Share

Bab 7: Kesepakatan

Penulis: Chocollacious
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-25 07:41:18

Pertanyaan macam apa ini? Bisa-bisanya seorang dosen menanyakan mahasiswinya terkait urusan asmara. Tentunya Belinda terkejut mendengarnya sekaligus ingin protes. 

“Kenapa bapak tiba-tiba nanya?” tanya Belinda mengangkat kepala angkuh. 

“Saya harus tau dulu dong sebenarnya kamu sudah punya pacar atau belum!” balas Brandon dengan nada judes. 

Mendengar nada bicara sang dosen tampan seperti terbakar api cemburu, Belinda memiliki ide usil. Jari jemarinya mengelus pipi lembut di hadapannya dan menampakkan senyuman manja. “Emangnya kenapa kalo saya sudah punya pacar?”

Brandon memasang tatapan melotot. “Jadi kamu beneran sudah pacaran?!”

Belinda mengerang kesal sambil mendorong tubuh tunangannya sekuat tenaga. “Bapak ini kenapa sih? Bapak dengar gosip dari mana kalo saya punya pacar!”

Sebenarnya Brandon ingin berkata sejujurnya apa yang dilihatnya saat di kampus. Jelas-jelas mengintip di pintu kelas menyaksikan adegan tunangannya bermesraan dengan mahasiswa tampan. Ditambah gosip teman sekelas yang sangat heboh di luar kelas, Brandon sangat tidak suka mendengar gosip itu dan rasanya ingin menghempaskan semua mahasiswa itu. Seolah-olah hatinya tidak mengizinkan dirinya bertindak sebagai perebut laki orang atau tidak ingin tunangannya direbut pria lain. 

“Ya coba kamu bayangkan saja! Kalo seandainya kamu beneran sudah punya pacar, berarti saya ini pebinor dong! Saya tidak mau jadi pebinor ya, nanti saya dipecat!”

Mendengar alasan dosen killer ini di luar nalar, Belinda tertawa puas sambil memegang perut hingga wajahnya memerah. Melihat gaya tawa tunangannya seperti sedang mengejeknya membuat tensi darah dosen tampan ini meluap. 

“Kenapa ketawa? Memangnya ada yang lucu?!”

“Saya ga nyangka dosen kulkas dua pintu bisa cemburu.” Belinda semakin melampiaskan tawa sambil berguling-guling di sofa. 

Rona merah menyala pada pipi Brandon. “Enak saja saya cemburu!”

Belinda memposisikan tubuhnya duduk dengan anggun sambil merapikan rambut indahnya sedikit kusut. “Saya belum punya pacar, Pak. Kalo saya sudah pacaran, mustahil saya mau menikahi Pak Brandon.”

Mendengar jawaban itu membuat Brandon sedikit lega. Namun, di sisi lain, masih penasaran apakah tunangannya sungguh berkata jujur atau tidak. Lalu, siapakah mahasiswa yang dilihatnya tadi siang? Jika hanya sebatas teman, kenapa kelihatannya hubungan mereka sangat dekat seolah-olah melebihi sahabat? 

Melihat raut wajah dosen killer tidak biasanya gelisah, Belinda ingin mencoba menghiburnya, meskipun tidak mengetahui apa yang menjadi faktor utama tiba-tiba sang dosen bisa menampakkan sisi kegelisahan. Menampilkan senyuman manis sambil mengulurkan tangan kanannya yang disematkan cincin lamaran. 

“Bapak tidak usah cemburu. Tenang, saya tidak bohong kok. Justru saya menantikan pernikahan kita.”

Awalnya ingin membentak lagi, hatinya luluh menatap senyuman manis ditampilkan tunangannya. Brandon merasakan pipinya sedikit hangat sambil mengendalikan detak jantungnya berpacu cepat. 

Namun, tetap saja sikapnya seperti kulkas masih membara melihat sikap tunangannya sejak pertemuan pertama mereka hingga sekarang masih bersikap kurang ajar. Menampakkan senyuman sinis sambil menggenggam tangan sang tunangan. “Karena kamu sudah percaya diri dan tidak sabar menantikan pernikahan kita, gimana kalo kita bikin kesepakatan?”

