelia lalu kembali fokus pada layar laptopnya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-08
  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 5. Berubah?

    Adelia tersenyum tipis mendapati suaminya pulang tepat waktu. Jika dari kemarin Fathur selalu pulang malam atau bahkan tidak tidur di rumah maka saat ini pria itu sudah berada di rumah pada pukul 17.33 sore. Adelia membawa segelas air putih ke hadapan Fathur yang duduk di sofa ruang tengah. Ia duduk tepat di samping Fathur yang sedang sibuk melepaskan jasnya."Minumnya, mas.""Terima kasih."Fathur menenggak minuman yang di bawakan Adelia. Setelahnya pasangan suami istri itu saling diam. Adelia yang merasa suasana hati Fathur sedang baik. Ia mencoba mengajak pria itu berkomunikasi."Hari ini kerjaan sedang tidak banyak, mas?""Enggak, dari kemarin aku sudah lembur. Jadi hari ini ingin pulang cepat."Adelia mengangguk-angguk."Luna mana?" tanya Fathur."Ada di kamar, aku baru aja selesai mandiin dia."Tidak ada suara yang terdengar lagi. Sampai Fathur menyerong menatap istrinya."Maaf ya Adelia atas sikap

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-08

Bab terbaru

  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 5. Berubah?

    Adelia tersenyum tipis mendapati suaminya pulang tepat waktu. Jika dari kemarin Fathur selalu pulang malam atau bahkan tidak tidur di rumah maka saat ini pria itu sudah berada di rumah pada pukul 17.33 sore. Adelia membawa segelas air putih ke hadapan Fathur yang duduk di sofa ruang tengah. Ia duduk tepat di samping Fathur yang sedang sibuk melepaskan jasnya."Minumnya, mas.""Terima kasih."Fathur menenggak minuman yang di bawakan Adelia. Setelahnya pasangan suami istri itu saling diam. Adelia yang merasa suasana hati Fathur sedang baik. Ia mencoba mengajak pria itu berkomunikasi."Hari ini kerjaan sedang tidak banyak, mas?""Enggak, dari kemarin aku sudah lembur. Jadi hari ini ingin pulang cepat."Adelia mengangguk-angguk."Luna mana?" tanya Fathur."Ada di kamar, aku baru aja selesai mandiin dia."Tidak ada suara yang terdengar lagi. Sampai Fathur menyerong menatap istrinya."Maaf ya Adelia atas sikap

  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 4. Permintaan Fathur

    Adelia menatap suaminya yang baru saja pulang. Sekarang baru saja pukul 02.50 pagi dan Fathur baru tiba di rumah setelah mereka bertemu di supermarket sore kemarin. Tidak ada percakapan apa pun diantara keduanya. Pria itu berlalu begitu saja mengabaikan Adelia yang membukakan pintu untuk Fathur. Ia menghela napasnya. Tangannya yang terangkat untuk menyalimi suaminya pun juga tidak ditanggapi.Kembali mengunci pintu. Adelia memilih masuk ke kamar di mana saat ini Fathur tengah berada di dalam kamar mandi. Terbukti karena suara air yang terdengar dari dalam. Ia mengambil mukenanya, memilih untuk sholat malam di kamar Luna–anaknya. "Masih ada kerjaan mas?""Mau aku buatin teh atau coklat panas?" Adelia pikir suaminya memilih untuk tidur. Tapi ternyata tidak, Fathur kini sedang berkutat dengan laptop di pangkuannya. Tampangnya yang tadi lelah sekarang tidak terlihat lagi sebab sudah mandi dan berganti pakaian. Fathur melirik sejenak sosok Adelia lalu kembali fokus pada layar laptopnya.

  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 3. Tidak pulang

    Fathur tidak pulang. Tentu hal itu terjadi karena Karin, setelah dari restoran semalam ia membujuk Fathur untuk menginap di apartemennya. Pria itu dengan mudahnya termakan bujuk rayu Karin. Wanita itu tersenyum lebar mendapati Fathur baru saja terbangun dari tidurnya. Meski pria itu memilih tidur di sofa tetapi Karin tetap senang karena berhasil membuat Fathur semakin jauh dari istrinya."Nyenyak, mas?"Tidak ada jawaban. Fathur hanya memberikan gerakan kepala. Ia merenggangkan otot-otot tangannya. Ternyata cukup pegal tidur semalaman di atas sofa yang ruangnya sangat terbatas. Fathur menatap keluar jendela di mana langit sudah terang."Jam berapa?" tanya Fathur pada Karin yang masih duduk di single sofa."Delapan, mas."Fathur bergerak cepat ke arah kamar mandi. Ada meeting pagi ini di kantornya dan ia belum siap-siap. Karin yang menyaksikan kepergian Fathur hanya tersenyum miring. Hatinya merasa senang mendapati kenyataan bahwa pria itu masih mendengarkan perkataannya. Ia pikir Fath

  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 2. Perkataan Adelia

    Adelia menidurkan anaknya yang umurnya sudah jalan 2 Tahun. Sekarang pukul 20.45 tetapi tidak ada tanda-tanda kepulangan Fathur. Sejak kepergiannya tadi sore pria itu tidak lagi mengabarinya dan mungkin malam ini Fathur tidak akan pulang ke rumah. Memandangi Luna-anaknya dalam waktu yang cukup lama kini Adelia mulai meninggalkan kamar setelah memastikan anaknya sudah tertidur lelap.Wanita itu duduk di sofa. Pandangannya kosong, Adelia terlalu bingung berada di dalam pernikahan yang seperti ini. Dulu menikah dengan Fathur adalah kebahagiannya sebab ia yakin suaminya itu akan jadi sosok kepala rumah tangga yang baik. Karena selama berpacaran dengan Fathur 4 Tahun lamanya pria itu tidak pernah berprilaku jelek padanya. Namun sekarang Adelia menertawai nasibnya yang harus terjebak pernikahan seperti ini dengan Fathur. Harusnya dulu Adelia tidak perlu yakin hanya karena sikap pria itu yang terlihat baik. Ia lupa kalau di dalam pernikahan akan banyak yang ia hadapi dan Adelia melupakan sa

  • Pernikahan Yang Menyakitkan   Bab 1. Awal

    “Kamu bohong!”Adelia berjalan meninggalkan Fathur-suaminya yang kini terlihat mengikuti langkahnya. Wanita itu duduk di atas kasur dengan air mata yang sudah mengalir melewati kedua pipinya, pandangan matanya menatap kecewa sosok Fathur.“Kamu bilang hubungan kamu sama perempuan itu udah selesai, tapi apa mas kamu masih berhubungan sama dia di belakang aku?!”“Sudah dong, Adelia. Kamu curiga terus sama aku—““Aku dengar langsung, mas. Kamu enggak mau akuin itu?”Fathur yang berdiri tidak jauh dari Adelia terlihat salah tingkah. Bahkan sejak beberapa detik yang lalu saat Adelia memergoki pria itu melakukan panggilan suara dengan seorang perempuan di halaman samping rumah. Wajah Fathur sudah terlihat bagai seseorang yang tertangkap basah.“Aku sudah bilang sama kamu kalau itu rekan kerja.”“Rekan kerja macam apa yang kamu panggil sayang, mas?”“Terserah kamu! Aku capek ya sama sikap kamu ini, lebih baik aku pergi,” ucap Fathur membawa kedua kakinya keluar kamar meninggalkan Adelia. Wan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status