Share

99. Nyeri Pasca Semalam

Penulis: Almiftiafay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-09 13:26:32

Saat Amaya membuka matanya pagi ini, ia merasa badannya benar-benar remuk. Ia perlahan bangun dari berbaringnya dan memandang ke sisi kiri ranjang yang telah kosong.

Tidak tampak keberadaan Kelvin yang semalaman memeluknya.

Ia menyingkap selimut yang menutupi kakinya. Melihat noktah merah yang semalam dijumpainya itu masih berada di sana.

Yang menandakan apa yang ia lakukan tadi malam bersama dengan Kelvin itu adalah sebuah hal yang nyata. Mereka telah menjadi sepasang suami istri—dalam arti yang sesungguhnya.

Jika Amaya masih ragu, ia bisa melihat pada gaun tidur yang sedang ia kenakan ini. Bahan satin lembut yang semalam diambil dan dipakaikan Kelvin untuknya.

Ia menurunkan kakinya perlahan dari ranjang, berdiri dan hampir menangis karena area genitalnya terasa nyeri.

Ia sempat mengatakan hal itu pada Kelvin semalam sebelum mereka benar-benar terlelap.

‘Rasanya sakit, aku nggak yakin bisa jalan besok,’ ungkapnya.

‘Sesuatu yang terasa nikmat memang diawali dengan rasa sakit, Amaya,’
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Aya Melodi Agrifina
part Amaya makan roti panggamg dan Kelvin buka baju mengingatkan adegan Christian Grey sma Anastasia Steel pas dihotel hahahaha....
goodnovel comment avatar
Eva
Ini mah udah pasti kelvin bakal minta terus sama amaya abis gini
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Trlihat cupu gk taunx suhu hahahhaaa,..ntar jllnnx biasa ajj amaya jgn trlalu pelan kayak pngantin ntar dikirain luw abis anuan lg pdhal beneran wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    100. Pro Player

    "Iya—nggak—beneran enggak," tegas Amaya karena mata Kelvin seperti sangsi dengan jawaban yang diberikannya. Pria itu hanya tersenyum sebelum menghilang di balik pintu ruang ganti. Baru beberapa menit setelahnya, Amaya mengikutinya. Bukan untuk menyusulnya mandi! Tetapi untuk menyiapkan pakaian Kelvin. Ia ingin lakukan ini sejak dulu karena jujur ia sangat suka dengan pakaian yang dipilih oleh Kelvin, jadi sesekali ia juga ingin memadu-madankan apa yang bagus yang ia bisa dapatkan dari dalam lemarinya yang berukuran titan itu. Pilihannya jatuh pada kemeja warna biru muda, dan setelan jas navy. Sepertinya Kelvin belum pernah memakai perpaduan ini. Amaya menunggunya hingga selesai, sampai wangi sabun menggelitik indera pembaunya, menandakan Kelvin keluar dan sepertinya ia sedikit terkejut dengan yang dilakukan oleh Amaya. "Kamu mau aku pakai baju ini?" tanyanya. "Iya, s-suka nggak?" "Apapun yang dipilih sama istri tuh bukannya emang harus selalu disukai ya?" Seulas senyum kemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    101. Belum Cukupkah Debaran Semalam?

    Belum cukupkah debaran-debaran yang semalam diberikan olehnya?Amaya meremas jemarinya semakin kuat, sadar semakin banyak pasang mata yang menyaksikan mereka.Tapi senyum Kelvin yang lebih tipis dari dua milimeter itu justru seolah menikmati kegugupan Amaya. “Dari kak Serena,” ucap Kelvin akhirnya. “Tadi saya mampir ke kafe buat beli kopi dan Kak Serena titip itu buat dikasihkan ke kamu.”Bohong!Amaya tahu bahwa itu pasti bohong. Dilihat dari bagaimana Kelvin pernah mengatakan ‘aku ingin semua orang tahu kalau kamu istriku’ ... yang baru saja dilakukan oleh Kelvin ini adalah sebuah kebohongan yang kentara di mata Amaya.Entah harus ia sebut bagaimana? Apa itu adalah sebuah kebohongan manis?“T-terima kasih,” kata Amaya, ia meraih satu kotak kue dengan penutup bening yang tampak cantik itu dan mendekatkannya.“Sama-sama,” jawab Kelvin.Ia beranjak pergi dari samping Amaya, menguraikan keterkejutan di sekitar keduanya untuk kembali ke aktivitas normal.Pria itu menuju ke sudut diagon

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    102. Jangan Cium!