Belinda menampakkan wajah cemberut sambil melipat kedua tangan di dada. “Bukankah tadi pagi bapak sendiri bilang ga mau nikah pakai kontrak segala? Maunya bapak apa sih?”

“Bikin kesepakatan itu kan ga mesti tertulis kali! Kan bisa secara verbal sudah cukup!”

“Galak amat sih!” Belinda membuang pandangannya dengan kesal. “Apa kesepakatannya?”

“Kamu tidak boleh sembarangan berduaan bersama pria lain!”

Belinda memutar bola sambil menahan tawa. “Lagi-lagi bapak cemburu.”

“Saya tidak cemburu ya! Ini demi kebaikan saya dan kamu. Kalo sampai kamu selingkuh dan hubungan kita ketahuan di kampus, kamu mau digosipkan selingkuh dari dosen? Apalagi dosen yang ngajar kamu itu keponakan dekan.”

Belinda membuang pandangannya lagi. “Tenang, saya tidak akan berduaan bersama pria lain.”

“Baiklah, lalu kesepakatan berikutnya adalah kamu harus merawat ibuku dengan ketat. Jangan sampai ada yang tau identitas ibuku. Hanya kamu dan aku yang tau.”

Berbicara soal alasan Brandon ingin menikah demi bisa menjaga ibunya dari ancaman, Belinda menjadi kembali penasaran latar belakang keluarga Brandon sesungguhnya. Kenapa Bu Yenny yang memiliki sikap penyayang ingin dibunuh seseorang? Lalu kenapa Brandon mati-matian menyembunyikan ibu kandungnya di rumah sakit terpencil? Apa yang terjadi sebenarnya? Apakah nyawanya sendiri juga akan terancam suatu hari nanti demi menjadi malaikat pelindung Bu Yenny? 

“Saya bisa jaga rahasia, percaya pada saya saja.” Belinda memperagakkan bibirnya dikunci dengan rapat. 

Brandon tertawa kecil. “Oke, saya percaya kamu, Belinda. Lalu, sekarang giliranmu. Kamu mau apa dari saya?”

Belinda tersenyum licik sambil memeluk bantal kecil dengan erat. “Saya mau kita tidur terpisah setelah menikah.”

“Siapa bilang kita tidur sekamar? Jangan harap! Saya akan siapkan kamar tidur spesial untuk kamu.”

“Jangan lupa ranjang empuk, meja belajar, meja rias, bantalnya yang empuk juga, oh sama rak buku dan semuanya sudah disediakan pokoknya.”

Mendengar permintaan tunangannya cukup banyak ternyata membuat Brandon ingin melampiaskan kekesalannya. Mata tajamnya sudah mencerminkan dirinya kesal dengan tunangannya yang banyak meminta darinya. 

“Ini mah sama saja seolah-olah saya mengadopsi bocil banyak maunya!”

“Bapak kan mau nikah sama saya. Sudah pasti harusnya bapak sudah mempertimbangkan hal itu dong!”

Brandon memutar bola mata. “Iya deh, saya akan siapin semuanya, Princess.”

Tiba-tiba Brandon memiliki ide cemerlang terlintas dalam pikirannya. Menjentikkan jari menampakkan senyuman cerdas. “Belinda, sebenarnya–”

“Sudah malam, Pak! Besok saja baru bahas lagi!” potong Belinda sambil menatap jam dinding menunjukkan jam sembilan malam. 

Apa boleh buat, Brandon juga tidak ingin membiarkan tunangannya pulang larut malam. Dengan inisiatif mengantarkan tunangannya pulang ke rumah, meskipun kecewa harus menunda satu hal penting belum sempat dibahas. 

*****

Belinda melangkahkan kakinya dengan berat memasuki rumah mewah keluarga tirinya, setelah berpamitan singkat dengan tunangannya. Baru menginjak kaki di ruang tamu, sudah disambut kakak tirinya sedang minum sebotol wine. 

“Lu sudah pulang akhirnya,” sambut sang kakak tiri dengan nada mulai tidak karuan, membuat Belinda tersentak. 