    Amaya menggenggam garpu yang ada di tangannya kian erat saat melihat Kelvin yang dengan gegas berdiri dari duduknya. Pria itu dijumpainya berlutut dan dengan cepat membantu Caecil bangun. Dari tempat Amaya berada, ia bisa mendengar bariton Kelvin bertanya, “Kamu baik-baik saja?” “Ah—panas banget, Pak Kelvin.” Jawab itu disertai dengan kedua tangannya yang mengusap bagian depan pakaian yang ia kenakan, seperti sebelumnya. Kelvin terlihat meraih tisu dan menyerahkannya pada Caecil, “Kayaknya kamu perlu pergi ke UKK deh,” sarannya. “Takut kalau ada luka ruam gara-gara panas atau gimana gitu.” “Bapak yang antar?” “Sama Bu Sonya ,” jawab Kelvin. “Beliau bilang mau jenguk asdos-nya tadi di UKK.” Kelvin tampak menoleh pada rekan sesama dosennya yang baru ia sebutkan namanya itu—Sonya—yang juga dengan gegas bangun dari tempat beliau duduk dan mengangguk tak keberatan. “Ayo ke sana sama saya,” ajak beliau. Maka pergilah dua orang itu meninggalkan kantin, masih dengan diiringi oleh ta

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    103. Gigit Di Mana?

    Saat Kelvin menarik kepalanya dari leher Amaya, ia menyentuh dagu kecilnya sembari menunjukkan seulas senyum. Tampak seperti sebuah ekspresi yang seolah bertanya, ‘Gimana? Masih belum percaya?’ Sementara Amaya menggosok lehernya, matanya menatap Kelvin dengan gugup saat ia menghela dalam napasnya, “Kalau besok kelihatan merahnya gimana?” “Aku nggak bikin merah kok,” jawab Kelvin. “Itu cuma gigitan kecil, kalau kamu mau yang merah, nanti malam aku bisa—“ “Jangan,” cegah Amaya. “Jangan buat di leher maksudnya,” ralatnya. Mendengar itu membuat Kelvin yang tadinya sudah memiliki niat untuk melonggarkan tangannya yang mengunci Amaya di dinding kini kembali terpaku di sana. Ia mengangguk saat mengatakan, “Sure. Akan aku buat di tempat yang lain yang cuma aku sendiri yang bisa lihat.” Amaya menggigit bibirnya, merasa kalah karena ia mengatakan sesuatu yang ambigu dengan ‘Jangan buat di leher’ yang justru dianggap oleh Kelvin agar pria itu membuatnya di tempat yang lain. Sepasang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    104. Lebih Indah Dari Kecupan

    “M-maaf,” sebut Amaya lirih. Ia menahan napasnya saat Kelvin menariknya lebih dekat sehingga ia berpindah tempat duduk. Jika sebelumnya berbagi sofa yang sama dengan duduk di antara kedua kaki Kelvin yang terbuka, kini ia duduk di pangkuannya. “Apakah masih mau nyebut aku suka sama perempuan lain sekarang?” tanya Kelvin, salah satu alisnya yang lebat terangkat. “A-aku mikir begitu tuh karena kamu kelihatannya senang banget pas ngomongin soal akan pergi ke luar negeri.” “Of course senang,” sahut Kelvin. “Aku senang karena akan pergi ke sana sama kamu. Aku tanya kapan kamu akan selesai kuliah itu bukan tanpa alasan, Amaya,” terangnya sekali lagi. “Itu karena aku mau ngajakin kamu buat tinggal di sana selama periode aku lanjutin pendidikan itu.” Rasanya satu demi satu pertanyaan yang disalahpahami oleh Amaya itu telah menuai jawaban. Kali ini adalah soal kejelasan akan bagaimana rencana ke depan Kelvin yang ingin pergi ke luar negeri itu. "Kamu nggak suka kalau kita pergi ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    105. Sebuah Penyesalan