“Gimana sidang cerai hari ini, Kak Natasha?” balas Belinda dengan datar, sebenarnya tidak ingin berbincang dengan kakak tirinya. 

Natasha menuangkan segelas wine dengan senyuman tidak waras. “Akhirnya gua bisa terbebas dari si berengsek itu.” Sejenak tatapannya terfokus pada adik tirinya. “Omong-omong ga biasanya lu pulang malam amat belakangan ini. Lu ngapain saja sih?”

Belinda membuang pandangan. “Soal itu kakak ga perlu tau. Gua mau istirahat.”

Netra Natasha terfokus pada sebuah cincin berlian yang bersinar di jari manis adik tirinya. Langsung menaruh botol wine, kemudian berlari dan menarik tangan kanan adik tirinya dengan kasar. 

“Apa yang kakak lakukan?!”

“Sejak kapan lu pakai cincin mahal ini? Lu nyuri?”

Belinda memasang tatapan melotot. “Enak saja gua nyuri! Ini sesuai keinginan keluarga kakak, gua dilamar!”

Natasha membulatkan mata sambil menutup mulutnya yang bau wine dengan anggun. “Beneran nih? Akhirnya lu nurut juga! Gimana keluarga itu? Lu nikah sama keluarga kaya?” Sejenak menjentikkan jari. “Tunggu sebentar! Dilihat karakter lu yang kutu buku, mustahil orang kaya mau nikah sama gadis kaku kayak lu.”

Belinda menampakkan senyuman percaya diri. Justru ingin menertawakan Natasha karena sudah meremehkannya terlebih dahulu. Kalau sampai Natasha tahu fakta sesungguhnya, mungkin akan jatuh pingsan, itulah gambaran dalam benak Belinda. 

“Kakak jangan meremehkan gua dulu. Justru gua nikah sama pria kaya dan matang.”

Natasha mengangkat kepala dengan angkuh. “Coba sebutin namanya. Siapa tau gua kenal. Gua kan kenal hampir semua pria kaya.”

“Brandon.”

Mendengar nama itu tidak asing dan merasa baru bertemu beberapa saat lalu, Natasha menyipitkan mata. “Tunggu! Brandon siapa namanya?”

“Kalo gua sebutin nama panjangnya, emangnya kakak kenal?”

“Sebutin saja nama lengkapnya!!”

“Brandon Jonathan.”

“Arrghh!!”

Mendengar suara jeritan Natasha menggelegar seisi rumah, sang ayah dan ibunya keluar dari kamar mereka langsung menghampiri putri kandung mereka. Mereka masih belum tahu hal apa yang membuat putrinya menggila di malam hari. 

“Kamu kenapa sih, Natasha?” tanya sang ibu dengan tatapan cemas. 

Natasha memasang tatapan tajam sambil mengulurkan jari telunjuk menunjuk adik tirinya. “Dia rebut Brandon dariku, Bu.”

Sang ibu mengerutkan dahi. “Kamu ngomong apa sih? Ngomong yang jelas!”

“Belinda mau nikah sama Brandon, Bu! Pria yang sempat ayah atur kencan butanya beberapa hari lalu!”

Tatapan Xavier langsung memelototi Belinda yang mulai ketakutan sampai keringat dingin. “Ayah minta kamu menikah. Tapi bukan berarti merebut pria itu dari kakakmu sendiri!”

Belinda berusaha menahan tangisannya hingga matanya memerah. “Sumpah aku tidak tau kalo Brandon itu pria yang mau dijodohkan dengan kakak.”

“Dasar anak tidak tau diri! Kami sudah memberimu banyak hal selama ini, tapi kamu sangat egois merebut milik kakakmu!”

“Tapi–”

Tanpa basa-basi, Natasha menarik tangan kanan adik tirinya menaiki tangga menuju lantai dua. Menyeret adiknya dengan kasar memasuki kamar sambil melempar tas ransel. 

“Lu ga boleh keluar dari kamar sampai lu ngaku kesalahan lu!”