    Cuaca yang tidak cukup cerah untuk hari Sabtu yang seharusnya bisa dihabiskan oleh keluarga di tempat wisata hingga esok hari.Amaya bisa menyaksikan datangnya mendung yang berarak menutupi atap-atap di semua gedung rumah sakit sewaktu ia berjalan menuju ke kamar rawat Miranda pada siang menuju sore ini. Ia tak sendirian, melainkan bersama dengan Kelvin yang berjalan di sampingnya. Tiba di sebuah pintu yang berdaun dua, ia mengetuknya dengan pelan, khawatir Miranda yang ada di dalam sedang istirahat.Hanya beberapa detik berlalu hingga pintu tersebut terbuka dan wajah ibunya Miranda—Hesti—menyambut Amaya dengan senyum yang hangat seperti biasa.“Nak Amaya,” sambut Hesti. “Silahkan masuk,” ucapnya mempersilahkan.Wanita paruh baya itu membuka pitu lebih lebar saat melihat Kelvin yang berjalan di belakang Amaya.“Ada Pak Kelvin juga?” Hesti terlihat sedikit menundukkan kepalanya, mungkin sungkan karena dosennya Miranda sampai turun tangan bahkan sejak hari pertama.Kelvin juga menepat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    106. Kamu Lebih Cantik

    Miranda mengangguk tanpa keraguan saat menjawab, “Iya, itu Caecil,” katanya. “Dia nyuruh aku buat bikin akun itu, terus dia yang upload video dan sendirinya juga yang ngegiring opini biar seolah-olah itu kamu.” Persis seperti dugaan Amaya sebelumnya. Apa yang pernah ia katakan dengan Gafi itu nyatanya terbukti benar. Apa yang dilakukan oleh Miranda itu bukan semata karena keinginannya, tapi karena suruhan Caecil. “Aku ada buktinya kok May kalau kamu mau,” lanjutnya. Air mata tertahan di sudut matanya. Seolah ia tengah mengabaikan rasa malunya hanya untuk mengatakan kebenaran akan peristiwa itu. “Dan nanti kalau aku udah keluar dari rumah sakit, bakal aku ajuin itu ke kampus, biar mereka tahu kalau Caecil yang sebenarnya bikin kegaduhan itu.” “Terus, kamu juga tahu siapa pemeran di video itu?” Kali ini Kelvin yang bertanya. “Nggak tahu, Pak Kelvin. Tapi saya pernah dengar kalau itu diperanin sama salah satu geng-nya dia.” Amaya tersenyum dengan rasa terima kasih, “Thanks,” katanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    107. Kembalikan Ciumanku!

    “Kalau ada yang lihat gimana coba?!” tanya Amaya setelah rasa terkejut yang menyerang jantungnya berangsur pudar. Sementara Kelvin yang ditanya malah dengan tanpa dosanya menoleh ke kiri serta ke kanan, “Mana?” tanyanya. “Nggak ada tuh yang lihat. Tadi aku pikir kamu modus soal rambut itu biar kamu bisa cium aku, Amaya. Jadi aku wujudkan keinginanmu.” “Nggak,” tepis Amaya. “Nggak sama sekali. Kenapa Mas Vin ngatain aku yang modus padahal yang cium duluan itu kamu?” “Aah ... jadi kamu nggak suka aku cium? Kembalikan kalau begitu!” Kelvin memandang Amaya, sedikit merendahkan wajahnya dan seakan sengaja menyodorkan bibirnya pada Amaya agar ‘mengembalikan’ ciuman yang baru saja ia berikan. “Itu double modus!”Amaya mendengus tak habis pikir akan bagaimana cerdiknya pria itu dalam menempatkannya dalam posisi serba salah seperti ini. Jika minuman dan waffle yang mereka pesan tidak diantar, mungkin Kelvin masih belum akan berhenti menggodanya seperti barusan. Memotong sebagian keci

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    271. Mari Menua Bersamaku

    Amaya merasa hatinya sedang tak karuan sekarang melihat Kelvin yang menjatuhkan air mata. Saat manik mereka bertemu, Amaya melihat betapa pria itu sangat tulus meletakkan seluruh perasaannya dan seolah menunggu agar hari ini tiba.Gafi tersenyum saat memandang keduanya bergantian sebelum ia memindah tangan Amaya pada Kelvin.Pembawa acara meminta agar Gafi kemudian memberikan ruang dan tempat untuk kedua pengantin yang tengah berbahagia.Amaya tak bisa memalingkan wajahnya, ia terpesona, terperangkap pada Kelvin saat pria itu terus menatapnya dengan teduh.Gerakan bibirnya yang tanpa suara sedang mengatakan, ‘Cantik sekali.’Dan tentu saja itu diketahui oleh semua orang yang hadir di sana dan itu membuat tubuh Amaya meremang.Apalagi saat pembawa acara mengatakan, “Bapak-Ibu tamu undangan sekalian, sepertinya kedua mempelai kita ini sudah tidak sabar untuk mengatakan apa yang mereka rasakan selama ini,” ujarnya. “Mari kita dengarkan terlebih dahulu sepatah dua patah kata dari masing-

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    270. Saat Kita Berjumpa

    Kelvin menghela dalam napasnya saat ia menunduk, memastikan bahwa groom boutonniere yang tersemat di dadanya benar dalam keadaan yang rapi.“Vin?” panggil sebuah suara yang tak asing di telinganya sehingga ia mengangkat kepalanya dengan cepat.Ia menjumpai Gafi yang muncul di dekat pintu berdaun dua di dalam kamar hotelnya entah sejak kapan.Kelvin yang melamun, atau memang kedatangannya yang memang tanpa suara?Entahlah ... yang jelas ia memang ada di sini bersamanya, dan mungkin memang sengaja menemuinya.“Kak Gaf?” balasnya seraya menunjukkan senyuman.“Gugup?”“Banget,” jawabnya. Tak menemukan kata lain untuk menggambarkan bagaimana perasaannya sekarang ini selain gugup.Gugup untuk bertemu Amaya, gugup untuk melihatnya dalam balutan gaun pengantinnya yang cantik.Gugup, karena ia bisa saja tak bisa menahan diri nanti dan mencium Amaya secara tiba-tiba.“Setelah ini, aku akan membawa Amaya buat ketemu sama kamu, Vin,” ucap Gafi mula-mula. “Aku sudah pernah bilang ini ke kamu. Tapi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    269. D-day

    “Apa ini, May?” tanya Randy sembari mengambil salah satu kotak susu yang ada di hadapan Amaya.Karena Amaya terlambat mencegahnya, dan karena memang gerakan Randy sangat cepat, Amaya akhirnya membiarkannya saja.“Kok ... susu ibu hamil?” tanya Alin dengan nada bicara yang lirih. Yang barangkali hanya mereka saja yang bisa mendengarnya.“Kita mau dapat keponakan?” sahut Naira yang disambut anggukan dari Amaya.“Alasan kenapa resepsinya dimajuin tuh karena itu,” aku Amaya dengan jujur.Randy hampir melompat kesenangan jika Alin tak mencegahnya.Ia juga hampir berteriak jika Naira tak mengisyaratkan agar ia sebaiknya diam dan tetap menjaga mulutnya itu terkunci rapat."Demi apa, demi apa kita bakalan punya keponakan?" Heboh, seperti biasanya dan Amaya dibuat terharu dengan mereka yang turut senang dengan kabar yang ia berikan ini."Maaay! Kamu bakalan jadi hot mommy dong?" Naira sepertinya sudah membayangkan terlalu jauh.Mereka saling pandang untuk menyetujui ungkapan itu sebelum kompa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    268. Menuju Resepsi