Bab terkait

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 8: Rapunzel

    Butiran air mata membendung di bawah kelopak mata. Sebenarnya sudah sering Belinda disiksa keluarga tirinya seperti ini, tetapi kali ini disiksa lebih parah dari biasanya. Isi kamar tidurnya yang terlihat sederhana padahal keluarga tirinya merupakan keluarga kalangan atas. Sudah pasti keluarga tirinya tidak menyayanginya selama ini dan menganggapnya sebagai anak buangan saja. Hatinya terasa perih ketika disuruh renungkan apa yang dilakukannya. Padahal sudah melakukan hal yang benar, apa lagi yang salah sekarang? “Renungkan perbuatanmu! Ayah akan minta mba Lina memberimu makan seperti biasa, tapi kamu tidak boleh keluar rumah sampai kamu sadar!” “Tapi aku–” Natasha tertawa jahat sambil melipat kedua tangan di dada. “Rasakan akibat lu menikahi orang yang salah! Memang kami minta lu cepetan nikah, tapi bukan berarti nikah sama Brandon!” “Tapi gua memang mau nikah sama Brandon, Kak! Lalu, Brandon setuju nikah sama gua.” Belinda merengek-rengek sambil menarik lengan kemeja Natasha.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 9: Diselamatkan Pangeran

    Untungnya hari ini tidak ada kelas karena dosen bersangkutan berhalangan hadir, sehingga Belinda tidak perlu khawatir harus bolos kelas atau mencari alasan masuk kelas hari ini absen karena apa. Namun, di satu sisi sangat bosan dari semalam sampai sekarang tidak melakukan apa-apa selain membaca buku catatan kuliah. Selain itu, merindukan Bu Yenny yang selalu menjadi pendengar yang baik. Hari ini suasana di dalam rumah terasa suram, diselimuti keheningan yang membuat Belinda ingin cepat terbebas dari rumah ini. Namun, jika menikahi Brandon apakah bisa berakhir bahagia? Apalagi mendengar cerita dari sisi Natasha, seolah-olah dirinya berperan sebagai simpanan Brandon sekarang. Di tengah suasana yang hening, tiba-tiba terdengar suara teriakan seorang pria yang tidak asing baginya. Sejenak menghapus air mata dengan lengan bajunya. “Bukankah itu suara Pak Brandon?” Di sisi lain, Brandon memasuki rumah mewah ini mengikuti asisten rumah tangga itu. Di ruang tamu, terlihat Natasha sedang b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 10: Tinggal Satu Atap

    Sepanjang perjalanan pulang ke rumah barunya, Belinda terus menunduk malu akibat tangan kirinya digenggam tangan sang tunangan tampan. Meskipun mereka tidak mengucapkan sepatah kata sejak meninggalkan rumah bagaikan penjara itu, hanya karena perlakuan sederhana ini sudah berhasil membuat hatinya mulai luluh. Apalagi ia sangat menyukai aksi penyelamatan sang tunangan dari neraka, meskipun ia tidak meminta pertolongan. “Terima kasih, Pak.” Tatapan Brandon masih terfokus pada kaca depan. “Kenapa kamu ga nanya dulu?” “Nanya apa?” “Saya tau kamu dikurung di kamar dari mana.” Belinda menghela napas dengan lemas. “Pasti tau dari Yena, kemudian Yena merengek minta bapak tolong saya.” Brandon tertawa kecil. “Kamu dapat nilai 50.” Bola mata Belinda membulat mendengar tunangannya lagi-lagi mulai mempermainkannya. “Kenapa saya dapat 50? Kan memang benar saya sempat teleponan sama Yena.” “Iya, kamu dapat 50 karena saya tau informasi kamu dikurung di kamar dari Yena. Tapi Yena tidak minta b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 11: Perhatian Tiba-tiba