    Mengetahui bahwa sorakan itu ditujukan untuknya, Amaya dengan cepat menurunkan ponselnya. Ia menggigit bibirnya, malu karena Kelvin benar-benar tak sungkan lagi menunjukkan hubungan mereka yang telah menjadi rahasia umum bahwa mereka memang menikah. Antusias itu rupanya menjadi bahan bakar bagi semua mahasiswa untuk mengikuti bincang santai tersebut. Pembicara yang dimaksudkan Kelvin lalu datang, beliau adalah seorang pengusaha yang mengatakan perjalanan bisnisnya lebih dari dua puluh tahun untuk bisa berjaya hingga hari ini yang salah satu landasannya adalah stabilitas sistem keuangan. Barangkali bukan hanya pembicaranya saja yang memang sudah berpengalaman, tapi bagaimana cara hostnya memancing agar beliau menyampaikan informasi, sepak terjangnya dalam dunia bisnis. Aah ... atau ini hanya perasaan Amaya saja yang sangat senang bisa melihat Kelvin seperti itu? Mungkin tahun ini adalah gilirannya menjadi host karena tahun sebelumnya Lucy lah yang bertugas. Dan mendengar dari

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    267. Dosen Tampan Itu Suamiku

    Amaya mengangguk saat pipinya terasa panas. "Padahal mau kasih kejutan nanti pas kita bahas soal resepsi yang mau dibikin maju," jawab Amaya. "Tapi si bocil Arsen ini malah tahu duluan." Amaya memandang pada Arsen yang ada di pangkuan Kelvin dan tersenyum menunjukkan barisan giginya. "Dari mana kamu tahu kalau Aunty May mau punya baby, Sen?" Kali ini Kelvin yang bertanya. "Cuma asal ngomong aja, Uncle Vin," jawabnya. "Soalnya tadi Arsen lihat Aunty May ngusap perut, persis kayak mamanya teman Arsen yang juga lagi hamil." Ia sekali lagi meringis sementara kabar gembira itu tentu saja disambut dengan senang hati oleh Gafi dan Serena. "Selamat ya ...." kata Serena. Amaya memandang Gafi yang hanya terdiam. Mata mereka bertemu, di kedua sudut netra kakak lelakinya itu, Amaya bisa melihat butiran bening yang barangkali sedang sekuat tenaga coba ia tahan agar tak jatuh. Melihatnya seperti itu membuat Amaya kembali terenyuh. Matanya bicara lebih banyak bahwa ia bahagia, dengan tak bi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    266. Ucapan Menyentuh Hati

    Rajendra dengan cepat bangun karena Riana sudah mendekat ke arahnya dan dilihat dari tangannya itu, sepertinya ia akan mencubit Rajendra. Yang telah mengubah suasana yang harusnya haru karena Kelvin dan Amaya membawa kabar baik menjadi lawak. "Kebiasaan kalau ada orang seneng selalu ngerusak momen!" kata Riana, hampir berseru pada Rajendra yang berlindung di balik sofa. Melihat itu ... sepertinya Amaya tahu ingin menjadi seperti apa ia di masa yang akan datang. Seperti Rajendra dan Riana yang awet muda dengan interaksi mereka. "Ya ngomong apa emangnya loh?!" tanya Rajendra, memandang istri, anak lelaki dan menantunya bergantian. "Bukannya Kelvin nawarin cucur?" "Cucu, Pa!" jawab Riana. "Mereka mau bilang kalau kita bakalan punya cucu!" Kedua mata Rajendra melebar dengan bibirnya yang terbuka tanpa kata. Untuk beberapa saat beliau terus seperti itu hingga anggukan Kelvin dijumpainya dan ia akhirnya bersuara. "Papa nggak tahu harus ngomong apa," ucapnya. "Congrats, Vin. Kamu jug