    Usai makan malam dan membersihkan diri, Belinda kembali duduk sendirian di sofa ruang tamu sambil menghabiskan cokelat yang masih tersisa. Masih merasa seperti di dunia mimpi. Tinggal di sebuah rumah mewah tanpa disiksa siapa pun, sedangkan tinggal di sini diperlakukan seperti princess. Masih tidak menyangka juga dosen kulkas itu seharian memperlakukannya sangat manis. Apakah dosen itu memperlakukannya seperti itu karena merasa kasihan saja melihat fakta secara langsung? drrt…drrt… Melihat sosok sahabatnya menghubunginya tiba-tiba, menampakkan senyuman lebar sambil menggeser layar ponsel. “Lu sudah boleh pegang hp emangnya?” “Justru gua sekarang sudah ga tinggal di sana.” “Lho terus lu tinggal di mana sekarang? Orang tua lu kali ini beneran usir lu?” Belinda tertawa kikuk. “Gua tinggal di rumah Pak Brandon sekarang.” “What?!” Spontan Belinda langsung menjauhkan ponselnya dari daun telinga. “Ga perlu pake teriak kali!” “Lu seriusan tinggal bareng dosen killer itu?” “Sebenar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-28
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 12: Hari Libur Kacau

    Biasanya saat berpapasan dengan Daniel secara tidak sengaja, Belinda bersikap santai, sedangkan sekarang bingung harus bersikap apa. Apalagi Daniel tidak boleh tahu rahasia hubungan Belinda dengan Brandon. Mungkin Daniel akan sakit hati mengetahui wanita yang disukainya sejak lama menikahi pria lain. Brandon sebenarnya tahu alasan sikap tunangannya berubah drastis karena bertemu sahabat pria secara tidak sengaja di pusat perbelanjaan. Teringat sewaktu di kampus mendengar gosip mengenai hubungan tunangannya dengan pria lain membuatnya ingin marah. Kali ini melihat secara langsung pria itu terlihat manis, rasanya ingin menyingkirkan pria itu dari hadapannya. “Niel, lu sendirian?” sapa Belinda menghampiri sahabatnya sambil membawa beberapa paper bag. “Ya, hari ini kan aturannya gua mau nongki bareng teman gua, tapi mereka tiba-tiba ga bisa.” Sorot mata Daniel tertuju pada sosok pria yang berdiri di belakang sahabatnya. “Yang di belakang lu itu siapa?” Belinda menampakkan senyuman k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 13: Rencana Pernikahan

    Belinda sudah menduga tunangannya akan sembarangan menuduh lagi tanpa melihat fakta. Terutama dilihat raut wajah dosen tampan ini seperti ingin menerkamnya, membuatnya mulai canggung sambil menggenggam paper bag. “Aku tidak kencan sama Daniel. Kenapa kamu main sembarangan nuduh sih?” “Lalu, kenapa kamu menyita waktu hampir satu jam hanya karena ngobrol bareng sahabatmu saja?” tukas Brandon semakin meninggikan nada bicaranya. “Itu karena–” Brandon mengambil paper bag tunangannya sedikit kasar sambil membuang muka. “Aku tidak suka calon istriku bersama pria lain terlalu lama.” Mendengar perkataan dosen killer ini, Belinda tertawa kikuk sambil sengaja menyenggol lengan kekar. “Kamu cemburu ya?” Brandon membulatkan mata. “Cemburu apanya? Aku masih benci sama kamu, mana mungkin aku cemburu hanya karena masalah sepele.” “Ya walaupun kamu tidak ngaku, tapi aku tau kamu cemburu.” “Berisik! Mau aku kasih hukuman supaya kamu takut?” ***** Agenda hari libur ini tidak hanya belanja di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 14: Dosen Killer Tidak Waras

    Hari Senin adalah hari yang paling dibenci Belinda. Namun, suasana hari Senin kali ini berbeda dari biasanya. Sebelum berangkat ke kampus sudah dibuatkan sarapan oleh sang dosen killer yang akan mengajar juga di kelas pertama. Belinda tertawa kikuk sambil menikmati nasi omelet. “Kenapa kamu tertawa? Rasanya tidak enak?” tanya Brandon dengan nada galak. “Ish pagi-pagi sudah judes amat sih! Masa aku ketawa ga boleh?!” “Habisnya kamu ketawa ga jelas!” “Tenang, rasa nasi omeletnya enak kok. Malahan aku pengen bawa bekal ke kampus.” Brandon menepuk jidat. “Astaga aku lupa masak untuk bekal kita.” “Gapapa. Kalo aku bawa bekal takutnya nanti dicurigai orang. Aku kan ga pernah bawa bekal ke kampus.” Alis sang dosen killer menurun. “Keluargamu memang tega amat ga pernah memperlakukanmu dengan baik.” “Bahkan sebenarnya aku tidak pernah dikasih sarapan seperti ini sebelum berangkat ke kampus. Terima kasih ya sudah buatkan sarapan untukku,” ujar Belinda dengan senyuman manis. Pipi Bran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-30
  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 15: Teman Lama

    Persiapan pernikahan hanya membutuhkan waktu selama satu bulan saja. Belinda dan Brandon memutuskan mengadakan pesta pernikahan hanya dihadiri keluarga inti, saudara terdekat, serta kerabat terdekat. Hubungan antara Belinda dan Brandon juga semakin akrab, tetapi di sisi lain masih saling membenci hanya perkara cemburu saja. Brandon masih membenci tunangannya jika sang tunangan sibuk berjalan bersama seorang sahabat pria, sedangkan dirinya sendirian seperti tidak memiliki kekasih. Apakah Brandon sungguh tidak pernah menjalin hubungan asmara dengan wanita apa pun? Bagaimana dengan sosok wanita cantik ini baru saja tiba di bandara sambil menatap layar ponsel menampilkan foto Brandon? Wanita ini jika dilihat paras wajahnya, usianya mungkin lebih tua dari Belinda, namun tidak beda jauh dengan Natasha. Bisa dikatakan hubungannya cukup akrab dengan Natasha jika dilihat Natasha melambaikan tangan ke arah wanita itu dari kejauhan. “Isabella, sini!” pekik Natasha menampakkan gigi putihny

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-31

Bab terbaru

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Spesial Bab 2: Tahun Baru Istimewa

    Bicara soal perayaan tahun baru, sewaktu masih kecil Belinda merayakan tahun baru bersama keluarga Brandon. Meskipun saat itu mereka baru berteman baik, Brandon langsung memperkenalkan Belinda ke orang tuanya. Memperkenalkan bukan berarti dengan tujuan pernikahan, mengingat usia Belinda saat itu masih kurang dari sepuluh tahun.“Wah, ternyata kalau dilihat secara langsung, Belinda sangat manis ya!” puji Yenny dengan pandangan berbinar-binar mengelus pipi mungil Belinda.Brandon memutar bola mata. “Manis-manis tapi aslinya nakal!”Belinda mendengkus dan menendang kaki Brandon di bawah meja. “Padahal kakak juga nakal! Aku mau minta beli cokelat, tapi kakak ga kasih aku kemarin.”“Lama-lama kan gigimu bisa berlubang kalau keseringan makan cokelat!” “Dasar kakak ga ngaca!”Para orang tua hanya bisa menggeleng-geleng menatap tingkah anak mereka seperti tom and jerry. Terutama Yenny mengelus dada, tidak menyangka sikap putranya juga kekanak-kanakan padahal sudah remaja.“Maaf ya kalau putr

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Spesial Bab 1: Teman Masa Kecil

    Tiga belas tahun lalu… Sejak bertemu Brandon pertama kali di perpustakaan, Belinda menjadi semakin rajin pergi ke perpustakaan setiap hari. Terutama sengaja menempati kursi yang ditempati Brandon supaya Brandon bisa menjadi guru les matematika setiap ada PR. Apalagi hari ini Belinda mendapatkan banyak PR lagi, sudah pasti ia mengincar pangeran tampan mendatanginya untuk membantu mengerjakan PR. Sudah bermenit-menit menunggu sambil mengayunkan kaki dengan gesit, tetapi tidak ada tanda-tanda dosen itu akan mendatanginya, sehingga membuat bibirnya memanyun. “Kok kak Brandon lama amat ya datangnya? Padahal aku mau dia yang kerjain PR.” Pada saat bersamaan, Brandon menampakkan batang hidung sambil membawa sebuah paper bag berukuran besar. Senyumannya terlihat sumringah, berbeda dari biasanya membuat Belinda penasaran apa yang ada di benak Brandon. “Benar tebakanku. Pasti hari ini kamu pergi ke perpustakaan lagi dan duduk di tempatku,” ucap Brandon sambil menaruh paper bag di meja