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    265. Mommy And Daddy To Be

    Seperti yang mereka rencanakan semalam, sepulang dari kampus, Amaya pergi bersama dengan Kelvin ke rumah sakit. Mereka melakukan pendaftaran lebih dulu dan menuju ke ruang pemeriksaan ibu hamil. Amaya duduk di kursi tunggu, berdiam diri tanpa mengatakan apapun dan itu membuat Kelvin yang ada di sebelah kanannya menyentuh tangan Amaya dan membuat jemari mereka saling mengait. "Kok diam aja?" tanyanya. "Kenapa, Sayang?" "Nggak apa-apa, Mas Vin, cuma gugup aja." Kelvin tersenyum mendengarnya, mengguncang lirih tangan Amaya sembari mendekatkan wajahnya untuk berbisik, "Sama, aku juga gugup." Amaya memandang Kelvin setelah matanya mengedar pada semua orang yang ada di sana dan duduk untuk menunggu nomor antrian. "Kayaknya kita dikira pasangan yang nggak bener deh." Amaya menyenggol lengan Kelvin yang kedua alisnya terangkat penuh kebingungan. "Nggak bener kenapa, Sayang? Cuma perasaan kamu mungkin ...." "Hm, semoga aja begitu. Takut aja dikira pasangan kumpul kebo soalnya dari pasi

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    264. Dua Garis Merah

    Amaya mengatakannya setelah ia memastikan bahwa hasil yang ditunjukkan oleh test pack yang ada di tangannya itu adalah benar bergaris dua. Ia menunduk, menggigit bibir saat meremas ujung test pack itu erat-erat. Air matanya hampir luruh sebab Kelvin hanya berdiam diri saat ia mengaku hamil. Ekspresinya seperti ... entahlah. Ia hanya diam saja tanpa mengatakan satu kalimat pun. Jangankan kalimat ... sepatah kata pun tak ada sama sekali. Bagaimana jika sudah begini? Bukannya Kelvin yang mau mereka memiliki anak? Kenapa dia hanya diam saja? Pikiran Amaya berkecamuk. "Kamu baru tahu?" tanya Kelvin setelah keheningan yang cukup lama. Amaya mengangguk, tak menunjukkan wajahnya pada Kelvin saat pria itu selangkah mendekat mengikis sekian meter yang semula memisahkan mereka. "Sayang?" panggil Kelvin pada Amaya yang menghindari tatapan matanya. Kelvin menunduk, menyentuh dagu Amaya sehingga ia menengadah dan ia dibuat terkejut melihatnya. "Loh? Kok nangis kenapa?" tanya Kelvin seray

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan    263. Sembilan Belas Hari

    Karena merasa pusing, Amaya lebih dulu masuk ke dalam kamar. Ia berpamitan pada Kelvin dan orang tuanya yang masih berbincang di ruang tengah, biasanya mereka akan pulang sekitar jam delapan atau setengah sembilan—mungkin bisa lebih. Rajendra biasanya akan membicarakan beberapa hal dengan Kelvin soal bisnis mereka. Dan ... Amaya tidak bisa menunggu selama itu. Setelah makan rasanya ia sedikit pening sehingga harus duduk di tempat yang lebih tenang, di dalam kamar misalkan. Ia baru saja berganti pakaian dan menggosok gigi, mencuci muka dan hendak keluar dari kamar mandi. Tapi langkahnya terhenti saat benaknya mengatakan agar sebaiknya ia membuka laci yang ada di bawah wastafel itu. 'Lihat nggak ya?' tanyanya pada diri sendiri. 'Hm ....' Ini tentang yang tadi sempat ia pikirkan di ruang makan. Tentang dirinya yang berdiam diri dan alasan kenapa ia tiba-tiba mual. Gejala yang sama yang dialami oleh mendiang ibunya dulu. 'Kalau dari tanggal biasanya aku harusnya datang bulan, e

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status