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 100: Keluarga Kecil

    Tidak terasa sang buah hati akhirnya hadir dalam kehidupan rumah tangga Belinda dan Brandon. Mereka dikaruniai bayi perempuan diberi nama Gabriella. Brandon sangat bersyukur memiliki anak perempuan, karena ia masih trauma melihat putranya William selalu berbuat onar yang menyebabkan William dan Isabella berdebat karena masalah anak hampir setiap hari. Namun, mengurus anak tentunya bukan hal yang mudah bagi mereka juga. Walaupun sebelumnya sempat percaya diri ingin punya anak perempuan, yang namanya masih bayi pasti susah diurus juga, apalagi mereka tidak mau punya pengasuh. Sejak sudah punya anak, Belinda memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan dan ingin fokus mengurus anak saja. Lagi pula, tidak mungkin terus bekerja di bawah suaminya sedangkan dirinya sendiri masih punya perusahaan perlu diurus. Perusahaan milik orang tuanya yang kini diserahkan pada semua saudara sepupunya. Selama menjadi ibu rumah tangga, Belinda bangun lebih awal demi mengurus

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 99: Alasan Menjadi Dosen Killer

    Saat memasuki usia kandungan tujuh bulan, Belinda tidak diperbolehkan bekerja oleh Brandon. Selain itu, untuk menemani istrinya di rumah, Brandon juga berinisiatif bekerja dari rumah kalau tidak ada agenda penting agar istri tidak cepat bosan dan tidak ada jadwal mengajar di kampus. Sejak mengajar mata kuliah akuntansi, Brandon semakin sibuk mereview tugas mahasiswa. Tidak seperti dulu hanya mengajar mata kuliah strategi manajemen yang tugasnya hanya menjawab pertanyaan di buku teks dan membuat materi presentasi. Akibat lagi banyak pekerjaan kantor belakangan ini, Brandon memiliki ide usil setiap mahasiswanya berbuat ulah di kelas. Sering mengadakan ujian tiba-tiba dengan memberikan soal ujian yang sulit, sehingga para mahasiswa di kampus semakin membencinya.Sekarang pekerjaannya semakin bertumpuk di rumah. Baru memeriksa sebagian tugas mahasiswa sudah membuat kepalanya sakit. Rambut terlihat tidak beraturan akibat keseringan mengacak-acak rambutnya. 

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 98: Ngidam Suami

    Sejak Belinda memasuki masa mengandung anaknya, sikap Brandon sebagai suami dan bos semakin ketat. Ia tidak membiarkan istrinya pulang malam atau diberikan pekerjaan kantor yang berlebihan. Bahkan ia sudah memperingatkan semua pegawainya untuk tidak membuat Belinda merasa repot selama bekerja. Akibat sikap Brandon yang sangat berlebihan, selama bekerja di kantor Belinda cepat bosan. Tidak seperti saat sebelum hamil, ia diberikan pekerjaan cukup banyak, sedangkan sekarang pekerjaan banyak itu dilimpahkan ke Yena. Belinda merasa segan karena secara tidak langsung menghambat Yena yang ingin berkencan dengan Daniel setiap pulang kerja. Selain itu, setiap pulang kerja, Brandon berinisiatif mendatangi Belinda bermaksud untuk mengajak pulang bersama. Tidak peduli semua pegawainya iri melihat sikapnya yang romantis pada istri, nomor satu dalam pikirannya adalah memastikan istri selalu sehat di matanya. Gara-gara setiap hari dimanjakan suami, Belinda semakin ing

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 97: Keajaiban

    Urusan ingin memiliki sang buah hati, Belinda tidak ingin mengambil pusing lagi. Entah akan ditanyakan seperti apa, tidak peduli. Apalagi tidak melakukannya hanya sekali. Hanya bisa berharap keajaiban mendatangi kehidupan rumah tangga mereka walaupun sudah berbulan-bulan berlalu. Namun, entah kenapa Belinda merasakan tubuhnya sejak bangun tidur seperti ingin memuntahkan seisi perutnya. Meskipun begitu, tetap berusaha tegar di hadapan Brandon supaya diperbolehkan pergi bekerja hari ini. Seperti biasa, Brandon selalu memanjakannya. Tidak enak badan sedikit langsung dibilang tidak usah bekerja. Walaupun diberikan nasi omelet merupakan makanan favoritnya, Belinda ingin memuntahkan seisi perutnya. Terpaksa menghabiskan nasi omelet buatan suaminya, entah nanti berakhir di kamar mandi atau tidak, daripada menyinggung perasaan suami di pagi hari. Sebenarnya Brandon mulai curiga melihat sikap Belinda belakangan ini tidak seperti biasanya. Padahal biasanya sarapa

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 96: Keinginan

    Pertanyaan soal keinginan memiliki keturunan masih menghantui pikiran Belinda, walaupun acara makan-makan sederhana telah berakhir. Pergi kencan bersama suami saja sampai tidak tenang. Suaminya mengajak menonton di bioskop, tetapi pikirannya sedang tidak fokus. Dalam hati terus mengatakan apakah sebenarnya Brandon berubah pikiran tidak ingin memiliki anak bersamanya. Sejak ditanyakan pertanyaan sulit itu, Brandon juga terus berdiam. Dalam hati justru menginginkan anak, tetapi cemas istrinya tidak mau punya anak karena usianya masih tergolong muda. Walaupun film yang ditonton mereka merupakan film romantis, mereka terlihat gugup saat menyaksikan sebuah adegan ciuman di depan mata. Terutama Belinda terlalu gugup sampai batuk tersedak saat memakan sepotong cookies. Spontan Brandon langsung mengelus punggung lentik sang pujaan hati lambat laun sambil memberikan botol air. “Makannya pelan-pelan.”Belinda mengangguk kaku sambil menyesap air. Betapa m

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 95: Melepaskan Status Mahasiswa

    Enam bulan kemudian….Setelah berbulan-bulan berjuang mengerjakan skripsi hingga ujian komprehensif, akhirnya Belinda bisa melepaskan statusnya sebagai mahasiswa. Upacara wisuda dihadiri oleh Brandon, William, dan Isabella. Sambil menunggu giliran Belinda menaiki panggung, Brandon berbincang santai dengan dua sahabatnya terlebih dahulu. “Omong-omong, menurut kalian berdua, gua boleh ekspos hubungan gua sama istri gua ga sih hari ini?”Isabella mengernyitkan alis. “Lu kayaknya sudah ga sabaran amat. Emangnya istri lu sudah setuju?”“Istri gua sih selalu bilang gua mesti rahasiakan pernikahan kami sampai dia lulus. Hari ini kan dia sudah lulus, seharusnya gua sudah boleh memamerkan hubungan kamu terang-terangan.”William menyunggingkan senyuman usil merangkul pundak istrinya dengan mesra. “Makanya kalau cari istri itu jangan masih di bawah umur. Kan jadinya ga bisa pacaran terang-terangan kayak kami.”“Ish gua kan dari dulu cuma c

  • Pernikahan Rahasia dengan Dosen Killer   Bab 94: Guru Serba Bisa

    Tantangan utama yang harus dihadapi Belinda sekarang adalah harus terbiasa hidup sendirian tanpa kehadiran suaminya, meskipun suaminya bepergian hanya tiga hari. Tugas skripsi tetap berjalan, walaupun sebelumnya hasilnya memuaskan bagi Brandon. Selama tiga hari itu, siapa yang akan memberikan masukan untuknya? Sejak Brandon berangkat ke bandara pagi-pagi sekali, Belinda sudah mulai merasakan kesepian dan merindukan Brandon. Untuk menghilangkan rasa kesepian, mengundang dua sahabatnya mengerjakan skripsi bersama di rumahnya. Lagi pula, ide ini berasal dari Brandon yang sebelumnya menyarankan mengundang Daniel dan Yena jika merasa kesepian di rumah. Brandon juga membelikan banyak camilan untuk dua tamu istimewanya sebelum bepergian. Tujuannya agar Daniel dan Yena betah menemani Belinda sepanjang hari di rumah. Sebenarnya baru kali ini mengundang dua tamunya itu, demi istrinya tidak kesepian di saat dirinya sedang melakukan perjalanan bisnis. “Pak Brandon

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status